BAB IV HASIL DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya (manpower, material, machines, money, method), serta membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Nonstruktural

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG)

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KUESIONER PENELITIAN

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

BAB I KONSEP PENILAIAN

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK DI KOTA BITUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK MINYAK PT.MNS)

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB II PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN TOSHIBA, SANYO DAN TOYOTA 2.1 Visi dan Misi Perusahaan Perusahaan Toshiba Visi

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. DATA UMUM. Nama responden : Jenis Kelamin : Umur : Masa Kerja : Pendidikan terakhir : Departemen : II. DATA KHUSUS (PERTANYAAN PENELITIAN)

Personal Protective Equipments (PPE)

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan dan dikondisikan secara baik oleh pihak perusahaan.

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja sangat memiliki peranan penting dalam kelancaran dalam pelaksanaan proyek. Elemen penting di proyek yang sangat berperan dalam progres proyek adalah manusia, sehingga manusia sebagai SDM dalam pengelolaan proyek sangat pentin untuk di lindungi dari segala bentuk kecelakaan. Pada proyek ini pelaksanaan K3 melalui standard dan SOP yang telah dibuat sebagai dasar dari pencegahan setiap kecelakaan dan kerugian yang berkaitan dengan pekerja sangat di perhatikan mulai dari penggunaan APD sampai rambu-rambu yang berkaitan dengan K3 kontruksi. Peraturan pemerintah pun telah dikeluarkan mengenai keselamatan kerja khusus untuk sektor kontruksi, yaitu peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi. Rendahnya kesadaran masyarakat akan maslah keselamatan kerja di dalam bidang kontruksi mengakibatkan masih tingginya angka kecelakaan kerja di bidang ini. Peraturan dan SOP serta rambu yang digunakan dibidang kontruksi di proyek ini di atur dan dibuat sedemikian rupa oleh tim K3 Safety proyek guna melakukan pencegahan dalam setiap kelalaian dalam setiap kegiatan kerja di proyek tersebut yang menjadi tanggung jawab penuh pimpinan proyek dalam mengatur bagian staff K3 ddalam menerapkan standar SOP dan rambu ini. 4.2. Manfaat serta Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tujuan K3 dalam proyek pembangunan apartemen ini dibuat supaya: 1) Dapat melindungi tenaga kerja atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas pekerjaannya. 2) Suatu jaminan keselamatan untuk setiap pekerja yang berada di proyek pembangunan ini. 3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

4.3. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja Kewajiban dalam mematuhi rambu-rambu K3 dan SOP dari sistem K3 ini adalah mencegah terjadinya kerugian yang mendasar dari setiap kegiatan kerja, Seperti dalam pekerjaan kontruksi di sini sangat banyak potensi yang dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja. Kerugian akibat kecelakaan dikategorikan atas kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung (indirect cost). Kerugian langsung dapat dimisalkan sebagai cedera langsung pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana kerja tempat proyek ini dibangun. Sedangkan kerugian tidak langsung adalah kerugian yang tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi (hidden cost) misalnya kerugian akibat terhentinya proses pekerjaan serta penurunan kinerja kerja. Kerugian Langsung Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi. Adapun kerugian tersebut sebagai berikut (Ramli, 2010): 1. Biaya pengobatan. 2. Kerusakan sarana produksi. Kerugian Tidak Langsung Di samping kerugian langsung, kecelakaan juga menimbulkan kerugian tidak langsung antara lain sebagai berikut (Ramli, 2010): 1. Kerugian jam kerja. 2. Kerugian produksi. 3. Kerugian sosial. 4. Citra dan kepercayaan konsumen. 4.4. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Dalam setiap kecelakaan dapat di teliti penyebab dan hal-hal apa saja yang membuat kecelakaan tersebut terjadi. Adapun berikut penyebab yang dapat penulis analisa sebagai asal muasal dari terjadinya kecelakan: 1) Sifat dan kebiasaan jelek pekerja dalam mengabaikan keselamatan. 2) Melakukan pekerjaan dengan tidak penuh perhatian. 3) Diakibatkan oleh pekerja lain.

4) Kurang dalam berpengalaman. 5) Cuaca atau situasi lingkuungan yang tidak kondusif. 6) Kondisi tempat kerja yang kurang aman. 7) Faktor internal pekerja diantaranya kelelahan fisik atau mental. 8) Kondisi peralatan kerja yang sudah tidak layak digunakan. 4.5. Fungsi Poster dan Peralatan (APD) K3 yang digunakan Berikut adalah beberapa Poster keselamatan kerja yang digunakan dalam pekerjaan kontruksi pembangunan proyek ini, diantaranya: A. Poster Awas Panas Gambar 4.1 Poster Awas Panas Poster ini biasanya dipasang dimesin-mesin, Di lokasi yang memiliki tempat mesinmesin yang sudah berpoerasi misalnya mesin boiler.

B. Poster Bahan Mudah Terbakar Gambar 4.2 Poster bahan Mudah Terbakar Poster ini biasanya dipasang di area-area yang memiliki potensi bahaya kebakaran. digunakan untuk memperingatkan pekerja akan bahaya material mudah terbakar dan meledak yang ada di tempat kerja. C. Poster Tangga Lipat Gambar 4.3 Poster Tangga Lipat Poster ini biasanya dipasang di sekitar lokasi pemasangan instalasi. Dan masih banyak lagi rambu yang di pasang sebagai peringatan dan notifikasi pekerja atas kesadaran K3 di dalam proyek ini.

Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja. Diantaranya berikut adalah APD yang digunakan di proyek pembangunan ini: a. Pakaian Kerja (Rompi Kerja) Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruhpengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya. b. Sepatu Kerja Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas. c. Kacamata Kerja Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas. d. Sarung tangan Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.

e. Helm Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri. f. Sabuk Pengaman Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower. g. Penutup Telinga Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini. h. Masker Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, mengerut kayu. i. Tangga Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama. j. P3K Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.

Demikianlah peralatan standar K3 di proyek yang memang harus ada dan disediakan oleh kontraktor dan harusnya sudah menjadi kewajiban. Tindakan preventif jauh lebih baik untuk mengurangi resiko kecelakaan.