PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP ETIKA PERGAULAN PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BASA AMPEK BALAI PESISIR SELATAN ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 7 PADANG JURNAL YOLLA MASDA RILFANI NPM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

EFIKASI DIRI MAHASISWA PRESENTASI MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

FITRI YENTI NPM:

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

rlt PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA I}IDIK OLEH GTIRU BK (Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping)

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 LUBUK SIKAPING ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKOLAH TERHADAP PERILAKU SISWA Andi Ridha 1, St. Rajiah Rusydi 2

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data 1. Sedangkan

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By:

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BENTUK KONFORMITAS DALAM PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN JURNAL NOVI ERISTA

PENGARUH LAYANAN ORIENTASI TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DALAM KEGIATAN BELAJAR DI SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL SELF- MANAGEMENT

INFLUENCE LEARNING METHOD OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TO STUDENT S ANALYSIS ABILITY ON MULTICULTURAL SOCIETY CONCEPTION

BAB III METODE PENELITIAN

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas. 1 Penelitian ini bersifat kuantitatif

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA MINAT DENGAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

BAB III METODE PENETILIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRACT

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

Edu Geography

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Keywords: Group Guidance Services, learning skills, Junior High School Students

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu gejala yang menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Transkripsi:

PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP ETIKA PERGAULAN PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BASA AMPEK BALAI PESISIR SELATAN Yola Suci Amanda¹, Ahmad Zaini², Besti Nora Dwi Putri² ¹Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat yolasuci5@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is 1) to describe the communication of learners, 2) to describe the social ethics of the students, 3) communication on ethics association of learners. This research is a quantitative descriptive and regression research. The population of this study were 347 subjects of 68 students selected based on proportional random sampling technique, calculation data using questionnaire, the analysis used was descriptive statistic with regression analysis. Regression Test Results or Ratio 0.743 and Sig. F changes of 0.00 df 66 in this case can be interpreted the relationship between communication with the social ethics of learner with sig 0.00 <0,05. And if we see how much influence that happened 0,552 that we make its form in the form of percent that is equal to 55,2 influence of communication to social ethics. Understanding communication on the ethics of great social. This study shows: 1) Communication learners are categorized good enough, 2) Ethics of the association of learners categorized quite well. 3) There is influence of communication to social ethics. This research goes to learners, subject teachers, BK teachers and the next researchers. Keyword: Regulation, Apparel, Students and Campus PENDAHULUAN Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada. Melihat pendidikan sekarang ini yang dibutuhkan adalah bagaimana cara peserta didik menjalin hubungan baik dengan guru maupun dengan peserta didik lainnya. Salah satu cara menjalin hubungan yaitu melalui komunikasi. Komunikasi dapat berlangsung apabila ada dua orang atau sekelompok kecil, yaitu bercakap-cakap langsung dan bertatap muka (face to face) dengan adanya kontak pribadi ini terjadilah komunikasi. Menurut Yusuf (2009: 49) remaja dalam bergaul seharusnya memiliki beberapa unsur etika yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (a) Pilihlah teman berakhlak mulia, (b) semangat belajar yang tinggi, (c) sikap yang saling membantu, memberi dan menghargai, (d) sikap solidaritas, (e) hindari melanggar 1

norma agama, (f) kalau berpacaran jangan nodai dengan sikap amoral. Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh hasil bahwa masih banyak peserta didik cenderung berkomunikasi dan bergaul kurang baik. Seperti, peserta didik memanggil nama teman dengan panggilan nama ayahnya, peserta didik yang berkomunikasi secara kasar sehingga membuat temannya marah, peserta didik yang pendendam kepada peserta didik lainnya, peserta didik yang berkomunikasi dengan peserta didik lainya dengan wajah cemberu, peserta didik yang berkomunikasi dengan mata melotot kepeserta didik lainnya, peserta didik yang memalingkan anggota badan saat berkomunikasi, peserta didik yang memilih-milih teman saat berkomunikasi, peserta didik yang tidak menghiraukan terguran dari guru, peserta didik yang berpakaian terlalu ketat dan pendek, peserta didik yang menghina status orang tua peserta didik lainnya, peserta didik yang berkelahi akibat tersinggung. Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin melihat lebih lanjut lagi tentang Pengaruh Komunikasi terhadap Etika Pergaulan Peserta Didik di Kelas XI Pesisir Selatan Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Komunikasi peserta didik. (2) Etika pergaulan peserta didik. (3) Pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan peserta didik. METODE PENELITIAN Adapun penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 27-02 bulan juli-agustus tahun 2017. Tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian ini adalahdi SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Peseisir Selatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan regresi sederhana untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Menurut Sugiyono (2009:31) Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Pada definisi operasional ini peneliti mengemukakan penjelasan dari variabel yang terdapat dalam judul penelitian yaitu: 1. Komunikasi 2. Etika pergaulan Populasi akan memberikan gambaran yang tepat tentang berbagai kejadian, namun dalam jumlah yang besar, daerah yang luas dan variasi yang banyak dan waktu yang banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di kelas 2

XI Pesisir Selatan. Sampel penelitian berjumlah 68 peserta didik (20) dari populasi perkelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002: 112) bahwa jika subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, namun jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil10-15 atau 20-25. Bungin (2005:131) mengemukakan data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama. Selanjutnya Arikunto (2013:275) mengemukakan data interval tergolong sebagai data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket, yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden (Bungin, 2011:133). Adapun prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam pembuatan angket sebelum megadministrasikan angket sebagai berikut: a. Peneliti membaca berbagai sumber untuk menguatkan kajian teori sehingga memudahkan peneliti dalam mengembangkan instrumen penelitian. b. Penyusunan kisi-kisi angket. Terlebih dahulu menetapkan variabel, kemudian sub variabel, setelah itu menjadi beberapa indikator. c. Untuk menguji dan mengetahui validasi alat pengumpulan data atau instrumen maka dilakukan judge. d. Setelah di judge, bila ada beberapa hal yang mungkin perlu diperbaiki maka diperbaiki dan dikonsultasikan kembali kepada dosen pembimbing. e. Kemudian angket di uji cobakan kepada 30 responden diluar dari sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. f. Selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tujuan dari analisis data menurut Bungin (2005:181) bahwa Analisis data hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya tanpa melihat hubunganhubungan yang ada yaitu dengan metode statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Syarat data terdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov 0,05. Nilai signifikansi komunikasi 0,200 dan etika pergaulan sebesar 0,200,maka dapat disimpulkan bahwa nilai pada kedua variabel yang diperoleh dari data yang ada 3

terdistribusi normal, karena nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov 0,05. 2. Uji Linearitas Pengujian linearitas dilakukan dengan program SPSS versi 20.0. pedoman yang digunakan jika sig < a maka H 0 ditolak yang artinya ada hubungan yang linear antara komunikasi Interpersonal guru dengan minat belajar. Nilai sig yaitu yang artinya kecil dari 0,05 ( < 0,05) dapat disimpulkan terdapat hubungan yang linier antara komunikasi dengan etika pergaulan peserta didik. B. Deskripsi Umum 1. Komunikasi Peserta Didik Kelas XI Deskripsi data komunikasi menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 35 item maka pada variabel ini skor terendah 35, skor tertinggi 175. Komunikasi peserta didik kelas XI sebanyak 2 orang memiliki komunikasi yang sangat baik dengan persentase 2,94, 23 orang memiliki komunikasi yang baik dengan persentase 33,82, 29 orang memiliki komunikasi yang cukup baik dengan persentase 42.65, 13 orang memiliki komunikasi yang baik dengan persentase 19.12, dan 1 orang memiliki komunikasi yang sangat kurang baik dengan persentase 1,47. Jadi, komunikasi peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup baik dengan persentase 42,65. Artinya sebagian besar peserta didik memiliki komunikasi yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik Komunikasi Kelas XI di SMANegeri 1 Basa Ampek Balai Pendeskripsian data tentang komunikasi peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai. deskripsi komunikasi dibedakan menjadi beberapa indikator diantaranya dapat dijelaskan dibawah ini: a. Komunikasi Dilihat Komunikasi Verbal Deskripsi data komunikasi verbal menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 14 item maka pada variabel ini skor terendah 14, skor tertinggi 70. 42,65 5 33,82 4 19,12 1 1,47 2,94 Cukup Komunikasi verbal di Kelas XI sebanyak 2 orang memiliki komunikasi verbal yang sangat baik dengan persentase 2,94, 30 orang memiliki komunikasi 4

verbal yang baik dengan persentase 44,12,21 orang memiliki komunikasi verbal yang cukup baik dengan persentase 30.88, 12 orang memiliki komunikasi verbal yang kurang baik dengan persentase 17,65, dan 3 orang memiliki komunikasi verbalyang sangat kurang baik dengan persentase 4,41. Jadi, komunikasi verbal peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup dengan persentase 44,12. Artinya sebagian besar peserta didik memiliki komunikasi dilihat dari pengetahuan yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. 5 4 1 4,41 Grafik Komunikasi Verbal b. Komunikasi Dilihat Dari Non Verbal Deskripsi data komunikasi non verbal menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 21 item maka pada variabel ini skor terendah 21, skor tertinggi 105. 17,65 30,88 Cukup 44,12 2,94 Komunikasi non verbal di Kelas XI sebanyak 1 orang memiliki komunikasi non verbal yang sangat baik dengan persentase 1,47, 26 orang memiliki komunikasi non verbal yang baik dengan persentase 38,24, 28 orang memiliki komunikasi non verbal yang cukup baik dengan persentase 41,18, 12 orang memiliki komunikasi non verbal yang kurang baik dengan persentase 17,65, dan 1 orang memiliki Komunikasi dilihat dari harapan yang sangat kurang baik dengan persentase 1,47. Jadi, komunikasi non verbal peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup baik dengan persentase 41,18. Artinya sebagian besar peserta didik memiliki komunikasi non verbal yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. 5 4 1 1,47 17,65 sangat Cukup kurang 41,18 38,24 Grafik Komunikasi Non Verbal 1,47 2. Etika Pergaulan Peserta Didik Kelas XI Deskripsi data etika pergaulan peserta didik menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 32 item maka pada variabel ini skor terendah 32, skor tertinggi 160. 5

Etika pergaulan peserta didikdi kelas XI sebanyak 2 orang memiliki etika pergaulan yang sangat baik dengan persentase 2,94, 24 orang memiliki etika pergaulan yang baik dengan persentase 35,29, 31 orang memiliki etika pergaulan yang cukup baik dengan persentase 45,59, 9 orang memiliki etika pergaulan yang kurang baik dengan persentase 13,24, dan 2 orang memiliki etika pergaulan yang sangat kurang baik dengan persentase 2,94. Jadi, etika pergaulan peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup baik dengan persentase 45,59. Artinya sebagian besar peserta didik di kelas XI memiliki etika pergaulan yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. 5 4 1 2,94 13,24 45,59 Cukup 35,29 2,94 Grafik Etika Pergaulan Peserta Didik Pendeskripsian data tentang etika pergaulan peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai. Deskripsi etika pergaulan peserta didik dibedakan menjadi beberapa indikator diantaranya dapat dijelaskan dibawah ini: a. Etika Pergaulan Peserta DidikDilihat dari Norma Sopan Santun Deskripsi data etika pergaulan peserta didik dilihat dari sopan santun menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 14 item maka pada variabel ini skor terendah 0, skor tertinggi 56. Etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun di Kelas XI sebanyak 3 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun yang sangat baik dengan persentase 4,41, 24 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun yang baik dengan persentase 35,29, 30 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun yang cukup baik dengan persentase 44,12, 10 orang memiliki etika sopan santun yang kurang baik dengan persentase 14,71, dan 1 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun yang sangat kurang baik dengan persentase 1,47. Jadi, etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup 6

baik dengan persentase 44,12. Artinya sebagian besar peserta didik memiliki etika sopan santun yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik Etika Pergaulan Peserta Didik Dilihat dari Norma Sopan Santun b. Etika Pergaulan Peserta Didik Dilihat dari Norma Moral Deskripsi data etika pergaulan peserta didik dilihat dari moral menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 4 item maka pada variabel ini skor terendah 4, skor tertinggi 20. 5 4 1 1,47 14,71 44,12 Cukup 35,29 4,41 Pada Tabel 14 di atas, menunjukkan bahwa etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma moraldi Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai sebanyak 3 orang memiliki etika sopan moral yang sangat baik dengan persentase 4,41, 25 orang memiliki etika moral yang baik dengan persentase 36,76, 22 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun yang cukup baik dengan persentase 32,35, 15 orang memiliki etika sopan santun yang kurang baik dengan persentase 22,06, dan 3 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma sopan santun yang sangat kurang baik dengan persentase 4,41. Jadi, etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma moralpeserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup baik dengan persentase 36,76. artinya sebagian besar peserta didik memiliki etika moral yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. 5 4 1 4,41 22,06 32,35 Cukup 36,76 Grafik Etika Pergaulan Peserta Didik Dilihat dari Norma Moral c. Etika Pergaulan Peserta Didik Dilihat dari Norma Hukum 4,41 Deskripsi data etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 14 item maka pada 7

variabel ini skor terendah 14, skor tertinggi 35. Etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai sebanyak 4 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum yang sangat baik dengan persentase 5,88, 24 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum yang baik dengan persentase 35,29, 22 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum yang cukup baik dengan persentase 32,35, 15 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum yang kurang baik dengan persentase 22,06, dan 3 orang memiliki etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum yang sangat kurang baik dengan persentase 4,41. Jadi, etika pergaulan peserta didik dilihat dari norma hukum peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai berada pada kategori cukup baik dengan persentase 44,12. Artinya sebagian besar peserta didik memiliki etika hukum yang cukup baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut. 5 4 1 Grafik Etika Pergaulan Peserta Didik Dilihat dari Norma Hukum C. Rekapitulasi Hasil Penelitian a. Deskriptif Pengaruh antara Komunikasi dengan Etika Pergaulan Peserta Didik Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam bab II, hipotesis yang dikemukakan adalah: Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 20.0 yang hasilnya dapat dilihat pengaruh antara komunikasi dengan perilaku peserta didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai. 4,41 22,06 32,35 Cukup 35,29 5,88 Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS versi 20 dan menggunakan uji regresi maka pada tabel 16 diperoleh regresi atau R sebesar 0,743 dan Sig. F change sebesar df 66 pada hal ini dapat diartikan bahwa adanya pengaruh antara komunikasi dengan etika pergaulan peserta didik dengan sig yang < dari 0,05. Jika kita lihat seberapa besar pengaruh yang terjadi yaitu sebesar 0,552 yang kita jadikan 8

kedalam bentuk persen yaitu sebesar 55,2 pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan. Artinya pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan besar. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Komunikasi Komunikasi peserta didik Kelas XI di berada pada kategori cukup baik dengan persentase 42,65. Artinya sebagian besar peserta didik memiliki Komunikasi yang cukup baik. Keterangan di atas mengungkap bahwa identifikasi masalah serta keterangan yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi terhadap peserta didik sebelumnya benar adanya walaupun hanya sedikit di tandai sekitar 13 orang peserta didik yang berkategori kurang baik. Hal ini harusnya disikapi lebih bijak oleh guru BK karena hal ini akan mengganggu proses perkembangan peserta didik. 2. Etika pergaulan Peserta Didik Etika pergaulan peserta didik di di kelas XI berada pada kategori cukup baik dengan persentase 45,59. Artinya sebagian besar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai memiliki etika pergaulan yang cukup baik.hal ini mengidentifikasikan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki etika bergaul yang cukup bagus, namunketerangan di atas juga mengungkap bahwa identifikasi masalah serta keterangan yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi terhadap sebelumnya juga benar adanya. Ditandai dengan adanya 9 orang peserta didik memiliki etikayang kurang baik dalam bergaul. 3. Pengaruh Komunikasi dengan Etika Pergaulan Peserta Didik Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS versi 20 menggunakan uji regresi maka pada tabel 17 diperoleh regresi atau R sebesar 0,743 dan Sig. F change sebesar df 66 pada hal ini dapat diartikan bahwa adanya pengaruh antara komunikasi dengan etika pergaulan peserta didik dengan sig yang < dari 0,05. Dan jika kita lihat seberapa besar pengaruh yang terjadi yaitu sebesar 0,552 yang kita jadikan kedalam bentuk persen yaitu sebesar 55,2 pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan. Artinya pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan besar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Pesisir Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kominukasi peserta didikkelas XI di Pesisir Selatanberada pada kategori cukup baik. 9

2. Etika pergaulan peserta didik kelas XI di Pesisir Selatanberada pada kategori cukup baik. 3. Hasil Uji regresi atau R sebesar 0,743 dan Sig. F change sebesar df 66 pada hal ini dapat diartikan bahwa adanya pengaruh antara komunikasi dengan etika pergaulan peserta didik dengan sig yang < dari 0,05. Dan jika kita lihat seberapa besar pengaruh yang terjadi yaitu sebesar 0,552 yang kita jadikan kedalam bentuk persen yaitu sebesar 55,2 pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan. Artinya pengaruh komunikasi terhadap etika pergaulan besar Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: RinekaCipta.. Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 10