BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia bisnis di masa sekarang semakin ketat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya unit usaha yang lahir dengan berbagai jenis usaha akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH ( Studi kasus pada Nasabah Bank Mandiri KCP Surabaya Gubeng ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Teuku Aliansyah, dkk, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I. Pendahuluan. penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

sdcfdcf BAB I PENDAHULUAN merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan ditangani oleh bank Syari ah

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indonesian Bank Service Excellence Monitor (BSEM 2010/ /2012)

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR KELURAHAN DESA DEMA AN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. produk yang berkualitas tinggi agar sanggup memberi kepuasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB I. Pendahuluan. pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga layanan internet banking serta telephone banking (Hart dan Smith,1998).

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

Lebih lanjut mari kita perhatikan QS Al Israa ayat 26 sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manajemen yang sangat penting bagi sebuah bank. Hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. domestik (nasional) maupun di pasar internasional / global. Untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. 1 pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai lembaga intermediasi, pihak perbankan membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada dalam negara tersebut.semakin berkembang industri perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan tersebut ditandai dengan banyaknya jumlah bank dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

BAB I PENDAHULUAN. Di mana sektor perekonomian menjadi tolak ukur kemakmuran suatu Negara. Hal

KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN LOYALITAS NASABAH PADA BANK BRI UNIT VETERAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan terutama pada kualitas pelayanannya. Hal ini dimaksutkan agar seluruh barang atau

BAB I PENDAHULUAN. memanjakan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang bertujuan untuk menyakinkan nasabah agar mau menempatkan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan ekonomi yang relatif lebih maju, peran. lembanga keuangan tidak dapat disampingkan. Lembaga keuangan perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam rangka membandingkan penelitian ini dengan penelitianpenelitian

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

KUESIONER TERTUTUP. (Vindie Riztya Lubis, SST)

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis di masa sekarang semakin ketat baik di pasar dalam negeri atau domestik maupun di pasar luar negeri. Hal ini berarti pelaku bisnis lokal mereka juga bersaing dengan para pelaku bisnis dari luar negeri, karena mereka telah dibebaskan bea masuk produk yang mereka tawarkan di pasar negeri. Untuk memenangkan persaingan, perusahan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya murah, pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya. Di Indonesia tidak sedikit orang yang bingung memilih bank yang tepat. Banyak iklan perbankan yang juga mensponsori beberapa acara televisi yang membuat masyarakat bingung di bank mana mereka akan menabung. Banyak masyarakat terjebak pada tingkat bunga yang menggiurkan, fasilitas phone banking (layanan informasi perbankan melalui telepon genggam), kerja sama dengan beberapa bank lain, serta layanan lain yang diiming-imingi iklan dan televisi

dan media cetak. Setelah terpikat oleh janji-janji tersebut, akhirnya mereka harus menyesal menjadi nasabah sebuah bank tertentu. Bagi nasabah pelayanan yang bermutu sangat penting. Kepuasan maupun ketidakpuasan nasabah atau pelanggan menjadi topik yang dibicarakan pada tingkat nasional, internasional, industri dan perusahaan jasa. Kepuasan nasabah ditentukan oleh kualitas barang atau jasa yang dikehendaki nasabah, yang pada saat ini khususnya dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan. Menurut Royne (dalam Tatik Suryani, 2001:273), kualitas pelayanan menjadi komponen utama karena produk-produk utama bank yaitu kredit merupakan suatu penawaran yang tidak berbeda dan pelayanan bank juga mudah ditiru. Oleh karena itu persaingan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank memberikan pelayanan terbaik yang bermutu dibandingkan pesaingnya. Era sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan informasi mengakibatkan terjadinya perubahan (change) yang luar biasa. Adanya kemudahan yang diperoleh dari komunikasi dan informasi muncul kompetisi yang sangat ketat yang berakibat pelanggan (customer) semakin banyak pilihan dan sangat sulit untuk dipuaskan karena telah terjadi pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi

kebutuhan, meningkat menjadi harapan (expectation) untuk memenuhi kepuasan. Kunci ke arah profitabilitas bukan lagi volume penjualan melainkan kepuasan jangka panjang bagi pelanggan. Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Ikatan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian perusahaan tersebut dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan (Suryani, dkk, 2001, 274). Perusahaan yang gagal memuaskan pelayanannya akan menghadapi masalah yang kompleks. Umumnya pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain dan bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan jasa wajib merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan para pelanggannya. Penilaian akan kualitas layanan dikembangkan oleh A. Parasuraman dan Zeithaml yang dikenal

dengan service quality (SERVQUAL), yang berdasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu tangibles (bukti langsung), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati) (Kotler, 1997, h.53). Menurut (Tjiptono, 1996, h.159) terdapat dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang relatif dapat dikendalikan perusahaan, misalnya karyawan yang kasar, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi, dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang diluar kendali perusahaan, seperti cuaca (banjir, badai), gangguan pada infrastruktur umum (listrik padam, jalan longsor), aktivitas kriminal (pembakaran, vandalisme), dan masalah pribadi pelanggan (dompet hilang). Agar dapat melayani pelanggan secara baik dan dapat memenuhi keinginan pelanggan, produsen tidak dapat melepaskan diri dari masalah kejiwaan (psikologi). Hubungan antar manusia sedikit banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur kejiwaan manusia. Oleh karena itu, para petugas yang dalam bekerja berhubungan langsung dengan pelanggan diharapkan mau mempelajari masalah-masalah psikologi. Hal ini penting agar tidak terjadi friksi selama kontak dengan pelanggan (Sugiarto, 1999, h. 125). Masalah pelayanan dalam industri jasa tidak terlepas dari motif atau motivasi pelanggan dalam

penggunaan jasa tersebut. Soal motivasi telah lama menarik perhatian para ahli psikologi karena setiap tindakan yang kita tampilkan berhubungan dengan motivasi. Sebenarnya motif adalah kehendak, sedangkan motivasi berarti penimbulan motif atau yang menjadi motif (Sugiarto, 1999, h. 125). Bagaimanapun buruknya penampilan seorang pelanggan, para petugas sama sekali tidak diperkenankan untuk menganggap bahwa kepribadian pelanggan tersebut juga buruk. Mungkin pelanggan tersebut merupakan potential customer bagi perusahaan. Penampilan pelanggan tersebut hendaknya tidak menjadi halangan untuk mengangkat harga diri pelanggan, sehingga pelanggan akan selalu menggunakan jasa pelayanan (Sugiarto, 1999, h. 127). Harga diri pelanggan harus dijaga dan dilindungi. Karyawan bank hendaknya tidak sekali-kali merendahkan harga diri pelanggan, meskipun tidak di depan umum. Bila melakukan suatu tindakan yang membuat perasaan dan harga diri pelanggan jatuh di muka umum, maka dapat dipastikan pelanggan tidak akan pernah kembali lagi. Salah satu tujuan utama pendirian industri jasa pelayanan adalah mempertahankan pelanggan yang sudah ada sambil mencari pelanggan yang sudah ada sambil mencari pelanggan baru, karena

pelanggan merupakan repeat business bagi produsen (Sugiarto, 1999, h. 127). Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian pelanggan terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Kepuasan pelanggan dalam bidang jasa merupakan elemen penting dan menentukan dalam menumbuhkembangkan perusahaan agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan. Demikian pula dengan bisnis perbankan, merupakan bisnis yang berdasarkan pada azas kepercayaan, masalah kualitas layanan (service quality) menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan bisnis ini. Hal itu juga terjadi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit Semarang sebagai tempat penelitian ini, kualitas pelayanan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Sesuai dengan visi Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah atau pelanggan. Apabila pelayanan tidak sesuai dengan visi bank mereka, maka akan merugikan bank tersebut. Pentingnya kualitas pelayanan karyawan apabila kinerja dibawah harapan, maka nasabah akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, maka nasabah akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, nasabah akan sangat puas. Harapan nasabah dapat

dibentuk oleh nasabah masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Nasabah yang puas akan setia lebih lama, dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan. Fenomena munculnya Ladies Bank dimana seluruh karyawan dan nasabahnya adalah kaum perempuan, tidak ada kaum laki-laki kecuali karyawan yang bertugas sebagai satpam dan sopir. Hal ini dapat dilihat pada bank-bank yang membuka Ladies Branch bank yaitu pada bank BTPN. Seluruh karyawan di sini mulai dari direktur sampai satpam merupakan kaum perempuan, mungkin hanya sebagian kecil satpam yang bertugas malam hari dan para sopir saja yang berasal dari kaum laki-laki. Alasan bank tersebut membuka ladies branch karena kiprahnya dapat lebih memajukan kehidupan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku usaha kecil yang banyak digeluti oleh kaum perempuan (dikutip dari www.peresmian LADIES BRANCH BANK BTPN CABANG DAGO - Bandung.go.id.htm). Contoh bank lain yang menggunakan ladies bank yaitu Bank Pundi Indonesia di Medan dengan hasil riset bahwa para ibu atau wanita umumnya adalah pengelola keuangan rumah tangga. Kantor ini dibentuk khusus untuk melayani nasabah deposan dan penabung untuk demi kenyamanan bagi nasabah. Ladies branch

diyakini akan memberikan kenyamanan bagi para nasabah dalam melakukan transaksi perbankan (dikutip dari www.bank-pundiluncurkan-kantor-ladies-branch.htm). Dari hasil observasi dan wawancara terhadap pelanggan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di unit tertentu pada bulan Juni 2011, pelanggan pria tidak suka dengan pelayanan yang terlalu bertele-tele, karyawan yang lebih mementingkan pealanggan yang melakukan proses transaksi lebih besar dibandingkan dengan pelanggan yang proses transaksinya sedikit. Karyawan yang kurang ramah (tidak senyum) saat proses transaksi berlangsung. Sedangkan pada pelanggan wanita banyak antrian yang terlalu lama sehingga membuatnya bosan untuk menunggu. Salah satunya saat proses pelayanan berlangsung pada pelanggan lain seharusnya apabila karyawan kenal dekat dengan pelanggan lain (teman lama), tidak perlu terlalu banyak bicara yang tidak penting karena dapat membuat proses menjadi lama. Dari hasil survey awal yang peneliti lakukan, survey dilakukan selama 3 hari tanggal 7-9 Juni 2011 ditemukan pelanggan perempuan menilai pelayanannya sangat ramah, dan sopan. Sedangkan pelanggan laki-laki pelayananan mengeluh pelayanan terlalu lamban, sehingga membuatnya menjadi jenuh dan bosan, inginnya pelayanan yang cepat dan tidak terlalu banyak bicara, terkadang karyawan

bersikap sinis atau tidak welcome. Kalau pelanggan tidak puas, maka akan banyak pelanggan yang tidak akan kembali lagi ke perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas apakah ada perbedaan kepuasan pelanggan laki-laki dan pelanggan perempuan berbeda? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan secara empirik kepuasan pelanggan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ditinjau dari jenis kelamin. C. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu bukti empiris yang dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan mampu menambah dan melengkapi hasil-hasil penelitian psikologi sebelumnya, terutama dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi, dalam hal kepuasan pelanggan perempuan dan pelanggan laki-laki terhadap pelayanan di Bank Rakyat Indonesia (BRI).

2. Manfaat praktis Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi Bank Rakyat Indonesia (BRI) guna untuk perbaikan kualitas pelayanan karyawan.