KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI
|
|
- Ridwan Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI Jumirah, Zulhaida Lubis, dan Muhammad Firdaus Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU Staf Pengajar Departemen Fisika FMIPA USU ABSTRACT The objective of the study was to analyze the association of nutritional status and academic performance (academic record) among Senior High School students of Dharma Pancasila. A sample 8 students was taken purposively from the certain class. Data collected were body weight, body height, academic record, and food consumption of students. Above of 5% of students ( persons) were in normal nutritional status. Fourteen of students (,8%) were lean. Meanwhile, two of them were obese. The level of energy and protein intake was very low. The number of students who had balance food consumption were (,%) and persons (,%), for carbohydrate and fat contribution, respectively. In average, students were able to satisfy the requirement of vitamin A, but vitamin C and iron. It could be concluded that there was no significant relationship between nutritional status and academic record among senior high schools. Key words: The sufficiency of nutrient, Nutritional status, Academic record, Senior high school students PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa atau periode yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan mental yang demikan pesat. Masa remaja dengan masalahnya seringkali mendapat perhatian dan selalu menarik untuk dibicarakan karena merupakan kelompok dalam masa transisi penuh dengan keadaan kritis, sebagai generasi penerus dan penerima tongkat estafet pembangunan bangsa. Tahap-tahap tumbuh kembang remaja menurut Soetjiningsih (5) yakni berdasarkan hasil rapat Kerja UKK Pediatri Sosial di Jakarta, Oktober 8 dibagi atas: ) Masa remaja dini (wanita, usia 8- tahun dan pria, usia -5 tahun); dan ) Masa remaja lanjut (wanita, usia -8 tahun dan pria, usia 5- tahun). Pertumbuhan fisik dan mental yang pesat pada masa remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan fisik, baik pada masa pra pubertas maupun pada masa post pubertas. Selain itu aspek gizi juga dapat menentukan tingkat aktivitas fisik, aktivitas intelektual, serta produktifitas kerja. Namun banyak remaja tidak memperdulikan masalah gizi termasuk jenis dan jumlah yang dikonsumsi setiap hari sehingga masih banyak ditemukan kasus kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Sistem nilai, sikap dan kebiasaan yang dibawa oleh remaja mengalami pengolahan dalam kelompok dan sebagai hasilnya maka ada sistem nilai, sikap dan kebiasaan baru yang terbentuk. Ada tiga sumber kekuatan lingkungan dalam masyarakat yang mempengaruhi perkembangan remaja, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial remaja itu
2 sendiri. Menurut Wahlqvist (), konsumsi makanan remaja tidak tergantung sematamata pada pola makan keluarga, tetapi juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti penampilan diri, panutan (idola), media, kultur dan harapan sosial yang berkaitan dengan bentuk serta ukuran tubuh, dan kedekatan penyalur makanan. Ditinjau dari segi pola konsumsi makanan, remaja merupakan kelompok yang peka terhadap pengaruh lingkungan luar seperti maraknya iklan makanan siap santap (fastfood) yang umumnya mengandung kalori tinggi, kaya lemak, tinggi natrium dan rendah serat. Hal ini memungkinkan terjadinya kasus kegemukan di kalangan remaja (Suyanti. ). Sementara disisi lain juga mereka terpengaruh dengan iklan obatobat pelangsing yang seringkali berdampak negatif terhadap kondisi kesehatan (Muhammad Sahlan. ). Pergeseran pola konsumsi nampak jelas di perkotaan, misalnya penelitian di lima kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa 5-% remaja terbiasa mengkonsumsi makanan siap santap Barat untuk makan siangnya (Mudjianto, dkk. ). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana keadaan gizi dan kecukupan gizi di kalangan remaja atau siswa sekolah menengah umum tingkat atas di daerah perkotaan serta kaitannya dengan prestasi belajar mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian survei bersifat deskriptif, yang dilakukan dengan pendekatan sekat silang. Lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Umum (SMU) Dharma Pancasila di Jalan Dr.Mansyur no. C. Pengumpulan dan analisis data dilakukan selama bulan (8 minggu), yaitu pada bulan Juni s.d. Juli. Populasi adalah semua siswa SMU Dharma Pancasila tahun. Sampel ditentukan secara purposive, hanya diambil dari satu kelas berdasarkan kesepakatan dan izin yang diberikan dari pihak pimpinan sekolah tersebut. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer meliputi data berat badan, tinggi badan, serta data konsumsi makanan. Untuk mengukur berat badan digunakan timbangan injak dengan kapasitas kg. Tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise. Data konsumsi makanan diperoleh melalui wawancara dengan metode recall jam. Data sekunder adalah data prestasi belajar siswa yang diambil dari hasil ujian semester pada bulan juni. Untuk menilai status gizi siswa digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yakni berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Supariasa dan Ibnu Fajar, ; Jelliffe, 8). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran status gizi siswa berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) seperti tertera pada Tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 siswa SMU Dharma Pancasila, orang mempunyai status gizi normal (baik), orang tergolong kurus dan orang tergolong gemuk. Dari orang yang tergolong gemuk salah satunya termasuk pada gemuk tingkat berat dengan jenis kelamin perempuan. Sedangkan dari orang yang tergolong kurus, 5 orang di antaranya termasuk kurus tingkat berat. Distribusi status gizi siswa menurut jenis kelamin terlihat hampir sama antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Fenomena di atas merupakan cerminan kondisi masalah gizi yang dihadapi Indonesia pada saat ini meskipun dalam Tabel. Distribusi status gizi siswa SMU Dharma Pancasila Status Gizi Laki-laki Perempuan Gemuk Normal Kurus 5, 8, 5, 8 5, 8,8 5, T o t a l Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
3 Tabel. Distribusi tingkat kecukupan energi menurut jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Tingkat Kecukupan Energi Laki-laki Perempuan Sangat rendah Rendah Baik Tinggi Sangat tinggi 5,,,, 5 55,, 8, T o t a l, 8, 8 Tabel. Distribusi tingkat kecukupan protein berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Tingkat Kecukupan Protein Laki-laki Perempuan Sangat rendah Rendah Baik Tinggi Sangat tinggi,5,,,,,5,, 5 T o t a l, 8, 8 lingkup yang sangat kecil, yaitu di satu sisi masalah gizi kurang belum dapat di atasi di sisi lain permasalahan gizi lebih cenderung meningkat. Bila dikaitkan dengan tingkat kecukupan konsumsi energi para siswa sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya masalah gizi kurang dan gizi lebih terlihat ada relevansi ke arah tersebut. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Siswa SMU Dharma Pancasila Pada Tabel terlihat bahwa sebagian besar tingkat kecukupan energi siswa tergolong sangat rendah. Akan tetapi, juga ditemukan beberapa siswa yang mengkonsumsi energi melebihi angka kecukupan bahkan tergolong sangat tinggi, yakni sebanyak orang. Distribusi tingkat kecukupan energi siswa menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa siswa perempuan cenderung mempunyai tingkat kecukupan energi tergolong tinggi dan sangat tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Dari temuan tentang gambaran tingkat kecukupan energi siswa SMU di atas memperlihatkan bahwa secara umum konsumsi energi para siswa belum memadai dan belum sesuai dengan anjuran kecukupan. Jika mengacu pada Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), konsumsi energi mereka juga masih belum sesuai. Hal ini dapat dilihat dari temuan penelitian tentang gambaran konsumsi karbohidrat sebagai sumber energi utama para siswa seperti terlihat pada Tabel, yakni hanya orang (,%) yang mengkonsumsi karbohidrat sebesar 5-% dari total kebutuhan energi atau sesuai anjuran PUGS. Sementara yang mengkonsumsi karbohidrat kurang dari 5% total kebutuhan energi paling banyak, yakni 5 orang (,%), dan selebihnya mengkonsumsi karbohidrat lebih dari % total kebutuhan energi, yakni orang (,%). Fenomena tersebut mempunyai implikasi bahwa pemahaman tentang PUGS pada siswa atau para remaja mutlak diperlukan, hal ini dapat dicapai melalui program penyuluhan atau sosialisasi PUGS ke sekolah-sekolah. Demikian juga temuan mengenai tingkat kecukupan protein para siswa yang menunjukkan lebih dominan pada kategori sangat rendah sebanyak orang (,%) dan sangat tinggi sebanyak 5 orang (,%). Sementara yang tergolong baik hanya orang (5,%), selebihnya rendah dan tinggi masingmasing orang dan orang. Kondisi ini harus diwaspadai dan harus segera diantisipasi agar tidak berlangsung lebih lama lagi, mengingat pada usia mereka yang masih tergolong usia remaja, di mana proses pertumbuhan fisik masih berlangsung. Untuk mendukung proses pertumbuhan tersebut secara optimal diperlukan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan yaitu asam amino-asam amino esensial dari protein makanan dalam jumlah cukup dan kualitas yang memadai. Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
4 Tabel. Distribusi sumbangan karbohidrat berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Sumbangan KH (%) < 5 5- >,,,8,,, 5 T o t a l, 8, 8 Tabel 5. Distribusi sumbangan lemak terhadap kecukupan energi berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Sumbangan Lemak (%) < > 5 8,,, 85, 5, 8, Total, 8, 8 Tabel. Distribusi Kecukupan zat besi (Fe) berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Kecukupan Fe (%) < 5,, 8 8, 8, 8 Total, 8, 8 Konsumsi Karbohidrat dan Lemak Siswa SMU Dharma Pancasila Pada Tabel menunjukkan sumbangan karbohidrat terhadap kecukupan energi siswa hanya orang yang sesuai dengan anjuran PUGS yaitu pada tingkat 5- %. Sebanyak 5 orang mempunyai sumbangan energi dari karbohidrat masih berada di bawah 5 % dan orang di atas %. Berdasarkan temuan penelitian mengenai konsumsi lemak menunjukkan bahwa sebagian besar konsumsi lemak para siswa tergolong cukup atau sesuai dengan anjuran PUGS, yakni antara 5-5% total kebutuhan energi sehari sebanyak orang (,%). Tetapi di samping itu ditemukan juga siswa yang mengkonsumsi lemak melebihi anjuran PUGS sebanyak orang (,8%), orang di antaranya terdapat pada siswa putri. Keadaan ini juga perlu diwaspadai, mengingat konsumsi lemak yang berlebihan mempunyai risiko kegemukan, yang dari segi penampilan fisik terlihat kurang menarik dan dari segi kesehatan merupakan salah satu faktor timbulnya permasalahan penyakit degeneratif pada usia lebih dini. Konsumsi Zat besi (Fe) Siswa SMU Dharma Pancasila. Konsumsi zat besi para siswa menunjukkan lebih banyak siswa yang tergolong kurang atau di bawah % angka kecukupan sehari (8 orang) dari pada siswa yang tergolong cukup atau mengkonsumsi zat besi % kecukupan sehari ( orang). Dari siswa yang mengkonsumsi zat besi tergolong kurang,,% di antaranya terdapat pada siswa putri. Mengingat remaja putri merupakan kelompok rawan anemia, yang salah satu faktor penyebabnya adalah kehilangan zat besi melalui menstruasi setiap bulannya, maka kebutuhan akan zat besi bagi mereka mutlak harus dipenuhi melalui pola makan yang sehat dan bergizi, sebagaimana dianjurkan dalam PUGS. Keadaan kekurangan zat besi pada remaja putri yang berlangsung lama akan berimplikasi pada meningkatnya prevalensi anemia pada remaja putri dan lebih lanjut pada kelompok wanita pekerja, ibu hamil dan ibu menyusui. Tingginya prevalensi anemia pada remaja putri khususnya siswa akan berpengaruh pada konsentrasi belajar mereka yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar yang diperoleh. Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
5 Tabel. Distribusi kecukupan vitamin A berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Kecukupan Vit.A (%) <, 5,5 85,,5 Total, 8, 8 Kecukupan Vit.C (%) <, 8, 5, 8,8 5 Total, 8, 8 Tabel 8. Distribusi status gizi berdasarkan prestasi belajar siswa SMU Dharma Pancasila Prestasi Belajar Status Gizi 8,5,, N % Normal Gemuk Kurus 5,,, 5, 5,,8 5, 5,,8 8, 5,, 8 Konsumsi Vitamin A dan Vitamin C Siswa SMU Dharma Pancasila Dari hasil penelitian tentang konsumsi vitamin A pada siswa, memperlihatkan pada umumnya para siswa mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup atau %. Keadaan ini mencerminkan konsumsi makanan sumber vitamin A dari kelompok remaja ataupun masyarakat sudah baik. Bahkan yang perlu diwaspadai yaitu apabila terjadi kecenderungan konsumsi vitamin A yang berlebihan dalam jangka waktu yang panjang atau lama, mengingat efek yang akan ditimbulkan akibat hipervitamin A karena vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak atau minyak, yang memungkinkan terjadi penumpukan di dalam tubuh. Dari temuan mengenai konsumsi vitamin C pada siswa menunjukkan bahwa sebagian besar (5 dari 8 siswa) mereka mengkonsumsi vitamin C pada tingkat kecukupan < %, dan hanya siswa yang konsumsi vitamin Cnya di atas % kecukupan. Banyak ahli berpendapat bahwa konsumsi vitamin C yang cukup dapat memperbaiki penyerapan zat besi di saluran pencernaan sehingga akan meningkatkan jumlah ketersediaan zat besi di dalam tubuh. Di samping itu mengingat fungsi vitamin C bagi tubuh yang berkaitan dengan peranannya sebagai vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan infeksi maka konsumsi vitamin ini pada siswa perlu diperbaiki baik jumlah maupun kualitasnya melalui perbaikan pola makan yang seimbang. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Dharma Pancasila Kenyataan bahwa prestasi siswa SMU Dharma Pancasila yang pada umumnya tergolong baik bahkan 8,% di antaranya mempunyai nilai rata-rata 8, maka dapat diartikan bahwa keadaan kekurangan gizi pada siswa yang dilihat dari tingkat kecukupan zat gizi tidak berpengaruh pada prestasi mereka. Hal ini diperkuat oleh hasil analisis statistik dengan uji chi-square bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa (p>,5). KESIMPULAN DAN SARAN Status gizi siswa SMU Dharma Pancasila tergolong normal sebanyak orang, -orang kurus dan orang gemuk. Tingkat kecukupan energi dan protein sebagian besar siswa tergolong sangat rendah. Sumbangan energi yang berasal dari karbohidrat yang sesuai dengan anjuran PUGS hanya orang (,%). Sedangkan sumbangan energi dari lemak yang sesuai dengan anjuran PUGS ada sebanyak orang (,%). Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( ) 5
6 Konsumsi vitamin A siswa pada umumnya cukup, tetapi konsumsi vitamin C dan zat besi sebagian besar masih rendah. Prestasi belajar siswa pada umumnya baik, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa. Saran Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang gizi khususnya pola makan yang sehat dan bergizi sesuai anjuran PUGS, maka diperlukan program penyuluhan atau sosialisasi PUGS di sekolah-sekolah. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI.. Pedoman Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta Jelliffe, D.B. 8. Community Nutritional Assessment. Oxford University Press. New York. Mudjianto, dkk.. Kebiasaan Makan Golongan Remaja di Kota Besar Indonesia. Puslitbang Gizi Depkes RI. Bogor Muhammad Sahlan.. Perilaku remaja Terhadap Kegemukan di SMU Swasta Kartika I-. Skripsi FKM USU. Soetjiningsih, 5. Tumbuh Kembang Anak. ECG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Supariasa, I Dewa Nyoman dan Ibnu Fajar.. Penilaian Status Gizi. ECG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Suyanti.. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Konsumsi Makanan Siap Santap Tradisional dan Barat Pada Siswa SMU Harapan. Skripsi FKM USU. Wahlqvist Mark L.,. Food and Nutrition: Australasia, Asia and the Pacific. Allen & Unwin Pty Ltd. Australia. Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara
Lebih terperinciPola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.
Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh
Lebih terperinciGAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal kelompok yang bersangkutan (WHO, 2001). Anemia merupakan kondisi
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang
Lebih terperinciKONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI
1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA LUH PUTU JULIANI 1320015007 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan di masa datang. Untuk
Lebih terperinci142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016
142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 ANALISIS PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI Analysis Of Reproductive Health Knowledge Of Exposure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat Indonesia merupakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa dapat berhasil dilaksanakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
24 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Geografis Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi ganda, disamping masih menghadapi masalah gizi kurang, disisi lain pada golongan masyarakat
Lebih terperinciPENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)
PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016) Maharani Widya Purnama Sari *),SA Nugraheni **), Ronny Aruben **) *) Mahasiswa Peminatan Gizi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan berperilaku
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN 2014 Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN 110100276 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Lebih terperinciSTATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO
STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO Agustian Ipa 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Background : Physical growth and maturation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang
Lebih terperinciKeluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Apa latarbelakang perlunya KADARZI? Apa itu KADARZI? Mengapa sasarannya keluarga? Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri Mengapa perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja sebagai golongan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah terciptanya
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA
V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO
1 HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanakkanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG
HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG The Association Beetween Energy and Protein Intake with Nutritional Status of Under Five Children in Tamamaung Village
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS KUNING MENURUT KMS DI KELURAHAN SEMANGGI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : LAILA MUSFIROH
Lebih terperinciTINGKAT ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI SISWA SMU PGRI KABUPATEN MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN
TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI SISWA SMU PGRI KABUPATEN MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN Lydia Fanny 1, Salmiah 1, Asmarudin Pakhri 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Background
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. Waruis,Atika 1), Maureen I Punuh 1), Nova H. Kapantow 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia merupakan masalah yang sering ditemui pada remaja putri. Remaja putri termasuk dalam kelompok
Lebih terperinciGAMBARAN POLA MAKAN, STATUS GIZI, POLA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMU NEGERI 18 MEDAN TAHUN 2010 SKRIPSI OLEH :
GAMBARAN POLA MAKAN, STATUS GIZI, POLA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMU NEGERI 18 MEDAN TAHUN 2010 SKRIPSI OLEH : CHOLIDA AMALIA PURBA NIM : 051000594 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO Bryan Reppi*, Nova H. Kapantow*, Maureen I. Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Usia
Lebih terperinciPola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang
Indonesian Journal of Disability Studies ISSN : - Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang * Agustina Shinta Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD), Universitas Brawijaya, Malang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah terutama bagi remaja putri usia sekolah. Hal ini dilakukan karena pada remaja putri usia sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik dan mental yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI ZAT BESI DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA WANITA PENCETAK BATU BATA DI KECAMATAN PAGAR MERBAU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN HUBUNGAN KONSUMSI ZAT BESI DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA WANITA PENCETAK BATU BATA DI KECAMATAN PAGAR MERBAU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 Ernawati Nasution
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi Indonesia Sehat 2010. Tahun 2010 dipilih dengan pertimbangan bahwa satu dasawarsa merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin
Lebih terperinciBab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola makan vegetarian telah menjadi pola makan yang mulai banyak menjadi pilihan masyarakat saat ini. Vegetarian adalah orang yang hidup dari mengkonsumsi produk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia yang menjadikan obesitas sebagai suatu epidemi global. Obesitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah
Lebih terperincikeywords: tea consumptions, hemoglobin levels, vocational students
1 PERILAKU MINUM TEH DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JORLANG HATARAN DESA DOLOK MARLAWAN KECAMATAN JORLANG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 (Behavior of drinking
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY
LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
Lebih terperinciPEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi, Januari Juni PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN RUMBIA KABUPATEN MAROS Sukmawati, Sitti Fatimah, Lydia Fanny Jurusan Gizi,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya hidup kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas sehingga membutuhkan nutrisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka panjang tahap ke dua ( PJP II) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu periode dalam kehidupan manusia, remaja sering dianggap memiliki karakter yang unik karena pada masa itulah terjadi perubahan baik fisik maupun psikologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Terdapat hukum fisika yang berbunyi energi masuk = energi terpakai. Berdasarkan prinsip kesetaraan energi tersebut maka diperlukan keseimbangan energi terutama dalam
Lebih terperinci