BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba (keuntungan). Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaitu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Sedangkan bentuk dari perusahaan itu sendiri dibedakan menjadi: perusahaan perseorangan dan persekutuan (perseroan). PT ANTAM (Persero) Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatannya mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki. Kantor pusat PT ANTAM (Persero) Tbk terdapat di Jakarta, disana terdapat beberapa Direktorat yang terdiri dari Direktorat Operasi, Direktorat Pengembangan, Direktorat keuangan, Direktorat Sumber Daya Manusia, dan yang terakhir Direktorat Umum dan Corporate Social Responsibility. Direktorat Sumber Daya Manusia di bantu oleh Vice President Human Resources Management yang membawahi beberapa Beurau Head Human Resources Planning and 1
Career Management, Beurau Head Employee Performance and Rewards Management, Beurau Head Employee Relation, dan Beurau Head Occupational Healthand Medical Services. Kemudian Vice President Learning and Development yang membawahi Beurau Head Competency Development dan Beurau Head Training Development, dan yang terakhir Vice President Organization Effectiveness and Development yang membawahi para staff/spesialis. Belum lama ini pada salah satu pemimpin direktorat Sumber Daya Manusia, mengalami rotasi. Pemimpin yang lama dirotasikan ke Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara sebagai VP CSR, Finance, HR, dan begitu juga sebaliknya. Rotasi yang terjadi pada posisi Vice President, pegawai tetap kantor pusat PT ANTAM (Persero) Tbk membuat sedikit ada perubahan dari cara kerja yang dilakukan pegawai yang dibawahinya. Belum adanya komunikasi yang baik, belum saling mengenal dekat dan mungkin cara kerja yang berbeda antara atasan dan pegawai sebagai bawahan, yang membuat pegawai akhirnya kurang nyaman dengan adanya rotasi pemimpin dankepemimpinan manajerial yang sekarang. Kepemimpinan manajerial yang lama mungkin cukup menjadikan sebuah kebiasaan bagi pegawai, dan tidak mudah untuk merubah kebiasaan tersebut. Perbedaan cara dalam komunikasi dan sistem kerja yang baru saja diterima, sedikit banyak menjadikan perubahan pada kinerjakaryawan yang mungkin ditimbulkan, dan itu cukup dirasakan 2
oleh para pegawai. Pegawai yang terbiasa bekerja dengan serius tetapi santai menjadi lebih serius lagi, karena kesempurnaan hasil kerja adalah target, disiplin yang tinggi, dan menjadikan kesalahan seorang pegawai bisa menjadi kesalahan semua. Sehubungan dengan adanya pemimpin yang baru dan pegawai belum begitu tahu benar, pada akhirnya pegawai memberikan penilalian singkat dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna dari lingkungan mereka, menurut Mulyadi, (2011:25). Pegawai menilai kepemimpinan manajerial dari atasan mereka tidak hanya pada sifat-sifat rangsang fisik (afeksi), tetapi juga pada pengalaman dan sikap individu. Pengalaman dapat diperoleh dari perbuatannya dimasa lampau (kognisi) atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh pengalaman, contohnya jika atasan yang dirotasikan lebih santai dari yang sekarang maka karyawan terhadap kepemimpinan manajerial yang sekarang lebih serius, dan itu bisa disebut menilai pegawai terhadap kepemimpinan manajerial. Seperti yang dijelaskan dalam teori kepemimpinan, menurut Yulk, (2010:34), terdapat dua aspek didalamnya, yaitu struktur inisiasi dan struktur konsiderasi.struktur inisiasi mengacu kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yang menunjukkan 3
persahabatan, kepercayaan timbal-balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan anggota stafnya (bawahan). Adapun contoh dari faktor konsiderasi misalnya pemimpin menyediakan waktu untuk menyimak anggota kelompok, pemimpin mau mengadakan perubahan, dan pemimpin bersikap bersahabat dan dapat didekati.sedangkan contoh untuk faktor struktur inisiasi misalnya pemimpin menugaskan tugas tertentu kepada anggota kelompok, pemimpin meminta anggota kelompok mematuhi tata tertib dan peraturan standar, dan pemimpin memberitahu anggota kelompok tentang hal-hal yang diharapkan dari mereka. Permasalahan kepemimpinan yang terjadi di PT ANTAM (Persero) Tbk selama ini adalah pimpinan belum dapat mengoptimalkan potensi organisasi dan belum dapatmenyesuaikan dengan tuntutan lingkungan eksternal dalam hal ini memenuhi kebutuhan masyarakat karena selama ini pimpinan umumnya terbelenggu den gan adanya aturan-aturan yang berlaku sehingga kurang melakukan improvisasi dan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang terjadi pimpinan senantiasa berpatokan pada aturan yang sudah ada. 4
Pimpinan di PT ANTAM (Persero) Tbk senantiasa mengandalkan kewenangan formal yang dimilikinya sehingga kekuasaan menjadi kekuatan dalammenggerakkan bawahan dan rendahnya kompetensi pimpinan di PT ANTAM (Persero) Tbk. Hal ini tidak terlepas dari pola promosi jabatan yang kurang mempertimbangkan kompetensi pejabat yang akan diangkat karena selama ini promosi yang dilakukan pada pimpinan di PT ANTAM (Persero) Tbk dilakukan atas dasar kepangkatan, golongan serta hasil penilaian. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan manajerial merupakan suatu penilaian terhadap cara memimpin yang diberikan atasan sebagai salah satu motivasi kerja pegawai dalam melakukan kerja, dan dalam memenuhi kebutuhankebutuhan yang diperlukan pegawai. Kebutuhan diantaranya didasarkan pada 3 (tiga) aspek kebutuhan, yaitu ; existence needs, relatedness needs, growth Needs.Untuk mendapatkan hasil yang baik (optimal) harus ada motivasi kerja sebagai dorongan dari dalam maupun dari luar diri pegawai yang bekerja dalam perusahaan. Kepemimpinan manajerial yang diterapkan oleh atasan juga merupakan suatu hal yang cukup penting untuk diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pegawai, terdapat dua aspek kepemimpinan, yaitu ; struktur inisiasi dan konsiderasi. Jika pola yang diterapkan atasan tepat, pegawai termotivasi maka tujuan organisasi 5
atau persahaan akan tercapai juga. Dengan berdasarkan uraian masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Kepemimpinan Manajerial Dan Motivasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan PT ANTAM (Persero) Tbk. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Adapun Rumusan Masalah untuk penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pengaruh Kepemimpinan Manajerial terhadap kinerja karyawan di PT ANTAM (Persero) Tbk 2. Bagaimanakah pengaruh Motivasi karyawan terhadap Kinerja karyawan di PT ANTAM (Persero) Tbk 3. Bagaimanakah pengaruh simultan kepemimpinan, dan motivasi karyawan terhadap kinerja karyawan di PT ANTAM (Persero) Tbk. 1.3. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Pembahasan yang disajikan oleh penulis tidak lepas dari tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengatahui pengaruh kepemimpinan manajerial terhadap kinerja karyawan di PT ANTAM (Persero) Tbk. 6
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan di PT ANTAM (Persero) Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh simultan Kepemimpinan Manajerialdan motivasi kerja yang paling dominan terhadap kinerja karyawan di PT ANTAM (Persero) Tbk. 1.3.2. Kontribusi Penelitian Penelitian yang baik harus mempunyai kontribusi untuk berbagi pihak yang berkepentingan. Kontribusi penelitian dapat berupa : 1. Kontribusi praktik, menunjukan bahwa hasil penelitian dapat diterapkan di praktik nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk memperbaiki praktik yang ada dengan lebih baik. 2. Kontribusi kebijakan. Berhubungan dengan manfaat bagi regulator yang mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan perusahaan (public). 7