BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut Sharpe, Alexander dan Bailey (2005: 9), pasar modal merupakan suatu pasar yang melibatkan aset keuangan yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Secara umum pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau modal dimana utang atau modal ini bisa diterbitkan oleh pemerintah, otoritas publik maupun pihak swasta dan pasar modal juga sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi dari pasar modal adalah dengan menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower maka akan memberikan manfaat bagi kedua pihak. Manfaat bagi seseorang yang menginvestasikan dananya (lender) adalah suatu keuntungan atau return sedangkan bagi borrower dengan adanya dana dari luar dapat digunakan untuk kegiatan dalam rangka pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal adalah sebagai cara untuk

2 menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dari para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil Return Saham Sebenarnya yang diperjualbelikan dalam pasar modal ialah lembar-lembar surat berharga. Surat berharga tersebut dipergunakan sebagai alat untuk menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki oleh seseorang (calon investor) dengan tujuan untuk memperoleh return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono, 2013: 235). Hasil tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh investor atas kepemilikan sahamnya. Return dapat berupa return yang terjadi (realized return) dan return yang diharapkan (expected return). Realized return merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis serta biasanya realized return ini digunakan untuk menghitung expected return dimasa yang akan datang. Realized return sangat penting karena dapat mengukur kinerja perusahaan dari penciptaan nilai perusahaan tersebut. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah realized return yang memiliki perhitungan sistematis sebagai berikut: R t = IHSI t IHSI t 1 IHSI t 1 Dimana: IHSI t = Harga saham harian pada hari ke t IHSI t-1 = Harga saham harian pada hari ke t-1

3 Dimana capital gain tercipta apabila IHSI t > IHSI t-1 yang berarti adanya return positif dan capital loss tercipta apabila IHSI t < IHSI t-1 yang berarti return negatif terjadi dan menyebabkan kerugian modal Resiko Saham Untuk mendapatkan return positif ataupun keuntungan maka seorang investor harus memperhitungkan resiko. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara realized return dengan expected return. Ada beberapa sumber resiko yang bisa mempengaruhi besarnya resiko suatu investasi. Sumber- sumber tersebut antara lain (Tandelilin, 2001: 48-50): a. Resiko Suku Bunga Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus. b. Resiko Pasar Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai resiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. c. Resiko Inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, resiko inflasi juga bisa disebut sebagai resiko

4 daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya. d. Resiko Bisnis Resiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai resiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri. e. Resiko Finansial Resiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar resiko finansial yang dihadapi perusahaan. f. Resiko Likuiditas Resiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin liquid sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. g. Resiko Nilai Tukar Mata Uang Resiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Resiko ini juga dikenal sebagai resiko mata uang (currency risk) atau resiko nilai tukar (exchange rate risk).

5 h. Resiko Negara (Country Risk) Resiko ini juga disebut sebagai resiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari resiko negara yang terlalu tinggi Pasar Efisien Perubahan harga terdahulu tidak selamanya dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan datang, terlebih lagi jika kita mengikuti pola random walk (harga berubah secara acak tergantung pada perubahan faktor faktor yang mempengaruhinya secara acak pula). Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Maurice Kendall pada tahun 1953 dalam Samsul (2006: 269) menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi (unpredictable) karena bergerak secara acak (random walk). Oleh karena itu, penaksiran harga lebih didasarkan pada semua informasi yang relevan terhadap penilaiannya. Jika suatu informasi yang baru yang relevan masuk ke pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva maka informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva yang bersangkutan. Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi yang lainnya merubahnya kembali ke harga ekuilibrium yang baru. Menurut Kamaruddin (2004: 226) Informasi disini didefinisikan sebagai serangkaian pesan yang mungkin dapat digunakan oleh penerimanya untuk

6 melakukan suatu tindakan mengubah bagi kesejahteraannya dan fungsi informasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan penerimanya untuk melakukan tindakan yang bersifat kritis, memperoleh nilai tertentu dari perubahan pesan-pesannya dan mendapatkan nilai positif dari pesan-pesan yang berkorelasi. Menurut Robert Ang. (1997) dalam Anoraga (2001: 89), informasi merupakan kunci sukses berinvestasi di pasar modal. Beberapa pertimbangan penting mengenai informasi di pasar modal meliputi faktor-faktor seperti kualitas informasi, jenis informasi, kecepatan informasi dan volume informasi. Hartono (2013: ) mengungkapkan bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari ketersediaan informasinya saja (informationally efficient market) atau efisiensi pasar dapat pula ditinjau tidak dari ketersediaan informasi saja tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia (decisionally efficient market). Fama (1970) pertama kali mengemukakan konsep pasar yang efisien (Efficient Market Hypothesis), dimana Fama mendefinisikan bahwa suatu pasar dikatakan efisien jika harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang ada. Dari sini ditekankan dua aspek yaitu fully reflect dan information available. Fully reflect berarti harga sekuritas secara akurat menggambarkan informasi di pasar dan information available berarti apabila menggunakan informasi yang tersedia maka investor secara akurat dapat mengekspektasikan harga sekuritas yang bersangkutan. Fama mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien menjadi tiga bentuk hipotesis pasar yang efisien, yaitu efisien dalam bentuk lemah (weak

7 form), efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong form) dan efisien dalam bentuk kuat (strong form). Tabel 2.1 Bentuk Pasar Efisien (Sharpe, Alexander, dan Bailey, 1999: 93) Bentuk Pasar Efisien Weak Semistrong Strong Informasi yang tercermin Harga sekuritas yang sebelumnya Semua informasi yang dipublikasikan Semua informasi baik publik maupun private Adapun penjelasan lengkap dari ketiga bentuk hipotesis pasar yang efisien adalah sebagai berikut: 1. The Week Efficient Market Hypothesis Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Berdasarkan harga dan volume masa lalu tersebut berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga apakah akan naik atau akan turun. Apabila arah harga saham akan naik, maka diputuskan untuk membeli. Apabila arah harga akan turun, maka diputuskan untuk menjual. Jadi, harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully effect) dari informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory). Maka kelemahan dari teori ini mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi harga saham di masa datang, sehingga kesalahan estimasi sering terjadi.

8 2. The Semistrong Efficient Market Hypothesis Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman Bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hukum, peristiwa sosial, dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional. Jadi, harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available). Dalam hal ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam tawaran harga beli dan harga jual. 3. The Strong Efficient Market Hypothesis Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Contoh informasi privat adalah hasil riset yang diterbitkan sendiri oleh unit kerja riset yang ada dalam perusahaan atau dibeli dari lembaga riset lainnya. Jadi, harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap ini diharapkan

9 akan menghasilkan keputusan jual-beli saham yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu (Tandelilin, 2001: 113): 1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari suatu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. 3. Informasi yang terjadi bersifat random. 4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut. Ada juga faktor yang menyebabkan suatu pasar tidak efisien, yaitu (Hartono, 2013: ): 1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama.

10 3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi atau dicermat dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar. 4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investors) dan tidak canggih (unsophisticated investors). Naive investors adalah investor yang mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Dan karena para investor tidak canggih maka seringkali para investor melakukan keputusan yang salah. Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, kita dapat mengetahui hal berikut (Anoraga, 2001: 87): 1. Perkembangan ekonomi Dengan adanya pasar modal yang efisien, pertumbuhan ekonomi akan lebih terjamin karena adanya pengalokasian dari sektor kurang produktif ke sektor yang lebih produktif. 2. Perkembangan pasar modal Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para penentu kebijaksanaan dan pihak yang menaruh kepentingan (investor) akan lebih dapat mengambil langkah-langkah perbaikan. 3. Perkembangan perusahaan/emiten Dengan mengetahui efisiensi pasar modal pengadaan sebuah perusahaan menjadi lebih terarah dan usaha-usaha dapat dikembangkan dengan tersediamya dana lebih serta efisiensi dalam memilih investasi.

11 4. Perkembangan pemodal/investor Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para pemodal/investor tidak akan ragu-ragu membeli saham dan instrumen lainnya di pasar modal Anomali Pasar Anomali pasar merupakan kebalikan dari konsep pasar yang efisien. Anomali pasar terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau hal-hal yang seharusnya tidak terjadi dalam pasar efisien. Akibatnya terjadi hasil yang sangat berlawanan dengan yang diharapkan sebelumnya. Dengan kata lain suatu peristiwa dapat menyebabkan kemungkinan investor untuk mendapatkan abnormal return. Semua bentuk pasar efisien secara empiris terdapat adanya anomali pasar meskipun kebanyakan ditemukan pada bentuk pasar efisien semi-kuat (semi strong). Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali pasar. Levy (1996: 356) dalam Gumanti dan Utami (2002) keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies). Anomali musiman merupakan jenis anomali yang dipakai dalam penelitian ini Day of The Week Effect Hari perdagangan dalam dunia pasar modal dilakukan mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. Dalam hal ini terjadi perbedaan return antara hari-hari perdagangan dalam seminggu secara signifikan (Berument H., Kiymaz H., 2001). Fenomena ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan konsep pasar efisien

12 yang disebut Efek Hari Perdagangan (day of the week effect) dimana seharusnya dalam konsep pasar yang efisien return harian rata-rata yang diperoleh suatu saham adalah sama dan tidak berbeda secara signifikan pada hari perdagangan berbeda (Fama, 1970). Namun karena terjadi penyimpangan yang disebabkan oleh perilaku investor yang berbeda-beda maka menyebabkan terjadinya anomali pasar dimana dalam anomali pasar, informasi yang baru tidak dapat secara cepat dan akurat mempengaruhi harga saham karena informasi tersebut bisa saja hanya sebuah isu kosong dan tidak benar sehingga menyebabkan investor bertindak berbeda. Perbedaan perilaku investor tersebut menyebabkan transaksi yang dilakukan juga berbeda setiap harinya tergantung bagaimana investor tersebut menyikapi informasi yang mereka terima dan perbedaan kegiatan transaksi yang secara random tersebut menyebabkan harga saham juga berbeda setiap harinya sehingga return rata-rata yang diperoleh berbeda secara signifikan setiap harinya Monday Effect Monday Effect merupakan bagian dari day of the week effect. Monday effect adalah adanya fenomena dimana rata-rata return hari Senin bernilai negatif signifikan (Starks, 1986 dalam Latif, Arshad, Fatima dan Farooq, 2011). Dalam hal ini berarti return selain hari Senin akan bernilai positif. Ada suatu fenomena dimana Monday effect didahului oleh return negatif pada hari Jumat sebelumnya (bad Friday). Berbagai hasil penelitian tentang pola perubahan return di pasar modal sangat beragam sekali dimana pola semacam ini pertama kali diungkapkan oleh Cross (1973) yang mengamati return S&P (Standard and Poor s composite

13 portfolio) 500 Index periode Temuan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh French pada tahun 1980 dengan menggunakan data perusahaan yang sama namun periode yang lebih lama yaitu antara tahun Dalam penelitian tersebut, French menemukan fenomena yang sama dimana return rata-rata hari Senin yang negatif dan berbeda secara signifikan dengan harihari kerja pasar modal yang lain selama seminggu. Penelitian yang sama juga dilakukan di New York Stock Exchange (NYSE) oleh Lakonishok dan Marbely pada tahun Dalam penelitian tersebut mereka menemukan adanya fenomena Monday effect di New York Stock Exchange (NYSE) dan mereka menduga bahwa return saham di NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual, yang mengindikasi bahwa hasrat individual melakukan transaksi pada hari Senin cenderung lebih tinggi dari hari perdagangan lainnya. Tingginya aktivitas perdagangan hari Senin tersebut disebabkan karena keinginan investor individual untuk menjual saham lebih tinggi daripada keinginan investor individual untuk membeli saham sehingga harga saham cenderung rendah untuk perdagangan pada hari Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Selain di luar negeri fenomena Monday effect juga ditemukan di Indonesia. Hal ini dikemukan oleh Iramani dan Mahdi (2006) dengan judul penelitian Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ yang menemukan bahwa adanya efek hari perdagangan terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun Dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa return hari Senin merupakan return terendah dan return tertinggi merupakan return pada hari

14 Selasa serta hal ini mengartikan bahwa terjadi Monday effect pada Bursa Efek Jakarta. Dan diketahui juga dari beberapa peneliti bahwa Monday effect terjadi karena adanya return yang negatif pada hari Jumat sebelumnya sehingga menyebabkan return pada hari Senin juga negatif. Selain penelitian-penelitian tersebut masih banyak penelitian lain yang menemukan dan membuktikan adanya fenomena Monday effect Rogalski Effect Rogalski effect merupakan suatu fenomena dimana return negatif yang biasa terjadi pada hari senin (Monday effect) menghilang pada bulan tertentu. Fenomena ini ditemukan oleh seorang peneliti yang bernama Rogalski (1984). Dalam penelitiannya tersebut Rogalski menemukan adanya hubungan yang menarik antara fenomena day of the week effect dengan January effect, dimana ditemukan bahwa rata-rata return negatif pada hari Senin menghilang pada bulan Januari. Salah satu penelitian yang dilakukan di Indonesia yang membuktikan secara empiris terjadinya fenomena Rogalski effect adalah penelitian yang dilakukan oleh Rita pada tahun 2009 dengan judul penelitian Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian day of the week effect dan Rogalski effect di BEI. Dalam penelitiannya tersebut Rita menemukan adanya fenomena dimana return rata-rata negatif pada hari Senin menghilang pada bulan Januari. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena Monday effect tidak ada pada bulan Januari di Bursa Efek Indonesia, yang berarti di Indonesia juga terjadi fenomena Rogalski effect.

15 2.6. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen (Hartono, 2013: 125). Indeks Harga Saham Gabungan menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. IHSG pertama kali dikenal pada tanggal 1 April 1983 dan dimana jumlah saham yang tercatat pada saat itu hanya sebanyak 13 saham Indeks LQ-45 Indeks LQ-45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 perusahaan/emiten dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Menurut Hartono (2013: 130) pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk di Indeks LQ-45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut ini: 1. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler. 2. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler. 3. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan. Indeks LQ-45 diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.

16 2.8. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Monday Effect dan Rogalski Effect pernah dilakukan baik di luar negeri maupun Indonesia. Penelitian yang dilakukan di luar negeri seperti penelitian yang dilakukan oleh Cross (1973) yang merupakan penelitian yang pertama kali membahas masalah pola Monday Effect dimana Cross (1973) pada saat itu mengamati return S&P (Standard and Poor s composite portfolio) 500 Indeks dari tahun Dalam penelitian tersebut Cross menemukan adanya return negatif pada hari Senin. Penelitian pada Indeks saham yang sama juga dilakukan oleh French (1980) yang berjudul Stock Returns and The Weekend Effect. Dalam penelitian tersebut French (1980) juga menemukan fenomena yang sama dengan menggunakan data yang sama namun periode pengamatan yang lebih lama yakni dari tahun dimana terdapat return rata-rata hari Senin yang negatif dan setiap hari perdagangan memiliki return yang berbeda secara signifikan. Penelitian yang sama dilakukan lagi oleh Berument dan Kiymaz (2001) pada S&P 500 Indeks dengan periode yang sama seperti yang dilakukan oleh French. Perbedaannya dalam penelitian ini Berument dan Kiymaz (2001) menggunakan tiga metode, yaitu dengan return harian saham, volatilitas dan kemudian dengan metode GARCH dan pada ketiga metode tersebut ditemukan hasil yang sama dimana baik return maupun volatilitas pada hari Senin merupakan yang terendah dan yang tertinggi adalah pada hari Rabu. Sehingga disimpulkan bahwa Monday effect terjadi secara signifikan pada S&P 500 Indeks. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Richard Rogalski (1984) dimana dalam penelitian tersebut ditemukan adanya Monday effect yang disebabkan

17 karena tidak adanya hari perdagangan mulai dari penutupan pada hari Jumat sampai dengan pembukaan pada hari Senin dan selain itu, ditemukan juga adanya hubungan yang menarik antara day of the week effect dengan January effect. Hal ini dikarenakan Monday effect terjadi di bulan-bulan lain selain bulan Januari dan berarti terdapat rata-rata return hari Senin yang negatif selain pada bulan Januari dan fenomena ini disebut Rogalski effect. Pada tahun 1990 Lakonishok dan Maberly juga melakukan suatu penelitian tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi return saham harian di NYSE. Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa investor institusional melakukan sedikit transaksi pada hari Senin dibanding dengan investor individual. Pola aktivitas yang dilakukan oleh investor individual yang menyebabkan tingginya aktivitas perdagangan hari Senin lebih disebabkan oleh keinginan investor individual untuk menjual sahamnya lebih tinggi daripada keinginan investor individual untuk membeli saham sehingga harga saham cenderung rendah pada hari Senin dibanding dengan hari perdagangan lainnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sias dan Starks (1995) menunjukkan bahwa Monday effect terjadi karena pola perdagangan yang dilakukan oleh institusional investor karena kepemilikan saham yang lebih besar oleh institusional dibanding dengan saham yang dimiliki oleh individual investor. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikatakan bahwa return negatif hari Senin diawali dengan return negatif hari Jumat sebelumnya dan hal ini didorong oleh pola perdagangan investor institusional.

18 Penelitian dengan masalah yang sama juga dilakukan oleh Wang, Li dan Erickson (1997) terhadap indeks return saham pada NYSE-AMEX, S&P composite index dan Nasdaq dengan periode Dalam penelitian ini ditemukan bahwa fenomena Monday effect secara signifikan terjadi pada minggu keempat dalam setiap bulan sedangkan pada minggu lainnya tidak terjadi Monday effect. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Ulussever, Guran dan Kar pada tahun 2011 dengan judul The Day-of-the-Week Effect in the Saudi Stock Exchange: A Non-Linear Garch Analysis menemukan bahwa terjadi perbedaan hari perdagangan di TADAWUL, Saudi Arabia dengan menggunakan analisis GARCH dengan periode penelitian dari Januari 2001 sampai dengan Desember Namun tidak semua penelitian memiliki hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Ndu Chiaku pada tahun 2005 dengan judul Day-of-the-Week Effect and Volatility in Stock Returns: Evidence from East Asian Financial Markets yang menemukan bahwa di negara Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Pakistan tidak ditemukan efek hari perdagangan yang signifikan. Return saham di masing-masing negara tersebut tidak berbeda baik hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis maupun Jumat. Ini membuktikan secara empiris bahwa di Negara Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Pakistan fenemone Monday effect tidak terjadi. Di Indonesia sendiri penelitian ini telah dilakukan oleh Iramani dan Mahdi (2006) yang berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ. Dalam penelitian ini ditemukan adanya efek hari

19 perdagangan terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun Dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa return hari Senin merupakan return terendah dan return tertinggi merupakan return pada hari Selasa serta hal ini mengartikan bahwa terjadi Monday effect pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rita (2009) yang menemukan bahwa pada saham yang termasuk dalam LQ-45 terdapat efek hari perdagangan pada tahun 2008, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata return selama 5 hari perdagangan dan ditemukan juga fenomena Monday effect yang mengindikasikan bahwa return hari Senin merupakan return negatif dan terendah dibandingkan dengan hari lainnya. Serta fenomena Rogalski effect juga ditemukan dalam penelitian ini, yang ditandai dengan tingginya rata-rata return hari Senin pada bulan Januari dibanding dengan rata-rata return hari Senin pada bulan lainnya. Pada tahun yang sama, dilakukan juga penelitian oleh Pandiangan (2009) dengan judul Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham di Bursa Efek Indonesia namun hasil yang berbeda didapat dari penelitian ini, dimana dalam penelitian ini tidak terdapat efek hari perdagangan serta tidak terjadi Rogalski effect pada penelitian yang dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah: 1. Penelitian ini menggunakan periode penelitian selama 2 tahun. 2. Penelitian ini menggunakan sampel data yang lebih baru yaitu untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ-45 selama periode penelitian.

20 3. Penelitian ini tidak memasukkan return saham pada hari libur (tanggal merah). Secara ringkas hasil-hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Tahun Judul Hasil 1. Cross, F The Behavior of Stock Prices on Friday and Terdapat return negatif pada hari Senin Mondays 2. French, K Stock Returns and Terdapat return negatif 3. Rogalski, R.J. 4. Lakonishok, J. dan Maberly, E. 5. Sias, W., dan Starks, L. 6. Wang, K., Li, Y., dan Erickson, J. 7. Berument, H., dan Kiymaz, H. The Weekend Effect 1984 A New Finding Regarding Day-ofthe-Week Return Over Trading and Non Trading Periods: A Note 1990 The Weekend Effect: Trading Pattrens of Individual and Institutional Investors 1995 The Day-of-the-Week Anomaly: The Role of Institutional Investors 1997 A New Look at the Monday Effects 2001 The Day of The Effect on Stock Market Volatillity pada hari Senin Return pada hari Senin yang negatif dikarenakan tidak adanya hari perdagangan mulai hari penutupan Jumat sampai dengan pembukaan pada hari Senin dan adanya fenomena Rogalski effect. Terdapat return negatif pada hari Senin disebabkan oleh investor meningkatkan transaksi penjualan Return negatif hari Senin diawali dengan return negatif hari Jumat sebelumnya dan hal ini didorong oleh pola perdagangan investor institusional Terjadi Monday effect pada minggu keempat setiap bulannya dan pada minggu lainnya tidak terdapat Monday effect. Terdapat return negatif pada hari Senin

21 8. Ndu, Chiaku C. 9. Iramani, Rr., dan Mahdi A Day-of-the-Week Effect and Volatility in Stock Returns: Evidence from East Asian Financial Markets 2006 Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ 10. Rita, M. R Pengaruh Hari PerdaganganTerhadap Return Saham: Pengujian Day of the Week Effect dan Rogalski Effect di BEI 11. Pandiangan, Octavianus 12. Ulussever, T., Guran Yumusak, I., dan Kar, M Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham di Bursa Efek Indonesia 2011 The Day-of-the-Week Effect in the Saudi Stock Exchange: A Non-Linear Garch Analysis Di negara Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Pakistan tidak ditemukan efek hari perdagangan yang signifikan Adanya fenomena pengaruh hari perdagangan pada setiap minggu di BEI dan terdapat return negatif pada hari Senin Terdapat perbedaan yang signifikan antara hari perbedaan yang signifikan antara hari perdagangan di BEI dan terdapat Monday effect Tidak terdapat efek hari perdagangan dan Rogalski effect pada Bursa Efek Indonesia Adanya efek hari perdagangan dalam pasar modal di Saudi Arabia dengan analisis GARCH 2.9. Kerangka Konseptual Dalam dunia pasar modal seorang investor akan mendapatkan suatu keuntungan dari investasinya apabila nilai harga saham yang dipegangnya mengalami pertambahan nilai. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi besarnya return saham yang berkembang di pasar modal. Dalam konsep pasar modal yang efisien seorang investor tidak akan bisa menggunakan analisis yang bersifat teknikal untuk mendapatkan suatu return saham. Konsep pasar efisien juga membuat para investor tidak dapat mengambil keuntungan diatas keuntungan

22 ekuilibrium dimana hal ini dikarenakan setiap informasi baru akan secara akurat dan cepat bereaksi terhadap harga saham dan membuat harga keseimbangan yang baru. Namun karena perilaku para investor muncul ketidakteraturan dan menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dalam konsep pasar efisien. Ketidakteraturan ini dapat dilihat dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dan dikenal dengan konsep anomali pasar. Anomali pasar terjadi karena adanya informasi yang tidak seragam diantara para investor. Informasi tersebut menyebabkan para investor akan bertindak secara berbeda pula dan informasi tersebut akan menyebabkan psikologis investor terpengaruh secara berbeda-beda. Hal ini akan menyebabkan tidak semua informasi dapat bereaksi cepat dan akurat terhadap harga saham sehingga para investor yang memiliki informasi yang tepat akan mendapatkan keuntungan diatas ekulibrium dan menyebabkan kerugian bagi para investor yang bertindak gegabah. Dari segi psikologis dapat kita lihat dari perilaku investor yang tidak rasional dimana investor tersebut tidak menyukai hari Senin (syndrome Blue Monday ) dan hal ini akan mengakibatkan return hari Senin secara rata-rata akan bernilai negatif. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya anomali pasar menurut beberapa peneliti. Ada banyak jenis anomali pasar yang telah ditemukan, antara lainnya adalah day of the week effect, Monday effect dan Rogalski effect. Tetapi ada juga penelitian yang tidak menemukan adanya masalah anomali pasar ini sehingga menyebabkan masih banyak terjadi pro dan kontra terhadap konsep anomali pasar ini. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang membuktikan bahwa anomali-anomali pasar tersebut

23 berpengaruh terhadap return saham dan ada yang tidak berpengaruh terhadap return saham. Dengan demikian kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.1 berikut ini: A N O M A L I M U S I M A N THE DAY OF WEEK EFFECT MONDAY EFFECT ROGALSKI EFFECT RETURN SAHAM HARIAN BAD FRIDAY MONDAY EFFECT Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

24 2.10. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukan adalah sebagai berikut : 1. Terjadi efek hari perdagangan (day of week effect) terhadap return Indeks LQ- 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun (H 1 ). 2. Terjadi Monday effect terhadap return Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun (H 2 ). 3. Terjadi Monday effect yang didahului oleh bad Friday pada Indeks LQ-45 pada tahun (H 3 ). 4. Terjadi Rogalski effect terhadap return Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun (H 4 ). Sumber : Cross, F.(1973), Rogalski, R. J.(1984), dan Rita, M. R.(2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Mellysa dan Syahyunan (2013) Penelitian ini bertujuan ingin menguji apakah ada pengaruh antara hari transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Dwi Cahyaningdyah (2005) Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukan bukti empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA Ranita Ramadhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Email: ranitaramadhani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

Efisiensi Pasar Modal.

Efisiensi Pasar Modal. Efisiensi Pasar Modal ririkyunita@yahoo.co.id KONSEP PASAR MODAL EFISIEN Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar

Lebih terperinci

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) : Efisiensi pasar Pasar efisien bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencari dana dari para investor. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang sudah terjadi sebelumnya, merupakan hal penting bagi para investor dalam melakukan kegiatan investasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR Materi 11 EFISIENSI PASAR Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori yang akan mendasari dari penelitian ini. Pembahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara mendalam untuk

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Pinjaman dari luar negeri tidak selamanya bisa diandalkan,

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas perdagangan surat berharga yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Return Pasar Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:107). Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontroversi mengenai pasar yang efisien masih mewarnai dunia investasi di pasar modal. Dibuktikan dengan beragamnya hasil penelitian mengenai konsep EMH (Efficient Market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR,

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR, PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR, DAN ROGALSKI TERHADAP RETURN SAHAM PADA BEI ARTIKEL ILMIAH Oleh : TITO AGUSTA PRATIKTA NIM : 2009210677 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2013 PENGARUH MONDAY,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir setelah perekonomian Indonesia mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memperlihatkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berhasilnya pembangunan di suatu negara pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari masalah aktivitas serta pertumbuhan investasi. Semakin tinggi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS A. Efficient Market Hypothesis (EMH) Efisiensi pasar menggambarkan hubungan antar hargaharga saham dengan informasi di pasar. Terdapat dua pengertian efisiensi pasar,

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual BAB II Kajian Pustaka 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut Jogiyanto (2014,29-30), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Fenomena efek day of the week adalah salah satu dari jenis anomali kalender yang merupakan bukti bertentangan dengan hipotesis pasar yang efisien. Hasil temuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Efficient Market Hypothesis Efisiensi pasar modal adalah keadaan dimana sebuah harga saham yang menyesuaikan secara cepat dengan adanya tambahan informasi, dan oleh karena itu

Lebih terperinci

ANTARIKSA BUDILEKSMANA Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT

ANTARIKSA BUDILEKSMANA Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT SNA VIII Solo, 15 16 September 2005 491 FENOMENA THE MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK JAKARTA ANTARIKSA BUDILEKSMANA Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT There is seasonal anomaly in financial markets

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada Penelitian ini menggunakan beberapa Penelitian Terdahulu, 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur keagamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan rujukan dari beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut: 1. Krisdumar Kabela dan Taufik Hidayat (2009) telah melakukan

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada Bab V SIMPULAN DAN SARAN Setelah analisis dan pembahasan penelitian selesai dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan memuat saran-saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia investasi saham, ada salah satu fenomena mengenai kenaikan harga saham pada bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang pernah digunakan untuk kegiatan investasi tersebut. Menurut Kamus

BAB I PENDAHULUAN. dana yang pernah digunakan untuk kegiatan investasi tersebut. Menurut Kamus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum definisi investasi adalah menanamkan sejumlah dana atau sumber daya pada suatu barang atau jasa, dengan harapan di masa depan dapat menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Di negara-negara maju pasar modal sejak lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia perekonomian dan investasi semakin meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah satu sarana yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang mengakumulasikan dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam penanaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap Abnormal return. Berikut tabel rangkuman beberapa penelitian terdahulu yang menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 ABSTRACT

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 ABSTRACT PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 1 Alumni FE USU Departemen Manajemen 2 Staf Pengajar Departemen Manajemen FE USU ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka menjadi konsumsi dan simpanan (saving). Seiring dengan perkembangan zaman, pola pengeluaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci