BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR FRASA VERBA BAHASA PAKPAK DAIRI ANALISIS X-BAR

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

KATA TANYA DALAM KONSTRUKSI INTEROGATIF BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

5 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa juga merupakan faktor penting yang membuat manusia berbeda

KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial budaya masyarakat pemakainya (periksa Kartini et al., 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

ANALISIS FRASE NOMINAL BAHASA JEPANG BERDASARKAN TEORI X BAR (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat

ANALISIS FITUR KEBAHASAAN DALAM TEKS ULASAN

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Oleh. Suci Sundusiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

BAB I PENDAHULUAN. menerangkan nomina dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, kategori yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

BAB V PENUTUP. fungsi verba frasal berpartikel off. Analisis verba frasal berpartikel off pada tesis ini

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang

STRUKTUR FRASA ADJEKTIVAL DALAM BAHASA INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

FRASA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG: ANALISIS X-BAR

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

Transkripsi:

6 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu struktur, kalimat tanya, infleksi, frasa infleksi, komplemen, spesifier, pemerlengkap, dan frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari salah tafsir bagi pembaca. Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; atau organisasi pelbagai unsur bahasa yang masing-masing merupakan pola bermakna (Kridalaksana, 1993:203). Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan (Putrayasa, 2012:26). Kridalaksana (1993:93) menyebut kalimat tanya dengan istilah kalimat interogatif, yakni kalimat yang mengandung intonasi interogatif dan pada umumnya mengandung makna pertanyaan; dalam ragam tulis biasanya ditandai oleh (?). Jenis kalimat ini ditandai pula oleh partikel tanyakah, atau kata tanya apa, bagaimana, dsb. Putrayasa (2012) menambahkan bahwa penulisan kalimat tanya dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda tanya. Infleksi (infleksional) adalah konstituen inti dalam sebuah kalimat.infleksi (selanjutnya disebut I), ditempati oleh aspek dan modalitas (Haegeman, 1994:108). Frasa infleksi (infleksional phrase) adalah proyeksi maksimal dari sebuah kalimat.frasa infleksi (selanjutnya disebut FI) mendominasi I-bar dan spesifier; I- bar mendominasi I dan komplemen (Haegeman, 1994:114). 6

7 Komplemen adalahargumen yang posisinya dibawahi langsung oleh I-bar setelah berkombinasi dengan I terlebih dahulu (Haegeman, 1994:114).Komplemen merupakan argumen wajib dalam struktur kalimat. Spesifier dalam tataran kalimat ditempati oleh argumen subjek (Haegeman, 1994:114).Posisinya dibawahi langsung oleh FI setelah berkombinasi dengan I- bar terlebih dahulu. Pemerlengkap (complementizer) adalah unsur klausa subordinatif yang menentukan tipe klausa yang mengikutinya. Pada kalimat interogatif, pemerlengkap (selanjutnya disebut Pm) dilekati oleh fitur [+kata tanya]. Proyeksi Pm sebagai inti berkombinasi dengan FI untuk membentuk proyeksi Pm-bar (Haegeman, 1994:116). Frasa pemerlengkap (complementizer phrase) adalah proyeksi maksimal dari Pm (Haegeman, 1994:116-117).Frasa pemerlengkap (selanjutnya disebut FPm) merupakan proyeksi yang lebih tinggi dari proyeksi FI. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kalimat Tanya Haegeman (1994) menjabarkan kalimat tanya terbagi atas lima bentuk, yakni: (1) Direct Yes-No Questions (kalimat tanya langsung ya-tidak), misalnya Will Lord Emsworth invite Hercules Poirot?;(2) Echo Questions (kalimat tanya gema/gaung), misalnya Lord Emsworth will invite whom?; (3) Direct Wh- Questions (kalimat tanya langsung dengan kata tanya), misalnya Whom will Lord Emsworth invite?; (4) Indirect Yes-No Questions (kalimat tanya tidak langsung ya-tidak), misalnya I wonder [whether Lord Emsworth will invite Hercules

8 Poirot]; dan (5) Indirect Wh-Questions (kalimat tanya tidak langsung dengan kata tanya), misalnya I wonder [whom Lord Emsworth will invite]. Alwi, dkk (2003:357) membatasi kalimat tanya dengan penggunaan kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana, dengan atau tanpa partikel kah dan diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis. Bentuk kalimat tanya biasanya digunakan untuk meminta jawaban ya atau tidak, atau informasi mengenai sesuatu atau seseorang dari lawan bicara atau pembaca. Alwi menekankan bahwa jika kalimat tanya dijadikan bagian dari kalimat berita, kalimat tanya itu kehilangan keintrogatifannya sehingga tanda baca yang digunakan adalah tanda titik, dan bukan tanda tanya. Misalnya, Saya tidak tahu kapan mereka akan berangkat. Dengan kata lain, pendapat Alwi berlainan dengan pendapat Haegemen mengenai kalimat tanya tidak langsung. Gagasan itu sejalan dengan pendapat Kridalaksana (2007) yang menyebutkan bahwa kata apa dalam contoh kalimat Tidak tahu aku apa yang mereka cari, bukan merupakan kata tanya, melainkan pronomina. Kridalaksana mengatakan kata tanya adalah kategori dalam kalimat tanya yang berfungsi menggantikan sesuatu yang ingin diketahui pembicara atau mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara. Ramlan, (1981: 12) mengemukakan bahwa kalimat tanya pada umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat tanya memiliki nada akhir lebih tinggi dari kalimat berita. Nada akhir itu dituliskan dengan tanda tanya. Penambahan kata tanya dalam kalimat tanya cenderung diletakkan di awal kalimat. Chaer (2000: 350) menyatakan bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang

9 isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca. Mempertimbangkan pendapat beberapa ahli di atas, jenis kalimat tanya yang akan dibahas dalam penelitian iniadalah (1) kalimat tanya ya-tidak, misalnya Apakah Ibu membeli baju untuk adik?;(2) kalimat tanya gema/gaung, misalnya Ibu membeli apa?; (3) kalimat tanya dengan kata tanya, misalnya Apa yang dibeli ibu?. 2.2.2 Teori X-Bar Teori X-bar menjelaskan struktur umum frasa yang direpresentasikan pada skema X-bar.Noam Chomskymerupakan orang pertama yang mengemukakan bahwa frasa mempunyai struktur yang sama dan harus dikaji secara eksplisit. Chomsky belajar dari Zellig Harris yang merupakan penggagas dari teori X-bar. Dalam kaidah ini terdapat dua tipe kategori: pertama, kategori leksikal seperti verba, nomina, adjektiva, dan preposisi; dan kedua, kategori frasa seperti frasa verba, frasa nomina, frasa adjektiva, dan frasa preposisi. Pada masa itu belum disinggung adanya sebuah kategori yang lebih besar dari kategori leksikal, tetapi lebih kecil dari kategori frasa, seperti di antara nomina dan frasa nomina atau di antara verba dan frasa verba.faktanya, melalui sejumlah tes sintaktis seperti substitusi, koordinasi, atau pronominalisasi terbukti adanya kategori tersebut.lnilah yang disebut kategori antara (intermediate cotegory) dan menjadi dasar munculnya teori X-bar (Mulyadi, 2010; diadaptasi dari Haegeman, 1994). Lieber (dalam Sawirman, 2007) mengatakan bahwa teori X-bar yang mulanya hanya mengkaji struktur frasa, makin diperluas penerapannya pada tataran klausa dan kalimat.teori X-bar pada tataran klausa dan kalimat didominasi oleh frasa

10 infleksional (FI) sebagai frasa maksimal; tataran yang lebih tinggi dari FIadalah frasa pemerlengkap (FPm).Alasan penggunaan istilah-istilah frasa pada tataran klausa dan kalimat karena dalam teori X-bar kaidah struktur klausa dan kalimat diperlakukansama seperti kaidah X-bar pada tataran frasa. Struktur kalimat diadopsi dari aturan yang telah ditetapkan pada struktur frasa.komplemen berkombinasi dengan I membentuk proyeksi I-bar (I ), dan spesifierberkombinasi dengan I-bar untuk membentuk proyeksi maksimal FI (Haegeman, 1994:114).Strukturnya akanmenjadi skema (4a) dan diagram pohonnya digambarkan pada (4b). Struktur kalimat tanya tidak hanya didominasi oleh proyeksi maksimal FI, melainkan ada proyeksi yang lebih tinggi yaitu proyeksi FPm. Strukturnya menjadi skema (5a) dan diagram pohonnya digambarkan (5b). (4)a. FI= Spes; I I = I; Komp b. FI Spes I I (5) a. FPm = Spes, Pm Pm = Pm, FI b. FPm Komp Spes Pm Pm FI

11 Haegeman (1994: 36) menyatakan bahwa kalimat tanya dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yes-no questions (kalimat tanya ya-tidak), dan constituent questions (kalimat tanya dengan konstituen). Selanjutnya, Haegeman (1994: 297-298) menjelaskan bahwa dua tipe kalimat tanya tersebut diperluas menjadi lima tipe, yaitu direct yes-no question(kalimat tanya langsung ya-tidak), echo questions(kalimat tanya gema/gaung), direct wh-question(kalimat tanya langsung dengan kata tanya), indirect yes-no question(kalimat tanya tidak langsung yatidak), dan indirect wh-question(kalimat tanya tidak langsung dengan kata tanya). Struktur kalimat tanya langsung dengan kata tanya berdasarkan teori X-bar mengharuskan adanya perpindahan sesuai dengan struktur asalnya atau bentuk deklaratifnya. Kalimat pada (6) merupakan struktur asal dari kalimat tanya pada (7), sehingga will pada I (6) mengalami perpindahan menjadi C dari proyeksi CP (7); dan Hercules Poirot sebagai objek pada (6) digantikan dengan kata tanya whom pada (7) fungsinya pun mengalami perpindahan dari NP menjadi [Spec, CP]. Perpindahan setiap unsur ditandai dengan hadirnya indeks yang sama. Berikut ini ialah contoh analisis teori X-bar terhadap kalimat tanya dengan kata tanyadalam bahasa Inggris:

12 (6) CP C C IP NP I I VP V V NP Lord Emsworth will invite Hercules Poirot (7) CP Spec C C IP NP I I [+Tense] VP V V NP Whomᵢ willᵤlord Emword eᵤ invite eᵢ?

13 Selanjutnya, kalimat tanya gema/gaungmerupakan kalimat tanya yang digunakan oleh penanya untuk mengonfirmasi pernyataan lawan bicara. Cara membentuknya dengan mengulangi sebagian atau seluruh pernyataan dan mengganti konstituen yang ingin ditanyakan dengan kata tanya, posisinya sama dengan kalimat deklaratifnya (Haegemen, 1994:302). Secara semantis, makna kalimat tanya gema/gaung ini sama dengan kalimat tanya dengan kata tanya, tetapi struktur sintaksisnya berbeda. Perbedaan itu ditunjukkan dari posisi penempatan kata tanya, dan ada atau tidaknya perpindahan unsur dalam kalimat tanya tersebut. Hal ini dapat dilihat dari contoh sebagai berikut. (8) a. Dia akan pergi ke Bandung. b. Dia akan pergi ke mana? c. Ke mana dia akan pergi? (9) a. Aku ingin makan nasi goreng. b. Kau ingin makan apa? c. Apa yang ingin kau makan? (10) a. Ibu memarahi adik. b. Ibu memarahi siapa? c. Siapa yang dimarahi ibu? Contoh (8) - (10) pada (a) menunjukkan bentuk kalimat deklaratif, pada (b) dalam ketiga contoh di atas termasuk tipe kalimat tanya gema/gaung, sedangkan pada (c) termasuk tipe kalimat tanya dengan kata tanya. Unsur yang digarisbawahi pada (a) menunjukkan konstituen yang menjadi pertanyaan dari kata tanya pada (b) dan (c). Jika dilihat dengan seksama, tampak jelas bahwa kalimat tanya gema/gaungpada (b) tidak menunjukkan adanya unsur yang berpindah karena

14 posisi kata tanya dalam kalimat tersebut berada sama persis dengan kalimat deklaratifnya. Dengan kata lain, perpindahan hanya terjadi pada tipe kalimat tanya dengan kata tanya. 2.3 Tinjauan Pustaka Adapun kajian-kajian terdahulu yang digunakan sebagai referensi atau acuan yang menopang penelitian ini adalah sebagai berikut. Gumilar (2009) dalam artikelnya yang berjudul Kalimat Pertanyaan Bahasa Sunda: Sebuah Analisis Awal dari Perspektif Minimalism membicarakan masalah aspek sintaksis kalimat tanya dalam bahasa Sunda. Teori yang digunakan adalah teori minimalism yang diajukan oleh Chomsky. Hasil analisisnya menyatakan bahwa bahasa Sunda memiliki kalimat tanyawh-in-situ dan whmovement. Minimalism mampu menerangkan bahwa perbedaan pembentukan kalimat tanyawh-in-situ dan wh-movement bahasa Sunda ditentukan oleh perbedaan hakikat kata tanya (wh-question) bahasa Sunda di dalam leksikon, tanpa melanggar prinsip-prinsip yang dikandung oleh Minimalism. Mukaro (2012) dalam artikelnya yang berjudul Wh-question in Shona membicarakan tentang analisis perpindahan pada pertanyaan langsung. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa perpindahan unsur hanya terjadi pada kalimat wh-question, sedangkan pada tipe kalimat tanya lainnya tidak ditemukan adanya perpindahan sebab kata tanya sudah berada pada posisi rujukan pertanyaannya. Perpindahan itu menempati posisi Spec, CP. Menurut Mukaro, kata tanya mengalami perpindahan ke posisi Spec, CP disebabkan kata tanya berpindah ke posisi terdekat dengan C yang memiliki fitur [+wh]. Selain itu, Spec,

15 CP merupakan simpul kosong yang dihasilkan skema X-bar untuk unsur yang dipindahkan. Meskipun demikian, perpindahan tersebut dapat pengecualian terhadap kata tanyabagaimana. Kata tanyabagaimana hanya dapat berada pada akhir kalimat, sebab apabila posisinya dipindahkan ke awal kalimat maka akan terjadi makna ambigu antara bagaimana dan mengapa. Cara kerja teori X-bar dalam tulisan ini menjadi acuan untuk menerapkan teori X-bar pada struktur kalimat tanya dalam bahasa Indonesia. Lubis (2002) dalam tesisnya yang berjudul Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandailing: Analisis Sintaksis membicarakan ciri-ciri sintaksis kalimat tanya bahasa Mandailing beserta dengan struktur sintaksisnya. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa struktur kalimat tanya bahasa Mandailing terdiri atas: (a) 22 struktur yang berbeda pada kalimat tanya dengan kata tanya, (b) 8 struktur yang berbeda pada kalimat tanya berdasarkan fokus kalimat dan kata tanya, (c) 30 struktur kalimat tanya yang berbeda pada kalimat tanya tanpa kata tanya, yang terdiri atas 8 struktur kalimat tanya tanpa kata tanya dan tanpa partikel penegas, dan 22 struktur kalimat tanya tanpa kata tanya dengan partikel penegas (18 struktur kalimat tanya dengan partikel penegas do, dan 4 struktur kalimat tanya dengan partikel penegas ma), (d) 25 struktur kalimat tanya yang berbeda pada kalimat tanya alternatif, (e) 18 struktur kalimat tanya yang berbeda pada kalimat tanya negatif, (f) 5 struktur kalimat tanya yang berbeda pada kalimat tanya embelan. Analisis struktur kalimat tanya dalam penelitian ini menjadi pedoman untuk membandingkan dengan struktur kalimat tanya dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, Wangkai (2013) dalam artikelnya yang berjudul Kalimat Tanya dalam Novel The Confession Karya John Grisham membicarakan tipe

16 kalimat tanya yang ada dalam novel The Confession. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menekankan pada penggambaran kalimat tanya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kalimat tanya yang digunakan para tokoh dalam novel The Confession, yaitu (1) kalimat tanya Yes/No, (2) kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya WH-Words, (3) kalimat tanya bentuk negatif, (4) kalimat tanya tak tentu. Kalimat tanya juga telah dibahas oleh Rondonuwu (2015) dalam artikelnya yang berjudul Kalimat Tanya dalam Novel The Guardian Karya Nicholas Sparks membicarakan masalah bentuk kalimat tanya beserta fungsinya dalam komunikasi para tokoh dalam novel The Guardian. Penelitian ini menerapkan konsep teori yang diambil dari Arts and Arts yang menyatakan bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung subjek dan kata bantu atau kata tanya Wh-question. Aarts dan Aarts selanjutnya menyatakan bahwa ada tiga tipe utama dari kalimat tanya yakni Yes/No question, Tag question, dan Wh-question. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa bentuk kalimat tanya dalam novel The Guardian terdiri atas Yes/No question, Tag-question, Wh-question. Selain itu ditemukan juga kalimat tanya negatif, kalimat tanya tanpa kata bantu dan kalimat tanya yang hanya dibentuk oleh satu kata saja. Berdasarkan fungsinya dalam komunikasi kalimat tanya dalam novel ini memiliki daya ilokusi bertanya (question), bermohon (request), dan perintah (command). Kalimat tanya yang ditemukan dalam novel ini telah lebih banyak digunakan untuk menanyakan orang, benda, dan keadaan sehingga kata tanya yang dominan yakni what.

17 Perdana (2013) membahas kata tanya dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Kata Tanya Bahasa Indonesia dalam Cerpen di Harian Umum Kompas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kata tanya bahasaindonesia yang meliputi (1) jenis kata tanya, (2) fungsi kata tanya, (3) kata tanya dalamkonstruksi sintaksis kalimat tanya.penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.subjek penelitian ini adalah cerpen-cerpenpada harian umum Kompas tahun 2010 hingga tahun 2011.Data diperoleh dengan teknikbaca dan catat.analisis data dilakukan dengan metode agih dan metode padan. Hasil penelitian ini adalah (1) kata tanya dalam cerpen-cerpenkompas dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kata tanya yang berasal daripronomina penanya dan nonpronomina penanya, (2) fungsi kata tanya dalam cerpencerpenkompas diklasifikasikan menjadi sebelas, yaitu untuk menanyakan nomina bukaninsan, nomina insan, sebab, alasan, keadaan dan cara, pilihan, tempat, waktu, jumlah,mengukuhkan pernyataan, dan konfirmasi, (3) posisi kata tanya dalam konstruksisintaksis kalimat tanya meliputi kata tanya di awal kalimat, di tengah kalimat, dan di akhir kalimat.