statistik deskriptif, analisis Kruskal Wallis one way ANOVA untuk mengetahui uji beda, pembahasan hasil penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Tinjauan Atas Laporan Arus Kas Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Purwakarta

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi, baik transaksi

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB VI JASA-JASA BANK

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI. yang semakin terhadap banco-banco ini, maka orang bukan saja menukarkan uang

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 10 Pasar Keuangan

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB II PEMBIAYAAN MODAL KERJA DAN SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. jalan mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. sektor defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

BAB II LANDASAN TEORI. usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penyimpanan benda berharga, membiayai perusahaan, dll

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT. bahwa bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti bence yaitu suatu

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA BANK UMUM BERDASARKAN MODAL INTI

BAB II LANDASAN TEORI. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa - jasa bank lainnya. Menurut Undang - Undang RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

M 1 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. Tujuan. MATERI AKPER 1 Hal -1

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank. Bank mempunyai peranan dalam menghimpun dana masyarakat, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

Komp. Elmbaga Keuangan Perbankan JASA-JASA BANK

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik dana dan pengguna dana. Bank merupakan lembaga yang

2 BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

Manajemen Pendapatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I Lembaga Keuangan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT PANIN SEKURITAS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sekilas Pandang Perbankan di Indonesia. Bank DKI, 12 Januari 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan bank mendorong masyarakat

PT PANIN SEKURITAS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari populasi dan sample penelitian yang diperoleh dari Bank Indonesia, data penelitian, teknik pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel penelitian, hipotesis penelitian dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari pembahasan tentang deskriptif penelitian, analisis statistik deskriptif, analisis Kruskal Wallis one way ANOVA untuk mengetahui uji beda, pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan penelitian, keterbatasan dan saran penelitian. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan fee based income

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan taraf hidup rakyat. Menurut Weston dan Copeland (1991) pada dasarnya bank merupakan lembaga intermediasi atau sering dikenal dengan sebutan financial intermediaries, yang berperan sangat strategis sebagai akselelator kegiatan ekonomi melalui penghimpunan dana dari kelompok masyarakat surplus atau surplus spending units. Pengertian bank menurut PSAK (2009:31) adalah sebagai berikut : Bank merupakan lembaga yang berperan penting sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah tersebut terlihat dalam kegiatan menyimpan dana dari masyarakat (giro, tabungan, dan deposito) dan kemudian menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan. Kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan pokok atau fungsi utama dari sebuah bank yaitu, sebagai lembaga intermediary. Menurut perhitungan biaya dan pendapatannya, bank dibagi menjadi dua, yaitu bank komersial dan bank bagi hasil (syariah). Bank komersial adalah bank yang menggunakan sistem bunga sebagai sumber pendapatan dan biaya bank, sedangkan bank syariah adalah bank yang menggunakan sistem bagi hasil antara penabung (debitur), peminjam (kreditur) dan bank dalam perhitungan biaya dan perhitungan biaya dan pendapatan (Irmayanto, 2003). Disamping kegiatan pokok, bank juga memberikan jasa-jasa atau layanan perbankan sebagai pendukung dari kegiatan pokok tersebut, dan dari jasa tersebut bank menerima imbalan atau fee yang dikenal sebagai fee based income. Fee based income

adalah pendapatan yang diterima oleh bank yang berasal dari pendapatan jasajasa pelayanan yang telah disediakan untuk nasabahnya (Yuana, 2007). Bank memiliki fungsi sebagai penyalur dana, menghimpun dana dan kegiatan jasa lainnya. Dalam penyaluran dana, bank mendapatkan pendapatan dari bunga simpanan, sedangkan dalam menghimpun dana, bank mendapatkan dana yang berasal dari bunga pinjaman dan penyaluran kredit. Pendapatan yang berasal dari bunga simpanan dan bunga pinjaman ataupun kredit disebut spread income (Husein, 2000). Bank komersial akan memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang akan diberikan penyimpan (bunga simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjaman. Keuntungan ini disebut spread income. Bank juga berfungsi sebagai pemberi jasa-jasa lainnnya, dari kegiatan jasa, bank mendapatkan biaya-biaya lainnya pendapatan tersebut dinamakan fee based income. Berikut ini adalah skema dari fungsi bank : Gambar 2.1 Fungsi bank BANK Menyalurkan Dana Menghimpun Dana Jasa-jasa Lainnya Bunga Simpanan Bunga pinjaman/kredit Biaya-biaya Sphread Income Fee Based Income

Sumber : Kasmir, 2002 Jenis pendapatan yang diperoleh bank atas produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: (Kasmir, 2002) 1. Pendapatan bunga (Interest Income) adalah pendapatan yang diperoleh dalam bentuk bunga atas pemberian kredit sebagai penyalur dana kepada masyarakat, baik perorangan atau badan usaha dan juga penempatan dana kepada bank lain. 2. Pendapatan non bunga ( Fee Based Income ) adalah pendapatan provisi, fee atau komisi yang diperoleh bank yang bukan merupakan pendapatan bunga. Pendapatan ini dapat juga diperoleh dari pemasaran produk maupun transaksi jasa Perbankan. Kegiatan jasa-jasa lainnya, antara lain :

1. Pengiriman uang (transfer) 2. Penagihan surat-surat berharga dari dalam kota (clearing) 3. Penagihan surat-surat berharga dari luar kota (Inkaso) 4. Letter of Credit (L/C) 5. Safe deposit box, bank garansi, bank notes, traveler cheque dan lain-lain (Kasmir, 2002) Adapun pendapatan yang diperoleh dari jasa-jasa bank antara lain (Kasmir, 2002). 1. Biaya Administrasi Dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan administrasi khusus. Pembebanan biaya administrasi biasanya dikenakan untuk pengelolaan sesuatu fasilitas tertentu. 2. Biaya Kirim Diperoleh dari jasa pengiriman uang (transfer), baik jasa transfer dalam negeri maupun transfer ke luar negeri. 3. Biaya Tagih Merupakan jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-dokumen milik nasabahnya, seperti jasa kliring (penagihan dokumen dalam kota) dan jasa inkaso (penagih dokumen ke luar kota). Biaya tagihan ini dilakukan baik untuk tagihan dokumen dalam maupun luar negri. 4. Biaya Provisi dan Komisi

Biaya ini biasanya dibebankan kepada jasa kredit dan jasa transfer serta jasajasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas perbankan. 5. Biaya Iuran Diperoleh dari layanan jasa kartu kredit dimana kepada setiap pemegang kartu dikenakan biaya iuran 6. Biaya Sewa Dikenakan kepada nasabah yang menggunakan jasa safe deposit box. besarnya biaya tergantung dari ukuran box dan jangka waktu yang digunakan. Sedangkan Muljono (1996) membagi jasa bank atau sumber fee based income menurut sifatnya, diuraikan sebagai berikut: 1. Jasa tanpa memerlukan dukungan dana bank, bank memberikan jasa kepada nasabahnya secara murni. Bank tidak perlu menyediakan sama sekali sejumlah dana untuk kegitan transaksi tersebut, atau kemungkinan bank harus menyediakan sejumlah dana di kemudian hari. Jasa jasa yang tergolong dalam jenis ini antara lain, management sevices, save deposit box, agen perusahaan asuransi, penerbit referensi bank (letter of introduction maupun letter of comfort), kegiatan pergudangan. 2. Jasa jasa bank yang sekaligus pencipta dana bagi bank, jasa seperti ini paling disenangi oleh pihak bank, karena bank memperoleh manfaat ganda. Di satu pihak memperoleh dana masuk ke bank secara gratis dan disisi lain akan memperoleh komisi atau fee based income. Jenis jasa ini, antar lain: outgoing money transfer, incoming transfer, bank draft, inkaso, traveler cheque baik

dalam rupiah maupun valas, payment point pajak, rekening (telepon, listrik, PAM dan lain lain), pembukaan L/C import, penerbitan bank garansi, executor dan trustee business, investment mangement, jasa jasa bank lainnya (payroll sevice, penerimaan pembayaran ongkos naik haji, rekening persepsi pajak dari berbagai pajak yang dipungut bank). 3. Bank memerlukan dana untuk membiayai fasilitas yang akan digunakan oleh nasabah. Dari fasilitas yang dipergunakan, biaya pemakaian fasilitas akan dibebankan kepada nasabah. Oleh karena itu dalam kedudukan ini bank harus memperhitungkan biaya dana yang dikeluarkan dalam pemberian jasa tersebut, diantaranya adalah, perdagangan valuta asing, post import financing, international money order, transaksi eksport (koresponden pembuka L/C), factoring, forward exchange, swap. Sinungan (1994), menyatakan bahwa pendapatan yang berasal dari fee-based services merupakan sumber pendapatan yang paling diperhitungkan dalam bisnis perbankan dewasa ini. Dengan demikian bank harus meningkatkan kemampuan manajemen sumber daya manusia yang ditunjang dengan jaringan distribusi serta teknologi yang canggih agar dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap setiap nasabah sehingga bank mampu meningkatkan pendapatan dari fee-based services. Fee based income bank, terdiri dari: 1. Pendapatan Provisi & Komisi Berkaitan dengan hal tersebut adalah kegiatan pemberian kredit dan jasa-jasa bank seperti provisi kredit, provisi bank garansi, provisi LC, dan sebagainya.

2. Pendapatan Transaksi Devisa Berkaitan dengan ini adalah pendapatan dari hasil jual-beli valuta asing. 3. Pendapatan Lainnya Merupakan pendapatan yang bukan provisi & komisi maupun transaksi devisa namun termasuk dalam pendapatan operasional bank seperti jasa yang diberikan atas corporate services, jasa atas pinjaman sindikasi, dan sebagainya. Kegiatan utama pertama bagi bank adalah memperoleh dana (funding), disini falsafah kepercayaan benar-benar diterapkan untuk memperoleh dana bank harus bisa dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Melalui aktivitas bank memperoleh uang yang siap dijual kembali kepada pihak yang membutuhkan. Produk yang dihasilkan dari kegiatan funding diantaranya rekening giro, tabungan, deposito. Strategi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah cukup dengan memberikan bunga yang menarik maka pihak yang memiliki kelebihan dana akan memberikan (menyimpan) kepada bank tersebut atas dasar kepercayaan. Kegiatan utama kedua bagi bank adalah menyalurkan dana (lending). Persamaan dan perbedaan dari kegiatan funding dan lending, persamaannya adalah bunga merupakan harga dari produk yang ditawarkan, contoh : bunga simpanan untuk harga dari produk simpanan dan bunga kredit untuk harga dari produk lending. Perbedaannya adalah jika dalam kegiatan funding bank

memberikan bunga tinggi maka nasabah akan berdatangan dan dana yang diperoleh semakin besar, tetapi sebaliknya jika dalam kegiatan lending bank memberikan bunga tinggi maka nasabah akan mengubah arah untuk mencari bank lain yang artinya pendapatan bunganya atau spread income akan menurun. Keuntungan dari selisih bunga simpanan dan bunga pinjaman ini dikenal dengan spread based. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya kegiatan lending diantaranya adalah menyalurkan kredit yang terdiri atas kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumsi. Kegiatan pendukung dari kegiatan utama bank adalah memberikan pelayanan dimana tujuan utama pelayanan adalah memperlancar kegiatan utama perbankan yang berjalan. Tujuan dari pemberian jasa-jasa ini selain mengembangkan pangsa pasar adalah juga memperoleh komisi atau lebih dikenal dengan fee based income. Sektor jasa perbankan ini harus lebih ditingkatkan sebagai dasar untuk mengurangi ketergantungan pendapatan bank dari sektor perkreditan (Lapoliwa dan Shearon, 2000). Faktor yang mempengaruhi fee based income, menurut Kasmir (2000:107) adalah : kelengkapan jasa-jasa perbankan, semakin lengkap jasa bank yang diberikan maka semakin baik. Hal ini disebabkan jika nasabah hendak melakukan transaksi perbankan nasabah tersebut cukup bertransaksi di satu bank saja. Demikian sebaliknya jika jasa bank kurang lengkap maka nasabah terpaksa mencari bank lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan. 2.2 Jenis dan Macam-macam Produk Fee Based Income Pada dasarnya, hampir semua jenis transaksi perbankan bisa dijadikan sumber pendapatan melalui services charge. Mulai dari penggunaan kartu

Automatic Teller Machine (ATM) di supermarket, transfer uang antar bank, jasa rekening, pembayaran melalui giro, sampai jasa konsultasi portofolio (Infobank, 2003). Sementara menurut Tambunan (2003) sumber fee based income bisa diperoleh dari: 1. Kartu kredit : kartu yang diterbitkan oleh bank atau pengelolah kartu kredit yang memberikan hak kepada seseorang yang memenuhi persyaratan tertentu yang namanya tertera dalam kartu untuk menggunakannya sebagai alat pembayaran secara kredit atas perolehan barang atau jasa. 2. Fee dan komisi : sejumlah uang imbalan atau jasa perantara dalam suatu transaksi 3. Transaksi valuta asing dan derevatif seperti, forward, swap, dan option. 4. Advisory service atau intermediasi informasi, yaitu dalam bentuk pelatihan dan jasa konsultasi. 5. Brokerage untuk saham, asuransi dan reksadana. 6. Deposite related service yaitu fee dari nasabah yang frekuensi penarikannya tinggi. 7. Fiduciary, trust sevice dan private banking, biasanya hanya untuk kalangan kecil tapi sangat lucrative. Sementara private banking dan trust sevice adalah pelayanan yang diberikan oleh perbankan dan biasanya tidak sekedar dalam bentuk jasa tradisional, tapi penitipan aset berharga (Financial dan non financial), bahkan layanan dalam bidang pendidikan serta pelayanan nasabah dan keluarga.

8. Biaya Administrasi pada ATM 9. Biaya penggantian buku tabungan dan aktivitas money game atau pemindah bukuan dana dalam satu jaringan bank. 10. Cash management, merupakan jasa yang sangat diperlukan perusahaan yang memiliki jaringan luas, pemasok dan pelanggan yang tersebar, tidak hanya domestik, tapi juga luar negeri. 11. Payroll service dan trade sevice atau transaksi ekspor-impor. Kasmir (2000) menyebutkan jenis jasa jasa bank lainnya, sebagai berikut: 1. Menerima setoran setoran, seperti pembayaran pajak, pembayaran telepon, pembayaran air, pembayaran listrik, pembayaran uang kuliah. 2. Melayani pembayaran pembayaran seperti : gaji (pensiun atau honorarium), pembayaran deviden, pembayaran kupon, pembayaran bonus. 3. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi, penjamin emisi (underwriter), penjamin (guarantor), wali amanat (trustee), perantara perdagangan efek atau pialang (broker), pedagang efek (dealer), perusahaan pengelola dana (investment company) 4. Transfer, kliring, inkaso, safe deposite box, bank card, bank note (valas), Guarantee bank, refrensi bank, bank draft, letter of credite, traveller cheque, jual beli surat berharga, dan jasa lain lain. 2.3 Fee Based Income dalam Laporan Keuangan

Bank memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK dan SKAPI (Standar Keuangan Akuntansi Perbankan Indonesia), diantaranya adalah 1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukan keuangan pada periode tertentu serta mengetahui dimana adanya perubahan, misalnya perubahan aset 2. Laporan keuangan komitmen dan kontijensi Laporan komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak atau berupa laporan suatu kewajiban bagi bank untuk melaporkan besarnya tagihan atau kewajiban bersih atas seluruh transaksi komitmen yang dilakukan. Kontijensi merupakan keadaan yang masih meliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa yang akan datang. Atas transaksi komitmen yang dilakukan sedangkan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinannya timbul tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. 3. Laporan laba rugi, laporan yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. 4. Laporan arus kas, menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa

netto menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. 6. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan dari seluruh cabangcabang bank baik dalam negeri maupun luar negeri. Format laporan laba rugi perbankan dimulai dengan interest income atau pendapatan bunga, kemudian diikuti dengan interest expense (beban bunga) yang menghasilkan net interest income (pendapatan bunga bersih). Net interest income harus menjadi bagian terbesar komponen pendapatan operasional bank untuk menutup beban dan pajak, dan jika terjadi perubahan terhadap net interest income akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Sumber pendapatan lain bank dapat diperoleh dari non interest income, yang secara umum (utama) diperoleh dari deposit service charge dan fee (biaya yang dibebankan kepada nasabah). Kemudian non interest income dikurangi dengan interest expense (beban pendapatan bunga) yang sering disebut overhead cost pada industri perbankan. Bank sekarang ini mencoba menaikkan pendapatan operasional lainnya (non interest income) dan berusaha mengurangi beban operasional lainnya (non interest expense), tapi biasanya beban operasional lainnya lebih besar daripada pendapatan operasional lainnya dan diformulasikan dalam bank burden. Selanjutnya pendapatan operasional dikurangi dengan provisi untuk pinjaman (provision for loan) dan kerugian leasing (lease lose), yang mewakili estimasi kerugian potensial dari pinjaman ragu ragu (bad loans). Hasil dari

operasi perhitungan diatas adalah penghasilan operasi sebelum transaksi sekuritas dan pajak (operating income before securities transaction and taxes). Kemudian rugi dan untung terealisasi (realized gain or losses) dari penjualan sekuritas ditambahkan untuk menghasilkan pendapatan operasi bersih sebelum pajak (pre-tax net operating income), kemudian dikurangi dengan pajak penghasilan (income taxes), penyesuain pajak lainnya (tax equivalent adjustments) dan berbagai untung dan rugi luar biasa (extraordinary) hasil akhirnya adalah pendapatan bersih ( net income). Dalam PSAK no. 31 (revisi PSAK tahun 2000) mengenai pengakuan dan pengukuran kegiatan perbankan berbasis imbalan (fee based activity) menjelaskan bahwa, pendapatan dan beban yang tidak berkaitan dengan jangka waktu diakui pada saat terjadinya transaksi dalam periode bersangkutan. Kegiatan perbankan yang tidak berhubungan dengan kredit terdiri atas kegiatan yang berkaitan dan tidak berkaitan dengan jangka waktu. Pendapatan dan beban yang berkaitan dengan jangka waktu antara lain adalah komisi dan provisi dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan perkreditan. Sementara itu, pendapatan dan beban yang tidak berkaitan dengan jangka waktu antara lain ialah, transaksi pengiriman uang, pembukaan L/C, penjualan dek perjalanan, ATM, dan penerbitan wesel bank (Bank draft). Jenis jasa jasa tersebut yang telah disebutkan di atas dalam laporan keuangan perbankan masuk dalam post atau komponen pendapatan operasional lainnya atau non interest income (other interest income), yang terdiri dari: 1. Provisi, komisi dan fee

2. Pendapatan transaksi valuta asing 3. Kenaikan surat berharga. 4. Pendapatan lainnya. Literatur asing memuat pos atau komponen non interst income dalam laporan keuangan laba rugi adalah sebagai berikut: 1. fiduciary activities 2. deposite service charges 3. trading revenue 4. other foreign transaction 5. other non interest income 2.4 Pengertian Kelompok dan Status Bank Menurut Kasmir (2000), bank dapat dibedakan dari segi status yaitu : 1. Bank Persero atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bank yang dimiliki pemerintah baik dari akte pendirian sampai dengan saham bank secara mayoritas dimiliki oleh pemerintah. Keuntungan yang dihasilkan oleh bank juga dimiliki oleh pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat. 2. Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSND) Merupakan bank yang seluruh atau sebagian hak kepemilikannya (saham) dimiliki oleh swasta nasional, serta akte pendirian bank memperlihatkan bahwa bank tersebut didirikan oleh swasta nasional. Begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta, dan status bank tersebut berstatus bank

devisa, sehingga bank tersebut dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. 3. Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa (BUSNND) Sama dengan bank umum swasta nasional devisa diatas, tapi status bank tersebut bukan devisa atau non devisa. Kebalikan dari bank berstatus devisa, bank tersebut belum mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa. 4. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank yang didirikan oleh pemerintah daerah tingkat I maupun pemerintah daerah tingkat II, dan juga hak kepemilikan bank (saham) dimiliki oleh pemerintah daerah tersebut. Begitu juga keuntungan yang dihasilkan bank juga dimiliki oleh pemerintah daerah. Bank juga dibedakan dari segi kelompok, yaitu : 1. Bank Campuran Bank Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia 2. Bank Asing Bank milik asing merupakan bank yang keberadaannya sebagai cabang bank yang ada di luar negeri, baik oleh swasta asing maupun oleh pemerintah asing suatu negara.

2.5 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini status bank yang terdiri dari BUMN, BUSND, BUSNND, dan BPD dihitung secara keseluruhan mengenai besarnya proporsi fee based income. Pada kelompok bank yang terdiri dari bank asing dan bank campuran, peneliti juga menghitung secara keseluruhan proporsi perolehan fee based income. Kemudian, status bank dan kelompok bank akan diuji apakah ada perbedaan perolehan proporsi fee based income dari masing-masing bank. Bentuk dari kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran BUMN STATUS BANK (H1) BUSND BUSNND BPD Fee based income KELOMPOK BANK (H2) BANK CAMPURAN BANK ASING 2.6 Pengembangan Hipotesa

Dwastarini (2003), melakukan penelitian mengenai analisis proporsi perolehan fee based income yang terfokus pada BPD wilayah Yogyakarta. Variabel yang digunakan merupakan komposisi dari fee based income yaitu, provisi, komisi dan fee, pendapatan transaksi valuta asing, kenaikan surat berharga, dan pendapatan lainnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang antara pendapatan lain terhadap fee based income. Namun demikian, sulit menemukan adanya penelitian yang menguji perbedaan perolehan fee based income berdasarkan status dan kelompok bank. Oleh karena itu, penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan perolehan proporsi fee based income bank berdasarkan status dan kelompok bank. Status bank akan dilihat dari BUMN, BUSND, BUSNND dan BPD. Penelitian ini dilakukan untuk periode 3 tahun yaitu 2006-2008. Pengujian hipotesa pertama diuji dengan menggabungkan semua sampel penelitian dari tahun 2006 hingga 2008 yaitu, Ho1 : Status bank (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) tidak berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006 hingga 2008. Ha1 : Status bank (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006 hingga 2008. Dari hipotesa pertama yang menggabungkan semua sampel dari tahun 2006 hingga 2008, dapat dilakukan pengujian untuk setiap tahun. Oleh karena itu,

hipotesa pertama dapat dirinci untuk pengujian tiap tahun, hipotesa pertama untuk tahun 2006 yaitu : H 01a : Status (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) bank tidak berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006. H a1a : Status (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) bank berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006. Pengujian hipotesa pertama untuk tahun 2007 yaitu : H 01b : Status (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) bank tidak berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2007. H a1b : Status (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) bank berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2007. Pengujian hipotesa pertama untuk tahun 2008 yaitu : H 01c : Status (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) bank tidak berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2008. H a1c : Status (BUMN, BUSND, BUSNND, BPD) bank berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2008.

Pada hipotesa kedua peneliti memilih kelompok bank yaitu bank asing dan bank campuran) untuk diteliti. Sama dengan pengujian hipotesa pertama, Penelitian ini dilakukan untuk periode 3 tahun yaitu 2006-2008. Pengujian hipotesa kedua diuji dengan menggabungkan semua sampel penelitian dari tahun 2006 hingga 2008. Oleh karena itu, pengujian hipotesa kedua untuk tahun 2006 hingga 2008 yaitu : Ho2 : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) tidak berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006 hingga 2008. Ha2 : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006 hingga 2008. Dari hipotesa kedua yang menggabungkan semua sampel dari tahun 2006 hingga 2008, dapat dilakukan pengujian untuk setiap tahun. Oleh karena itu, hipotesa kedua dapat dirinci untuk pengujian tiap tahun, sebagai berikut: Pengujian hipotesa kedua untuk tahun 2006 : Ho2a : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) tidak berbeda secara Signifikan terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006. Ha2a : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2006. Pengujian hipotesa kedua untuk tahun 2007 :

secara Ho2b : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) tidak berbeda terhadap proporsi fee based income pada tahun 2007. Ha2b : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2007. Pengujian hipotesa kedua untuk tahun 2008 : Ho2c : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) tidak berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2008. Ha2c : Kelompok bank (Bank Campuran, Bank Asing) berbeda secara terhadap proporsi fee based income pada tahun 2008. Bab selanjutnya akan membahas mengenai sampel penelitian dan metode yang digunakan dalam menguji hipotesa pada bab 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian