ULAS PANGAN KumpuIan Artikel llmu & Teknologi Pangan

dokumen-dokumen yang mirip
ULAS PANGAN KumpuIan Artikel llmu & Teknologi Pangan

2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

Latar Belakang : Dasar Tek Pengolahan Pangan

Draft PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN BAHAN PANGAN

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

BAB I PENDAHULUAN. Usus sapi merupakan bagian dalam hewan (jeroan) sapi yang dapat. digunakan sebagai sumber bahan makanan hewani. Sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

PETUNJUK PENGISIAN KATEGORISASI TINGKAT RISIKO PENILAIAN DAN PENDAFTARAN ULANG

Pengolahan dengan suhu tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PANGAN DENGAN SUHU TINGGI SITI AMINAH FIKKES - UNIMUS

Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

BAB VI KANDUNGAN AIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

I. PENDAHULUAN. satu produk olahan pangan asal hewan yangpaling banyak diminati

ISBN Petunjuk Sederhana MEMPRODUKSI PANGAN YANG AMAN 2009 Dian Rakyat, Indonesia. Diterbitkan oleh DIAN RAKYAT - Jakarta Anggota IKAPI

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

BAB I PENDAHULUAN. tersusun oleh aneka macam bahan baku dan bahan tambahan (Hariyadi, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

ii Nilai Gizi Pangan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KATEGORI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

Perbaikan zona produksi

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGERAS. Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, pengental, penstabil

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

MEMANFAATKAN ASPEK NEGATIF ASAM LEMAK TRANS SEBAGAI FAKTOR PEMBANGUN CITRA MINYAK SAWIT

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

PENERAPAN KATEGORISASI RISIKO PENILAIAN PANGAN OLAHAN. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan 19 Desember 20170

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP HUMEKTAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB II LANDASAN TEORI

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Prinsip Dasar Pengolahan Pangan. Nyoman Semadi Antara, Ph.D. Pusat Kajian Keamanan Pangan (Center for Study on Food Safety) Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: HK TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ORGANIK

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131,

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAN PENGEMASAN ASEPTIK. Purwiyatno Hariyadi 1

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

PURWIYATNO HARIYADI

ULAS PANGAN KumpuIan Artikel llmu & Teknologi Pangan Penulis : Purwiyatno Hariyadi ISBN : 978-602-73071-0-0 Manajer Proyek Layout Isi Desain Cover : Hendry Noer Fadlillah : Sofa M. Surjaya : Sofa M. Surjaya Penerbit PT Media Pangan Indonesia Jl. Binamarga 2 No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur Telp. 0251-719 1945, Fax. 0251 8375 754 www.foodreview.co.id Cetakan : Pertama, Agustus 2015 Buku ini dilindungi oleh Undang - Undang Hak Cipta. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

KATA PENGANTAR Jika dianggap paling tidak setiap orang makan 3 kali sehari, maka setelah berumur 30 tahun, maka seseorang itu telah menyantap makanan sebanyak 30x365x3 atau 32850 kali. Jika ditambah dengan konsumsi makanan ringan, jajan dan Iain-lain, maka bisa jumlah itu bisa bertambah. Sebanyak itu pulalah kita telah memutuskan mengonsumsi jenis pangan tertentu. Jadi, informasi mengenai pangan menjadi sangat penting; khususnya untuk bisa memilih dengan lebih baik aneka jenis produk pangan yang ada di pasaran. Selain itu, dengan sekian banyak kali kita mengonsumsi pangan, maka bisa dimengerti bahwa terdapat banyak penyakit yang diderita oleh manusia itu sesungguhnya adalah penyakit yang berhubungan dengan pangan (foodborne diseases). Karena itu, informasi mengenai keamanan pangan merupakan hal penting; sehingga bisa mengurangi risiko kesehatan yang mungkin berkaitan dengan mengonsumsi pangan tertentu. Informasi in penting pula bagi industri; karena sebagai penyedia produk pangan untuk konsumen, industri harus bertanggungjawab atas keamanan, gizi dan mutu produk pangan yang dihasilkannya. Hal pertama dan utama yang berkaitan dengan pangan adalah keamanan pangan. Tidak ada artinya berbicara citarasa dan nilai gizi, atau pun sifat fungsional yang bagus, tetapi produk tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Buku ini - ULAS PANGAN: Kumpulan Artikel llmu dan Teknologi Pangan- diterbitkan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai ULAS PANGAN Kumpulan Artikel llmu & Teknologi Pangan

hal-hal yang berkaitan dengan pangan; yang bisa bermanfaat untuk memahami mengenai keamanan, gizi dan mutu pangan. Buku ini bisa pula digunakan sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa, khususnya yang baru mempelajari teknologi pangan. Sebagian besar artikel ini pernah diterbitkan pada majalah FOODREVIEW Indonesia. Sebagian lainnya diterbitkan pada berbagai penerbitan lainnya. Sebagai bunga-rampai, buku ini bertujuan memberikan bacaan mendidik yang cukup ringan; dan bisa dibaca secara singkat untuk masing-masing bab atau judul artikel. Semoga penerbitan buku ini bermanfaat. Salam, Agustus 2015 Kampus IPB Darmaga. 6 ULAS PANGAN Kumpulon Artikel llmu & Teknologi Pangon

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bagian 1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN Teknologi Pengolahan Suhu Tinggi Penjaminan Keamanan Pangan dan Optimasi Proses Panas... 11 Tren praktis dan sehat untuk pangan kalengan... 21 Daging Dalam Kaleng: Mutu dan Keamanan Daging... 27 Teknologi Retort Pouch: dari Ransum Tempur Sampai Ransum Darurat... 35 Retort dengan Tekanan Berlebih...41 Teknologi Aseptik... 49 Faktor Kritis pada Proses Aseptis untuk Susu UHT...55 Validasi Proses Panas Pasteurisasi untuk Seafoods: Peranan Pengukur Suhu... 65 Teknologi Penggorengan... 75 Teknologi Ekstrusi Variasi Produk Ekstrusi... 89 Lebih Bervariasi dengan Ekstrusi... 97 Teknologi Pengeringan Pengeringan Beku... 107 Pengeringan Drum : Cocok untuk Pengembangan Produk Bubur Instan... 117 Teknologi Ekstraksi Ekstraksi Rempah-rempah dengan C0 2 Superkritis... 123 ULAS PANGAN Kumpulan Artikel llmu & Teknologi Pangan

Teknologi Pengolahan Susu dan Keju Sekilas Tentang Keju......129 Keju: Manfaat Kesehatan......135 Teknologi Pengolahan Suhu Rendah Teknologi Pembekuan Pangan.....141 Bagian 2 TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENJAJAAN Pengemasan Pangan: Impresi Pertama tentang Mutu...153 Pengemasan Pangan.....165 Tepat Menjajakan Pangan... 171 Pengembangan Pengemas Pangan Berkelanjutan......181 Bagian 3 ISU MUTU DAN KEAMANAN PANGAN Mutu Pangan: Pilihan Bijak.....189 Isu Penting Keamanan Pangan......197 Pelumas Pangan: Esensial untuk HACCP Sukses...203 Isu Kimia baru Keamanan Pangan...209 Teknologi Fortifkasi...215 Keamanan Benzoat pada Produk Minuman...221 Reologi: Kriteria Tekstur Pangan Cair...225 Pelabelan Alergen pada Produk pangan......231 Pelajaran dari Kasus Mi Instan...235 Sarapan dengan Roti......241 Pertumbuhan dan Prestasi anak: Peranan Jajanan 247 Umami & Kelezatan... 253 Bagian 4 DISAIN SANITER Pengendalian Hama dan Keamanan Pangan...259 8 ULAS PANGAN Kumpulan Artikel llmu & Teknologi Pangan

Pompa Saniter untuk Industri Pangan... 265 Desain Saniter untuk Mesin dan Peralatan Industri Pangan... 271 Bagian 5 PANGAN FUNGSIONAL Industri Pangan Fungsional Indonesia : Peluang untuk Membangun Kesehatan Bangsa... 281 Pangan Fungsional Indonesia... 287 Pertumbuhan Konsumen Lansia Peluang bagi Industri Pangan Fungsional... 291 Minyak DAG, Minyak Fungsional... 297 Bagian 6 MINYAK SAWIT Kcirakter Unik Minyak Sawit......303 Minyak Makan untuk Industri......307 Minyak Sawit Ingridien Pangan Potensial... 311 SNI Minyak Goreng Perlu Revisi... 315 Pelabelan Asam Lemak Trans.....319 Bagian 7 PERSPEKTIF INDUSTRI PANGAN: Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Mandiri dan Berdaulat......325 Isu baru Industri Pangan......331 Pangan dan (atau) Energi?......337 Produk Susu Untuk Tumbuh Kembang Anak: Perlu Regulasi... 341 Peranan Pangan Hewani dalam Pembangunan SDM Bangsa.. 345 Umami Dalam Fungsi Pangan.....349 ULAS PANGAN Kumpulan Artikel llmu & Teknologi Pangan

BAGIAN 1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

Teknologi Pengolahan Suhu Tinggi Penjaminan Keamanan Pangan dan Optimasi Proses Panas Pengolahan pangan dengan panas merupakan teknik pengolahan yang paling populer diaplikasikan di industri pangan. Proses pengalengan pangan (canning) merupakan teknik lama yang sampai sekarang masih terus dilakukan dan bahkan semakin maju -baik dalam pemastian keamanannya, peningkatan efisiensinya, maupun optimasi untuk mempertahankan mutunya. Secara umum, tujuan utama proses panas adalah menghasilkan produk yang aman dikonsumsi. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, maka karakteristik intrinsik yang dominan mempengaruhi potensi bahaya bahan pangan adalah nilai aktivitas air (aj dan keasaman (ph). Berdasarkan pada nilai aw dan ph; bahan pangan dapat dikelompokkan dalam 3 golongan berdasarkan pada tingkat potensi bahayanya (Gambar 1), sebagaimana pernah dijelaskan pada artikel Display it Right, yang dimuat di FOODREVIEW INDONESIA Vol. Ill No. 5 Mei 2008. Kelompok pertama adalah bahan pangan yang mempunyai nilai a > 0.85 dan ph > 4,5 merupakan bahan pangan dengan potensi bahaya yang tinggi (high, H); sering disebut sebagai potentially hazardous foods; PHF (pengertian lebih detail tentang PHF ini bisa dilihat pada www.ift. org). Dengan karakteristik basah (a w > 0.85) dan tidak asam (ph > 4,5), produk segar daging, unggas, telur, susu, ikan merupakan produk dengan potensi bahaya yang tinggi. Kelompok kedua; adalah bahan pangan yang (i) nilai a w > 0.85 tetapi nilai ph < 4.5, dan/atau (ii) nilai ph > 4.5 tetapi nilai a w < 0.85. Dimuat pada Majalah FOODREVIEW Indonesia dengan judul "Thermally Processed Shelf Stable Foods: Penjaminan Keamanan dan Optimasi Proses" Vol IV (7), 2009. Halaman 32-37

Gambar 1. Tingkat potensi bahaya bahan pangan berdasarkan pada nilai a w dan ph Kelompok ini merupakan kelompok dengan potensi bahanya medium (M). Kelompok M pertama; bahan pangan basah tetapi asam (a w > 0.85 tetapi ph < 4.5) sering disebut sebagai acidified foods atau ph-controlled foods. Kelompok M kedua; yaitu pangan tidak asam tetapi kering (ph > 4.5 tetapi a w < 0.85) sering pula disebut sebagai a w -controlled foods. Kelompok M ini umumnya relatif lebih awet dan mempunyai potensi bahaya lebih rendah daripada kelompok H. Kelompok ketiga adalah kelompok pangan kering dan asam (a w < 0.85 dan ph < 4.5); yang umumnya relatif awet dan potensi bahanya rendah (low; L). Dalam kaitannya dengan upaya menjamin keamanan pangan; maka proses pengolahan dengan panas harus memperhatikan karakteristik nilai aw dan ph bahan pangan yang akan diolah. Tujuan utama kedua dari proses panas adalah untuk mengawetkan produk pangan. Pada kenyataannya, jumlah panas yang diperlukan untuk mencapai tingkat keawetan tertentu yang diinginkan juga sangat ditentukan oleh nilai a w dan ph produk pangan. Tingkat keawetan dan keamaan sering sangat berhubungan, dan dalam kaitannya dengan proses panas; tujuan utama ini tidak boleh dikompromikan. Dengan kata lain, upaya optimasi untuk (i) meminimalkan kerusakan zat gizi dan atribut mutu, (ii) memaksimalkan "yields", (iii) meningkatkan produktivitas, dan (iv) mengurangi biaya tidak boleh dilakukan jika hal itu akan berpengaruh negatif pada aspek keamanan (dan keawetan). Karena ULAS PANGAN Kumpulan Artikel llmu & Teknologi Pangan

alasan itu maka, pada bagian pertama tulisan ini akan diuraikan mengenai tujuan utama proses panas ini. Kenali tujuan utama proses panas Sekali lagi, tujuan utama proses panas adalah tercapainya tingkat keamanan pangan yang dikehendaki; atau yang sesuai dengan standar keamanan pangan yang ada. Target tingkat keamanan pangan ini dalam literatur modern dikenal dengan istilah Food Safety Objectives (atau FSO). Otoritas keamanan pangan, perlu menetapkan seberapa besar tingkat risiko keamanan pangan yang bisa diterima ("acceptable"), dan industri pangan berkewajiban memastikan bahwa proses panas yang aplikasikannya akan mempu mencapai tingkat tersebut. Dalam kaitannya dengan proses panas, industri pangan perlu menentukan berapa nilai sterilisasi (Fq) atau nilai pasteurisasi (P-value) yang dianggap cukup untuk mencapai tingkat risiko keamanan pangan yang bisa diterima (acceptable) tersebut. Sekali lagi, nilai sterilisasi (F 0 ) atau nilai pasteurisasi (P-value) tersebut sangat tergantung pada karakteristik a w dan ph bahan pangan yang dipanaskan, serta tingkat keawetan yang ingin dicapai (Gambar 2). Gambar 2. Desain proses termal perlu disesuaikan dengan karakteristik produk (a w dan ph) serta tingkat keawetan yang dinginkan Secara khusus; USFDA-misalnya; mempersyaratkan bahwa untuk produk pangan dengan ph > 4.5 dan a w > 0.85 (Gambar 2 A)- juga disebut sebagai pangan berasam rendah (Iow-acid foods)- yang diberi perlakuan panas untuk mencapai tingkat sterilisasi komersial sehingga ULAS PANGAN Kumpulon Artikel llmu 4 Teknologi Pangan