HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai masa strom and stress karena banyaknya. goncangan-goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma Gizi. Disusun oleh :

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI

Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, KARBOHIDRAT DAN LEMAK DENGAN STATUS OBESITAS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WEDRA UTAMA PURWOSARI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT KONSUMSI PADA MASYARAKAT BERBASIS POLA PANGAN JAGUNG DI DESA GETAS, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

RADITYA WAHYUNINGSIH PUSPITASARI J310

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Ijazah S1 Gizi

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI ATLET TAEKWONDO KOGURYO MANAHAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR

Disusun Oleh: Oleh : J FAKULTAS

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK DENGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT PADA SISWI SMA N 6 YOGYAKARTA

BAB 4 METODE PENELITIAN

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar

Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN LEMAK DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita Gading Serpong

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Faklutas Ilmu Kesehatan Oleh : ANDRIYAH CHAIRUN NISA J310120014 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 1 i

i 2

3 ii iii

iii 4

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI Abstrak Stres dapat mempengaruhi konsumsi makan dan status gizi seseorang. Saat mengalami stres sesorang cenderung tidak ada selera makan bahkan sebaliknya akan makan berlebihan yang juga akan berpengaruh dengan status gizinya.tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan dan status gizi pada siswa kelas X di SMAN1 Teras Boyolali.Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 66 orang.pengambilan sampel ini menggunakan metode simple random sampling.pengambilan data tingkat stres diperoleh dengan data skala DASS.Konsumsi makan diperoleh dengan data food record selama 3 kali 24jam.Status gizi diperoleh dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Uji statistik yang digunakan adalah pearson product moment.subjek penelitian memiliki tingkat stres kategori parah 30,3%, sedang 27,4%, sangat parah 24,2%, ringan 30,3% dan normal 6,1%. Data konsumsi makan sebagian besar memiliki asupan makan kategori cukup. Asupan energi cukup 68,2%, asupan protein cukup 84,8% asupan lemak kurang 56,1% dan asupan karbohidrat cukup 72,7%. Status gizi normal 80,3%. Tidak ada hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan, konsumsi makan yang dilihat dari asupan energi (p = 0,669), asupan protein (p = 0,445), asupan lemak (p = 0,691) dan asupan karbohidrat (p = 0,499) dan tidak ada hubungan tingkat stres dengan status gizi (p = 0,151).Kesimpulan pada penelitian initidak ada hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan dan status gizi Kata kunci :status gizi, konsumsi makan, tingkat stres Abstract Stress can affect food consumption and nutritional status of a person. Someone who experiences stress tends to no have either appetite or to much appetite, resultis in the changes of the nutritional status.to determine whether there is association of stress levels to the food consumptionand nutritional status in SMAN 1Teras Boyolali.This was an observational study with cross sectional approach. Total of 66 people were recrulted using simple random sampling method. Stress levels obtained by DASS scale data. Consumption of food eaten was obtained using food record for 3 24 hours. The nutritional status was obtained by measuring the height and weight. Data was analyted using Pearson product moment.the stress level of subjects was into severe with percentase of 30.3%, 24.2% and 6.1% respectively. Most of the subject have sufficient food intake of. Enough energy with percentase of 68.2%, protein 84.8%, 56.1% and fat respectively and 72.7% carbohydrate 80.3% of the subject have normal not status. No association between the stress levels and energy intake (p = 0.669), protein intake (p = 0.445), fat intake (p = 0.691) and carbohydrate intake (p = 0.499) were found there was no association between the stress level and of ofthe nutritional status(p=0.151). Conclusion there is no relationship of stress levels to food consumption and nutritional status Keywords: nutritional status, food consumption, stress level 5 1

1. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia.masa remaja merupakan masa yang paling indah.namun masa remaja juga identik dengan kata pemberontakan dalam psikologi sendiri sering disebut sebagai masa strom and stress karena banyaknya goncangan-goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya (Soetjiningsih, 2004). Pola makan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola makan remaja perlu penanganan yang serius karena mempengaruhi kecerdasan otak dan tingkat kesehatan yang optimal. Pemberian makanan perlu diatur sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (Baliwati, 2004). Pola makan remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh remaja untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Jumlah makanan yang cukup sesuai dengan kebutuhan akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup pula bagi remaja guna menjalankan kegiatan fisik yang sangat meningkat. Pada kondisi normal diharuskan untuk makan 3 kali dalam sehari dan keseimbangan zat gizi diperoleh apabila hidangan sehari-hari terdiri dari 3 kelompok bahan makanan (Mourbas, 2001). Status gizi remaja berhubungan dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah asupan energi dan zat gizi, jenis kelamin, pendidikan, kebiasaan konsumsi serat (buah dan sayur), aktifitas fisik, perilaku merokok, dan faktor genetik yaitu status gizi orang remaja (Robert, Williams 2000; and Brown, 2005). 2. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali yang memenuhi kriteria inklusi diambil secara acak,dengan jumlah sampel adalah 66 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016.Pengambilan data tingkat stres diperoleh dengan data kuesioner.konsumsi makan diperoleh dengan data food record selama 3 kali 24jam. Status gizi diperoleh dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil uji kenormalan data menggunakan kolmogorof smirnov, menunjukkan semua data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik pearson product moment. 6 2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran umum SMA Negeri 1 Teras mulai menerima siswa pada tahun pelajaran 1989/1990. Sebelum menempati gedung sendiri yang megah dan asri di Desa Sudimoro, siswa siswi SMA Negeri 1 Teras selama kurang lebih 2 bulan melaksanakan kegiatan pembelajaran di SMP 4 Mojosongo (Logerit, Desa Butuh Kecamatan Mojosongo). Pada pertengahan bulan Agustus 1989 dengan berjalan kaki siswa siswi SMA 1 Teras hijrah ke lokasi di Desa Sudimoro sampai sekarang.jumlah guru saat ini 59 dan staf berjumlah 13. 3.2 Karakteristik subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dengan jumlah 66 orang di SMA Negeri 1 Teras Boyolali. 3.2.1 Usia Distribusi karakteristik subjek berdasarkan usia, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Usia Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%) 15 4 6,07 16 43 65,15 17 19 28,78 Jumlah 66 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa usia terbanyak adalah 16 tahun dengan presentase 65,15%. 3.2.2 Jenis Kelamin Distribusi karakteristik subjek berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah(n) Persentase(%) Laki-laki 26 39,4 Perempuan 40 60,6 Jumlah 66 100 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui subjek penelitian lebih banyak perempuan dengan presentase 60,6 % dan sisanya laki-laki 39,4 %. 7 3

3.3 Distribusi Tingkat Stres Subjek Penelitian Data tingkat stres diperoleh berdasarkan kuesioner yang di isi oleh siswa dengan menggunakan skala DASS 42, kategori tingkat stres dikatakan normal apabila skor 0-14, ringan skor 15-18, sedang skor 19-25, parah skor 26-33, sangat parah skor >34. Distribusi statistik deskriptif untuk tingkat stres dapat dilihat pada tabel 3 :. Tabel 3 Distribusi Karakteristik Tingkat Stres Subjek Penelitian Kategori Jumlah(n) Persentase(%) Sangat Parah 16 24.2 Parah 20 30.3 Sedang 18 27.3 Ringan 8 12.1 Normal 4 6.1 Jumlah 66 100 Hasil data tingkat stres pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kategori yang presentasenya lebih banyak pada kategori stres parah yaitu 30,3 % dan yang paling sedikit kategori normal yaitu 6,1%. Subjek dengan kategori stres parah kemungkinan terjadi karena pada saat penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Mei mendekati Ujian Akhir Sekolah. 3.4 Distribusi Konsumsi Makan Subjek Penelitian Data konsumsi makan diperoleh melalui form food record selama3 kali 24 jam. Data asupan makan menurut Depkes (2003) menyatakan bahwa asupan dikatakan kurang jika presentase < 60 %, cukup 60-79 %, baik 80-119 %, lebih >120 %. Distribusi statistik deskriptif untuk pola makan dapat dilihat pada tabel : a. Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan asupan energi Tabel 4 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Konsumsi Makan Asupan Energi Kategori Jumlah(n) Persentase(%) Kurang 19 28.8 Cukup 45 68.2 Baik 2 3 Total 66 100 48

Hasil data asupan energi pada Tabel 4 menunjukkan bahwa kategori asupan energi paling besar adalah kategori kategori cukup, paling kecil adalah kategori baik.subjek yang memiliki kategori cukup sebanyak 68,2 % dan kategori baik sebanyak 3 %. b. Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan asupan protein Tabel 5 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Konsumsi Makan Asupan Protein Kategori Jumlah(n) Persentase(%) Kurang 5 7.6 Cukup 56 84.8 Baik 5 7.6 Total 66 100 Hasil data asupan protein pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kategori asupan protein paling besar adalah kategori kategori cukup, kategori baik dan kurang memiliki persentase yang sama. Subjek yang memiliki kategori cukup sebanyak 84,8 % dan kategori baik dan kurang sebanyak 7,6 %. c. Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan asupan lemak Tabel 6 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Konsumsi Makan Asupan Lemak Kategori Jumlah(n) Persentase(%) Kurang 37 56.1 Cukup 29 43.9 Total 66 100 Hasil data asupan lemak pada Tabel 6 menunjukkan bahwa kategori asupan energi paling besar adalah kategori kategori kurang,dan sisanya paling kecil adalah kategori cukup. Subjek yang memiliki kategori kurang sebanyak 56,1 % dan kategori cukup sebanyak 3 %. 5 9

d. Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan asupan karbohidrat Tabel 7 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Konsumsi Makan Asupan Karbohidrat Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Kurang 8 12.1 Cukup 48 72.7 Baik 10 15.2 Total 66 100 Hasil data asupan karbohidrat pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kategori asupan energi paling besar adalah kategori cukup, paling kecil adalah kategori kurang.subjek yang memiliki kategori cukup sebanyak 72,7 % dan kategori kurang sebanyak 12,1 %. 3.5 Distribusi Status Gizi Subjek Penelitian Data indeks massa tubuh diperoleh berdasarkan dari pengukuran berat badan dan tinggi badan secara langsung dengan siswa, dengan menggunakan IMT/U menurut WHO NCHS (2005) digunakan untuk anak yang berumur 5-19 tahun, dengan menggunakan z-score dengan 6 kategori. Data status gizi responden berdasarkan IMT/U pada Tabel 8 : Tabel 8 Distribusi Karakteristik Subjek berdasarkan Indeks Massa Tubuh. IMT/Umur Jumlah (n) Persentase (%) Sangat kurus 2 3 Kurus 4 6,1 Normal 53 80,3 Gemuk 6 9,1 Obese I 1 1,5 Obese II 0 0 Jumlah 66 100 Hasil data asupan status gizi pada Tabel 10 menunjukkan bahwa subjek yang memiliki status gizi paling besar adalah status gizi normal, paling kecil adalah status gizi obese II. Subjek yang memiliki status gizi normal 80,3 % dan obese II tidak seorangpun 0 %. 3.6 Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Makan Konsumsi makan pada penelitian ini dilihat dari asupan energi, protein, lemak, karbohidrat. 6 10

Tabel 9 Distribusi Tingkat Stres berdasarkan Asupan Energi Kategori Stres Keterangan Energi Total Kurang Cukup Baik n % n % n % n % 1 6.2 15 93.8 0 0 16 100 Sangat parah Parah 7 35 12 60 1 5 20 100 Sedang 6 33.3 11 61.1 1 5.6 18 100 Ringan 3 37.5 5 62.5 0 0 8 100 Normal 2 50 2 50 0 0 4 100 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yaitu pada 20 responden dengan kategori stres parah sebagian besar memiliki asupan energi cukup sebanyak 60 %. Tabel 10 Distribusi Tingkat Stres berdasarkan Asupan Protein Kategori Stres Keterangan Protein Total Kurang Cukup Baik n % n % n % n % 1 6.2 12 75 3 18.8 16 100 Sangat parah Parah 4 20 16 80 0 0 20 100 Sedang 0 0 16 88.9 2 11.1 18 100 Ringan 0 0 8 100 0 0 8 100 Normal 0 0 4 100 0 0 4 100 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yaitu pada 20 responden dengan kategori stres parah sebagian besar memiliki asupan protein cukup sebanyak 80 %. Tabel 11 Distribusi Tingkat Stres berdasarkan Asupan Lemak KategoriSt res Keterangan Lemak Total Kurang Cukup n % n % n % 8 50 8 50 16 100 Sangat parah Parah 13 65 7 35 20 100 Sedang 10 55.6 8 44.4 18 100 Ringan 4 50 4 50 8 100 Normal 2 50 2 50 4 100 7 11

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yaitu pada 20 responden dengan kategori normal dan stres kategori parah. Dari 20 responden dengan kategori normal memilki asupan lemak cukup 50 % dan lemak kurang 50 % dan 20 responden dengan kategori stres parah sebagian besar memiliki asupan lemak kurang sebanyak 65 %. Tabel 12 Distribusi Tingkat Stres berdasarkan Asupan Karbohidrat Kategori Stres Keterangan Karbohidrat Total Kurang Cukup Baik n % n % n % N % 2 12.5 12 75 2 12.5 16 100 Sangat parah Parah 3 15 14 70 3 15 20 100 Sedang 2 11.1 12 66.7 4 22.2 18 100 Ringan 1 12.5 6 75 1 12.5 8 100 Normal 0 0 4 100 0 0 4 100 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yaitu pada 20 responden dengan kategori stres parah sebagian besar memiliki asupan karbohidrat cukup sebanyak 70 %. Hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan dapat dilihat pada Tabel : 1. Hubungan Tingkat Stres dengan Asupan Energi Tabel 13 Uji Hubungan Tingkat Stres berdasarkan Asupan Energi Variabel Mean±SD Minimum Maksimum p* Tingkat Stres 28.04±11.86 5.00 76.00 0,669 Asupan energi 65.78±8.27 46.10 81.39 Hasil analisis hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan berdasarkan asupan energi menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukkan nilai p = 0,669. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai p 0,05, hal ini berarti Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan asupan energi 2. Hubungan Tingkat Stres dengan Asupan Protein Tabel 14 Uji Hubungan Tingkat Stres berdasarkan Asupan Protein Variabel Mean±SD Minimum Maksimum p* Tingkat Stres 28.04±11.86 5.00 76.00 0,445 Asupan protein 70.52±7.63 42.95 87.49 12 8

Hasil analisis hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan berdasarkan asupan protein menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukkan nilai p = 0,445. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai p 0,05, hal ini berarti Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan asupan protein. 3. Hubungan Tingkat Stres dengan Asupan Lemak Tabel 15 Uji Hubungan Tingkat Stres berdasarkan Asupan Lemak Variabel Mean±SD Minimum Maksimum p* Tingkat Stres 28.04±11.86 5.00 76.00 0,691 Asupan lemak 59.08±7.78 36.26 76.42 Hasil analisis hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan berdasarkan asupan lemak menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukkan nilai p = 0,691. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai p 0,05, hal ini berarti Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan asupan lemak. 4. Hubungan Tingkat Stres dengan Asupan Karbohidrat Tabel 16 Uji Hubungan Tingkat Stres berdasarkan Asupan Karbohidrat Variabel Mean±SD Minimum Maksimum p* Tingkat Stres 28.04±11.86 5.00 76.00 0,499 Asupan karbohidrat 71.46±8.24 52.88 86.31 Hasil analisis hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan berdasarkan asupan karbohidrat menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukkan nilai p = 0,499. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai p 0,05, hal ini berarti Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan asupan karbohidrat. Orang-orang yang menderita stres memiliki kecenderungan tidak memperhatikan pola makan dan aktivitas fisiknya berkurang sehingga mengakibatkan berat badan menjadi naik dan menjadi gemuk (Surilena, 2006). Dalam keadaan tertentu, stres, tugas beban kerja tinggi terjadi peningkatan asupan energi, lemak, karbohidrat dan protein, yang ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata asupan energi (Chaput, 2007). 9 13

5. Hubungan Tingkat Stres dengan Status Gizi Tabel 17 Distribusi Tingkat Stres berdasarkan Status Gizi Kategori Status Gizi Total Stres Sangat kurus Kurus Normal Gemuk Obese I N % N % n % n % n % N % Sangat 1 6.2 0 0 12 75 3 18. 0 0 16 100 parah 8 Parah 1 5 2 10 14 9 70 2 10 1 5 20 100 Sedang 0 0 1 5.6 16 88.9 1 5.6 0 0 18 100 Ringan 0 0 1 12.5 7 87.5 0 0 0 0 8 100 Normal 0 0 0 0 4 100 0 0 0 0 4 100 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yaitu pada 20 responden dengan kategori stres parah sebagian besar memiliki status gizi normal sebanyak 70%. Hubungan tingkat stres dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel : Tabel 18 Uji Hubungan Tingkat Stres dengan Status Gizi Variabel Mean±SD Minimum Maksimum p* Tingkat Stres 28.04±11.86 5.00 76.00 0,151 Status Gizi -0.16±1.07-3.78 2.18 *Uji Pearson Product Moment Hasil analisis hubungan tingkat stres dengan status gizi menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukkan nilai p = 0,151. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai p 0,05, hal ini berarti Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tingkat stres dan status gizi. Pada keadaan stres, seseorang cenderung lupa akan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kebutuhan akan makanan, kebersihan diri dan istirahat. Apabila asupan makanan rendah dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif panjang, seseorang akan mengalami defisiensi zat gizi yang berakibat pada penurunan status gizi (Bonnie, 2000). 6. KESIMPULAN 4.1 Tingkat stres subjek penelitian yang memiliki presentase lebih banyak pada kategori stres parah yaitu 30,3 % dan yang paling sedikit kategori normal yaitu 6,1%. Stres siswa yang dialami karena tuntutan akademik seperti nilai-nilai ulangan. 1014

4.2 Pola makan subjek penelitian sebagian besar memiliki asupan makan dalam kategori cukup, yaitu asupan energi cukup 68,2 %, asupan protein cukup 84,8 %, asupan lemak kurang 56,1 % dan asupan karbohidrat cukup 72,7 %. 4.3 Status gizi subjek penelitian sebagian besar memilki status gizi normal yaitu sebanyak 80,3%. 4.4 Tidak ada hubungan tingkat stres dengan konsumsi makan pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Teras Boyolali. 4.5 Tidak ada hubungan tingkat stres dengan status gizi pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Teras Boyolali. 7. SARAN 5.1 Pihak sekolah dapat memberikan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam mengatasi berbagai masalahnya agar tidak menghambat proses belajar siswa. 5.2 Pihak instansi Dinas Kesehatan dapat melakukan program pengukuran berat badan dan tinggi badan agar status gizi siswa dapat di pantau. 5.3 Siswa diharapkan menjaga dan lebih peduli dengan pola makan yang baik yang dapat di terapkan disekolah ataupun dirumah. DAFTAR PUSTAKA Baliwati, F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta Brown, J.E. 2005.Nutrition Trought the Life Cycle 2 nd edition.united States of America: Thomson wadsworth Chaput JP, Tremblay A. 2007. Acute effects of knowledge-based work on feeding behavior and energy intake. Physiology & Behavior, 90, 66-72. Mourbas., 2001. Kebutuhan Gizi Remaja. Media Informasi Gizi dan Kesehatan Depkes RI Padang: Padang. Roberts, Bonnie Warthington dan Williams Sue R. 2000.Nutrition Troughuot The Life Cycle, Fourth Edition. The McGraw-Hill Book. Surilena dan Agus, D.2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada lansia di Jakarta. Majalah Kedokteran Damianus. 5(2), 115-129. Soetjiningsih.2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.Jakarta :CV Sagung Seto 11 15