25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik, dalam hal ini pengaruh iklan TV (X), terhadap keputusan pembelian (Y). Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan metode eksplanatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain 1. Selain itu, Sugiyono 2 menjelaskan bahwa penelitian eksplanatif dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif dan asosiatif. Menurut Sekaran 3 penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui dengan pasti dan menggambarkan bagaimana karakteristik dari variabel perhatian dalam sebuah situasi. Tujuan dari penelitian deskriptif itu sendiri adalah untuk memberikan gambaran atau penjelasan aspek-aspek yang penting dalam memahami fenomena-fenomena atau permasalahan dari individu, organisasi, orientasi industri atau perspektif lain (Sekaran, 2003:122). Penelitian deskriptif ini 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2009, hal 11 2 Ibid. 3 Uma Sekaran, Research Methods For Business: A Skill Building Approach. Fourth Edition, 2003, hal 121 25
26 berusaha untuk menggambarkan seberapa kuat pengaruh iklan TV (X) terhadap keputusan pembelian (Y). 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian survey untuk menjawab tujuan dari penelitian ini dengan mencoba memaparkan pengaruh iklan TV MYTEA terhadap keputusan pembelian konsumen. Metode survey adalah penelitian yang melibatkan instrument penelitian yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang jelas dan untuk mengetahui suatu fenomena tertentu. 4 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya 5. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen minuman teh dalam kemasan merek MYTEA di minimarket (Alfamidi) daerah komplek Taman Cibodas dan sekitarnya. Alasan dipilihnya konsumen MYTEA yang membeli produk tersebut di minimarket Alfamidi daerah komplek Taman Cibodas-Tangerang sebagai populasi pada penelitian ini adalah karena rata-rata masyarakat yang tinggal di daerah ini tingkat untuk menonton 4 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survei, Jakarta:LP3ES, 2001, Hal 3 5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2011, hal 80
27 televisi sangat tinggi. Selain itu, agar dapat mengetahui apakah konsumen membeli produk MYTEA karena tertarik dengan iklan televisi yang ditayangkan atau tidak. 3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut 6. Oleh sebab itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode sampel non-probabilitas (non probability sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 1. Teknik Penarikan Sampel Sementara itu, penentuan sampel menggunakan teknik sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data 7. Lebih lanjut, penarikan sampel juga dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode penarikan sampling berdasarkan kriteria, yang antara lainnya: 1. Usia responden minimal 17 tahun. 6 Ibid, hal 81 7 ibid, hal 85
28 2. Responden yang membeli produk MYTEA pada Alfamidi wilayah Komplek Taman Cibodas Tangerang dan sekitarnya. Selain menggunakan metode yang sudah disebutkan diatas, peneliti juga menggunakan teknik Sampling Jenuh atau Sensus, dikarenakan jumlah populasi hanya terbatas pada pembeli MYTEA di Alfamidi yang ada di komplek Taman Cibodas dan sekitarnya. Selain itu, jumlah populasi tidak dapat diketahui secara pasti. 2. Jumlah Sampel Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang responden. Karena menurut Sugiyono 8 apabila penelitian menggunakan sampling jenuh atau sensus yang dimana jumlah populasi tidak dapat diketahui secara pasti, maka jumlah sampel yang diperbolehkan tidak boleh kurang dari 30 orang. Selain itu menurut Central Limit Theorem (Webster, 1998), penelitian dengan distribusi populasi tidak diketahui akan memiliki distribusi sampling yang normal jika jumlah sampel minimal adalah sebanyak 30 (n=30). 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Menurut Supranto dan Limakrisna 9 data primer (primary data) adalah data langsung yang diperoleh dari obyeknya. Data diperoleh melalui survei lapangan yang menggunakan data orisinil. Data primer penelitian diperoleh langsung melalui 8 Ibid 9 Supranto, J., Limakrisna, N, Statistika Untuk Penelitian Pemasaran Dan Sumber Daya Manusia, 2009, hal 136
29 kuesioner yang akan disebarkan kepada responden yakni para konsumen minuman teh dalam kemasan merek MYTEA. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup (closed question), dimana responden diminta membuat pilihan diantara alternatif-alternatif jawaban yang diberikan dalam kuesioner. Pertanyaan yang bersifat tertutup (closed question) digunakan karena dapat membantu responden untuk menjawab dengan cepat hanya dengan memilih dari alternatif-alternatif jawaban yang sudah disediakan, dan membantu peneliti untuk mengkodekan informasi dengan mudah untuk di analisis. Pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini diukur menggunakan skala likert. Skala Likert adalah sebuah bentuk skala yang akan mengindikasikan jawaban dari para responden setuju atau tidak setuju atas pernyataan mengenai suatu obyek. Skala inilah yang memberikan angka atau nilai terhadap suatu obyek, sehingga karakteristik yang terdapat pada obyek dapat di ukur. Metode pengukuran dengan menggunakan skala Likert terdiri dari lima kisaran jawaban yaitu: Tabel 3.1 SKALA LIKERT JAWABAN SKOR Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Ragu ragu (RR) 3 Tidak Setuju (TS) 2
30 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Data sekunder pada penelitian ini adalah bukubuku, website, dan literatur-literatur yang membahas tentang komunikasi pemasaran dan perusahaan yang diteliti penulis, dalam hal ini PT Suntory Garuda Beverage. 3.5 Definisi Konsep dan Operasional Konsep 3.5.1 Definisi Konsep 1. Terpaan Iklan Terpaan iklan sebagai variabel independen dapat diukur melalui tiga dimensi, yakni dimensi frekuensi, dimensi durasi dan dimensi intensitas. Menurut Moriarty 10, dimensi frekuensi adalah seberapa sering terpaan iklan tersebut ditempatkan di media placement. 2. Keputusan Pembelian Berdasarkan aliran komunikasi model Lavidge-Steiner dalam Kotler 11, maka dapat diketahui munculnya hierarki keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sebagai berikut : 1. Awareness (Kesadaran) 10 Sandra Moriarty, William Wells, dan John Burnett, Advertising : Principles and Practice, Ed 7, 2003 11 Philips Kotler (Alih Bahasa : Hendra Teguh, dkk), Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT. Prenhallindo, 2002, hal 211-212
31 Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari objek tersebut, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan nama produk yang diiklankan, dalam hal ini lewat media iklan televisi. 2. Knowledge (Pengetahuan) Setelah audiens memiliki kesadaran tentang produk yang diiklankan lewat media iklan, maka selanjutnya memberikan informasi keunggulan dari produk yang ditawarkan dalam iklan yang tercantum pada media iklan. 3. Liking (Menyukai) Setelah audiens sasaran mengetahui produk tersebut, selanjutnya menanyakan perasaan audiens terhadap keberadaan produk iklan tersebut. 4. Preference (Memilih) Audiens sasaran mungkin menyukai produk tersebut teteapi tidak memillihnya dibandingkan produk lainnya. Dalam hal ini, komunikator harus berupaya membangun preferensi konsumennya, yaitu dengan cara mempromosikannya lewat kualitas, nilai, dan keistimewaan lain dari produk yang terdapat pada media iklan. 5. Convictions (Keyakinan) Tugas komunikator dalam memasang produk-produk yang diperjualbelikan lewat iklan ini untuk membangun keyakinan kepada konsumen masyarakat. 6. Purchase (Pembelian) Setelah konsumen merasa yakin dengan produk yang diiklankannya maka konsumen akan melakukan tindakan pembelian.
32 3.5.2 Operasional Konsep Operasional Konsep adalah suatu petunjuk dalam unsur sebuah penelitian yang memberi cara mengukur suatu variabel dengan menetapkan variabel (konsep) yang akan diukur, membuat definisi konseptual (pengertian) variabel, menetapkan jenis dan jumlah indikator variabel dan membuat kuesioner, berdasarkan indikatorindikatornya. 12 Berikut adalah operasionalisasi konsep dari penelitian ini : Tabel 3.2 Operasional Konsep No. Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran 1. Terpaan Iklan 1. Frekuensi Seberapa sering Skala Likert 5 TV menonton 2. Durasi menonton iklan MYTEA Menonton iklan Point : a. Sangat setuju menonton sampai selesai b. Setuju 3. Intensitas menonton Perhatian terhadap iklan MYTEA di c. Ragu-Ragu d. Tidak setuju televisi e. Sangat Tidak Setuju 2. Keputusan 1. Awareness Menyadari Skala Likert 5 12 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004, hal 142
33 Pembelian adanya produk MYTEA 2. Knowledge Mengetahui isi iklan MYTEA di televisi Mengetahui alur cerita iklan MYTEA Mengetahui setting iklan MYTEA Mengetahui endorser iklan MYTEA Mengetahui produk MYTEA 3. Liking Menyukai isi iklan MYTEA di televisi Menyukai alur cerita iklan MYTEA Menyukai setting iklan MYTEA Menyukai produk MYTEA Point : a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu d. Tidak setuju e. Sangat Tidak Setuju
34 4. Preference Responden tertarik mencoba produk MYTEA 5. Convictions Responden yakin tehadap kualitas produk MYTEA 6. Puchased Responden berminat membeli produk MYTEA 3.6 Analisis Dan Teknik Pengolahan Data Tahapan analisis data dibagi menjadi proses editing, coding, dan analisis statistik. 3.6.1 Proses editing Editing data meneliti data kembali yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang dikumpulkan tersebut cukup baik dan relevan untuk di proses atau diolah lebih lanjut. 13 3.6.2 Proses Pengolahan data ( coding ) 13 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara, Jakarta 2006, hal. 7
35 Coding berusaha mengklasifikasikan (mengelompokkan jawaban dari responden) menurut kategori dengan cara memberikan angka angka tertentu yang menyangkut keterangan tertentu. 14 Analisis data dimulai dari pengumpulan data yang masuk lalu dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, sehingga penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kuantitatif dalam penelitian ini, data yang masuk disusun kedalam angka, kemudian data tersebut di organisasikan dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya dikelompokkan dalam bentuk tabel yang disesuaikan hasil jawaban responden. Pengukuran hasil jawaban dibuat dengan menggunakan skala likert 1-5. 3.6.3 Analisis Statistik 1. Uji Validitas Azwar mengemukakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempuyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dalam melakukan pengukuran tersebut. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Masrun (1979) dalam Sugiyono 15 menyatakan bahwa teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak 14 ibid. Hal 76 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2011, hal 143
36 digunakan. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasi yang tinggi pula yang tinggi pula biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3 jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Korelasi tersebut menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment (Sugiyono, 2007:356) : N X 1 Y 1 ( X 1 )( Y 1 ) r xy = {N Xi 2 ( Xi) 2 } {N Yi 2 ( Yi) 2 } Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara x dan y N = Populasi n = Ukuran sampel X = Skor tiap pertanyaan / item Y = Skor total Tarif r = 5% 2. Uji Reliabilitas Menurut Supranto dan Limakrisna 16 reliabilitas adalah menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini uji reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran secara konsisten. Uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala dan 16 Supranto, J., Limakrisna, N., Statistika Untuk Penelitian Pemasaran Dan Sumber Daya Manusia, 2009, hal 153
37 alat ukur yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, maka uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach s alpha yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach s alpha dengan maksud untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Reliabel atau tidaknya suatu data dapat dilihat dari koefisien alpha yang dihasilkan, di mana apabila koefisien alpha mendekati angka 1 maka pertanyaan dalam kuesioner dianggap memiliki reliabilitas tinggi. Untuk menentukan kriteria indeks reabilitas adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Kriteria 0,81 1,00 Sangat Reliabel 0,61 0,80 Reliabel 0,42 0,60 Cukup Reliabel 0,21 0,40 Agak Reliabel 0,00 0,20 Kurang Reliabel 3. Uji Korelasi Korelasi yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh terpaan iklan TV terhadap keputusan pembelian konsumen produk MYTEA dengan menggunakan perhitungan statistik person product moment. Korelasi berguna untuk menentukan
38 suatu besaran yang menyatakan seberapa kuat hubungan suatu variable lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung pada variable yang lain. 17 Untuk variabel yang diukur pada skala interval akan digunakan perhitungan Rank Spearman yaitu untuk melihat atau menentukan hubungan antara variable bebas (variable x) yaitu terpaan iklan tv terhadap variable terikat (variable Y) Keputusan Pembelian. Untuk mendapatkan penafsiran koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka peneliti berpedoman pada ketentuan label pedoman interpretasi koefisien korelasi, yaitu : Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan / Korelasi 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Cukup 0,60 0,799 Kuat 0,80 0,1000 Sangat Kuat Sumber Sugiyono, Statistika untuk penelitian, alfabeta, Bandung, 2009. Hal 211 17 Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002. Hal 202
39 3.7 Teknik Pengolahan Data Teknik analisa data yang dipergunakan didalam penelitian ini meliputi teknik analisis statistik diskriptif dan analisis statistik inferensial. Sugiyono 18 menyebutkan bahwa statistik diskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensia). Sedangkan statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dimana sampel diambil. Analisis data yang digunakan pada penulisan ini adalah menggunakan analisis statistik yaitu dengan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS versi 18.00. Namun, sebelum melakukan analisis regresi sederhana, terlebih dahulu dilakukan pengujian statistik deskriptif, dan asumsi klasik: uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas. 3.7.1 Statistik Dekriptif Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono) 19. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan interim dan indepedensi terhadap pertimbangan opini auditor. 18 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, R dan D, Jakarta, 2007, hal 47 19 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, R dan D, 2007, 242
40 Seluruh analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 18.0. 3.7.2 Uji Asumsi Klasik 3.7.2.1 Uji Normalitas Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan regresi linear sederhana, akan dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap normalitas data. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan uji Kolmogorov dan Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov dan Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 (Ghozali) 20 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. 3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas 20 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 2007, 114
41 Menurut Kuncoro 21, heterokedastisitas merupakan kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Keadaan heterokedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi jadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi dari semestinya atau menyesatkan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas adalah melalui uji Gletser. Dalam uji Gletser dilakukan regresi kesalahan penggangu terhadap setiap variabel bebas yang diduga. Dari hasil pengujian tersebut akan diambil keputusan, bila angka signifikansi > 0,05 (Alhusin, 2003 : 223) pada taraf kepercayaan 95%, maka tidak heteroskedatisitas terjadi. 3.7.3 Uji Regresi Sederhana Penelitian ini ingin melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukan oleh koefisien regresi sederhana. Pertama digunakan model garis regresi sederhana Supranto (2001:236) sebagai berikut : Y = + 1X1 + Keterangan : Y α = Variabel dependen (keputusan pembelian) = Konstanta 21 Kuncoro, Mudrajad, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, 2003, hal 96
42 β X 1 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen = Terpaan Iklan TV = Kesalahan penggangu 3.7.4 Pengujian Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau tanggapan yang sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/solusi persoalan dan juga untuk dasar penelitian lebih lanjut. 22 Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : β 1 = 0 Terpaan iklan TV tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ha : β 1 0 Terpaan iklan TV berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian 22 Drs. Danang Sunyoto, S.H., M.M., Analisis Regesi dan Uji Hipotesis, 2009, hal 93