Prosiding Farmasi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam tubuh protein menempati 1/6 dari berat tubuh manusia. Zat ini memegang

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

PENGARUH PENAMBAHAN AKTIVATOR LAKTOPEROKSIDASE TERHADAP KETAHANAN SUSU SAPI SEGAR

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENGARUH PENAMBAHAN AKTIVATOR LAKTOPEROKSIDASE TERHADAP KETAHANAN SUSU SAPI SEGAR

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

KUALITAS PROTEIN SUSU SAPI SEGAR BERDASARKAN WAKTU PENYIMPANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing perah yang umumnya dipelihara di Indonesia adalah kambing Peranakan

PAPER BIOKIMIA PANGAN

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

KUALITAS SUSU SAPI BERBAGAI PETERNAK DI DAERAH SURABAYA DAN MALANG SKRIPSI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

Farikha Maharani, Indah Riwayati Universitas Wahid Hasyim, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN IV PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN UJI BIURET

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah

PENGARUH PENGGUNAAN KAPSUL VITAMIN E TERHADAP TERJADINYA INTERFERENSI PADA PENETAPAN KADAR PROTEIN MENGGUNAKAN METODE LOWRY SKRIPSI

vii Tinjauan Mata Kuliah

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

Penentuan Kadar Protein metode Kjeldahl dan Lowry

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

Zat makanan yang ada dalam susu

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga produk tersebut layak BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN RINGAN YANG BEREDAR DI WILAYAH KARANGANYAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

Kandungan Gizi Biji Mangga Indramayu (Mangifera indica)

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

KAJIAN PEMBUATAN SKALA LABORATORIUM SUSU SKIM DARI SUSU SAPI SECARA TEKNIK ELEKTROFORESIS

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

Transkripsi:

Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Analisis Kadar Protein dan Lemak pada Susu Cair Perah di Berbagai Daerah di Bandung dengan Metode Lowry dan Ekstraksi Cair Cair Analysis levels of Protein and Fat on Milk Dairy Liquid in Various Regions in Bandung with Lowry and Liquid - Liquid Extraction Method 1 Sowy Imam Pangestu, 2 Nety Kurnaty, 3 Amir Musadad Miftah 1,2,3 Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 sowyimampangestu16@gmail.com, 2 netykurniaty@yahoo.com, 3 amir.musadad.miftah@gmail.com Abstract. Many of his farm's milk dairy cows in the area of Bandung, which has not met the requirements of the standard National Indonesia SNI No. 3141.1:2011 against the levels of protein and fat that is above 2.8% and 3%. So in this study performed quantitative analysis testing protein and fat by using a method of analysis of Lowry and Liquid Liquid Extraction. The principle of the method of Lowry is in complexometric that produce complex phosphomolybdate-phosphotungstate to be the complex can be analyzed in colorimetric by using a UV-VIS Spectrophotometer instrument at a wavelength of 600 nm, while the principle of Liquid Liquid Extraction is a partition based on the difference in moderately. The results of the calculation of the protein and fat levels obtained in the area of Ciwidey, Jatinangor, Lembang, and successive Pangalengan bandwagon is 2.45% and 2.73%; 3.78% and 1.97%; 3.23% and 3.37%; 3.84% and 3.17%. So it was concluded that the levels of a protein that does not meet the requirement of SNI are the area of Ciwidey and fat content that does not meet the requirement of SNI is the area of Ciwidey and Jatinangor. Keywords: Milk, Lowry, Liquid - Liquid Extraction Abstrak. Banyak nya peternakan susu sapi perah di daerah Bandung yang belum memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI No. 3141.1:2011 terhadap kadar protein dan lemak yaitu diatas 2.8 % dan 3 %. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan pengujian analisis kuantitatif protein dan lemak dengan menggunakan metode analisis Lowry dan Ekstraksi Cair Cair. Prinsip dari metode Lowry adalah secara kompleksometri yang menghasilkan kompleks phosphomolibdat-phosphotungstat yang nantinya komplek tersebut dapat dianalisis secara kolorimetri dengan menggunakan instrumen Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 600 nm, sedangkan prinsip dari Ekstraksi Cair Cair adalah partisi berdasarkan perbedaan kepolaran. Hasil perhitungan kadar protein dan lemak yang didapat pada daerah Ciwidey, Jatinangor, Lembang, dan Pangalengan berturut turut adalah 2.45 % dan 2.73 % ; 3.78 % dan 1.97 % ; 3.23 % dan 3.37 % ; 3.86 % dan 3.17 %. Sehingga disimpulkan bahwa kadar protein yang tidak memenuhi persyaratan SNI adalah daerah Ciwidey dan kadar lemak yang tidak memenuhi persyaratan SNI adalah daerah Ciwidey dan Jatinangor. Kata Kunci: Susu, Lowry, Ekstraksi Cair - Cair. A. Pendahuluan Kualitas mutu susu dapat ditentukan berdasarkan kandungan metabolit primernya seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia kualitas susu yang baik adalah kandungan protein 2,8% dan lemak 3%. Didalam kandungan susu terdapat metabolit-metabolit primer yang penting bagi tubuh diantaranya protein, lemak dan karbohidrat. Selain protein, lemak, dan karbohidrat, pada susu juga terkandung zat gizi lain seperti kalsium, dan vitamin-vitamin lain yang baik bagi kesehatan tubuh manusia. Penetapan mutu pada susu dapat ditentukan dengan berbagai macam metode, diantaranya untuk penetapan kadar protein dapat ditentukan dengan metode Lowry. Untuk penetapan mutu lemak dapat ditentukan dengan metode Ekstraksi Cair - Cair. 1

2 Sowy Imam Pangestu, et al. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan metode analisis kuantitatif protein dan lemak dalam susu cair perah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah mutu Protein dan Lemak pada susu sapi perah didaerah Bandung memenuhi pesyaratan SNI No: 3141.1:2011. apa tidak dengan menggunakan metode Lowry dan Ekstraksi Cair-Cair Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai kualitas nutrisi maupun managemen pengelolaan susu perah di berbagai daerah di Bandung B. Landasan Teori Susu merupakan produk hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalia betina sebagai sumber nutrisi bagi anak anaknya. Kebutuhan asupan gizi pada setiap mamalia berbeda-beda, sehingga produksi susu nya pun bervariasi pada setiap mamalia (Potter, 1976). Susu merupakan suatu cairan bewarna putih yang diproduksi oleh kelenjar mammae (ambing) oleh binatang mamalia betina, sebagai bahan makanan dan sumber gizi bagi anak anaknya (Winarno, 1993). Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, Karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Protein adalah senyawa makro molekul yang memiliki bobot molekul besar yaitu antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terbangun dari rantai-rantai panjang asam amino, yang berikatan satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur - unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, beberapa asam amino di samping itu mengandung unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak (Almatsier, 2001). Gambar 1. Struktur Asam Amino Lemak dan minyak secara kimiawi merupakan trigliserida yang merupakan bagian terbesar kelompok lipida. Trigliserida merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak yang lain. Trigliserida tersusun atas satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga molekul asam lemak. Digliserida terdiri dari gliserol yang mengikat dua molekul asam lemak sedangkan monogliserida hanya memiliki satu asam lemak (Gaman dan Serington, 1994). Gambar 2. Struktur Lemak Volume 3, No.1, Tahun 2017

Analisis Kadar Protein dan Lemak pada Susu Cair Perah di Berbagai... 3 Penentuan kadar protein dengan menggunakan metode Lowry Folin Ciocalteu. Dalam metode ini terlibat 2 reaksi, diawali dengan terbentuknya kompleks Cu(II) dengan protein sebagaimana metode biuret, bila dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-phosphotungstat menghasilkan heteropoly- molybdenum blue yang berasal dari reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dianlisis secara kolorimetri. Sedangkan untuk penentuan kuantitatif lemak dilakukan dengan Ektraksi Cair Cair dengan prinsip pemisahan secara partisi berdasarkan perbedaan kepolaran. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penentuan kadar protein dengan menggunakan metode Lowry Folin Ciocalteu. Dalam metode ini terlibat 2 reaksi, diawali dengan terbentuknya kompleks Cu(II) dengan protein sebagaimana metode biuret, bila dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-phosphotungstat menghasilkan heteropoly- molybdenum blue yang berasal dari reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dianlisis secara kolorimetri. Berikut ini hasil kadar protein pada tabel 1. Tabel 1. Analisis kuantitatif protein (% kadar) Daerah Sampel Absorbansi Kadar (ml) % Ciwidey Jatinangor Lembang Pangalengan 1 0.503 5.66 2.26 2 0.451 5.03 2.01 3 0.671 7.69 3.08 1 0.895 10.39 4.16 2 0.736 8.47 3.39 3 0.823 9.52 3.81 1 0.771 8.90 3.56 2 0.761 8.77 3.51 3 0.578 6.57 2.63 1 0.838 9.70 3.88 2 0.830 9.61 3.84 3 0.834 9.66 3.86 2.45 % 3.78 % 3.23 % 3.86 % Dari hasil perhitungan, kadar protein tiap daerah telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu diatas 2.8%, kecuali daerah Ciwidey yaitu 2.45 %. Hal ini disebabkan karena faktor umur dan laktasi sapi. Untuk analisis kuantitatif lemak, dilakukan metode Ekstraksi Cair Cair dengan prinsip pemisahan zat berdasarkan perbedaan kepolaran. Pelarut yang digunakan yaitu ada 2 yang berbeda kepolaranya. Untuk pelarut polar digunakan air suling, sedangkan untuk pelarut polar yang digunakan adalah n-heksan. Didapatkan hasil rata rata dari masing-masing wilayah adalah kadar lemak tertinggi ada pada susu Farmasi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

4 Sowy Imam Pangestu, et al. sapi yang berasal dari Lembang yaitu 3.37% lalu susu yang berasal dari Pangalengan dengan kadar lemak rata rata yaitu 3.17% lalu berikutnya dari Ciwidey dengan kadar lemak 2.73% dan terendah ada pada susu sapi yang berasal dari Jatinangor dengan kadar lemak nya yaitu 1.97%. Dari keseluruhan hasil tersebut didapatkan bahwa susu yang berasal dari Lembang dan Pangalengan lah yang memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu 3% sedangkan susu sapi yang berasal dari Ciwidey dan Jatinangor tidak memenuhi syarat. Ini dikarenakan dari faktor suhu di Ciwidey dan Jatinangor lebih tinggi daripada suhu di daerah lain.data dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Analisis kuantitatif lemak (berat sampel) Daerah Sampel Berat (g) % Ciwidey Jatinangor Lembang Pangalengan 1 0.37 3.7 2 0.25 2.5 3 0.20 2 1 0.17 1.7 2 0.22 2.2 3 0.20 2 1 0.41 4.1 2 0.37 3.7 3 0.23 2.3 1 0.32 3.2 2 0.24 2.4 3 0.39 3.9 2.73 % 1.97 % 3.37 % 3.17 % D. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut: 1. Kadar protein di daerah Ciwidey, Jatinangor, Lembang, dan Pangalengan berturut turut adalah 2.45 % ; 3.78 % ; 3.23 % dan 3.86 %. Sehingga disimpulkan bahwa kadar protein susu yang berasal dari daerah Ciwidey tidak memenuhi syrat SNI No. 3141.1:2011 yaitu 2.8 %. 2. Kadar lemak di daerah Ciwidey, Jatinangor, Lembang, dan Pangalengan berturut turut adalah 2.73 % ; 1.97 % ; 3.37 % ; dan 3.17 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar lemak susu yang berasal dari daerah Ciwidey dan Pangalengan tidak memenuhi syarat SNI No. 3141.1:2011 yaitu 3 % Saran Perlu dilakukan studi lanjut terhadap metode analisis lain untuk penentuan kadar protein dan lemak pada susu cair perah. Daftar Pustaka Almatsier, S. (1998). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal: 57 73. Badan Standardisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011, Susu Segar. Departemen Pertanian, Jakarta. Volume 3, No.1, Tahun 2017

Analisis Kadar Protein dan Lemak pada Susu Cair Perah di Berbagai... 5 Gaman, P. M., K. B. Sherrington. 1994. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. (Gardjito, Naruki, Murdiati, Sardjono, penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Winarno, F.G. (1995). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 84, 92 97 dan 105 107. Farmasi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017