ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PENUMPANG TEHADAP STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DI PT GARUDA INDONESIA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) 1),2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Abstrak Keselamatan merupakan hal utama yang harus menjadi perhatian oleh masing-masing perusahaan penerbangan atau maskapai penerbangan. Oleh sebab itu, fasilitas dan jasa yang dipersiapkan oleh pihak maskapai penerbangan harus matang, karena ini berkaitan dengan nyawa orang banyak, termasuk nyawa kru pesawat dan penumpang. Oleh karena itu, hal ini sangat penting untuk menekankan kepada penumpang pentingnya fasilitas pelayanan keselamatan di dalam pesawat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pengetahuan penumpang tentang standar keselamatan penerbangan di PT. Garuda Indonesia, Bandara Juanda, Surabaya serta mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan penumpang tentang standar keselamatan penerbangan di PT. Garuda Indonesia (Bandara Juanda, Surabaya). Penelitian ini menggunakan sampel 100 responden (penumpang) maskapai Garuda Indonesia, di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Dalam penelitian ini terdapat variabel dependen dan di dalam variabel tersebut terdapat internal variabel. Yang menjadi internal variabel adalah penonaktifan telepon genggam, penggunaan sabuk pengaman, penggunaan baju pelampung, pintu darurat, penggunaan alat bantu oksigen, dan kartu keselamatan dan variabel dependen adalah tingkat pengetahuan penumpang terhadap standar keselamatan. Data penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, kuesioner ini terdiri dari 10 pernyataan mengenai tingkat pengetahuan penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan selanjutnya hasil diolah dengan menggunakan rumus rata-rata danspss windows 15.00. Hasil penelitian ini dengan angka signifikansi 0,000 ternyata lebih kecil dari signifikansi 0,05. t tabel untuk df = 100 1 = 99 adalah 1,66 dengan nilai t hitung= -4,725 < 1,66 t tabel. Dengan demikian H0 diterima artinya tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antar penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan PT. Garuda Indonesia Bandar Udara Juanda Surabaya dan rata-rata tingkat pengetahuan terhadap standar keselamatan ditunjukan dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,19 artinya penumpang sangat tahu tentang standar keselamatan di dalam pesawat dan yang termasuk kategori terendah adalah.dengan nilai rata-rata 3,22. Kata kunci: pengetahuan penumpang, keselamatan. Pendahuluan Seiring berjalannya waktu banyak fenomena yang terjadi pada sarana transportasi darat, laut dan udara. Pesawat terbang merupakan salah satu alat transportasi yang memiliki tingkat efisiensi waktu dan kenyamanan yang cukup tinggi. Hal ini, karena seluruh masyarakat di dunia tentunya akan memilih sarana transportasi udara untuk mendukung kepentingannya masing-masing, baik dari segi Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 23
pekerjaan maupun kepentingan lain yang bersifat pribadi. Di samping itu, faktor keselamatan dan keamanan merupakan hal utama yang harus menjadi perhatian oleh masing-masing perusahaan penerbangan atau maskapai penerbangan. Oleh sebab itu, fasilitas dan jasa yang dipersiapkan oleh pihak maskapai penerbangan harus matang, karena ini berkaitan dengan nyawa orang banyak, termasuk nyawa kru pesawat dan penumpang. Dengan demikian, hal ini sangat penting untuk menekankan kepada penumpang pentingnya fasilitas pelayanan keselamatan di dalam pesawat. Oleh karena itu, setiap perusahaan penerbangan atau maskapai penerbangan memberikan fasilitas dan jasa yang baik bagi para penumpangnya.hal ini, untuk menjaga kepercayaan mereka untuk memilih dan menggunakan maskapai penerbangan tersebut. Sebagai pengguna jasanya maka dari itu dengan adanya peningkatan operasional penerbangan dalam bandara Juanda, salah satu yang perlu diperhatikan adalah kelancaran penerbangan serta keselamatan para penumpang. Faktor keselamatan penumpang sangat penting, sehingga peningkatan pemahaman keselamatan penerbangan tidak hanya dimengerti oleh kabin crew tetapi tingkat keselamatan juga harus di mengerti oleh para penumpang agar semua dapat lancar dan selamat sampai tujuan. Sementara itu, banyak penumpang yang mengerti atau tahu akan keselamatan tetapi sering kali tidak memperdulikan. Di samping itu di beberapa tahun terakhir ini kecelakaan pesawat hampir sering terjadi. Seperti, kasus ringan yang menimpa pramugari Sriwijaya Air yang di pukul oleh penumpang hanya karena diminta untuk menonaktifkan telepon genggam penumpang tersebut. Di samping itu, kasus kecelakaan di maskapai Lion Air di Indonesia dengan nomor penerbangan Jt 904 yang mendarat di perairan bali pada pertengahan April tahun ini, menurut KNKT( Komite Nasional Keselamatan Transportasi) dikarenakan kegagalan maskapai tersebut dalam menerapkan langkah keamanan selama proses pendaratan yang juga tertulis fakta yang meragukan kapabilitas ko-pilot yang memegang kendali pesawat di saat kritis sebelum pesawat itu jatuh ke laut. Hal ini, harus selalu diperhatikan juga oleh setiap maskapai penerbangan tentang ketidak pedulian penumpang terhadap SOP di dalam pesawat pada saat ini untuk mengurangi angka kecelakaan pada pesawat udara. Penjelasan di atas ada berbagai hal yang harus diperhatikan baik untuk setiap maskapai penerbangan maupun para calon penumpang. Sebagai pengguna transportasi udara, penumpang harus memahami atau mengetahui tentang standarisasi keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, pihak maskapai Tinjauan Pustaka Dan Pengembangan Hipotesis Penelitian yang berhubungan dengan dunia penerbangan telah banyak dilakukan, baik yang dilakukan di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya ataupun di bandar-bandar udara yang lain di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008) dengan judul Keselamatan Penerbangan di Tinjau dari segi Penumpang dan Barang PT. (Persero) Angkasa Pura I Bandara Adi Sumarmo Surakarta. Ia mengambil objek tentang penumpang dan barang yang merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penerbangan. Penelitian ini mengungkapkan berbagai hal yang menyangkut keselamatan pengangkutan barang yang berbahaya diantaranya pembatasan barang berbahaya dalam pesawat udara, pengecualian Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 24
untuk operator dan barang bawaan penumpang atau crew, dan klasifikasi dan divisi barang berbahaya. Di samping itu, perihal yang kedua adalah yang berhubungan dengan prosedur skrining penumpang dan barang yang meliputi prosedur operasi untuk petugas pemeriksaan penumpang dan barang, prosedur gawang detector logam, prosedur detector logam gengam, pemeriksaan fisik (seluruh badan), dan penumpang dengan prosedur pemeriksaan khusus. Penelitian tentang keselamatan penerbangan juga pernah dilakukan oleh Taufik (2007). Ia mengatakan keselamatan penerbangan tersebut bergantung pada berbagai faktor antara lain adalah kondisi pesawat, kondisi awak pesawat, infrastruktur dan faktor alam. Namun, yang sering mendapat sorotan adalah faktor kondisi pesawat. Dengan demikian, Orang-orang yang terlibat dalam sebuah penerbangan bukan hanya pilot pesawat, tetapi juga petugas lain baik yang di darat maupun yang ikut terbang bersama. Sibuea (2009), dengan judul peranan pramugari terhadap keselamatan penerbangan menurut pandangan penumpang Garuda Indonesia di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Ia mengambil objek tentang penumpang yang merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penerbangan. Dari hasil analisis data yang diperolehnya, ia menemukan dari keseluruhan jawaban-jawaban penumpang, ia menyimpulkan menurut pandangan penumpang Garuda Indonesia bahwa pramugari berperan terhadap keselamatan penerbangan. Dalam hal ini ditunjukkan dengan hasil dari 100 kuisioner yang telah diisi oleh penumpang Maskapai Garuda Indonesia di Bandara Internasional Juanda Surabaya mendapatkan hasil dari nilai rata-rata atau mean yaitu 3,011 di mana angka 3,011 sesuai dengan kriteria penilaian yang terdapat pada halaman 32 yaitu 2,5 X 3,25 pada posisi berperan. Sementara itu, Angela (2009), dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam proses penanganan penumpang tersebut membutuhkan ketelitian dari seorang staff. Oleh karena itu, proses penanganan pada pre-fligh service dan postfligh service pada suatu perusahaan tergantung pada perusahaan Ground Handling yang bertugas memberikan jasa pelayanan kepada pengguna jasa transportasi udara. Dalam hal ini, untuk memenuhi kebutuhan akan jasa penerbangan tersebut, penumpang & bagasi, sehingga dengan pelayanan tersebut dapat meningkatkan kenyamanan terbang bagi pengguna jasa transportasi udara. Berdasarkan pada uraian tinjauan pustaka di atas, bahwa belum ditemukan adanya penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat pengetahuan penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan di Bandar udara Internasioal Juanda Surabaya. Hipotesis Hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : H0 : Tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan penumpang terhadap keselamatan penerbangan. Ha : Ada perbedaan tingkat pengetahuan penumpang terhadap keselamatan penerbangan. Metode Penelitian Bahan penelitian yang dapat digunakan dalam metode penelitian ini adalah berupa kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diisi oleh penumpang yang berada diruang tunggu dengan mengambil 100 sampel dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 pernyataan dengan pengambilan teknik random sampling. Pernyataan-pernyataan tersebut berisikan tentang pendapat dari 100 sampel terhadap hal-hal yang dipertanyakan berhubungan dengan standar keselamatan penerbangan Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 25
di PT Garuda Indonesia di Bandar udara Internasional Juanda Surabaya. Sedangkan sampel yang menjadi target kuisioner ini adalah penumpang Garuda Indonesia di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Juanda Surabaya. Metode Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan rata-rata (mean) yaitu untuk melihat tingkat pengetahuan penumpang terhadap keselamatan penerbangan. Pertama untuk mengolah data kuesioner menggunakan rumus ratarata dengan : Adapun kriteria penentuan uji hipotesis adalah jika thit < ttab pada df (derajat kebebasan) = n-1, dengan signifikan α= 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak, dan jika thit > ttab pada df = n-1 maka H0 ditolak Ha diterima. Setelah menghitung ratarata (mean) maka selanjutnya digunakan rumus uji satu sampel untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan perbedaan tingkat pengetahuan penumpang terhadap tingkat keselamatan penerbangan. di mana: thitung : merupakan angka yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi pada distribusi t (tabel t). X :rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. μ0:rata-rata nilai yang dihipotesiskan. s :standar deviasi sampel. n :jumlah responden. Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 26
Hasil Dan Pembahasan Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan usia dapat diihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah 17 ± 14 20-30 tahun 43 30-45 tahun 21 45-68 tahun 22 Total 100 Sumber: Data Responden Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 3. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki 77 Perempuan 23 Total 100 Sumber: Data Responden Hasil Perhitungan Rata-rata Hasil nilai mean secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Hasil nilai mean secara keseluruhan Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 27
Dari hasil tabel di atas, maka dapat diketahui tingkat pengetahuan penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan di Garuda Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada point 4 (Pemakaian Sabuk Pengaman saat lepas landas dan mendarat) dan 7 (Pemakaian Baju Pelampung), di mana nilai yang dominan yaitu angka 4 dengan rata-rata 4,19. Selanjutnya, nilai yang dominan berikutnya terdapat pada poin ke-5 (penonaktifan alat telekomunikasi) dengan nilai 4,15, poin 8 (alat bantu oksigen) dengan nilai 4,08, dan poin 6 (pengaktifan alat telekomunikasi) dengan nilai 4,00. Di samping itu, nilai yang kurang dominan adalah angka 3. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12 di atas, di mana angka tersebut terdapat pada poin 9 (3,90), poin 1 (3,88), poin 3 (3,37), poin 10 (3,36) dan poin terendah yaitu terdapat pada poin 2 dengan rata-rata 3,22. Dengan demikian, maka dapat diketahui hasil dari keseluruhan yang diperoleh menyatakan bahwa tingkat pengetahuan penumpang tentang standar keselamatan penerbangan menurut pandangan penumpang Garuda Indonesia yaitu penumpang sangat tahu dalam standar keselamatan di dalam pesawat saat inflight. Ini terbukti dari jumlah nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil pernyataan kuesioner yang telah diisi oleh para 100 responden yang adalah para penumpang Garuda Indonesia Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Nilai rata-rata keseluruhan yang diperoleh adalah 3,818, dimana angka tersebut 3,5-4,19 yaitu pada posisi sangat tinggi. Hasil perhitungan hipotesis diolah dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Version Windows Release 15.00, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 28
dimana : 1. Angka N merupakan jumlah responden ( n) secara keseluruhan yaitu 100 penumpang PT. Gapura Angkasa Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. 2. Nilai mean merupakan hasil dari jumlah keseluruhan 3818 sehingga mendapatkan nilai mean (Xbar ) adalah 3,818 3. Diperoleh Hasil Standar deviation (S) yaitu 0,38517 4. Hasil standar error (Se) yaitu 0,3852. Analisis dan interpretasi data adalah sebagai berikut : H0 = Tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antar penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan. Ha = Ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antar penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan. Hasil nilai t yang dihitung menggunakan SPSS yaitu -4,725, dengan angka signifikansi 0,000 ternyata lebih kecil dari signifikansi 0,05. t tabel untuk df = 100 1 = 99 adalah 1,66 ttabel dengan nilai thitung = -4,725 < 1,66 ttabel maka H0 diterima, yaitu tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antar penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan PT. Garuda Indonesia Bandar Udara Juanda Surabaya. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah di jabarkan pada bab IV di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan di PT. Garuda Indonesia yaitu sangat tahu. Hal ini dapat ditunjukan dengan hasil perolehan nilai tertinggi yakni rata-rata 4,19. Selanjutnya, nilai yang sedang yakni 4,00 serta nilai yang terendah yakni 3,22. Di samping itu, dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil nilai t yang dihitung menggunakan SPSS yaitu - 4,725, dengan angka signifikansi t sebesar 0,000 ternyata lebih kecil dari signifikansi α0,05. t tabel untuk df = 100 1 = 99 adalah 1,66 dengan nilai t hitung= -4,725 < 1,66. H0 diterima, yaitu tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antar penumpang terhadap standar keselamatan sedangkan Ha ditolak, Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 29
artinya ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antar penumpang terhadap standar keselamatan penerbangan PT. Garuda Indonesia Bandar Udara Juanda Surabaya. Daftar Pustaka [1] Angela, 2009, Penanganan Penumpang Pada Perusahaan Ground Handling, Laporan Tugas Akhir, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta. [2] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; PT. Asdi Mahasatya. [3] Halaman Utama Shvoong, Teori Informasi Take Off, 07 Juli, 2009. [4] Lestari, 2008, Keselamatan Penerbangan ditinjau dari segi penumpang dan barang, Tugas Akhir, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta. [5] Martono. 2007. Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan. Jakarta; PT. Raja Grafindo [6] Mulyono, Taufik., 2007, Aspek Keselamatan Penerbangan di Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara, Tugas Akhir Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. [7] Sarmita, Made., 2012. Migrasi Sirkuler Asal Jawa Di Kutai Selatan Provinsi Bali. Yogyakarta : Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. [8] Sibuea, Iriani. 2009. Peranan Pramugari Terhadap Keselamatan Penerbangan Menurut Pandangan Penumpang Garuda Indonesia Di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Laporan Tugas Akhir, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta. [9] Umar, C., 2004. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Penumpang Sriwijaya Air Di Bandara Kolonial Medan. Medan : Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan Vol.2, No. 2, Desember 2015 30