BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA KLINIK PURI MEDICAL

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

1.1 Pengertian Auditing

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB III METODOLOGI ANALISIS

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai menurut Anda. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

Transkripsi:

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah KAP Wartono KAP Wartono mendirikan izin praktik pada tanggal 31 Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian izin praktik diperbarui pada tanggal 23 Desember 1998 dengan no izin praktik 98.1.0535 dan diperbarui lagi pada tanggal 9 Mei 2012 dengan no izin AP.0789. KAP Wartono tercatat mendirikan ijin usaha pada tanggal 13 Agustus dengan no ijin usaha KEP-292/KM.6/2003, mempunyai no register akuntan yaitu D-4816. KAP Wartono menjadi anggota IAI dengan no 100304830 dan juga menjadi anggota IAPI dengan no 959. 2. Visi dan Misi KAP Wartono Visi dan Misi KAP Wartono adalah menjadi kantor akuntan publik yang professional, berkompeten dan independen untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat dengan menyajikan hasil kerja yang obyektif dan berkualitas. Visi dan misi tersebut akan selalu dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Kantor Akuntan publik Wartono akan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil kerja kepada pengguna jasa. Oleh karenanya,

kantor akuntan publik Wartono meyakini bahwa hal tersebut hanya dapat dicapai dengan peningkatan kualitas SDM. Kegiatan peningkatan SDM pada Kantor Akuntan Publik Wartono dilakukan dengan pmbelajaran internal dan eksternal. Pembelajaran internal untuk menambah pengetahuan dan kualitas SDM, dilakukan oleh pimpinan rekan (managing partner), para manager, dan supervisor. Pembelajaran eksternal dilakukan dengan mengikutsertakan SDM Kantor Akuntan Publik Wartono dalam pelatihan,kursus, seminar, konvensi dalm bidang: akuntansi, pengauditan, perpajakan, keuangan dan manajemen. 3. Bidang Layanan Jasa KAP Wartono a. Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik Dalam era otonomi daerah, masing- masing daerah diberi kewenangan untuk mengelola dana secara mandiri oleh pemerintah pusat. Guna memberikan pertanggungjawaban kepada publik secara transparan, kepala daerah wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang terdiri atas: perhitungan APBD, nota perhitungan APBD, laporan arus kas dan neraca daerah. Dalam kaitan ini Kantor Akuntan Publik Wartono siap memberikan jasa sebagai berikut: 1) Penyusunan neraca dan arus kas pemerintah daerah dan perusahaan daerah 2) Penyusunan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD)

3) Audit (Keungan dan Kinerja) perusahaan daerah 4) Pengauditan Dana Kampanye Parpol dan Pilkada 5) Penyusunan laporan pertanggungjawaban kepala daerah 6) Pendampingan penyampaian laporan pertanggungjawaban kepala daerah b. Pemeriksaan Umum (General Audit) Para pelaku usaha (pemegang saham, pemilik modal, kreditur, investor, dan lain-lain) menghendaki transparansi bagi manajer atau ekskutif untuk melaporkan kegiatannya. Untuk menjamin dapat dipercayainya laporan keuangan, Kantor Akuntan Publik Wartono memberikan jasa pemeriksaan umum (general audit) dengan tujuan memberikan pendapat (opini) atas kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Laporan keuangan yang diaudit berguna dalam rangka memberikan laporan manajemen kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu: 1) Permohonan atau perpanjangan kredit bank 2) Merger atau akuisisi 3) Negosiasi pembelian saham perusahaan yang bersangkutan oleh perusahaan

c. Pemeriksaan Operasional/ Manajemen Dalam menjalankan aktivitasnya, manajemen atau ekskutif dituntut untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Untuk menilai efektivitas dan efisiensi Kantor Akuntan Publik Wartono menawarkan jasa pemeriksaaan operasional. Cakupan/lingkup pemeriksaan ini, antara lain: 1) Menilai apakah sistem akuntansi dan pelaporannya sudah cukup memadai. 2) Menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi suatu badan usaha atau institusi. 3) Menilai apakah cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu telah dilaksanakan dengan biaya minimal. 4) Menilai efektivitas kerja, saluran distribusi, pemasaran, dan lain-lain. 5) Menilai apakah suatu program telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis. d. Pemeriksaan Khusus dan Review Diperlukan pemeriksaaan untuk tujuan tertentu, Kantor Akuntan Publik Wartono siap memenuhi apa yang diinginkan, misalnya: 1) Menetapkan besarnya kerugian karena faktor kecurangan.

2) Menetapkan besarnya hak dan kewajiban, dalam hal pemutusan hubungan kerja (PHK). 3) Menjadi penengah secara adil dan independen dalam hal membantu pihak-pihak yang bersengketa. 4) Mereview nilai perusahaan, nilai penyertaan modal, bagian keuntungan dan lain-lain. 5) Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Aset dan Kewajiban yang tidak mencakup Modal Pemilik. 6) Mereview pendapatan dan biaya, ringkasan usaha, Laporan usaha menurut keluarga produk, Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas. 7) Unsur, akun (rekening) atau pos-pos dalam laporan keuangan. 8) Kepatuhan terhadap perjanjian kontrak yang telah disepakati atau peraturan yang berkaitan dengan laporan keuangan auditan. e. Bantuan Akuntansi Klien tidak dapat menyelenggarakan pembukuan secara mandiri, jasa bantuan akuntansi KAP Wartono memberikan pemecahan dalam penyelenggaraan bantuan pembukuan klien. Klien dapat melakukan efisiensi ketenagakerjaan, karena sebagian besar pekerjaaan menjadi tanggung jawab Kantor Akuntan Publik Wartono. Jasa itu antara lain:

1) Pencatatan data akuntansi digunakan untuk penyusunan bukubuku dan catatan-catatan akuntansi, dan jika diperlukan dapat memberikan bimbingan kepada SDM klien. 2) Kompilasi (penyusunan) laporan keuangan untuk pengajuan pinjaman, pengajuan tender/lelang, persyaratan kualifikasi atau untuk kepentingan lainnnya. 3) Rekonsiliasi data akuntansi diberikan jika terdapat ketidaksesuaian antara catatan akuntansi dengan fisik. f. Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) mempunyai peran pokok dalam pengambilan keputusan, terutama mengenai pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien, yang diharapkan dapat menjamin keamanan harta dan diterapkannya kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam era globalisasi dan adanya persaingan usaha yang sangat ketat, informasi menjadi salah satu syarat kelangsungan hidup usaha. Tanpa diciptakan informasi yang cepat, akurat, dan relevan manajemen dapat salah dalam mengambil keputusan. Kantor Akuntan Publik Wartono siap membantu memenuhi kriteria informasi tersebut. Jasa yang diberikan KAP Wartono antara lain: 1) Pengolahan informasi akuntansi secara manual maupun komputerisasi.

2) Pendesainan dan pengaplikasian struktur pengendalian intern: struktur organisasi, prosedur pengendalian, formulir, praktik yang sehat, dan lain-lain. 3) Penyusunan sistem akuntansi beru secara menyeluruh maupun parsial. 4) Perluasan sistem informasi karena pengembangan usaha atau kegiatan usaha baru. 5) Perbaikan atau pembenahan prosedur pengolahan informasi akuntansi yang sudah digunakan. 6) Bimbingan penerapan sistem informasi bagi staf pelaksana. g. Perpajakan Peraturan pajak silih berganti dengan cepat, seringkali tidak dapat diikuti para wajib pajak, padahal Undang- Undang (UU) Pajak mewajibkan terhadap siapapun wajib pajak untuk memenuhi sesuai peraturan pajak yang berlaku. Untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan peraturan pajak tersebut, Kantor Akuntan Publik Wartono dapat melayani keperluan perpajakan antara lain: 1) Membantu melakukan perencanaan pajak agar pajak dapat diatur atau besar pajak lebih ringan tanpa melanggar peraturan pajak yang berlaku. 2) Membantu menyelenggarakan pembukuan, menghitung pajak, dan mengisi SPT.

3) Membantu menyelesaikan masalah perpajakan yang timbul antara wajib pajak atau pemeriksa pajak Jika dikehendaki, dapat membantu pengurusan keberatan dan banding, bahkan memeperjuangkan sampai sidang di BPSP. h. Penyusunan Anggaran dan Sistem Anggaran Anggaran merupakan hal penting dalam pengelolaan perusahaan, misalnya perencanaan, pengendalian, pengkoordinasian kegiatan dan pengukuran kinerja. Kesesuaian antara anggaran dengan realisasinya akan dibandingkan untuk melihat pencapaian target yang diharapkan. Dalam beberapa hal, perbandingan anggaran dengan realisasi dapat dijadikan salah satu standar untuk menilai kinerja pelaksanaanya. Pelayanan jasa KAP Wartono mencakup penyusunan dan sistem anggaran antara lain: 1) Penyusunan anggaran periodic (kas, laba rugi dan neraca) 2) Penyusunan anggaran untuk kegiatan khusus 3) Memfungsikan anggaran sebagai alat pengendalian atau pengawasan 4) Membantu dalam pelaksanaan kegiatan (realisasi) anggaran i. Studi Kelayakan dan Usulan Proyek Studi Kelayakan mencakup kegiatan analisis dan evaluasi terhadap rencana kegiatan/proyek, meliputi aspek organisasi dan manajemen, pemasaran, teknis, keuangan dan ekonomi. Tujuan studi ini untuk memberikan rekomendasi layak tidaknya usulan

kegiatan/proyek didanai. KAP Wartono siap memberikan Studi kelayakan yang diperlukan antara lain sebagai berikut: 1) Membangun suatu proyek baru atau perluasan proyek lama. 2) Mendirikan kantor cabang, perwakilan atau usaha baru. 3) Memperoleh fasilitas pinjaman/kredit dari bank atau lembaga keuangan lainnya. 4) Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh ijin investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, baik dala rangka PMDN maupun modal asing (PMA). j. Jasa Manajemen Jasa manajemen yang ditawarkan oleh KAP Wartono adalah menyelenggarakan rekrutmen tenaga kerja (khusunya bidang: akuntansi, pengauditan, perpajakan, dan keuangan) yang dibutuhkan perusahaan atau institusi lainnya. Sumber daya manusia yang baik adalah orang professional (mempunyai keahlian dan berpengalaman cukup). KAP wartono mampu menyediakan tenaga kerja untuk mendukung laju perkembangan perusahaan, memberikan pelatihan yang memadai sesuai dengan bidang yang diminta, serta memberikan pengawasan dan garansi atas tenaga kerja yang kami siapkan. Selama periode tertentu, kami senantiasa menjalin komunikasi dan kerjasama dengan klien untuk menjamin tenaga

kerja yang kami siapkan memenuhi kualifikasi yang diinginkan perusahaan. B. Analisis Data Pembahasan 1. Prosedur KAP dalam melakukan pengujian pengendalian transaksi pembelian Sebelum auditor melakukan pengujian pengendalian transaksi pembelian, auditor memberikan kuesioner tentang pengendalian intern klien, kemudian klien mengisinya sesuai dengan keadaan klien. Setelah kuesioner dilengkapi kemudian auditor mempelajari kuesioner tersebut untuk memahami pengendalian intern klien. Untuk memahami pengendalian intern klien auditor dapat meminta dokumen yang berhubungan tentang sistem informasi akuntansi perusahaan. Seperti struktur organisasi, sejarah perusahaan, sampel dokumen yang diperlukan, catatan akuntansi yang digunakan dan bagan air atau flowchart, serta daftar akun yang digunakan klien dalam mencatat transaksi bisnis perusahaan. Kuesioner untuk pengujian pengendalian ini wajib diisi untuk menguji klien baru, jika untuk menguji klien lama tidak perlu memberikan kuesioner lagi karena data yang diberikan tahun kemarin akan sama dengan tahun sebelumnya. Setelah auditor memahami pengendalian intern klien, auditor menentukan kemungikan kesalahan yang dapat terjadi akibat dari lemahnya pengendalian intern perusahaan. Selanjutnya auditor

menentukan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial. Auditor akan menyusun prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Auditor memfokuskan pengujiannya pada bagian yang sistem pengendalian intern lemah dan menimbulkan salah saji potensial. Prosedur pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor KAP Wartono terhadap transaksi pembelian adalah sebagai berikut: a. Auditor KAP Wartono membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian Untuk membuktikan keberadaan dan keterjadian, auditor harus melakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi. 1) Bagian pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan barang. Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi pembelian. fungsi pembelian berkewajiban untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya dari pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Sedangkan fungsi penerimaan barang mempunyai wewenang untuk menolak barang yang dikirim oleh pemasok, yang tidak sesuai dengan barang yang tercantum dalam surat order pembelian 2) Bagian pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. Dalam sistem pembelian, fungsi akuntansi yang

melaksanakan pencatatan utang dan persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melakukan transaksi pembelian. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi, selain itu dapat mencegah kecurangan bagi karyawan untuk mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya. 3) Bagian Penerimaan barang harus tepisah dari fungsi penyimpanan barang. Fungsi penerimaan barang nerupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan atau penolakan barang yang dikirim oleh pemasok. Fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas penyimpanan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan barang. Kedua fungsi ini perlu dipisahkan karena kegiatan penerimaan barang memerlukan keahlian mengenai barang dan pengetahuan mengenai syarat-syarat pembelian dan kegiatan penyimpanan barang memerlukan keahlian dalam pengelolaan penyimpanan barang dan pelayanan pengambilan barang bagi pemakai.

Auditor memeriksa otorisasi persetujuan atas surat order pembelian. Pengamatan dilakukan dengan cara memeriksa tanda tangan dalam dokumen sumber dan dokumen pendukung transaksi pembelian Auditor kemudian mengambil sampel transaksi pembelian dan register bukti kas keluar dan lakukan verifikasi terhadap tanggal,nama pemasok, dan jumlah moneter maupun non moneter. Auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap dokumen sumber maupun dokumen pendukung. Pengamatan ini bertujuan untuk membuktikan adanya pemisahan fungsi yaitu fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi penanganan sistem pembelian. Kemudian pengamatan ini membuktikan bahwa setiap transaksi pembelian dilaksanakan lebih dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap pengecekan tersebut. b. Auditor KAP Wartono membuktikan asersi kelengkapan Auditor memeriksa kelengkapan transaksi pembelian dengan memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. Contoh formulir tersebut adalah surat order pembelian dan laporan penerimaan barang. Formulir bernomor urut tercetak ini berfungsi untuk menghindari adanya transaksi yang belum dicatat atau adanya transaksi yang dicatat secara ganda.

Auditor memeriksa nomor urut bukti kas keluar yang dicatat dalam register kas keluar yang bertujuan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa semua bukti kas keluar sudah dicatat di dalam register kas keluar. Jika dalam pemeriksaan terhadap bukti kas keluar auditor menjumpai adanya nomor bukti kas yang keluar yang tidak ada, maka auditor meminta pertanggungjawaban kepada fungsi utang. Untuk melakukan pemeriksaan auditor dapat mengambil sampel bukti kas keluar yang disetujui kemudian dilakukan pengusutan ke dokumen dan catatan akuntansi. Hal ini dilakukan auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa dalam transaksi tersebut sudah benar dan mempunyai dokumen yang lengkap dan memperoleh keyakinan apakah transaksi itu sudah dicatat kedalam catatan akuntansi yang benar. c. Auditor KAP Wartono membuktikan asersi Penilaian dan alokasi Pada transaksi pembelian untuk membuktikan penilaian dan alokasi, auditor mengambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar. Selanjutnya auditor memeriksa terhadap bukti adanya persetujuan pembelian. Auditor juga melakukan pengecekan independen untuk meyakini sudah melakukan pengecekan atau belum terhadap transaksi pencantuman harga barang dan keakuratan perhitungan dalam bukti kas keluar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan posting jumlah moneter dan akun auditor memeriksa adanya

pengecekan terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal. Auditor mengambil rekapitulasi bulanan jumlah kolom- kolom rupiah rupiah dalam register bukti kas keluar dan membandingkannya dengan jumlah yang diposting dalam akun yang bersangkutan dengan buku besar. 2. Penentuan resiko pengendalian transaksi pembelian serta dampaknya terhadap prosedur audit selanjutya Sebelum auditor melaksanakan pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian. Auditor akan memperkirakan taksiran resiko pengendalian yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di dalam laporan keuangan. a. Tahap- tahap penaksiran resiko adalah sebagai berikut: 1) Auditor harus mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas pengendalian intern Tahapan ini dilakukan auditor untuk mengidentifikasi salah saji potensial dan untuk mengetahui faktor apa saja yang berdampak pada resiko pengendalian, untuk itu auditor perlu mempertimbangkan jawaban dan komentar atas kuesioner mengenai pengendalian intern. 2) Auditor melakukan identifikasi kemungkinan salah saji potensial

Setelah melakukan pemahaman atas pengendalian intern auditor mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi yang berkaitan dengan setiap saldo akun siignifikan. 3) Auditor melakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau salah saji Setelah auditor mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi yang berkaitan dengan setiap saldo akun signifikan. Kemudian Auditor melakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah salah saji. 4) Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern Auditor mengembangkan pengujian pengendalian terhadap setiap pengendalian yang diperlukan untuk setiap asersi yang bertujuan untuk menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern. 5) Auditor melakukan evaluasi terhadap bukti dan menentukan resiko pengendalian Penaksiran resiko pengendalian untuk asersi laporan keuangan dinyatakan dari hasil evaluasi bukti yang diperoleh dari prosedur yang digunakan untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian. Bukti yang di kumpulkan auditor dapat berupa bukti dokumen, bukti

elektronik, perhitungan, lisan atau bukti fisik. Bukti-bukti ini dapat meningkatkan tingkat keyakinan auditor untuk mendukung kesimpulan mengenai keefektivitasan suatu pengendalian. Jika bukti yang dikumpulkan tidak mendukung berbagai kesimpulan, tingkat keyakinan auditor menjadi berkurang. Penaksiran resiko pengendalian dapat dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif, dalam bentuk kualitatif misalnya menyatakan resiko rendah, menengah, atau tingginya suatu pengendalian atas suatu transaksi yang dapat mendeteksi salah saji tertentu. Dalam bentuk kuantitatif menyatakan bahwa terdapat 50% resiko pengendalian yang bersangkutan tidak dapat dicegah atau mendeteksi salah saji tertentu. b. Dampak Penentuan Resiko Pengendalian terhadap Prosedur Audit Selanjutnya Apabila auditor tidak menemukan kesalahan yang signifikan berarti auditor dapat menyimpulkan pengendalian berjalan efektif, dan resiko pengendalian yang ditetapkan rendah. Penetapan resiko pengendalian transaksi pembelian yang rendah memiliki peranan dalam penetapan rancangan pengujian substantif atas saldo pembelian, karena resiko pengendalian yang rendah, bukti audit dan pos-pos yang akan diuji akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan resiko pengendalian yang ditetapkan

tinggi, sehingga luas lingkup pengujian substantif menjadi lebih sempit. Dengan memahami sistem pengendalian intern pada transaksi pembelian, auditor dapat menetapkan jenis pengujian dan jumlah bukti yang harus dikumpulkan, serta pos-pos yang perlu diperiksa dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Sebelum auditor melakukan pengujian substantif, auditor harus mempunyai keyakinan dan pemahaman yang cukup tentang sistem pengendalian intern perusahaan. Setelah itu auditor menetapkan resiko pengendalian, yang akan berpengaruh kepada auditor dalam mengumpulkan bukti dan memilih pos yang akan diuji dalam pengujian substantif. Jika sistem pengendalian intern klien lemah maka auditor akan memperluas lingkup dari pengujian substantif yaitu dengan memperbanyak sampel, karena pada sistem pengendalian yang lemah akan terjadi banyak salah saji jika diakumulasikan akan menjadi material. Auditor dapat melanjutkan ke pengujian substantif dengan membandingkan tingkat resiko pengendalian final dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan. Jika tingkat resiko pengendalian final tidak sama dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan, maka auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor mendesain pengujian

substantif khusus untuk menampung tingkat resiko deteksi yang dapat diterima. 3. Sikap auditor dalam menemukan temuan kelemahan-kelemahan dari pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian Apabila auditor menemukan temuan dari beberapa kelemahankelemahan dalam pengendalian intern transaksi pembelian, maka sikap auditor dalam menemukan kelemahan- kelemahan itu dengan mendokumentasikan berbagai temuan kelemahan untuk dibuat rekomendasi, kemudian dijadikan manajemen letter. Manajemen letter bertujuan untuk perbaikan manajemen, auditor akan menyampaikan beberapa kelemahan dalam pengendalian intern perusahaan beserta saran perbaikan di dalam manajemen letter. Kemudian setelah auditor memberikan saran perbaikan akan ada jawaban dari manajemen untuk menjawab saran perbaikan dari auditor. Berikut kemungkinan temuan kelemahan auditor serta sikap auditor dalam menyikapi temuan dari transaksi pembelian tersebut: a. Auditor menemukan fungsi pembelian yang tidak terpisah dari fungsi penerimaan barang Fungsi pembelian yang tidak terpisah dari fungsi penerimaan barang ini dapat mengakibatkan diterimanya barang yang tidak sesuai dengan barang yang dipesan oleh perusahaan, dan diterimanya barang pada waktu yang tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam surat order pembelian.

Saran auditor adalah sebaiknya dilakukan pemisahan fungsi pembelian dan fungsi penerimaan barang karena untuk melakukan pengecekan intern terhadap transaksi pembelian. Dalam transaksi ini fungsi pembelian bertugas untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok. Sedangkan fungsi penerimaan barang bertugas untuk menjamin barang yang dikirim oleh pemasok sesuai dengan barang yang dipesan oleh fungsi pembelian. b. Auditor menemukan formulir tidak bernomor urut tercetak Hal ini dapat menyebabkan formulir yang tidak diotorisasi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan. Hal ini mengakibatkan adanya transaksi yang tidak dicatat dala bukti kas keluar dan juga akan terjadi kemungkinan transaksi yang dicatat lebih dari satu kali. Saran auditor adalah sebaiknya formulir harus bernomor urut karena formulir yang bernomor urut tercetak akan mengurangi terjadinya transaksi yang dicatat lebih dari satu kali. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak akan dapat dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang dalam dalam menggunakan formulir tersebut. Formulir yang dibatalkan akibat keliru penulisannya atau rusak tetap harus disimpan untuk dipertanggungjawabkan. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi kelengkapan transaksi pembelian.

c. Terjadinya surat order pembelian yang tidak diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi Hal ini dapat mengakibatkan diterimanya barang dan timbulnya kewajiban yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga auditor memberikan saran agar surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat lain yang lebih tinggi. Surat permintaan pembelian dibuat berdasarkan otorisasi umum (anggaran operasi atau anggaran investasi) dan otorisasi dari manajer yang berwenang. Aktivitas pengendalian ini dibuktikan untuk menjamin asersi penilaian atau alokasi pada transaksi pembelian. d. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya yang tidak distempel lunas oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikrimkan kepada pemasok Hal ini dapat mengakibatkan penggunaan dokumen atau bukti-bukti pembayaran tersebut untuk digunakan kedua kalinya dalam proses pembayaran. Bukti kas keluar merupakan dokumen yang digunakan unuk memberikan otorisasi fungsi pengeluaran kas untuk mengisi cek dan mengirimkannya ke pemasok. Bukti kas keluar ini dibuat oleh fungsi pencatat utang berdasarkan dokumen pendukung yaitu surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.

Auditor memberikan saran agar semua bukti pembayaran distempel lunas oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok. Hal ini untuk mencegah bukti- bukti tersebut digunakan lebih dari satu kali dalam proses pembayaran.

C. Temuan 1. Kelebihan Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap evaluasi pelaksanaan pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian, dapat diketahahui bahwa : a. KAP Wartono telah melakukan prosedur audit sesuai standar yang berlaku yaitu dengan membuktikan tiga asersi yaitu, asersi keberadaan dan keterjadian, asersi kelengkapan, asersi penilaian dan alokasi b. Auditor memberikan saran perbaikan yang tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku dalam menghadapi kelemahan dari sistem pengendalian intern c. KAP Wartono telah melaksanakan standar pekerjaan lapangan yang kedua dari Standar Profesional Akuntan Publik yaitu Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan d. Hasil pengukuran resiko pengendalian dapat mempengaruhi rancangan sifat, saat, dan lingkup pengujian substantif. Semakin tinggi tingkat penetapan risiko pengendalian pada suatu asersi, maka semakin tinggi juga kemungkinan terjadinya salah saji material pada asersi tersebut. Semakin tinggi kemungkinan salah saji maka semakin banyak bukti pendukung yang diperlukan

auditor dari pengujian substantif untuk memberikan kepastian yang layak bahwa salah saji material akan terdeteksi dan dihilangkan dari laporan keuangan. 2. Kelemahan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa dalam membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian, auditor tidak memeriksa otorisasi pada fungsi penerimaan barang. Untuk membuktikan barang yang sudah diterima sesuai surat order pembelian yang diterbitkan seharusnya auditor melakukan pemeriksaan terhadap otorisasi pada fungsi penerimaan barang, selain itu auditor juga perlu melakukan pemeriksaan pada dokumen yang dikirimkan oleh fungsi penerimaan ke bagian pencatat utang sebagai bukti barang yang telah diterima dari pemasok telah diperiksa.