Menjadi Orang Tua Pintar

dokumen-dokumen yang mirip
MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

Perkembangan Emosi Anak

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

Seri Pendidikan Orang Tua: PENGASUHAN POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Kecerdasan Emosional. Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011. Kelas :. Umur :...

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

KB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM SEMESTER (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB IV ANALISIS DATA. dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis. mewawancarai secara mendalam kepada responden.

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun)

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Apa Respon Masyarakat terhadap individu yang sukses dan yang gagal dalam hidup??

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

By : Isti Yuni Purwanti

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata

Transkripsi:

Menjadi Orang Tua Pintar Ella Yulaelawati, MA, Ph.D Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUD-Dikmas, Kemdikbud Bogor, 29 Agustus 2017

Parenting 1 2 3 Parenting adalah tentang perkembangan otak anak Parenting caranya mendampingi anak agar tumbuh kembang otaknya optimal Parenting mengutamakan kasih sayang 4 5 6 Parenting menstimulasi pendidikan Parenting memenuhi hak anak bukan hanya menuntut kewajibannya saja Parenting membina karakter

Mitos Contoh Mitos vs kebenaran Perdengarkan musik Mozart sejak janin dalam rahim agar setelah besar pandai matematika Selalu katakan anak pintar atau anak cerdas, maka kelak dia akan cerdas/pintar Anak akan menemukan kebahagiannya sendiri Ajarkan bayi Anda mengenal aksara sejak dalam rahim, atau Ajarkan anak Anda bahasa kedua sebelum kelahiran, atau Meningkatkan IQ bayi sampai 30 poin. Sebenarnya Bayi akan ingat Mozart setelah lahir sama dengan ingatannya tentang bau, rasa dan bunyi lain ketika dalam janin bukan otomatis pandai matematika Ia kan malas untuk mengatasi hal-hal yang menantang, berikan pujian pada usaha yang ia lakukan Kebahagian anak adalah bila ia mempunyai teman. Orang tua perlu menyimak bahasa nonverbal ketika anak kurang ceria Tidak ada bukti signifi kan mengenai hal-hal itu.

MENSTIMULASI JANIN DALAM RAHIM Dari sudut pandang bayi, keadaan terbaik untuk hidup dalam rahim secara relatif adalah jangan terlalu banyak stimulasi, Saat berada di rahim, adalah waktunya pra-otak embrio sangat aktif, memompa keluar neuron pada tingkat kecepatan yang menakjubkan, yaitu 500.000 sel per menit. Pada masa ini, lingkungan yang damai dengan tidak banyak interaksi merupakan hal yang dibutuhkan olehjanin. Paruh masa kehamilan pertama diharapkan agar para ibu hamil lebih banyak berisitirahat atau tidak terlalu lelah untukmembiarkan otak janin tumbuh dengan baik dan optimal. Rahim adalah tempat bermain untuk janin. Sejak sekitar 10 minggu, si janin sudah dapat menggeliat dan meregangkan tubuh mungilnya. Setelah mencapai 23 minggu, janin dapat mendengar dan merespon suaraibunya dan suara lainnya. Pada saat ini, janin bahkan dapat mengetahui rasa makanan yang dimakan ibunya. Melalui berbagai pengalaman ini bayi mulai mempersiapkan kehidupannya setelah kelahiran.

MENSTIMULASI JANIN DALAM RAHIM (lanj.. Belajar melalui pengalaman. Mengenali suara ibunya, ayahnya, suara musik atau lagu yang diperdengarkan ketika janin akan mengakrabkan janin dengan suarasuara tersebut. Bayi baru lahir akan lebih mengenali suara ibunya daripada yang lain, karena suaranya lebih sering ia dengar sejak janin. Janin juga mengalami kehangatan dan ayunan dalam rahim ibunya sehingga bayi lebih mudah ditenangkanketika diayun atau dibuai oleh ibunya, ayah dan orang dewasa lain. Ia juga akan lebih mudah ditenangkan dengan musik dan lagu yang telah diperdengarkan sebelumnya. Belajar melalui pengalaman dan pembiasaan Perdengarkan cerita-cerita yang membahagiakan agar ia akan senang dan lebih mudah tersenyum. Bila janin sering mendengar suara-suara keras, teriakan dan pertengkaran, mungkin iatidak akan terkejut dengan hal tersebut ketika ia lahir. Belajarkan dengan mengasosiasikan satu pengalaman dengan pengalaman lainnya, misalnya musik lembut pengantar tidur dan musik riang untuk bermain-main. Hal-hal ini untuk membantu membangun keakraban, kehangatan, kasih sayang dan ikatan yang baik antara orang tua dan anak sejak janin sampai lahir dan dibesarkan. Membacakan buku cerita, memainkan musik, bernyanyi bahkanmengobrol dengan janin, merupakan stimulasi alami bagi janin untuk tumbuh, sehat, ceria dan cerdas.

MENSTIMULASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Anak usia dini adalah kelompok anak yang beradadalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan terbaiknya dalamaspek berikut. fisik dalam hal koordinasi motorik halus dan kasar intelegensi dalam hal daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual termasuk sikap dan perilaku dalam pengenalan agama dan budi pekerti sosial-emosional termasuk pertumbuhan dan perkembangan sikap dan perilaku dalam bertemana dan berinteraksi dengan anak dan orang dewasa lain bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

BERMAIN SAMBIL BELAJAR Bermain akan mengembangkan kecakapan fisik dan membantu anak tetap sehat dan bugar Bermain membuat anak menjadi kuat secara emosional. Bermain membuat anak gembira dan memungkinkan mengekspresikan beragam emosi. Bermain dengan orang tua dan teman akan menumbuhkan ikatan dan persahabatan yang kuat, mendekatkan keluarga dan menimbulkanrasa aman. Bermain menambah pengetahuan dan mengembangkanpengetahuan, kecakapan mental seperti berpikir, memecahkanmasalah dan mengambil keputusan. Bermain mendorong kreativitas dan memungkinkan anak untukberkhayal dan berimajinasi. Bermain memungkinkan anak mencoba dan mempraktekan kecakapan baru maupun kecakapan yang dibutuhkan agar bisaberpartisipasi dalam masyarakat dan budayanya.

KESIAPAN BERSEKOLAH, Apakah anak dapat: Makan dengan mandiri atau dengan bantuan yang minimal? Berpakaian dengan bantuan minimal? Pergi ke toilet dengan mandiri atau dengan bantuan minimal? Mengakui barang-barang miliknya dan mengetahui barang-barang bukan miliknya? Terbiasa dan nyaman dengan seseorang yang dikenalnya dan tidak takut dengan orangorang baru? Dapat berkonsentrasi dalam waktu tertentu yang relatif singkat? Memahami dan mematuhi aturan sederhana? Mengikuti petunjuk sederhana? Berinteraksi dalam permainan atau kegiatan belajar dengan anak lain tanpa sungkan? Bekerja sama tanpa sering marah/ngambek? Menggunakan alat tulis pena, pensil, spidol, dan kuas untuk menggambar, mencoret-coret atau menulis? Menggunakan gunting? Membadingkan dan membedakan hal berlawanan seperti siang danmalam, terang dan gelap, dll? Bermain sama dengan anak-anak lain - saham dan bergiliran? Menggunting untuk memotong sepanjang garis lurus? Menggunakan dan menikmati permainan dalam ruang atau luar ruang? Menikmati berbagai bermain indoor dan outdoor? Dapat menjawab pertanyaan ya dan tidak Dapat mengidentifi kasi perlengkapan sekolah seperti sepatu sekolah, tempat bekal, baju sekolah, tas dan alat tulis.

Apa yang dimaksud dengan KARAKTER? Karakter adalah: Nilai-nilai yang unik-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Definisi pendidikan karakter Pendidikan karakter merupakan usaha yang disengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai moral dan etika. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan untuk anak-anak kita, jelaslah bahwa kita ingin mereka dapat menilai apa yang benar, sangat peduli tentang hal yang yang benar, dan kemudian melakukan hal yang mereka percaya untuk menjadi benar bahkan dalam tekanan dari luar dan godaan dari dalam. Dr. Thomas Lickona

Implementasi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter bukan hanya untuk mendaftar nilai yang akan ditanamkan. Pendidikan karakter menginginkan terjadinya sikap dan perilaku positif dan meminimalkan sikap dan perilaku destruktif secara personal dan sosial. Pendidikan karakter merupakan hal yang perlu dicerdasi, bukan sesuatu yang membebani para pendidik, staf penyelenggara pendidikan, dan peserta didik dalam melakukan keseharian mereka. Pendidikan karakter tidak bisa hanya memikirkan peserta didik sebagai satusatunya objek atau subyek. Tetapi semua orang yang berada di tempat belajar dan sekitarnya juga merupakan bagian dari pendidikan karakter. Pedoman atau acuan pendidikan karakter yang diperlukan bukan hanya untuk peserta didik, melainkan diperlukan manual pendidikan karakter untuk seluruh tenaga pendidik dan mitra terkait untuk menciptakan keteladanan.

Konteks Pendidikan Karakter Pendidikan karakter di Rumah: pendekatan menyeluruh diterapkan dalam pendidikan karakter, sehingga budaya moral yang positif akan tercipta dimana lingkungan rumah secara keseluruhan mendukung penanaman nilai-nilai Pendidikan karakter di LINGKUNGAN KERJA: Melalui pendidikan karakter seseorang akan memiliki kecerdasan emosi yang baik sehingga mempunyai kepercayaan diri yang baik pula. Pendidikan karakter di MASYARAKAT: Pendidikan karakter mengajarkan nilai-nilai moral dasar; nilai kehidupan, saling menghormati, dan kejujuran.

Menstimulasi Kecakapan Sosial/Emosional Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial berhubungan dengan keberhasilan anak di sekolah (Denham & Burton, 2003) Sikap pro-sosial meningkatkan interaksi anak dengan teman sebaya dan dengan guru seperti: Membantu/menolong, berbagi, menunggu/mengambil giliran, antri Pengaturan diri mencegah terjadinya pemaksaan/penyerangan atau tidakan agresi lainnya Keterampilan sosial berkaitan dengan keterampilan emosional

Membina Kecakapan Sosial/Emosional Pentingnya mengajar Keterampilan Sosial Emosional: Keterampilan yang diperlukan untuk budaya prestasi dan penumbuhan budi pekerti Pencegahan perilaku menyimpang Jangan mengajarkannya hanya ketika anak mendapat masalah Masalah telah terjadi Anak sedang kecewa Perhatian guru dalam suasana yang tepat dapat mendororong perilaku negatif Belajarkan keterampilan sosial sebelum ada masalah

Perkembangan sosial dan emosional Kepekaan Percaya diri Merasa mampu Kemampuan untuk berinteraksi dengan baik terhadap teman sebaya, guru dan orang dewasa lain Kemampuan untuk menunjukkan pemahaman, mengidentifikasi, dan menyampaikan perasaannya Mengelola emosi secara konstruktif Mengembangkan empati Mengerjakan tugas dengan tepat Mengikuti arahan/petunjuk

Daftar cek keterampilan sosial Bergaul dengan teman sebaya secara positif Menyampaikan kemauan/kebutuhannya dengan jelas dan tepat Tidak mudah terpengaruh/terancam dengan bully Menyampaikan kekecewaan dan kemarahan secara positif Mudah bekerjasama dalam permainan dan pengerjaan tugas bersama teman sebaya Berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan Kemampuan mengambil giliran/ antri Menunjukkan perhatian terhadap teman sebaya Dapat berkompromi dengan teman sebaya Dapat menerima keberagaman Dapat menggunakan komunikasi nonverbal yang tepat

Interaksi anak dengan lingkungan Gunakan prinsip pendidkan untuk pembangunan berkelanjutan Kembangkan kepedulian terhadap lingkungan Mengelola sampah Menghargai budaya lokal Menanam dan memelihara pohon Menggunakan air secara hemat Mencuci tangan dan membiasakan hidup bersih Membiasakan Makanan bergizi dan jajanan sehat

Berlatih Emosi Emosi Biasa Gembira Sedih Cemberut /marah Emosi kompleks Takut Mengganggu Ngadat Frustasi Cemburu

Mengelola Emosi Pembelajaran Mengenali bentuk-bentuk emosi Nanti temanmu kecewa atau marah bila kamu bertindak seperti ini Menerima perasaan Tidak apa-apa kamu kecewa bila dibiarkan oleh temanmu Mendorong tanggapan yang tepat Bagaimana seharusnya kamu bersikap untuk mengatasi perasaan ini? Mengelola konflik Bantulah anak untuk mengatasi perasaannya sesuai keadaan Apakah menangis akan memperbaiki mainanmu yang rusak? Bantulah anak mengatakan perasaannya Bagaimaan perasaanmu bila diperlakukan tidak adil? Sarankan sikap alternatif Aapakah kamu akan merasa lebih baik bila meminta maaf?

Mengelola kemarahan Pembelajaran Kemarahan belum tentu memecahkan masalah Mengenali kemarahan anak dalam interaksi dengan teman sebaya Menenangkan anak yang marah Cara-cara yang tepat menyampaikan kemarahan

Teknik Kura-kura Merasa marah. Berpikir Stop- berhenti marah. Masuk ke rumah kurakura. Ambil nafas dalam-dalam satu, dua, tiga kali. Menenangkan diri dan dengan tenang berpikir untuk mengatasi kemarahan Keluar dari rumah kura-kura setelah tenang, berpikir dan melaksanakan penyelesaian masalah yang menimbulkan kemarahan

Membangun rasa harga diri Harga diri: apa yang dirasakan tentang nilai diri sendiri Tiga komponen 1. Kompeten : mampu mencapai tujuan 2. Berharga: Dinilai/dihargai oleh orang lain 3. Kendali diri: Kemampuan mengendalikan diri 4. Kendali: kemampuan mempengaruhi lingkungan Dorongan sehari-hari Tulus, ikhlas, perhatian teratur terhadap anak Menunjukkan keterkaitan antara keberhasilan dengan kekuatan pribadi anak Kegiatan yang memberikan peluang bagi anak-anak untuk saling berbagi keberhasilan