BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. menggunakan Analisis Tidak Langsung berdasarkan SNI Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

BAB II METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian, pemukiman, penggembalaan serta berbagai usaha lainnya

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. luas, yang mengkaji sifat-sifat dan organisasi di permukaan bumi dan di dalam

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... iii. INTISARI... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR...

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI ALIH FUNGSI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP POTENSI DAERAH RESAPAN AIRTANAH DI DAERAH CISALAK KABUPATEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE. Waktu dan Tempat

ABSTRAK PENDAHULUAN. Desi Etika Sari 1, Sigit Heru Murti 2 1 D3 PJ dan SIG Fakultas Geografi UGM.

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

2.7.6 Faktor Pembatas BAB III METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat Bahan Lokasi Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN LAHAN KRITIS DI DAERAH KOKAP DAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN I.I

PENENTUAN LAHAN KRITIS DALAM UPAYA REHABILITASI KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN ASAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN. Dalam rangka menunjang pembangunan pertanian di Timor Leste diperlukan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

Gambar 7. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau dengan garis pantai sepanjang km, merupakan

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

BAB III METODE PENELITIAN. adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang

KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Gambar 1.1 Wilayah cilongok terkena longsor (Antaranews.com, 26 november 2016)

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Analisa Spasial Untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar (Studi Kasus: Kabupaten Sumenep Daratan)

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI DAN PISANG KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Alat dan Bahan Alat Penelitian Kegiatan Survey Lapangan Uji Tekstur Tanah...

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

III. METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya (Moh.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Banjir 2.2 Tipologi Kawasan Rawan Banjir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh POPPY KUSUMAWATI A

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB I PENDAHULUAN. warga negaranya mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan bergerak

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI KABUPATEN KENDAL

KLASIFIKASI LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

SKRIPSI PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIONAL (RATIONAL RUNOFF METHOD)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

PDF Compressor Pro BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINGKAT ERODIBILITAS TANAH DI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Ilmu geografi memiliki dua aspek penting dalam penerapannya yaitu aspek ruang dan aspek waktu. Data spasial merupakan hasil dari kedua aspek yang dimiliki oleh geografi. Geografi menjadi ilmu unggul yang dapat memberikan informasi spasial yang berkaitan dengan kebumian. Hampir semua sektor telah menggunaan Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografi memiliki keunggulan yaitu lebih mudah digunakan dan lebih efisien. Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian (Arronaf, 1989). Perkembangan teknologi telah mempengaruhi perubahan dari berbagai produk kartografi menjadi lebih cepat, lebih murah, dan interaktif dengan tampilan visual secara hampir real-time. Salah satunya untuk pemetaan evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang. Evaluasi Sumberdaya Lahan digunakan untuk mengetahui pontensi yang ada pada suatu lahan agar dapat digunakan secara lebih maksimal. Penggunaan lahan pada lokasi yang cocok akan menjadikan lahan tersebut dapat dipergunakan secara lebih optimal. Kawasan pertanian tanaman/perkebunan harus memenuhi faktor-faktor ketinggian < 2000m, lereng < 40%, kedalaman efektif tanah > 30%, curah hujan > 1500 mm per tahun, sehingga memiliki skor < 124 dan cocok bagi pengembangan tanaman tahunan (SK MenTan No.683/Kpts/Um/08/1981). Wilayah di Indonesia memiliki iklim dan karakteristik daerah yang sangat beragam. Daerah kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul yang berjarak 12 km dari kota Yogyakarta memiliki jenis komoditas buah-buhan yang didominasi oleh jenis komoditas buah pisang. Data produktivitas tanaman 1

buah-buahan di Kabupaten Bantul menurut Biro Pusat Statistik menunjukan jenis komoditas buah pisang memiliki produktivitas paling tinggi dibandingkan dengan jenis komoditas buah papaya, buah mangga, dan buah rambutan. Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pusat keragaman genetik (Musaceae) dan memiliki banyak jenis pisang (termasuk pisang liar) yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Lebih dari duaratus varietas ditanam petani yang seluruhnya adalah varietas alam yang belum mengalami perbaikan/pemuliaan. Plasma nutfah pisang diploid AA yang terdiri atas berbagai formasi dari jenis liar Musa acuminate Colla dan berbagai varietas budidaya (kultivar) merupakan sumber gen untuk perbaikan genetik pisang (Crouch et al., 1999). Kesesuaian lahan untuk tanaman pisang digunakan untuk mengetahui lahan yang sesuai untuk tanaman pisang. Agar lahan dapat digunakan secara lebih maksimal dapat diketahui dengan melihat potensi dari lahan tersebut. 1.2.RUMUSAN MASALAH Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan merupakan salah satu daerah yang berada di Kabupaten Bantul yang masih memiliki lahan untuk perkebunan. Jenis komoditi pisang di Kabupaten Bantul memiliki persentase produktivitas tinggi dibandingkan dengan produktivitas pada tanaman holtikultura yang lain. Dalam penggunaan lahan untuk perkebunan sangat berkaitan erat dengan peningkatan produksi yang tinggi, sehingga lahan haru disesuaikan dengan kelas kesesuaian lahannya. Pembuatan peta kesesuaian lahan untuk tanaman pisang di daerah Bangunjiwo ini menggunakan Sistem Informasi Geografi. Pembuatan peta menggunakan Sistem Informasi Geografi dapat mempermudah dalam pembutan peta, sehingga dapat dibuat suatu perumusan masalah yaitu: 1. Apa kelebihan Sistem Informasi Geografi untuk Pemetaan kesesuaian lahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul? 2

2. Kelas kesesuaian lahan apakah yang terdapat di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul? 3. Daerah mana saja yang memiliki potensi untuk tanaman pisang di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul? 1.3.TUJUAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kelebihan Sistem Informasi Geografi untuk pemetaan kesesuaian lahan di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. 2. Untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pisang di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamtaan Kasihan, Bantul. 3. Untuk mengetahui daerah yang berpotensi untuk tanaman pisang di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. 1.4.Manfaat 1.4.1. Manfaat praktis Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang kesesuaian lahan untuk tanaman pisang di kelurahan bangunjiwo, kasihan, Bantul sehingga dapat dipergunakan pemerintah agar menggunakan lahan sesuai dengan kemampuan lahan tersebut. 1.4.2. Manfaat ilmiah Bentuk dari aplikasi sistem informasi geografi untuk pemetaan kesesuaian lahan untuk tanaman pisang yang selanjutnya agar dapat dipergunakan sebagai ferefensi serta untuk pengembangan penelitian dengan menggunakan metode lain. 1.5.Penelitian sebelumnya Wisnu Narindra Putra (2013) melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Citra Quickbird untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi dan Pisang di Kecamatan Pakem, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelas 3

kesesuaian lahan, mengkaji dan serta mengklasifikasikan kesesuaian lahan beserta faktor-faktor pembatasnya untuk tanaman pisang dan padi. Tujuan berikutnya adalah mengkaji kemampuan citra Quickbird dalam mengidentifikasi daerah yang sesuai untuk ditanami tanaman padi dan tanaman pisang di kecamatan pakem, kabupaten Sleman. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah overlay peta yang digunakan sebagai parameter yaitu peta Bentuklahan, peta Kemiringan lereng, peta jalan, peta tanah, peta penggunaan lahan. Klasifikasi kesesuaian lahan menggunakan metode pembandingan (matching). Pengambilan sampel tanah menggunakan metode stratified random sampling dengan mapping unit Satuan Lahan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah peta kesesuaian lahan padi daerah penelitian kecamatan pakem, kabupaten sleman dan peta kesesuaian lahan pisang daerah penelitian kecamatan pakem, kabupaten sleman. Fika Omega Chitra Kumalasari (2012) melakukan penelitian dengan judul Pemetaan Evaluasi Kesesuaian Lahan Ditinjau dari Karakteristik Lahan untuk Pertanian Padi Sawah Memanfaatkan Citra Quickbird dengan Teknik Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui manfaat citra Quickbird untuk evalasi kesesuaian lahan dengan melihat potensi lahan pertanian padi sawah, mengetahui kesesuaian lahan pertanian persawahan dengan melihat karakteristik lahannya, mengetahui kelas kesesuaian lahan pertanian padi sawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengharkatan dan overlay pada setiap parameter yaitu Bentuk Lahan, Kemiringan lereng, tekstur, kedalaman tanah, drainase dan irigasi, curah hujan, dan bahaya erosi. Hasil dari penelitian tersebut adalah peta kesesuaian lahan untuk pertanian padi sawah kecamatan pundong, Kabupaten Bantul. Hamzah Haz Fahmi (2015) melakuakn penelitian dengan judul Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jambu Mete dengan Metode Weight Factor Matching di Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui akurasi data DEM citra SRTM dalam penentuan suhu udara yang merupakan salah satu parameter penentu kesesuaian lahan untutk tanaman jambu mete, 4

melakukan pemetaan kesesuaian lahan untuk tanaman jambu mete di kabupetan Bantul, dan mengetahui wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai perluasan lahan perkebunan jambu mete di kabupaten Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Weight Factor Matching atau teknik matching untuk mendapatkan faktor pembatas dan kelas kesesuaian lahan, tumpang susun (overlay) terhadap parameter-parameter fisik menggunakan Sistem Informasi Geografis. SIG digunakan untuk melakukan proses analisis setiap parameter untuk menghasilkan peta kesesuaian lahan. Hasil dari penelitian tersebut adalah Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jambu Mete di Kabupaten Bantul. 5

1.5.1. Tabel penelitian sebelumnya Nama Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Fika Omega Chitra Kumalasari 2012 Pemetaan Evaluasi Kesesuaian Lahan Ditinjau dari Karakteristik Lahan untuk Pertanian Padi Sawah Memanfaatkan Citra Quickbird dengan Teknik Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Wisnu Narindra Putra 2013 Pemanfaatan Citra Quickbird untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi dan Pisang di Kecamatan Pakem, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. - mengetahui manfaat citra Quickbird untuk evalasi kesesuaian lahan dengan melihat potensi lahan pertanian padi sawah - mengetahui kesesuaian lahan pertanian persawahan dengan melihat karakteristik lahannya - mengetahui kelas kesesuaian lahan pertanian padi sawah - mengetahui kelas kesesuaian lahan, mengkaji dan serta mengklasifikasikan kesesuaian lahan beserta faktor-faktor pembatasnya untuk tanaman pisang dan padi Menganalisis komoditas unggulan yang terdapat di kota banjar dan - Pengharkatan - Overlay pada setiap parameter - Overlay - Klasifikasi Metode Matching - Pengambilan sampel tanah menggunakan metode stratified random sampling Peta Kesesuaian Lahan untuk Pertanian Padi Sawah Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. - Peta Kesesuaian Lahan Padi Daerah Penelitian Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman - Peta Kesesuaian Lahan Pisang Daerah Penelitian Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. 6

Hamzah Haz Fahmi 2015 Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jambu Mete dengan Metode Weight Factor Matching di Kabupaten Bantul sebarannya secara keruangan - mengkaji kemampuan citra Quickbird dalam mengidentifikasi daerah yang sesuai untuk ditanami tanaman padi dan tanaman pisang di kecamatan pakem, kabupaten Sleman - Menegtahu akurasi data DEM citra SRTM dalam penentuan suhu udara yang merupakan salah satu parameter penentu kesesuaian lahan utnuk tanman jambu mete di kabupaten Bantul - Mengetahui wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai perluasan lahan perkebunan jambu mete di kabupaten Bantul - Overlay - Weight Factor Matching Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jambu Mete di Kabupaten Bantul 7

1.6.Kerangka pemikiran Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang dapat diolah menggunakan Sistem Informasi Geografis. Sistem informasi geografi memiliki kelebihan yang terletak pada kemudahan, kecepatan, dan cara analisis sehingga penggunaan teknologi Sistem Informasi Geografi sangat penting dalam pengolahan data. Metode yang digunakan untuk penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman pisang adalah metode pembanding (matching). Analisis kesesuaian lahan untuk tanaman pisang diperoleh dari beberapa parameter antara lain tekstur tanah yang dapat diturunkan dari peta jenis tanah kelurahan bangunjiwo, kemiringan lereng yang dapat diperoleh dari kontur pada peta RBI, kerentanan bahaya erosi yang dapat diturunkan dari peta bentuklahan dan peta kemiringan lereng. Kelas kesesuaian lahan yang telah diperoleh berdasarkan parameterparameter yang digunakan kemudian disesuaikan dengan syarat tumbuh tanaman pisang. Metode matching merupakan metode pembandingan yang dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik kesesuaian lahan terhadap persyaratan kesesuaian lahan yang telah ditetapkan untuk tanaman pisang. Parameter yang digunakan untuk pembuatan peta kesesuaian lahan untuk tanaman pisang kemudian dilakukan proses tumpang susun (overlay) untuk menggabungkan seluruh parameter yang digunakan tersebut. Peta hasil overlay dikasifikasikan dengan metode weight factor matching untuk penentuan kesesuaian lahan. Peta kesesuaian lahan untuk tanaman pisang digunakan utuk mengetahui daerah/lokasi yang sesuai untuk tanaman pisang yang selanjutnya daerah/lokasi tersebut dapat dioptimalisasikan lebih lanjut. Evaluasi kesesuaian lahan dapat digunakan untuk memajukan perekonomian masyarakat di kelurahan bangunjiwo, kasihan bantul. Sehingga pemerintah dapat mengetahui daerah/lokasi yang sesuai utnuk tanaman pisang, agar hasil produktivitas tanaman pisang dapat lebih optimal. 8

1.7.Batasan Istilah Lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman, binatang, dan hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa sekarang, sampai pada tingkat tertentu sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan dating. (FAO, 1976) Evaluasi lahan adalah proses penaksiran potensi lahan untuk tujuan penggunaan khusus, meliputi interpretasi dan survey bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lain dari lahan sampai tingkatan mengidentifikasi dan membuat perbandingan jenis penggunaan lahan yang diperbolehkan sesuai tujuan evaluasi (FAO, 1976) Kesesuaian lahan adalah tipe kesesuaian sebidang lahan terhadap suatu jenis penggunaan lahan tertentu (FAO, 1976) Klasifikasi kesesuaian lahan adalah proses penilaian dan pengelompokkan lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi penggunaan tertentu (Sitanala Arsyad, 1989) Pisang merupakan salah satu bahan pangan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat (Kasijadi, 2006) Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian (Arronaf, 1989). 9