TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN

Rizki Eka Putri Innaka Ageng R /Puji Lestari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY ABSTRACT

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III BAHAN DAN METODE

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

I. PEMBAHASAN. Hasil Uji Kuantitatif dan Kualitatif DNA. menggunakan teknik elektroforesis gel agarosa konsentrasi 1% pada tangki berisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan 2 sampel yaitu kultivar pisang Mas Kirana dan pisang Agung

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Rincian pengambilan contoh uji baik daun maupun kayu jati

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA. bio.unsoed.ac.id

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

7. KERAGAMAN GENETIKA NEPENTHES GRACILIS KORTH. DI HUTAN KERANGAS

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Survei dan Pendataan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

TOPIK HIDAYAT dan ANA RATNA WULAN ABSTRAK ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, dan Materi Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2017 di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB-Biogen), Bogor. B. Bahan dan Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu erlenmeyer, gelas ukur, autoklave, ice box, hot plate dan stirrer, blue pastle, inkubator 65ºC, neraca analitik, rak tabung mikro, tabung mikro 2 ml, tabung mikro 1.5 ml, pipet mikro dan tip berbagai ukuran, microwave, NanoDrop Spektrofotometer, spindown, vorteks, UV transilluminator, tissue kimwipes, perangkat elektroforesis gel agarosa VWR, perangkat elektroforesis gel akrilamid C.B.S Scientific EPS-300x, plate PCR, penutup plate PCR, mesin pendingin, mesin PCR TI thermocycler, sisir sampel, sekat (spacer), lempengan kaca (glass plate) dan tangki elektroforesis. Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini berupa daun tanaman kedelai pertama muncul yang sudah disimpan pada suhu -20 ºC berasal dari biji kedelai introduksi USDA dan 15 pasang primer SSR yang didesain berbasis genom kedelai introduksi USDA, yaitu: SATT463, SATT294, SATT191, SATT147, SATT0431, SATT308, SATT197, SATT114, SATT063, SATT045, SATT038, SATT0308, SATT009, SATT002, GMES1604, buffer ekstrasi (2% (w/v) cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB), 100 mm Tris-HCL ph 8.0, 16

17 1.4 M NaCl, 20 mm EDTA ph 8.0, 2% (w/v), polyvinyl pryrrolidone (PVP), 0.38% (w/v) natrium disulfit, larutan kloroform-isoamil alkohol (24:1), Na-asetat, isopropanol, etanol 70% larutan mix PCR (Kappa 2G fast ready mix, sepasang primer (Forward dan Reverse), ddh 2 O steril), mineral oil, bufer 1x Tris-Asetate EDTA (TAE), 1% gel agarosa, 8% gel poliakrilamid (akrilamid, bis akrilamid, Ammonium Persulfate (APS), TEMED) 1x Tris-Borate EDTA (TBE), 1x Tris EDTA (TE), NaOH, dan DNA ladder 100 bp. C. Metode Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kegiatan yang dilakukan dalam pendekatan kuantitif meliputi uji kemurnian DNA menggunakan alat Nanodrop Spektrofotometer (Thermo Scientific, USA) sedangkan Uji kualitatif dilakukan dengan teknik elektroforesis untuk melihat adanya DNA. D. Cara Penelitian 1. Materi Genetik Bahan tanaman yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini daun tanaman kedelai pertama muncul yang berasal dari biji kedelai introduksi USDA (Tabel 1). Marka SSR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 15 pasang primer yang didesain berbasis genom kedelai introduksi. Daftar primer yang digunakan dalam penelitian disajikan pada tabel 3.

18 Tabel 3. Daftar Primer yang Digunakan dalam Penelitian No Nama Primer Forward Reverse Posisi Kromosom Motif SSR 1 SATT191 CGCGATCATGTCTCTG GGGAGTTGGTGTTTTCT TGTG 18 (TAT)19 2 SATT009 CCAACTTGAAATTACT AGAGAAA CTTACTAGCGTATTAAC CCTT 3 (AAAT)3( AAT)13* 3 SATT030 AAAAAGTGAACCAAG CC TCTTAAATCTTATGTTG ATGC 13 (ATA)21 4 SATT063 AAATGATTAACAATGT TTATGAT ACTTGCATCAGTTAATA ACAA 14 (TAA)20 5 SATT045 TGGTTTCTACTTTCTA TAATTATTT ATGCCTCTCCCTCCT 15 (AAT)18 6 SATT197 CACTGCTTTTTCCCCT CTCT AAGATACCCCCAACATT ATTTGTAA 11 (ATT)20 7 SATT341 GCGGAGCTTACCAAC ATAAAAAAACT GCGGTCCAACATTGAG GCAAGAATAC 8 (AAT)17 8 SATT463 TTGGATCTCATATTCA AACTTTCAAG CTGCAAATTTGATGCAC ATGTGTCTA 7 (AAT)13(G AT)17(AA T)19 9 SATT294 GCGGGTCAAATGCAA ATTATTTTT GCGCTCAGTGTGAAAGT TGTTTCTAT 4 (TAT)23 10 SATT147 CCATCCCTTCCTCCAA ATAGAT CTTCCACACCCTAGTTT AGTGACAA 1 (ATA)15 11 SATT114 GGGTTATCCTCCCCAA TA ATATGGGATGATAAGG TGAAA 13 (AAT)17 12 SATT308 GCGTTAAGGTTGGCA GGGTGGAAGTG GCGCAGCTTTATACAAA AATCAACAA 7 (TTA)22 13 SATT038 14 SATT002 15 GMES1604 GGGAATCTTTTTTTCT TTCTATTAAGTT TGTGGGTAAAATAGA TAAAAAT GTTGCAGGCACACTG GAGTA GGGCATTGAAATGGTTT TAGTCA TCATTTTGAATCGTTGA A CTCAGCCTTCTCCCTGT T Referensi : Cregan et al. 1999A An integrated genetic linkage map of the soybean Crop Sci. 39:1464-1490 18 (ATA)17 17 (Dokumentasi BB-Biogen, 2017) (TA)5tgtac gatttaaaaata aaata(at)5

19 2. Ekstraksi DNA DNA diekstraksi menggunakan metode Doyle dan Doyle (1990) yang dimodifikasi berdasarkan Lestari (2016). Daun tanaman kedelai pertama muncul diambil sebanyak 0,5 g dimasukkan ke dalam tabung mikro 2 ml digerus sampai lumat menggunakan blue pestle yang telah diautoklaf diikuti dengan tambahan 800 µl buffer ekstraksi yang mengandung Tris-HCL 100 mm (ph 0,8), NaCl 1,4 M, EDTA 20 Mm (ph 8,0), cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB) 2% (w/v), polyvinyl pryrrolidone (PVP) 2% (w/v) dan natrium disulfit 0,38% (w/v). Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 65 C di dalam water bath (Thermo scientific USA) selama 15 menit dan dihomogenkan dengan cara membolak-balik tabung setiap 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 800 µl larutan kloroform : isoamil (24:1) ke dalam tabung mikro. Selanjutnya campuran disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit pada suhu 20 C. Supernatan yang terbentuk lalu dipindahkan ke dalam tabung mikro 1,5 ml sebanyak 600 µl diikuti dengan penambahan 60 µl Natrium asetat 3 M (ph 5,2) dan 600 µl isopropanol. Campuran kemudian diinkubasi di dalam lemari pendingin bersuhu -20 C selama 1 jam. Setelah itu, campuran disentrifugasi kembali dengan kecepatan 12.000 rpm selama 15 menit pada suhu 20 C menggunakan alat eppendorf centrifuge 5810 R. Supernatan yang terbentuk kemudian dibuang sedangkan palet yang terbentuk dibilas menggunakan larutan etanol 70% sebanyak 500 µl untuk menghilangkan sisa garam. Selanjutnya, dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit pada suhu 20 C. Supernatan kemudian dibuang dan pelet yang telah bersih dikeringanginkan semalam. Pelet yang telah kering dilarutkan dalam

20 100 µl larutan TE (Tris 10 mm ph 8,0, EDTA 1 mm) dan ditambahkan RNAse A (10 mg/ml) sebanyak 2 µl. Larutan DNA stok tersebut diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C. DNA stok yang sudah jadi disimpan pada suhu -20 C hingga siap digunakan. 3. Uji Kuantitatif dan Kualitatif DNA kedelai USDA introduksi Larutan DNA kedelai yang diperoleh dari hasil isolasi lalu diuji secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui tingkat kemurniannya. Uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat Nanodrop Spektrofotometer (Thermo Scientific, USA) sedangkan Uji kualitatif dilakukan dengan teknik elektroforesis untuk melihat adanya DNA. 4. Pengenceran stok DNA Sampel stok DNA yang telah diuji secara kuantitatif dan kualitatif lalu diencerkan sebanyak 100 kali. Pengenceran stok DNA bertujuan untuk meminimalkan adanya kontaminasi seperti protein, fenol maupun sisa bahan pada saat ekstraksi DNA. Konsentrasi DNA yang diperlukan untuk stok amplifikasi DNA menggunakan metode PCR tidak besar sehingga dilakukan pengenceran stok DNA agar dapat digunakan. Pengenceran DNA dilakukan dengan cara melarutkan 10 µl larutan stok DNA ke dalam tabung mikro berisi 90 µl ddh 2 O steril. Larutan DNA hasil pengenceran ini kemudian digunakan sebagai cetakan DNA pada kegiatan PCR. 5. Amplifikasi DNA Amplifikasi DNA dilakukan menggunakan 15 pasang primer SSR. Sampel yang digunakan sebanyak 27 aksesi. Masing-masing sampel diamplifikasi dalam

21 total reaksi 10 µl yang mengandung Kapa 2G fast ready mix sebanyak 5 µl, primer Forward dan Reverse (konsentrasi 10 µm) masing-masing sebanyak 0,5 µl, ddh 2 O steril 3 µl dan cetakan DNA hasil pengenceran 100 kali sebanyak 1 µl, sehingga total reaksi yang diperlukan dalam satu kali kegiatan PCR sebanyak 270 µl. Amplifikasi DNA menggunakan metode PCR. Reaksi PCR dilakukan dalam mesin PCR T1 Thermocycler (Biometra Germany) (Gambar 3) dengan kondisi PCR sebagai berikut: pre denaturasi dilakukan pada suhu 95 0 C selama 5 menit, denaturasi awal dilakukan pada suhu 94 0 C, diikuti 34 siklus proses denaturasi selama 30 detik, tahap penempelan primer pada suhu 55 0 C selama 1 menit, dan tahap perpanjangan basa pada suhu 72 C selama 1 menit. Reaksi PCR diakhiri dengan tahap akhir perpanjangan basa pada suhu 60 C selama 15 menit. Waktu yang diperlukan dalam satu kali kegiatan PCR dilakukan selama 2 jam. Hasil PCR kemudian dielektroforesis menggunakan gel poliakrilamid 8%. Gambar 1. Amplifikasi DNA menggunakan metode PCR dengan alat TI Thermocycler (Dokumentasi pribadi, 2017) 6. Elektroforesis dan visualisasi DNA Menurut Westermier (2005) dalam Tamam (2012), elektroforesis adalah suatu proses migrasi molekul bermuatan yang akan bergerak ke arah elektrode

22 yang memiliki muatan berlawanan di bawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis DNA menggunakan metode elektroforesis gel poliakrilamid 8% pada tangki berisi buffer 1x Tris-Borate EDTA (TBE) yang berguna dalam menjaga nilai keseimbangan ph saat migrasi fragmen DNA berlangsung. Perangkat dalam elektroforesis gel poliakrilamid 8% terdiri dari: sisir sampel, sekat (spacer), lempengan kaca (glass plate) dan tangki elektroforesis. Dua lempengan kaca (glass plate) disusun menggunakan dua buah sekat (spacer) diantara keduanya. Sisir sampel diperlukan untuk membuat sumur peletakan DNA yang akan dielektroforesis. Pembuatan sumur ini dilakukan dengan meletakkan sisir sampel sebelum gel memadat. Setelah gel memadat, sumur pertama diisi dengan 1 µl DNA ladder sebagai marker 100 bp, sedangkan sumur kedua dan seterusnya diisi dengan 1 µl DNA sampel yang akan diuji. Proses running elektroforesis berlangsung selama 110 menit dengan arus listrik 90 Volt. Setelah proses running selesai, gel diwarnai dengan Ethidium bromide dan divisualisasi di bawah sinar UV dengan menggunakan alat UV Transilluminator. Alat elektroforesis disajikan pada gambar 2. Gambar 2. Alat elektroforesis (Dokumentasi BB-Biogen, 2017)

23 E. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis data polimorfik dan analisis data morfologi. Analisis data yang dilakukan menggunakan perangkat lunak sehingga membantu dalam analisis 1. Analisis Polimorfik Analisis polimorfik dilakukan dengan menggunakan metode skoring terhadap pita DNA yang muncul pada hasil elektroforesis gel poliakrilamida 8%. Pita-pita yang terlihat pada hasil visualisasi dianggap sebagai satu alel. Pita-pita DNA yang memiliki laju migrasi yang sama dianggap sebagai lokus yang sama. Pada laju migrasi yang sama, setiap pita yang terlihat diberi skor 1, sedangkan pita yang tidak terlihat diberi skor 0, sehingga hasil dari skoring pita berupa data biner. Data hasil skoring dianalisis menggunakan program sequential agglomerative hierarchial and nested (SAHN)-UPGMA (unweighted pair-group method with arithmetic) pada perangkat lunak NTSYS versi 2.1 (Rohlf, 2000). Hasil analisis disajikan dalam bentuk dendrogram. Selanjutnya, data hasil skoring juga dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak PowerMarker 3.25 (Liu dan Muse, 2005) untuk mengetahui nilai frekuensi alel utama, diversitas genetika, dan polymorphic information content (PIC) yang dihasilkan oleh marka-marka yang digunakan dalam penelitian ini.

24 2. Analisis Morfologi Data Principal Component Analysis (PCA) diolah menggunakan perangkat lunak XLSTAT. Setiap satu aksesi dianggap sebagai satu unit observasi. Karakter morfologi bersifat data kualitatif dikonversi terlebih dahulu menjadi data kuantitatif, sebagai contoh bunga kedelai berwarna ungu dapat diartikan data kualitatif. Lalu, dikonversi menggunakan angka misalnya 1, yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian keseluruhan data akan menjadi data kuantitatif untuk mempermudah analisis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk matriks korelasi Pearson dan gambar pengelompokkan aksesi pada empat kuadran.