BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Seperti yang dikatakan oleh Jorge Frascara, bahwa tujuan dari desain komunikasi adalah untuk mempengaruhi pengetahuan, perilaku dan kebiasaan manusia, sesuatu yang muncul setelah proses komunikasi terjadi. Walaupun publikasi buku ini akan dibuat dengan pendekataan yang ringan, namun konten buku akan tetap mengutip beberapa hal yang bersifat mekanis. Menurut Edward Tufte dalam bukunya Envisioning Information, jangan membatasi manusia dengan membodohkan data, biarkan manusia menggunakan kemampuannya untuk menangkap pesan sebaik yang mereka bisa. Didukung dengan terapan teori Desain Komunikasi Visual, publikasi buku ini akan dirancang dengan memperhatikan aspek kenyamanan membaca dengan desain informasi yang relevan, imajinatif dan komparatif. Begitu pula yang dikatakan Armin Vit dalam prinsip Information Design, bahwa ketika desainer mengorganisir dan menata informasi haruslah menjadi lebih mudah di mengerti juga inovatif, berkiasan, efisien, dan memikat pembaca. 4.1.2 Teori Tipografi Dalam proses komunikasi, bentuk visual informasi menjadi faktor yang krusial yang mendukung keberhasilan komunikasi tersebut. Dalam konteks tipografi, huruf menjadi simbol yang bentuk visualnya membawa peranan penting demi tercapainya tujuan tersebut. Berdasarkan Rob Carter; faktor yang perlu diperhatikan dalam tipografi diantaranya adalah kemudahan penalaran atas penyampaian informasi dan gagasan (legibility), dapat dibaca dengan benar (readability), mudah dilihat (visibility), dan jelas (clarity). 4.1.3 Teori Layout Penataan elemen elemen visual yang menjadi simbol representasi informasi harus ditata dengan baik demi mempermudah pembaca dalam proses mengenal dan menavigasi penyerapan informasi. Diferensiasi, pengelompokan dan hirarki informasi menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Timothy Samara, setiap area hirarki mencakup kepentingan atau mengurangi kepentingan tergantung pada dimana pengguna diposisikan dalam keseluruhan area, ketelitian akan ukuran huruf dan perbedaan kontras antara area grid membantu informasi untuk kurang menonjol ketika diperlukan dan informasi yang penting dapat terlihat menjadi yang utama dengan jelas. Kenyamanan menjadi 17 salah satu tujuan dari penataan elemen-
elemen visual tersebut. Mengkorelasikan hubungan antara tipografi dan layout, Danton S, MFA mengatakan bahwa sintaksis dalam tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif, studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata garis, kolom, dan margin. 4.1.4 Teori Warna Warna menjadi peran penting dalam memberi kesan dan emosi bagi pengamat, oleh karena itu kategori dan komposisi warna juga menjadi faktor yang penting dalam perancangan publikasi buku ini. Karena publikasi buku ini akan mencakup bermacam-macam aspek informasi yang membentuk kesatuan konsep smart city, maka diferensiasi warna dapat menjadi panduan dalam diferensiasi dan pengelompokan visualisasi informasi. Menurut Edward Tufte dalam bukunya Envisioning Information, gunakan warna sebagai identifikasi utama, dan ingat bahwa objek yang berbeda dapat dilihat sama jika mereka menggunakan warna yang sama tanpa memperhatikan bentuk, ukuran dan tujuannya. 4.1.5 Teori Ilustrasi Ilustrasi menjadi visual yang berperan signifikan dalam proses penyampaian informasi dan pengaruhnya terhadap pengamat. Menurut Alan Male dalam bukunya Illustration: A Theoretical and Contextual Perspective, ilustrasi mempengaruhi proses edukasi dan penyampaian informasi, bagaimana pengamat mencerna dan terpengaruh untuk berbuat sesuatu. Sebuah proses yang memberikan pengamat komen dan opini, serta juga dapat memberikan hiburan yang bercerita. Bahasa visual menjadi aksen pada ilustrasi, pada buku ini ilustrasi akan menggunakan gaya kolase yang menggunakan bahasa visual metafora guna memberikan efek emosional pada konten yang dituju dan yang dibandingkan. Seperti yang dikatakan Charles Forceville, metafora vosial muncul ketika sebuah elemen visual (target) dibandingkan dengan elemen visual lainnya (sumber) yang dimana berasal dari kategori arti yang berbeda. 4.1.6 Teori Semiotika Semiotika menjadi penting guna mempertimbangkan strategi penyampaian pesan akan informasi kepada pengamat. Berdasarkan Ron Scollon dan Suzie Wong Scollon dalam bukunya Discourses in Place: Language in Material World, terdapat 4 sistem semiotik utama dalam sistem interaksi, yang melibatkan tampilan, pengandaian, komposisi dan elemen interaktif. Tampilan adalah elemen visual yang berupa narasi ataupun konsep. Pengandaian adalah seberapa benar sebuah visual terhadap realita dan indikatornya adalah warna. Komposisi adalah bagaimana tampilan-tampilan visual ditata dalam relasinya dengan satu dan lainnya. Sedangkan elemen interaktif adalah bermacam relasi yang timbul pada gambar visual. 4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari publikasi buku pada mahasiswa tentang smart city. 4.2.1.1 Fakta Kunci Masyarakat umum pada umumnya lebih tertarik melihat visual dibandingkan dengan teks. Masih kurangnya wawasan masyarakat akan smart city. Smart city merupakan fenomena global yang sedang terjadi saat ini. 4.2.1.2 Masalah Yang Akan Dikomunikasikan Keterkaitan bermacam aspek yang ikut mendukung terwujudnya smart city merupakan dinamika yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat umum, seperti relasi antara kebijakan pemerintah dan ketertarikan investor, perkembangan teknologi informasi dan mobilitas penduduk, sampai daya inovatif penduduk atau komunitas yang akhirnya membentuk identitas kota itu sendiri. 4.2.1.3 Tujuan Komunikasi Untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengenal smart city maka informasi informasi yang disajikan harus inspiratif dan dapat direlasikan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Setelah membaca publikasi buku ini diharapkan masyrakat dapat lebih terbuka terhadap perubahan (khususnya teknologi), sensitif terhadap kebijakan pemerintah yang terkait dengan tata kelola kota dan menjadi advokat atas konsep smart city. Singkat kata tujuan publikasi buku ini adalah menjadi media komunikasi yang dapat mengkonstruksi pemahaman dan menambah wawasan masyarakat mengenai smart city. 4.2.1.4 Profile Target a. Geografi Domisili Wilayah Kepadatan Iklim : WNI : Indonesia : Urban, sub-urban, town : Tropis b. Demografi
Usia Kelamin Pekerjaan Kepercayaan Suku/Etnis : 17-30 tahun : Laki-laki dan perempuan : Mahasiswa dan Professional : Semua agama : Semua suku c. Psikologi Kelas Sosial Gaya hidup : B-A (menengah keatas) : urban living style 4.2.1.5 Keyword Kepribadian : Aktif sehari-hari, penuh rasa ingin tahu, berpendidikan, membaca berita dan buku, tertarik dengan teknologi, mengikuti perkembangan. Sustainable Teknologi Retrofit 4.2.1.6 Positioning Menjadikan buku Smart City ini sebagai buku referensi yang edukatif dan menarik bagi masyarakat umum usia produktif, pelajar dan mahasiswa. 4.2.1.7 Big Idea "Smart City" 4.2.1.8 Tag Line "Smart Living, Smart Infrastructure" 4.2.1.9 Pendekatan Komunikasi Dalam perancangan media publikasi buku mengenai smart city, desainer merancang pendekatan pada masyarakat, yaitu: 1. Pendekatan Rasional Memberikan informasi yang bersifat ilmiah dan mekanistis. 2. Pendekatan Emosional Memberikan informasi yang bersifat contoh implementasi smart city. 3. Pendekatan Interaktif
Beberapa halaman akan dirancang interaktif guna mengajak pembaca untuk berpikir. Sehingga penyampaian ide smart city dapat lebih meninggalkan kesan bagi pembaca. 4.2.1.10 Visual Approach Penyampaian dalam buku ini dirancang simple dan sistematis. Navigasi membaca dituntun dalam hirarki informasi, sehingga pembaca dapat menikmati buku ini dengan nyaman. 4.2.2 Strategi Desain 4.2.2.1 Tone & Manner Untuk mempermudah penyampaian informasi kepada pembaca, buku ini akan didesain dengan sistematis; konten yang bersifat verbal akan dirancang secara singkat dan padat, konten yang bersifat visual akan dirancang secara komparatif. 4.2.2.2 Strategi Verbal Sesuai dengan target pembaca usia produktif umur 17-30 tahun, penyampaian informasi verbal akan menggunakan gaya bahasa informal. Informasi akan disampaikan secara padat, singkat dan ringan guna mempermudah penyampaian ide dalam proses komunikasi. Disamping itu, pendekatan interaktif juga merupakan cara untuk dapat memperdalam penyampaian pesan. 4.2.3 Strategi Visual Unsur-unsur desain dipilih dengan mempertimbangkan kepada karakter target serta pendekatan yang dilakukan, yaitu : 4.2.3.1 Warna Sistem warna yang digunakan akan menggabungkan warna retro dan warna primer. Warna primer akan digunakan pada informasi yang mempunyai aspek smart city dan warna retro digunakan pada informasi yang bersifat non-smart city. Sistem ini digunakan untuk dapat memberikan penekanan dan pembanding antara situasi yang belum dan sudah memiliki aspek smart city. 4.2.3.2 Tipografi Tipografi yang digunakan adalah typeface sans serif dan bodytext dengan line spacing lebar untuk mempernyaman proses membaca. Typeface dengan readibily dan visibility yang mendukung tujuan tersebut, seperti; Zag dengan bermacam-macam turunan dalam ketebalan goresannya. 4.2.3.3 Layout
Layout akan menggunakan sistem single-column grid dan muticolumn grid. Single-colum grid akan digunakan pada konten yang bersifat ilustrasi. Sedangkan multicolumn grid akan digunakan pada konten yang bersifat lisan. 4.2.3.4 Illustrasi Ilustrasi akan melibatkan unsur fotografi dan vektor. Ilustrasi juga didesain berdasarkan hubungan jenis informasi dengan pendekatan penyampaiannya. Pendekatan rasional menggunakan ilustrasi vektor yang distilasi untuk konten yang bersifat verbal. Sedangkan pendekatan emosional menggunakan ilustrasi kolase yang terdiri dari fotografi dan vektor untuk konten yang bersifat ide utama dari sebuah konten.