BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Efisiensi Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi Pasar yang Efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

PENGUJIAN FENOMENA MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA, SHANGHAI & NEW YORK ARTIKEL ILMIAH

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

LANDASAN TEORI. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR,

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin ( ketika sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut ini adalah beberapa gambaran dari peneliti terdahulu antara lain sebagai berikut: 1. Ranita Ramadhani (2015) Penelitian ini melakukan pengujian berkaitan dengan anomali pasar pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45 dan JII terkait dengan Monday effect, weekend effect dan Rogalski effect. Teknik analisis yang digunakan adalah Run Test dan Serial Corelation. Penelitian ini menggunakan sampel saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45 dan JII selama periode 2011-2013 dan memberikan hasil bahwa terjadi fenomena Monday effect, weekend effect dan Rogalski effect pada saham-saham tersebut. Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan dilakukan adalah melakukan penelitian berkaitan dengan anomali pasar, yaitu Monday effect. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan yang akan dilakukan adalah: a. Sampel yang diambil adalah pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45 dan JII, sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengambil sampel pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45, SSE 50 dan DJIA 30. 9

10 b. Periode penelitian sebelumnya adalah tahun 2011-2013, sendangkan penelitian yang akan dilakukan mengambil periode penelitian yang ebih terbaru, yaitu tahun 2013-2014. 2. Haikel Ardinan (2014) Penelitian ini dilakukan guna membuktikan pengaruh adanya anomali pasar (Monday effect) terhadap return saham. Sampel penelitian meliputi sahamsaham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengujian ANOVA, regresi berganda dan regresi linier. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah tidak terjadi fenomena Monday effect pada LQ-45 dan STI selama peride 2010-2012. Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah: a. Fenomena yang diteliti adalah Monday effect. b. Sampel yang digunakan adalah saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. c. Metode pengumpulan data yang akan diteliti menggunakan data dokumen dengan mempelajari data sekunder. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah: a. Sampel penelitian terdahulu terbatas pada saham-saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Singapura, sedangkan penelitian ini akan menambahkan sampelnya dengan menguji fenomena Monday effect pada saham-saham di tiga Negara sekaligus (Indonesia, China, Amerika).

11 b. Periode penelitian yang dilakukan lebih terbaru yaitu tahun 2013-2014, sedangkan penelitian sebelumnya penelitian dilakukan pada periode tahun 2010-2012. 3. Wawan Kristianto dan J. Sukmawati Sukamluja (2014) Penelitian ini melakukan pengujian day of the week effect pada sahamsaham yang terdaftar dalam tiga Negara, yaitu: Indonesia, Malaysia dan Singapura. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller Test (ADF), Uji ARCH-LM dan Uji GARCH. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Negara ASEAN yang sahamnya terdaftar selama periode penelitian (2003-2013). Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya fenomena day of the week effect dan membukikan bahwa terjadi fenomena Monday effect di tiga Negara tersebut. Persamaan peneitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah: a. Menguji fenomena Monday effect. b. Membuktikan fenomena Monday effect pada tiga Negara. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilanjutkan adalah: a. Mengambil sampel 3 Negara Indonesia, Malaysia dan Singapura, sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengambil sampel di Negara Indonesia, China dan Amerika. b. Periode penelitian sebelumnya adalah tahun 2003-2013, sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengambil periode tahun 2013-2014.

12 4. Christian Adrianus Harijanto dan Sri Lestari Kurniawati (2013) Penelitian ini melakukan pengujian yang berkaitan dengan anomali pasar pada saham-saham yang terdaftar dalam Strait Times Indexs di Singapura terkait dengan Monday effect, week-four effect, dan January effect. Teknik analisisnya menggunakan metode Uji Independent Sample t-test. Penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel saham-saham yang selalu terdaftar selama tiga tahun (2010-2012) dalam STI tersebut menunjukkan hasil tidak terjadinya fenomena anomali pasar di STI. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah: a. Menguji pengaruh fenomena Monday effect. b. Metode pengujian yang dilakukan menggunakan Uji Independent Sample t-test. Perbedaan penelitian yang sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah: a. Peneliti terdahulu mengambil 27 sampel perusahaan yang sahamnya terdaftar di STI, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menambahkan lebih banyak sampel mencakup perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam indeks LQ-45 dalam Bursa Efek Indonesia, perusahaanperusahaan yang sahamnya terdaftar dalam indeks SSE 50 di Bursa Efek Shanghai dan perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam indeks DJIA 30 di Bursa Efek New York. b. Dari segi periode tahun sampel yang diteliti, peneliti sebelumnya melakukan penelitian selama tiga tahun (2010-2012), sedangkan penelitian

13 yang akan dilakukan mengambil data tahun yang lebih baru yaitu selama periode 2013-2014. 5. Rr. Iramani dan Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini dilakukan pada tahun 2006 dengan mengangkat topik studi tentang pengaruh hari perdagangan di BEJ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANOVA, uji satu rata-rata, dan uji dua rata-rata sampel bebas. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang positif, dimana terjadi day of the week effect dan fenomena week-four effect. Persamaan peneliti yang sebelumnya dengan peneliti yang akan dilakukan adalah melakukan pengujian terhadap fenomena anomali pasar, salah satunya adalah Monday effect. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian yang sebelumnya yaitu sampel yang digunakan sebatas saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan penelitian sekarang akan menambahkan sampel lebih luas yang mencakup tiga Negara yakni Indonesia, China dan Amerika. Berkaitan dengan kajian rujukan penelitian terdahulu, maka disajikan dalam tabel persamaan dan perbedaan peneliti terdahulu sebagai berikut:

14 Keterangan Judul Sampel Populasi Periode Penelitian Ranita Ramadhani (2015) Pengujian Anomali Pasar Monday Effect, Weekend Effect dan Rogalski Effect Bursa Effek Indonesia Indeks LQ-45 dan JII selama periode 2011-2013. Saham-saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Tabel 2.1 TABEL PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITI TERDAHULU Haikel Ardinan (2014) Pengujian Monday Effect pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura Indeks LQ-45di BEI dan STI di BES selama periode Januari 2010- Desember 2012. Saham-saham terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura. Wawan Kristianto dan J. Sukmawati Sukamluja (2014) The Day of The Week EFFECT pada Pasar Modal ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura) Periode 2003-2013 Negara-negara anggota ASEAN yang sahamnya terdaftar selama periode penelitian. Saham-saham yang terdaftar pada bursa saham Indonesia, Malaysia dan Singapura. Christian Adrianus Harijanto & Sri Lestari Kurniawati (2013) Pengujian Market Efficiency: Pembuktian Fenomena Anomali Pasar pada Strait Times Index di Bursa Efek Singapura saham-saham selalu terdaftar selama 3 tahun dalam Strait Times Index selama periode 2010-2012. Diperoleh 27 perusahaan yang terdaftar. saham-saham terdaftar dalam Strait Times Index Singapura. 2011-2013 2010-2012 2003-2013 2010-2012 Rr. Iramani & Ansyori Mahdi (2006) Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ 38 saham LQ-45 selama periode Januari-Desember 2005. Perusahaan yang masuk dalam LQ- 45. Januari-Desember 2005

15 Teknik Sampling Run Test dan Serial Corelation ANOVA Augmented Dickey-Fuller Test, Uji ARCH-LM, Uji GARCH Independent Sample t- test ANOVA Jenis Data Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Hasil bahwa terjadi fenomena Monday effect, weekend effect dan Rogalski effect pada sahamsaham tersebut. bahwa pada tidak ada pengaruh Monday Effect pada LQ-45 dan STI selama periode 2010-2012. bahwa terjadi fenomena Monday effect pada tiga Negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura. bahwa tidak ada bukti dari fenomena anomali pasar di Strait Times Index. bahwa terjadi day of the week serta fenomena week four effect, namun penelitian tidak berhasil membuktikan adanya rogalski effect di BEJ.

16 2.2 Landasan Teori Penelitian ini dilakukan atas beberapa teori yang mendukung dan memperkuat penjelasan-penjelasan dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain: 2.2.1 Pasar efisien Efisiensi pasar didefinisikan sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar modal yang apabila terdapat informasi baru, maka informasi tersebut tersebar luas, cepat dan mudah diperoleh oleh investor. Informasi ini meliputi hal yang diketahui dan relevan untuk mempertimbangkan harga saham yang tercermin secara cepat dalam harga saham. Konsep dasar yang bisa membantu bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar yang memudahkan adalah bentuk pasar yang efisien dibagi menjadi dalam tiga efficient market hypothesis (EMH) dijelaskan oleh Eduardus Tandelilin (2010). Uraian tiga EMH tersebut, yaitu: a. Efisien dalam bentuk lemah yang berarti semua informasi di masa lalu (historis) tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Implikasinya adalah bahwa investor tidak bisa memprediksi nilai pasar saham di masa dating dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal. b. Efisien dalam bentuk setengah kuat berarti bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham disamping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa

17 lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan). c. Efisien dalam bentuk kuat berarti semua informasi baik yang terpublikasi ataupun tidak, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Pendapat lain dijelaskan oleh Husnan (2011:254), pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga sekuritasnya mampu mencerminkan informasi harga saham yang relevan, sehingga informasi-informasi tersebut dikelompokkan kedalam tiga tipe. Tipe pertama adalah informasi dalam perubahan harga di masa lampau. Kedua, informasi yang tersedia kepada publik (public information). Terakhir, informasi yang tersedia baik pada publik maupun tidak (public and private information). Selain itu, efisiensi pasar modal juga berhubungan dengan kecepatan pergerakan pasar modal atas informasi yang akan datang. Fenomena tersebut berguna untuk membentuk pasar modal yang efisien, perilaku investor dalam pasar modal. Fama (1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya, antara lain sebagai berikut: a. Pengujian-pengujian bentuk lemah (week form tests), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return di masa depan. b. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi strong tests), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasi.

18 c. Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong form tests), yaitu untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas. Fama (1991) dalam artikel selanjutnya mengusulkan untuk mengubah nama ketiga macam kategori pengujian bentuk efisiensi pasar diatas. Nama-nama pengujian yang diusulkan adalah sebagai berikut: a. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujian-pengujian terhadap pendugaan return (test for return predictability). Sebelum tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada prediksi return atau harga masa lalu. Setelah tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah tidak hanya difokuskan pada variabel return atau harga masa lalu untuk memprediksi return atau harga sekarang atau masa depan, tetapi juga melibatkan variabel-variabel lain seperti dividen yield, rasio P/E, suku bunga dan lain sebagainya. Pengujian dari pasar efisiensi bentuk lemah dapat dilakukan dengan cara pengujian statistik atau dengan cara pengujian dengan menggunakan aturan perdagangan teknis. b. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dirubah menjadi studi-studi peristiwa (event studies). Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang

19 berbeda. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan dan dapat diukur menggunakan abnormal return. c. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat dirubah menjadi pengujian terhadap informasi privat (tests for private information). Pengujian informasi privat merupakan pengujian pasar efisien bentuk kuat. Terdapat beberapa permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar bentuk kuat yaitu informasi privat yang akan diuji merupakan informasi yang tidak dapat diobservasi secara langsung sehingga pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan proksi. Proksi yang digunakan adalah return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh oleh portofolio reksadana. Pembagian efisiensi pasar oleh Fama (1970) didasarkan pada ketersediaan informasi (informationally efficient market). Informasi yang digunakan adalah informasi yang tidak perlu diolah lebih lanjut seperti informasi pengumuman laba perusahaan, karena pasar akan mencerna informasi tersebut dengan cepat sehingga efisiensi pasar ditentukan dari seberapa luas informasi tersebut tersedia di pasar. Ketersediaan informasi saja tidak dapat menjamin pasar akan menjadi efisien. misalnya terdapat informasi tentang pengumuman merger, maka pada saat

20 informasi tersebut diumumkan dan seluruh pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, belum tentu harga dari sekuritas telah mencerminkan informasi secara penuh. Sebelum mengambil keputusan dalam hal ini pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi merger tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk. Untuk mengolah informasi dengan benar, pelaku pasar harus canggih (sophisticated). Jika hanya sebagian pelaku pasar yang canggih, maka hanya kelompok ini yang dapat menikmati abnormal return dan berlaku sebaliknya untuk pelaku pasar yang kurang canggih (naive). 2.2.2 Anomali pasar Meskipun hipotesis pasar efisien telah menjadi konsep yang dapat diterima di bidang keuangan, namun kenyataannya beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi yang bertentangan yang biasa dikenal dengan anomali pasar. Anomali pasar adalah teknik-teknik atau strategi-strategi yang berlawanan atau bertentangan dengan konsep pasar modal yang efisien dan penyebab kejadian tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mudah. Anomali pasar sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien. Overreaction hypothesis merupakan reaksi yang berlawanan dengan kondisi normal. Ini memprediksikan sekuritas yang masuk kategori loser dan biasanya mempunyai return rendah justru mempunyai abnormal return yang tinggi. Kebalikannya, sekuritas yang biasanya mempunyai return yang masuk kategori winner justru mempunyai abnormal return yang rendah. Ini disebabkan adanya pengaruh perilaku investor yang memberikan bobot yang berlebihan untuk informasi terbaru maka investor cenderung bereaksi berlebihan terhadap

21 informasi. Hipotesis reaksi berlebihan bersandar pada asumsi perilaku pasar bereaksi berdasarkan penekanan pada informasi terakhir dalam melakukan koreksi pada periode berikut. Apabila pemodalan mendasarkan pada informasi terakhir, maka pemodal cenderung overreact terhadap pengumuman. Secara psikologis, pelaku pasar bereaksi lebih dramatis terhadap informasi yang jelek. Dikenal sedikitnya empat macam anomali pasar dalam teori keuangan. Keempat anomali tersebut adalah anomali peristiwa (event anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali perusahaan (firm anomalies) dan anomali akuntansi (accounting anomalies). Penjelasan mengenai keempat anomali pasar tersebut adalah sebagai berikut: 1) Anomali peristiwa, terdiri dari: a. Analysts recommendation anomaly, yaitu semakin banyak analis merekomendasikan untuk membeli suatu saham, semakin tinggi peluang maka harga akan turun; b. Insider trading anomaly, semakin banyak saham yang dibeli oleh insider, semakin tinggi kemungkinan harga akan naik; c. Listings anomaly, yaitu harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan mengumumkan akan melakukan pencataan saham di bursa; dan d. Value line/rating changes anomaly, yaitu harga sekurias terus naik setelah value line menempatkan rating perusahaan pada urutan tinggi.

22 2) Anomali musiman, terdiri dari: a. January effect, yaitu harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari, khususnya hari-hari pertama; b. Week-end effect, yaitu harga sekuritas cenderung naik di hari Jumat; c. Monday effect, yaitu harga sekuritas cenderung turun di hari Senin; d. Time of day effect, yaitu harga sekuritas cenderung naik di 45 menit pertama dan 15 menit terakhir perdagangan; e. End of month effect, yaitu harga sekuritas cenderung naik di harihari akhir setiap bulan; f. Seasonal effect, yaitu saham perusahaan dengan penjualan musiman tinggi cenderung naik selama musim ramai; dan g. Holidays effect, yaitu ditemukan return positif pada hari terakhir sebelum liburan. 3) Anomali perusahaan, terdiri dari: a. Size anomaly, yaitu return pada perusahaan kecil cenderung lebih besar walaupun sudah disesuaikan dengan risiko; b. Closed-end mutual funds, yaitu return pada close-end funds yang dijual dengan potongan cenderung lebih tinggi; c. Neglect, yaitu perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis cenderung menghasilkan return lebih tinggi; dan d. Institutional holdings, yaitu perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi cenderung memiliki return lebih tinggi.

23 4) Anomali akuntansi, tediri dari: a) Price earning ratio anomaly, yaitu saham dengan raasio P/E rendah cenderung memiliki return yang lebih tinggi; b) Earnings surprise, yaitu saham dengan capaian earning lebih tinggi dari yang diperkirakan cenderung mengalami peningkatan harga; c) Price to sales anomaly, yaitu jika rasionya rendah cenderung berkinerja lebih baik; d) Price to book anomaly, yaiu jika rasionya rendah cenderung berkinerja lebih baik; e) Dividend yield anomaly, yaitu jika yield suatu perusahaan tinggi cenderung berkinerja lebih baik; dan f) Earnings momentum anomaly, yaitu saham perusahaan yang tingkat pertumbuhan earnings meningkat cenderung berkinerja lebih baik. Penelitian ini mengamati pada satu pengkhususan anomali, yaitu Monday effect dimana seperti yang sudah dijelaskan bahwa suatu anomali yang menyatakan pada hari Senin secara signifikan menghasilkan return yang negatif. 2.2.3 Return saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas asset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain

24 dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut Husnan (2011) sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya, sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010), saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembali investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestikasikan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Jogiyanto Hartono, 2014). Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak. Konsep return atau kembalian (Robert Ang, 1997:97) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return saham meruakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai

25 hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto Hartono, 2014), yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihtung berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Return saham merupakan return dari keseluruhan suatu investasi dalam satu periode tertentu. Return saham merupakan hasil yang diperoleh investor dalam berinvestasi yang berupa capital gain atau capital loss (Jogiyanto Hartono, 2014:237). Untuk menghitung return saham menggunakan rumus: = --------------------------------------------------------------- (1) Dimana, = Return saham i pada periode t; = Harga investasi sekarang; dan = Harga investasi periode lalu (t-1). Sumber return investasi terdiri dari dua unsur utama, yaitu yield dan capital gain loss. Berkaitan dengan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi dan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu atau bisa juga diartikan perubahan harga sekuritas.

26 2.2.4 Monday effect The day of the week effect mencakup perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Aswath Damodaran, 1996). Monday effect merupakan salah satu bagian dari day of the week effect. Fenomena ini menyatakan bahwa return pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari selain hari Senin. Menurut Dwi Cahyaningdya (2010), Monday effect terjadi disebabkan karena adanya bad news pada hari Jumat sore yang juga menjadi faktor bagi investor menjual sahamnya di awal pekan untuk mengurangi terjadinya kepanikan pada investor. Pada akhirnya, pasar akan memberikan respon yang negatif sehingga terjadi penurunan harga saham pada hari Senin. 2.3 Kerangka Pemikiran Guna memberikan gambaran jelas berkaitan dengan penelitian ini, maka akan digambarkan secara sistematis dalam kerangka pemikiran penelitian.

27 EFISIENSI PASAR BENTUK KUAT BENTUK LEMAH BENTUK SETENGAH KUAT ANOMALI PASAR: return saham MONDAY EFFECT BURSA EFEK INDONESIA BURSA EFEK SHANGHAI BURSA EFEK NEW YORK Gambar 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan temuan empiris dan landasan teori yang dikaji, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H1: Terdapat fenomena Monday effect di Indonesia Stock Exchange pada Indeks LQ-45 H2: Terdapat fenomena Monday effect di Shanghai Stock Exchange pada Indeks SSE 50 H3: Terdapat fenomena Monday effect di New York Stock Exchange pada Indeks DJIA 30