1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JATI, MAHONI, DAN SENGON TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BERITA RESMI STATISTIK

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT


PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH MALUKU UTARA TAHUN 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI CABAI BESAR, BAWANG MERAH, DAN MANGGA PROVINSI ACEH TAHUN 2011

No.46/08/17/Th IV, 03 Agustus 2015

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 943 TON

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT DAN BAWANG MERAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

BPS PROVINSI LAMPUNG

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT KALIMANTAN BARAT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT 2013 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013


HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura 2014

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

Transkripsi:

Lampiran 1.b. BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, DAN JERUK TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL BIAYA PRODUKSI USAHA TANAMAN CABAI MERAH PER SATU HEKTAR UNTUK SEKALI MUSIM TANAM YANG DIPANEN SENDIRI TAHUN 2014 MENCAPAI RP 49,19 JUTA A. CABAI MERAH Total biaya produksi usaha tanaman cabai merah per satu hektar untuk sekali musim tanam yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 49,19 juta. Persentase biaya produksi usaha tanaman cabai merah yang paling besar adalah biaya untuk upah pekerja sebesar 51,55 persen terhadap total pengeluaran (Rp 19,72 juta). B. CABAI RAWIT Total biaya produksi usaha tanaman cabai rawit per satu hektar untuk sekali musim tanam yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 54,17 juta. Persentase biaya produksi usaha tanaman cabai rawit yang paling besar adalah biaya untuk upah pekerja sebesar 70,74 persen (Rp 27,49 juta). C. BAWANG MERAH Total biaya produksi usaha tanaman bawang merah per satu hektar untuk sekali musim tanam yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 43,96 juta. Persentase biaya produksi usaha tanaman bawang merah yang paling besar adalah biaya untuk benih sebesar 36,00 persen (Rp 15,82 juta). D. JERUK Total biaya produksi usaha tanaman jeruk per 100 pohon selama setahun yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 4,59 juta. Persentase biaya produksi usaha tanaman jeruk yang paling besar adalah biaya untuk upah pekerja sebesar 27,45 persen (Rp 1,26 juta). Total biaya produksi usaha tanaman jeruk per 100 pohon selama setahun yang ditebaskan tahun 2014 mencapai Rp 7,18 juta. Persentase biaya produksi usaha tanaman jeruk yang paling besar adalah biaya untuk sewa lahan sebesar 25,44 persen (Rp 1,16 juta). Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014, Agustus 2012 1

1. PENDAHULUAN Data ST2013 subsektor hortikultura dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan dalam mewujudkan swasembada pangan. Salah satu upaya mencapai swasembada pangan melalui pengembangan komoditas lokal strategis sebagai substitusi impor untuk menekan laju volume impor yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan target Nawa Cita ke 7 yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dengan membangun kedaulatan pangan. Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura (SHR 2014) merupakan rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani di subsektor tanaman hortikultura. Informasi terkait struktur ongkos usaha tanaman hortikultura mencakup biaya penggunaan benih, pupuk, pestisida,, jaring pelindung, mulsa, upah pekerja, sewa lahan, dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan dalam usaha tanaman hortikultura. Selain itu, sebagai data pendukung dikumpulkan informasi mengenai sumber pembiayaan dan distribusi penjualan hasil usaha hortikultura. Berita Resmi Statistik (BRS) ini menyajikan struktur ongkos komoditas strategis tanaman semusim hortikultura, meliputi cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah yang ditanam pada Musim Kemarau (MK) dan Musim Hujan (MH) serta dipanen sendiri. Sedangkan tanaman tahunan hortikultura, seperti jeruk disajikan menurut usaha yang dipanen sendiri dan ditebaskan. 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH Total biaya produksi usaha tanaman cabai merah per hektar untuk sekali musim tanam yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 49,19 juta. Biaya produksi usaha tanaman cabai merah yang paling besar adalah biaya untuk upah pekerja sebesar 51,55 persen terhadap total pengeluaran. Selain itu, biaya produksi untuk sewa lahan dan pemupukan juga tergolong besar, yaitu mencapai 11,46 persen dan 11,13 persen (Gambar 2). Gambar 1. Struktur Ongkos Usaha Tanaman Cabai Merah Alat Sarana Usaha 2,43% Sewa Lahan 11,46% 8,55% Bibit/benih 4,32% 11,13% Pestisida 5,38% 0,72% Jaring Pelindung 0,58% Upah Pekerja 51,55% Mulsa 3,87% Total Ongkos: Rp 49,19 Juta 2 Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014Berita Resmi Statistik No. 53/08/Th. XV, 1 Agustus 2

Biaya produksi tanaman cabai merah yang ditanam pada MK (Rp 56,29 juta) lebih tinggi dibandingkan MH (Rp 31,25 juta). Perbedaan biaya produksi cabai merah yang ditanam MK dan MH disebabkan oleh besarnya perbedaan pengeluaran untuk upah pekerja sebesar Rp 3,59 juta, sewa lahan sebesar Rp 2,13 juta dan pupuk sebesar Rp 1,41 juta. Biaya produksi terbesar cabai merah yang ditanam pada MK dan MH adalah biaya untuk upah pekerja masing-masing sebesar Rp 20,74 juta (50,22 persen) dan Rp 17,15 juta (56,10 persen). Tabel 1. Struktur Ongkos Usaha Tanaman Cabai Merah Menurut Musim Tanam Uraian Musim Kemarau (MK) Musim Hujan (MH) Nilai (000 Rp) % Biaya Nilai (000 Rp) % Biaya (1) (2) (3) (4) (5) A. Produksi 56.296.24-31.252.25 - B. Ongkos/Biaya Produksi 41.305,54 100,00 30.573.73 100,00 Bibit/benih 1.856,00 4,49% 1.142,16 3,74% 4.660,98 11,28% 3.248,37 10,62% Pestisida 1.966,00 4,76% 2.297,81 7,52% 312,62 0,76% 185,03 0,61% Jaring Pelindung 170,72 0,41% 345,53 1,13% Mulsa 1.701,32 4,12% 922,65 3,02% Upah Pekerja 20.741,89 50,22% 17.150,51 56,10% Sewa Lahan 4.986,96 12,07% 2.858,71 9,35% Alat Sarana Usaha 1.097,17 2,66% 513,17 1,68% 3.811,88 9,23% 1.909,80 6,25% 3. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI RAWIT Total biaya produksi usaha tanaman cabai rawit per satu hektar untuk sekali musim tanam yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 54,17 juta. Biaya produksi usaha tanaman cabai rawit yang paling besar adalah biaya untuk upah pekerja sebesar 70,74 persen terhadap total pengeluaran. Selain itu, biaya produksi untuk sewa lahan dan pemupukan juga tergolong besar, yaitu mencapai 12,26 persen dan 5,82 persen (Gambar 3). Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014, Agustus 2012 3

Gambar 2. Persentase Struktur Ongkos Usaha Tanaman Cabai Rawit Sewa Lahan 12,26% Upah Pekerja 70,74% Total Ongkos: Rp 54,17 Juta Mulsa 0,02% 5,82% 1,95% Jaring Pelindung 0,05% Alat Sarana Usaha 2,60% 2,46% Bibit/benih 1,90% Pestisida 2,20% Biaya produksi tanaman cabai rawit yang ditanam pada MK (Rp 56,15 juta) lebih tinggi dibandingkan MH (Rp 18,71 juta). Perbedaan biaya produksi cabai rawit yang ditanam MK dan MH disebabkan oleh besarnya perbedaan pengeluaran untuk upah pekerja sebesar Rp 30,04 juta, sewa lahan sebesar Rp 3,54 juta, dan pengeluaran untuk sebesar Rp 1,37 juta. Biaya produksi terbesar cabai rawit yang ditanam pada MK dan MH adalah biaya untuk upah pekerja masing-masing sebesar Rp 41,37 juta (73,67 persen) dan Rp 11,32 juta (60,49 persen). Tabel 2. Struktur Ongkos Usaha Tanaman Cabai Rawit Menurut Musim Tanam Di Sulawesi Selatan Tahun 2014 Musim Kemarau (MK) Musim Hujan (MH) Uraian Nilai (000 Rp) % Biaya Total Ongkos: Nilai (000 Rp 34.014.402 Rp) % Biaya (1) (2) (3) (4) (5) A. Produksi 84.154.83-19.208.94 - B. Ongkos/Biaya Produksi 56.153,42 100,00 18.710.94 100,00 Bibit/benih 964,24 1,72% 478,02 2,55% 2.633,91 4,69% 1.826,05 9,76% Pestisida 1.010,62 1,80% 677,53 3,62% 1.393,76 2,48% 19,10 0,10% Jaring Pelindung 31,05 0,06% 4,45 0,02% Mulsa 7,62 0,01% 5,16 0,03% Upah Pekerja 41.368,35 73,67% 11.318,92 60,49% Sewa Lahan 6.399,92 11,40% 2.858,99 15,28% Alat Sarana Usaha 1.234,61 2,20% 745,57 3,98% 1.109,36 1,98% 777,15 4,15% 4 Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014Berita Resmi Statistik No. 53/08/Th. XV, 1 Agustus 2

4. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN BAWANG MERAH Total biaya produksi usaha tanaman bawang merah per satu hektar untuk sekali musim tanam yang dipanen sendiri tahun 2014 mencapai Rp 43,96 juta. Biaya produksi usaha tanaman bawang merah yang paling besar adalah biaya untuk benih sebesar 36,00 persen terhadap total pengeluaran. Selain itu, biaya produksi untuk upah pekerja dan biaya pestisida juga tergolong besar, yaitu mencapai 22,26 persen dan 13,57 persen (Gambar 4) Gambar 3. Persentase Struktur Ongkos Usaha Tanaman Bawang Merah 0,57% Sewa Alat/Sarana 1,76% Sewa Lahan 9,07% Jaring Pelindung 0,01% 6,65% Bibit/benih 36,00% Upah Pekerja 22,26% Pestisida 13,57% 10,12% Total Ongkos: Rp 43,96 Juta Biaya produksi tanaman bawang merah yang ditanam pada MK (Rp 43,18 juta) lebih rendah dibandingkan MH (Rp 44,99 juta). Perbedaan biaya produksi bawang merah yang ditanam MK dan MH disebabkan oleh besarnya perbedaan pengeluaran untuk upah pekerja sebesar Rp 1,13 juta, beli benih sebesar Rp 1,6 juta, dan sewa lahan sebesar Rp 650,65 ribu. Biaya produksi terbesar pada musim kemarau adalah biaya untuk bibit/benih sebesar Rp 15,13 juta (35,04 persen) dan musim hujan adalah juga untuk biaya untuk benih sebesar Rp 16,75 juta (37,22 persen). Tabel 3. Struktur Ongkos Usaha Tanaman Bawang Merah Menurut Musim Tanam Uraian Musim Kemarau (MK) Musim Hujan (MH) Nilai (000 Rp) % Biaya Nilai (000 Rp) % Biaya (1) (2) (3) (4) (5) A. Produksi 59.089.076-63.789.85 - B. Ongkos/Biaya Produksi 43.180.15 100,00 44.999.59 100,00 Bibit/benih 15.130,55 35,04% 16.748,54 37,22% 4.343,84 10,06% 4.589,38 10,20% Pestisida 6.207,30 14,38% 5.639,47 12,53% Upah Pekerja 9.298,02 21,53% 10.432,96 23,18% Sewa Lahan 4.264,67 9,88% 3.614,01 8,03% Sewa Alat/Sarana 819,57 1,90% 710,91 1,58% 275,96 0,64% 220,57 0,49% Jaring Pelindung 4,86 0,01% 2,10 0,00% 2.835,37 6,57% 3.041,63 6,76% Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014, Agustus 2012 5

5. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JERUK Total biaya produksi tanaman jeruk per 100 pohon selama setahun yang dipanen sendiri mencapai Rp 4,59 juta dan yang ditebaskan mencapai Rp 7,18 juta. Persentase biaya produksi terbesar tanaman jeruk yang dipanen sendiri adalah biaya untuk upah pekerja sebesar 27,45 persen (Rp 1,26 juta) dan yang ditebaskan adalah biaya untuk sewa lahan sebesar 25,44 persen (Rp 1,16 juta). Sewa Alat/Sarana 3,47% Gambar 4. Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jeruk Menurut Cara Pemanenan di Sulawesi Selatan ahun 2014 Jaring Pelindung 0,00% Sewa Lahan 25,44% 5,14% 12,70% Total Ongkos: Rp 4.59 Juta Dipanen Sendiri Bibit/benih 1,32% Upah Pekerja 27,45% 17,93% Pestisida 6,55% Jaring Pelindung 0,00% Sewa 10,64% Alat/Saran a 2,22% Sewa Lahan 38,01% Total Ongkos: Rp 7,18 Juta 6,99% Ditebaskan Bibit/beni h 0,03% 23,02% Pestisida 3,59% Upah Pekerja 15,49% Perbedaan biaya produksi terbesar usaha tanaman jeruk yang ditanam sendiri dan ditebaskan adalah biaya untuk sewa lahan, yaitu sebesar Rp 1,56 Juta. Selain itu, perbedaan biaya produksi untuk pemupukan antara dipanen sendiri dan ditebaskan juga tergolong tinggi. Biaya pemupukan tanaman jeruk yang ditebaskan mencapai Rp 1,65 juta, sedangkan biaya pemupukan tanaman jeruk yang dipanen sendiri sebesar Rp 822,77 ribu. Tabel 4. Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jeruk Menurut Cara Pemanenan Tahun 2014 Uraian Dipanen Sendiri Ditebaskan Nilai (000 Rp) % Biaya Nilai (000 Rp) % Biaya (1) (2) (3) (4) (5) A. Produksi 7.065.39-10.367.66 - B. Ongkos/Biaya Produksi 4.587,84 100,00 7.180.30 100,00 Bibit/benih 60,35 1,32% 2,21 0,03% 822,77 17,93% 1.653,24 23,02% Pestisida 300,56 6,55% 258,07 3,59% Upah Pekerja 1.259,59 27,45% 1.112,38 15,49% Sewa Lahan 1.166,97 25,44% 2.729,16 38,01% Sewa Alat/Sarana 159,27 3,47% 159,27 2,22% 235,60 5,14% 763,97 10,64% Jaring Pelindung 0,08 0,00% 0,00 0,00% 582,65 12,70% 502,00 6,99% 6 Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014Berita Resmi Statistik No. 53/08/Th. XV, 1 Agustus 2

6. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI A. METODOLOGI Survei usaha rumah tangga tanaman hortikultura menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 yang distratifikasi menurut jenis tanaman hortikultura utama dan luas tanam setahun yang lalu (cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah) atau jumlah pohon menghasilkan pada saat pencacahan ST2013-L (jeruk) yang diurutkan menurut strata. Blok sensus yang memenuhi syarat (eligible) adalah blok sensus yang memiliki jumlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga usaha tanaman hortikultura hasil pemutakhiran rumah tangga di setiap blok sensus terpilih yang diurutkan menurut jenis tanaman hortikultura utama. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Rumah tangga usaha tanaman hortikultura dikategorikan sebagai sampel rumah tangga jika memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU) cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah masing-masing sebesar 200 m 2, 200 m 2, dan 140 m 2 dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Sedangkan untuk tanaman jeruk sebesar 25 pohon dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman cabai merah sebanyak 19.632 rumah tangga yang terdiri dari komoditas tanaman cabai merah musim kemarau sebanyak 13.542 rumah tangga dan komoditas tanaman cabai merah musim hujan sebanyak 6.090 rumah tangga. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman cabai rawit sebanyak 34.332 rumah tangga yang terdiri dari komoditas tanaman cabai rawit musim kemarau sebanyak 24.067 rumah tangga dan komoditas tanaman cabai rawit musim hujan sebanyak 10.265 rumah tangga. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman bawang merah sebanyak 9.597 rumah tangga yang terdiri dari komoditas tanaman bawang merah musim kemarau sebanyak 6.604 rumah tangga dan komoditas tanaman bawang merah musim hujan sebanyak 2.993 rumah tangga. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman jeruk yang dipanen sendiri oleh petani sebanyak 5.547 rumah tangga. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman jeruk yang dipanen dengan ditebaskan sebanyak 1.753 rumah tangga. B. KONSEP DAN DEFINISI Rumah tangga usaha hortikultura adalah rumah tangga yang salah satu anggota rumah tangganya menghasilkan produk tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat, dan tanaman hias dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atas segala resiko. Periode tanam musim kemarau (MK) adalah rumah tangga hortikultura yang menanam tanaman hortikultura pada periode Februari September 2013 dan atau Februari Mei 2014. Periode tanam musim hujan (MH) adalah rumah tangga hortikultura yang menanam tanaman hortikultura pada periode Oktober 2013 Januari 2014. Ongkos/biaya produksi adalah rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk usaha satu hektar tanaman hortikultura per musim tanam untuk tanaman semusim (cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah) dan per 100 pohon untuk tanaman tahunan yang menghasilkan (jeruk) pada periode pencacahan subsektor. Total biaya produksi tersebut hanya mencakup kegiatan produksi hingga kualitas Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014, Agustus 2012 7

standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memperkirakan/mengimputasi besarnya sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa, upah pekerja tidak dibayar/keluarga, dan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga. Bentuk produksi standar cabai merah dan cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai. Bentuk produksi standar bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun. Bentuk produksi standar jeruk adalah buah segar. Dipanen sendiri apabila pemanenan dilakukan sendiri oleh rumah tangga petani termasuk menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga kerja tidak dibayar, maupun secara borongan/bawon. Ditebaskan apabila tanaman dijual dilokasi kepada penebas pada saat tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas (pembeli). Tanaman menghasilkan adalah jumlah pohon tanaman tahunan yang menghasilkan selama setahun yang lalu. 8 Berita Resmi Statistik No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014Berita Resmi Statistik No. 53/08/Th. XV, 1 Agustus 2