BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dan jurnal. Hasil suatu karya ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah dipertanggung jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya dengan yang diteliti. Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini antara lain: Batu (1998) dalam skripsi berjudul Jenis-Jenis Kalimat dalam bahasa Melayu Tamiang di Kecamatan Karang Baru memaparkan bahwa kalimat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya yaitu: 1) Dari segi jumlah dan jenis klausa. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 2) Dari segi internal Kalimat sempurna dan tak sempurna. 3) Kalimat dari segi respon yang diharapkan 4) Kalimat dipandang dari segi aktor dan aksi. 5) Kalimat dari segi ada tidaknya unsur negativ pada frase verbal. 6) Kalimat dipandang dari segi kesederhanaan dan kelengkapan dasar. 7) Kalimat dipandang dari segi posisi dan percakapan. 8

2 Selanjutnya Pangi (2014) dalam skripsi yang berjudul Kalimat Tanya Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Loloda Suatu Analisis Kontrastif menjelaskan mengenai persamaan dan perbedaan dari kedua bahasa tersebut: Persamaan kedua bahasa ini yaitu: a. Keduanya memiliki bentuk kalimat tanya ya tidak b. Kalimat tanya dari kedua bahasa memiliki fungsi yang sama. Perbedaanya yaitu: a. Pada penempatan kata tanya. b. Kalimat tanya bahasa Inggris memiliki kalimat tanya dengan akhiran kata. c. Bentuk kalimat tanya. d. Penggunaan kata tanya who. Tandy (2011) dalam skripsi yang berjudul Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan dalam kedua bahasa tersebut yaitu: terdapat empat persamaan dan tiga perbedaan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Persamaanya adalah kedua bahasa tersebut memiliki lima macam kalimat tanya dan kesemuanya mempunyai makna yang sama dengan membutuhkan jawaban yang sama. Kemudian perbedaan yang ditemukan adalah penggunaan kata bantu kalimat tanya dalam bahasa Inggris tergantung tenses, dalam bahasa Mandarin tidak. Akan tetapi perbedaan yang ditemukan di dalam kalimat bahasa Inggris bahwa penggunaan kata kerja bantu diletakkan sebelum subjek. Sementara di dalam bahasa Mandarin kata bantu diletakkan setelah subjek. 9

3 Lubis (2002) dalam tesis yang berjudul Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandailing: Analisis Sintaksis. Penelitian tersebut menjelaskan tentang ciri-ciri kalimat tanya dan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandailing. Adapun penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Penulis mengkaji kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek Langkat. Penelitian ini difokuskan pada ciri-ciri kalimat tanya dan struktur kalimat tanya bahasa Melayu dialek Langkat. Kalimat tanya bahasa Melayu dialek Langkat desa Secanggang ini ditandai dengan penggunaan dialek e. Sejauh ini, penulis menemukan kurangnya penelitian tentang kajian tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas kajian ini agar dialek tersebut dapat diketahui oleh masyarakat luas dan dapat dilestarikan sebagai wujud keanekaragaman dialek bahasa di Indonesia. 2.2 Landasan Teori Pengertian Sintaksis Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan tattien yang berarti menempatkan. Secara etimologis, sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata kelompok kata menjadi kalimat (Ahmad, 1996/1997 dalam Putrayasa, 2008:1). Verhaar (2010:161) menjelaskan bahwa sintaksis adalah tata bahasa yang membahas antar kata dalam tuturan Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan pun asimilasi 10

4 bunyi pun proses fonologi lainya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!), sementara itu di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), tititk dua (:)tanda pisah (-), dan spasi (Alwi, 2003:311) Kalimat Interogatif Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. Dalam bahasa Indonesia terdapat paling tidak lima macam untuk mewujudkan tuturan interogatif. Kelima macam itu dapat disebutkan secara satu persatu sebagai berikut : (1) dengan membalik urutan kalimat, (2) dengan menggunakan kata apa apakah, (3) dengan menggunakan kata bukan tidak, (4) dengan mengubah intonasi kalimat dengan kalimat tanya tertentu, dan (5) dengan menggunakan katakata tanya tertentu ( Rahardi, 2005:77). Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika tidak ada kata tanya suara turun. Bentuk kalimat iterogatif biasanya digunakan untuk meminta (1) jawaban ya tidak, (2) informasi mengenai sesuatu seseorang dari lawan bicara pembaca (Alwi, 2003:358). Chaer ( 2011: ) menjelaskan mengenai kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan, pendapat dari pihak pendengar pembaca. Dilihat dari reaksi jawaban yang diharapakan dibedakan adanya: 1. Kalimat tanya yang meminta pengakuan jawaban: ya tidak, 11

5 ya bukan 2. Kalimat tanya yang meminta keterangan mengenai salah satu unsur kalimat. 3. Kalimat tanya yang meminta alasan. 4. Kalimat tanya yang meminta pendapat buah pikiran orang lain. 5. Kalimat tanya yang menyuguhkan. a. Kalimat tanya yang meminta jawaban dalam bentuk pengakuan ya tidak, ya bukan dapat dibentuk dengan cara : (1) Memberi intonasi tanya pada sebuah klausa; dalam bahasa tulis intonasi tanya dilambangkan dengan nada tanya. Contoh: - Beirut diserang lagi oleh Israel? - Mereka bekerja sama dengan rakyat? - Suaminya guru SMP? Kalimat jawaban untuk kalimat tanya jenis ini dapat dibuat dalam bentuk singkat, tetapi dapat juga dibentuk dalm bentuk lengkap. Misalnya jawaban untuk kalimat tanya di atas. - Ya - Ya, Beirut diserang lagi oleh Israel. - Tidak - Tidak, mereka tidak bekerja sama dengan rakyat. -Bukan - Bukan, suaminya bukan guru SMP. (2) Memberi kata tanya apakah di muka sebuah klausa. Contoh: - Apakah Beirut diserang lagi oleh Israel? - Apakah mereka bekerja sama dengan rakyat? 12

6 -Apakah suaminya guru SMP? Kalimat jawabanya sama dengan yang di atas. (3) Memberi partikel tanya kah pada bagian unsur kalimat yang ditanyakan. Dalam hal ini bagian kalimat yang diberi partikel kah itu lazim ditempatkan pada awal kalimat. Contoh: - Bekerja samakah mereka dengan rakyat? - Guru SMP-kah suaminya? - Benarkah dia akan datang? - Gelapkah ruangan ini? - Inginkah kamu ikut serta? Kalimat jawabannya juga sama strukturnya dengan kalimat jawaban untuk kalimat tanya di atas. b. Kalimat tanya yang meminta jawaban berupa keterangan mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kalimat kata tanya siapa, mana, berapa, dan kapan dan lazim pula disertai denagn partikel tanya kah. Kata tanya ini diletakan pada bagian tempat kalimat yang akan ditanyakan. Tetapi biasanya susunan kalimat itu diubah dengan menempatkan kata tanya tersebut menjadi terletak pada awal kalimat. Misalnya: Klausa : Kalimat : Tanya : - Nama anak itu Ali - Nama anak itu siapa? - Siapa nama anak itu? 1. Untuk menanyakan orang yang diorangkan digunakan kata tanya siapa, dan lazim diletakkan pada awal kalimat. Kalau kata tanya siapa ini ditempatkan 13

7 pada awal kalimat, maka dapat diberi disertai partikel-kah; tetapi kalau ditempatkan pada akhir kalimat tidak dapat diberi partikel-kah. Contoh: - Siapa orang yang duduk di sana itu? (Jawab: - Bapak Lurah - Orang yang duduk di sana adalah Bapak Lurah ). - Dengan siapa dia pergi ke Bogor? ( Jawab: - Dengan ayahnya Atau - Dia pergi ke Bogor dengan ayahnya). - Kepada siapakah surat itu kauberikan? ( Jawab: - Kepada Pak Guru). Atau - Surat itu saya berikan kepada Pak Guru). - Dari siapa kamu terima uang itu? ( Jawab: - Dari Ibu. - Uang itu saya terima dari Ibu.) - Siapakah penyiar televisi itu Idrus? ( Jawab: - Idrus - Penyiar televisi itu Idrus). - Oleh siapa dia diusir? ( Jawab: - Oleh ayah. - Dia di usir oleh ayah). 2. Untuk menanyakan benda bukan orang yang diorangkan harus digunakan kata tanya apa, yang biasanya diletakkan pada awal kalimat. Kalau kata tanya apa ini diletakkan pada awal kalimat, maka dapat diberi disertai partikel kah; tetapi kalau diletakkan pada akhir kalimat tidak dapat diberi partikel kah. 14

8 Contoh: - Apa isi lemari itu? ( Jawab: - Buku. - Isi lemari ini adalah buku). - Apa yang dapat kausumbangkan kepada mereka? ( Jawab: - Uang sejuta rupiah. - Yang kusumbangkan adalah uang sejuta rupiah ). - Dengan apa pintu rumah itu kau buka? (Jawab: - Dengan kunci palsu. - Pintu rumah itu saya buka dengan kunci palsu). - Dari apa kue ini dibuat? ( Jawab: - Dari terigu dan gula. - Dari singkong di campur ubi dan kelapa ). 3. Untuk menanyakan keberadaan suatu benda harus digunakan kata tanya mana. Kalau kata tanya mana ini diletakkan pada awal kalimat boleh diberi partiker kah, boleh juga tidak (tetapi lazimnya tidak ); kalau diletakkan pada akhir kalimat tidak dapat diberi partikel kah. Contoh: - Mana buku itu? (Jawab: - Ada di tas saya. - Sudah kukembalikan ke perpustakaan). - Anakmu yang mana? ( Jawab: - Itu yang baju biru. - Oh, sudah tidak ada di sini). - Mana tamu-tamu itu? (Jawab: - Sudah pulang semua. 15

9 : - Sebentar lagi datang. 4. Untuk menanyakan jumlah banyaknya sesuatu benda harus digunakan kata tanya berapa yang biasanya ditempatkan pada awal kalimat. Jika ingin disertai dengan partikel tanya kah, maka partikel kah itu harus diletakkan di belakang kata bantu bilangan di belakang nama satuan benda tersebut. Contoh: - Berapa haraganya? ( Jawab: - Rp 2.000,0 - Tidak mahal, hanya 2.000,0) - Berapa meterkah tinggi monumen Nasional itu 1000 meter) (Jawab: meter. - Tinggi monumen Nasional itu 100 meter). - Kertas yang kau perlukan berapa lembar? (Jawab: - Sepuluh lembar. - Saya memerlukan sepuluh lembar). 5. Untuk menanyakan waktu harus digunakan kata tanya kapan bila yang biasanya diletakkan di awal kalimat. Dalam hal ini dapat juga disertai dengan partikel kah; tetapi bila kata tanya tersebut di letakkan pada akhir kalimat, maka partikel kah tidak perlu digunakan. Contoh: - Kapan kakakmu akan datang? (Jawab: - Nanti sore Atau - Kakakku akan datang nanti sore) - Kapankah Timor Timur berintegrasi dengan negara kita? (Jawab: - Tahun

10 - Timor Timur berintegrasi dengan negara kitapada tahun 1976). - Hutangmu akan kaubayar kapan? (Jawab: - Besok - hutangku akan kubayar besok). Untuk menayakan permulaan terjadinya suatu peristiwa harus digunakan kata tanya sejak kapan; dan untuk menanyakan batas akhir terjadinya peristiwa harus digunakan kata tanya sampai kapan. Misalnya: - Sejak kapan anda memakai kacamata? - Sampai kapan anda tetap membujang? Jawaban dari kalimat tanya yang menggunakan kata tanya kapan masih bersifat umum. Umpamanya jawaban kalimat tanya di atas, dapat dijawab: - Sejak tahun yang lalu - Sejak bulan yang lalu. - Sejak kecil. Untuk mendapatkan jawaban yang pasti, harus digunakan disebutkan nama waktu yang ditanyakan. Misalnya: - Sejak bulan apa dia belum membayar SPP? - Sampai bulan apa ibu mau membayar iuran televisi ini? c. Kalimat tanya yang meminta jawaban berupa alasan dibentuk dengan bantuan kata tanya mengapa kenapa yang biasanya di letatakkan di awal kalimat dan boleh pula diberi partikel tanya kah. Kalau kata tanya mengapa kenapa di letakan pada akhir kalimat, maka partikel tanya-kah tidak dapat digunakan. 17

11 Contoh : - Mengapa kamu sering terlambat? (Jawab: - Karena rumah saya jauh. Atau - karena sukar mencari kendaraanya). - Kenapa anak itu menangis saja? (Jawab: - Ditinggal ibunya. Atau - Perutnya sakit). - Mengapa anjing dan kucing selalu berkelahi? (Jawab: - Entahla - Menurut dongeng karena kucing pernah menipu anjing). d. Kalimat tanya yang menanyakan proses menanyakan pendapat bentuk dengan bantuan kata tanya bagaimana, yang biasanya di letakkan pada awal kalimat, dan boleh pula diberi partikel tanya kah. Tetapi kalau kata tanya bagaimana ini di letakkan pada akhir kalimat, maka partikel tanya kah itu tidak perlu digunakan. Contoh: - Bagaimana cara mengangkut batu sebesar ini? (Jawab: - Dengan bantuan mesin kontrol. - Ditarik beramai-ramai). - Dulu dia pernah menipu kita, kalu sekarang dia menipu lagi bagaimna? (Jawab: - Kita laporkan kepada yang berwajib. - Tidak usah kita temui lagi dia) - Kalau kita dapat rumah dinas bagaimana dengan rumah ini? (Jawab: - Kita kontrakkan saja. - Sebaiknya kita jual; lalu uangnya kita pakai untuk beli mobil). e. Kalimat tanya yang menyuguhkan mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang ditanyakan. Oleh karena itu, jawaban yang diharapkan adalah ya 18

12 betul, meskipun secara eksplisit kata ya betul itu tidak di ucapkan. Kalimat tanya ini dibentuk dari sebuah pertanyaan diikuti dengan kata bukan dan disertai dengan intonasi tanya. Contoh: - Anda berasal dari Bogor, bukan? - Dia orang kaya, bukan? - Kamu sudah makan, bukan? Meskipun penanya bermaksud meminta jawaban yang menyuguhkan, adakalanya jawaban yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Misalnya, pertanyaan - Kamu sudah makan, bukan? Jawabnya mungkin berupa - Jangankan makan, mandi saja belum. Atau pertanyaan: - Anda sudah punya anak, bukan? Jawabnya mungkin berupa: - Jangankan punya anak, kawin saja belum.;.l/ Catatan: Selain meminta jawaban kalimat tanya dapat juga digunakan untuk keperluan lain, misalnya: (1) Untuk menegaskan. Di sini diandaikan orang yang ditanya sudah mengetahui jawabanya sehingga dia tidak perlu menjawab lagi orang yang ditanya diandaikan tidak akan menjawab karena takut segan kepada penanya. Contoh: - Benarkah imperialisme harus kita diamkan? 19

13 - Siapakah yang tidak senang dengan kebijaksanaan kami? tanya PakDirektur kepada anak buahnya. (2) Untuk menyuruh memerintah secara halus. Contoh: - Apakah tidak sebaiknya kau menunggu dulu di luar? - Dapatkah anda menunjukan kartu identitas anda? (3) Untuk mengejek, misalnya seorang ayah bertanya kepada anaknya yang jatuh dari pohon, padahal sebelum itu sudah berkali-kali ayah memperingatkan anaknya itu agar jangan memanjat pohon. Dengan kalimat tanya berikut jelas si ayah bukan bertanya melainkan mengejek. Contoh: - Enak ya jatuh? - O, kamu jatuh? (4) Untuk menawarkan dagangan. Seperti biasa digunakan oleh penjaja koran, buabuahan, dan sebagainya di simpang jalan oleh para penumpang kendaraan. Contoh: - Korannya, Pak? - Jeruk, jeru? - Bu, sayang anak? Sayang anak? Ramlan (2010: 28-37) mengatakan bahwa kalimat tanya pada umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat berita, perbedaannya terutama terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi tanya bernada akhir naik, di samping nada suku terakhir yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan nada suku terakhir pola intonasi berita. Pola intonasi ialah: [2] 3 // [2] 3 2 # Di sini pola intonasi tanya digambarkan dengan tanda tanya. Misalnya: (23) Ahmad pergi? 20

14 Kalimat di atas berbeda dengan kalimat berita hanya karena intonasinnya. Kalimat berpola intonasi tanya, sedangkan kalimat berita berpola intonasi berita. Contoh-contoh lain misalnya: (24) Anak-anak sudah bangun? (25) Ayahnya belum pulang? (26) Murid itu masih belajar? Kata-kata kah, apa, apakah, bukan, dan bukankah dapat ditambahkan pada kalimat-kalimat tanya di atas. Kah dapat ditambahkan pada bagian kalimat yang ditanyakan kecuali pada S. Di samping itu ada kecendrungan meletakkan bagian kalimat yang ditanyakan itu di awal kalimat. Misalnya: (29) Harus pergikah Ahmad ke Jakarta hari ini? (29a) Haruskah Ahmad pergi ke Jakarta hari in? (29b) Ke Jakartakah Ahmad harus pergi hari ini? (29c) Hari inikah Ahmad harus pergi ke Jakarta? Kata apa dan apakah sebagai pembentuk kalimat tanya selalu terletak di awal kalimat. Misalnya: (30) Apa Ahmad pergi? (30a) Apakah Ahmad pergi? (31) Apa anak-anak sudah bangun? (31a) Apakah anak-anak sudah pergi? (32) Apa ayahnya belum pulang? (32a) Apakah ayahnya belum pulang? Kata bukan selalu diakhir kalimat, sebaliknya kata bukankah selalu di awal kalimat. Misalnya: 21

15 (36) Ahmad pergi, bukan? (36a) Bukankah Ahmad pergi? (37) Anak-anak sudah bangun, bukan? (37a) Bukankah anak-anak sudah bangun? (38) Ayahnya belum pulang, bukan? (38a) Bukankah ayahnya belum pulang? (39) Murid itu masih belajar bukan? (39a) Bukankah murid itu masih belajar? (40) Orang itu tidak tidur, bukan? (40a) Bukankah orang itu tidak tidur? (41) Kakaknya suka merokok, bukan? (41a) Bukankah kakanya suka merokok? Kalimat-kalimat tanya (23 24) di atas hanya kalimat memerlukan jawaban ya tidak, jawaban yang mengiakan menidakkan. Karena itu, kalimatkalimat tanya itu disebut kalimat ya tidak. Di samping itu, terdapat kalimat tanya yang memerlukan jawaban yang memberi penjelasan. Kalimat tanya golongan ini ditandai oleh adanya kata tanya yang bersifat menggantikan kata kata-kata yang ditanyakan. Kata-kata tanya itu ialah apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, mana, bilamana, kapan, bila, dan berapa. 1. Apa Kata tanya apa, dipakai untuk menanyakan benda, tumbuh-tumbuhan, dan hewan misalnya: (42) Petani itu membawa apa? (43) Arsitek itu sedang merencanakan apa? 22

16 (44) Dokter hewan itu memeriksa apa? ( 45) Bapak guru mengajarkan apa? (46) Anak itu melihat apa? Apabila kata tanya apa itu dipindahkan ke awal kalimat, maka kalimatkalimat (42 46) itu menjadi : (42a) Apa yang dibawa petani itu? (43a) Apa yang sedang direncanakan arsitek itu? (44a) Apa yang diperiksa dokter hewan itu? (45a) Apa yang diajarkan bapak guru? (46a) Apa yang dilihat anak itu? Selain pemakaian di atas, kata tanya apa dipakai juga untuk menanyakan identitas, misalnya : (47) Anak itu membaca buku apa? Dalam kalimat 47 di atas, kata tanya apa menanyakan identitas buku. Kata apa di situ tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Yang dapat di letakkan di awal kalimat ialah buku apa : (47a) Buku apa yang dibaca anak itu? Contoh-contoh lain, misalnya: (48) Ia menyaksikan pertandingan apa? (49) Itu anjing apa? (50) Gedung yang tinggi itu gedung apa? Seperti halnya kalimat (47), kalimat (48 50) di atas dapat di ubah menjadi : (48a) Ia menyaksikan pertandingan apa? (49a) Anjing apa itu? 23

17 (50a) Gedung apa gedung yang tinggi itu? 2. Siapa Kata tanya siapa, dipakai untuk menanyakan Tuhan, Malaikat, dan orang. Misalnya: (51) Siapa nama anak itu? (52) Yang patut disembah siapa? (53) Siapa yang menulis sirat ini? (54) Siapa yang mencabut nyawa manusia? (56) Sepeda siapa ini? (57) Engkau mencari siapa? 3. Mengapa Kata tanya mengapa, dipakai untuk menanyakan perbuatan. Misalnya: (58) Anak-anak itu sedang mengapa? ( 59) Pegawai itu mengapa? (60) Orang itu akan mengapa? Sedang mengapa dan akan mengapa dapat dipendekatkan menjadi sedang apa dan akan apa sehingga di samping kalimat (58) dan (60) terdapat kalimat (58a) dan (60a) di bawah ini : (58a) Anak-anak itu sedang apa? (60a) Orang itu akan apa? Selain menanyakan perbuatan, kata tanya mengapa juga untuk menyatakan sebab. Misalnya : (61) Mengapa kepala kantor itu marah? (62) Mengapa banyak mahasiswa tidak mengikuti kuliah hari ini? 24

18 (63) Mengapa anak itu kemarin berjalan kaki saja? 4.Kenapa Kata tanya kenapa, dipakai untuk menanyakan sebab seperti halnya kata tanya mengapa: (64) Kenapa musuh tidak berani menyerang pertahanan tentara Indonesia? (65) Kenapa Ahmad tidak pergi kesekolah? (66) Kenapa ayahmu tidak mengijinkan? 5.Bagaimana Kata tanya bagaimana, dipakai untuk menanyakan keadaan. Misalnya: (67) Bagaimana nasib anak itu? (68) Studi anak saya bagimana? (69) Ujianya bagaimana? Selain menanyakan keadaan, kata tanya bagaimana dipakai pula untuk menanyakan cara, inilah cara suatu tindakan dilakukan cara suatu peristiwa terjadi. Misalnya: (70) Bagaimana pencuri bisa memanjat dinding setinggi itu? (71) Bagaimana orang itu dapat menjadi kaya? (72) Bagaimana utusan itu dapat sampai sepagi ini? 6. Mana Kata tanya mana, dipakai untuk menanyakan tempat. Di mana menanyakan tempat berada, dari mana menanyakan tempat asal tempat yang ditinggalkan, dan kemana menanyakan tempat yang dituju, misalnya: (73) Pengusaha itu bertempat tinggal di mana? (74) Dari mana pelajar itu mendapat buku baru? 25

19 (75) Nenek pergi ke mana? Kata tanya mana sering juga dipakai tanpa didahului kata depan di, dari, ke, untuk menanyakan tempat misalnya: (76) Dia orang mana? (77) Buatan mana sepeda itu? (78) Mana adik mu? Selain menanyakan tempat, kata tanya mana sering juga dipakai untuk menanykan sesuatu seseorang dari suatu kelompok. Dalam hal ini kata tanya itu didahului oleh kata yang, menjadi yang mana, misalnya: (79) Sepedamu yang mana? (80) Buku yang mana, yang kau inginkan? (81) Rumah pedagang itu yang mana? 7.Bilamana, Bila dan Kapan Ketiga kata ini dipakai untuk menanyakan waktu. Misalnya: (82) Bilamana karyawan itu akan menyelesaikan pekerjaannya? (83) Sejak kapan kapal terbang itu mengalami kerusakan? (84) Bila bapak guru akan pulang? 8.Berapa Kata tanya berapa dipakai untuk menyatakan jumlah dan bilangan. Yang dimaksud dengan kalimat dasar adalah kalimat yang (1) terdiri atas satu kalausa, (ii) unsur-unsurnya lengkap, (iii) susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, dan (iv) tidak mengandung pertanyaan 26

20 pengingakaran. Dengan kata lain, kalimat dasar disini merupakan urutan unsur-unsur yang paling lazim dalam satu kalimat ( Alwi, 2003: 319). Berdasarkan pernyataan di atas, untuk menganalisis struktur kalimat tanya peneliti merujuk kepada pola struktur kalimat dasar yang dikemukakan oleh Alwi. Dalam satu kalimat tidak selalu kelima fungsi sintaksis subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), keterangan (Ket) ) dapat terisi, tetapi paling tidak harus ada pengisi subjek dan predikat ( Alwik, 2003: 321). Dari hasil penjelasan di atas berdasarkan teori para ahli untuk menentukan ciri ciri kalimat tanya penulis menggunakan teori Alwik dkk.yaitu sebagi landasan teori dalam bahasa Melayu dialek Langkat di desa Secanggang. Sedangkan untuk menganalisis struktur kalimat tanya penulis juga menggunakan teori Alwik. 27

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS

Lebih terperinci

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Nurfadilah (2016) dengan Judul Analisis Kalimat Deklaratif, Interogatif dan Imperatif dalam Tajuk Koran Sindo Edisi Maret 2016 Penelitian mengenai kalimat,

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media cetak selalu identik dengan tulisan dan gambar-gambar yang dicetak pada lembaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Menulis 2.1.1. Pengertian Menulis Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara.

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

INTEROGATIF DALAM NOVEL HATIKU BUKAN PUALAM KARYA SAUT POLTAK TAMBUNAN (Interrogative in Novel Hatiku Bukan Pualam By Saut Poltak Tambunan

INTEROGATIF DALAM NOVEL HATIKU BUKAN PUALAM KARYA SAUT POLTAK TAMBUNAN (Interrogative in Novel Hatiku Bukan Pualam By Saut Poltak Tambunan SAWERIGADING Volume 15 No. 3, Desember 2009 Halaman 372 379 INTEROGATIF DALAM NOVEL HATIKU BUKAN PUALAM KARYA SAUT POLTAK TAMBUNAN (Interrogative in Novel Hatiku Bukan Pualam By Saut Poltak Tambunan Rahmatiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai salah satu alat interaksi sosial. Terdapat dua bahasa yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

Lebih terperinci

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. 1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 1 diri sendiri Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami halhal lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

Oleh Ratna Novita Punggeti

Oleh Ratna Novita Punggeti KALIMAT DLM BI Oleh Ratna Novita Punggeti STRUKTUR KALIMAT 1. SUBJEK Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Menjawab pertanyaan: siapa, apa. Biasanya berupa kata benda/frasa (kongkret/abstrak)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata Susse Ragi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Oleh. Suci Sundusiah

PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Oleh. Suci Sundusiah PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS Oleh Suci Sundusiah 1. Klausa sebagai Pembentuk Kalimat Majemuk Dalam kajian struktur bahasa Indonesia, kumpulan dua kluasa

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam.

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam. SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9 1. Imbuhan ber dengan makna menggunakan terdapat dalam kalimat Makanan itu beracun. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifakasikan diri

Lebih terperinci

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa Peristiwa 75 Bab 7 Peristiwa Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menanggapi cerita pengalaman teman. 2) melakukan percakapan melalui telepon. 3) membaca teks dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

kegiatan sehari hari pelajaran 2

kegiatan sehari hari pelajaran 2 pelajaran 2 kegiatan sehari hari semua anak senang bermain anak anak bermain setiap hari bermain membuat hati senang bermain boleh saja asal jangan lupa belajar kegiatan sehari hari 17 mengenal tanda baca

Lebih terperinci

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR 1. Pemakaian tanda baca yang benar terdapat pada kalimat... A. "Sudah selesai, Man?" tanya Saleh B. "Sudah selesai, Man!" tanya Saleh C. "Sudah selesai, Man?," tanya Saleh D. "Sudah selesai, Man" tanya

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh: ERNI FITRIANA A. 310090015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 1. Penulisan tanda baca yang tidak benar terdapat dalam kalimat... (A) Banyak karyawan yang di-phk karena melakukan aksi unjuk rasa. (B) Pak Anwar, guru adik, akan pergi

Lebih terperinci

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi antara suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi manusia, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Fungsi

Lebih terperinci

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6 Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT Pertemuan 6 1 Bahasan Identifikasi Aktualisasi Unsur-unsur Struktur Pengembangan Identifikasi Kalimat ialah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional. 1.4.2 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemakaian kata sapaan dalam bahasa Batak Toba. b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA TUGAS KELOMPOK CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA MATA KULIAH : FONOLOGI DOSEN : Yuyun Safitri, S.Pd DISUSUN OLEH: ANSHORY ARIFIN ( 511000228 ) FRANSISKA B.B ( 511000092 ) HAPPY

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI 1. Pengertian Verba 2. Verba Dasar 3. Verba Turunan 4. Verba Majemuk VERBA . Pengertian Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara linguistik bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING KATA/ISTILAH, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, EJAAN, DAN TANDA BACALatihan Soal 9.5

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING KATA/ISTILAH, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, EJAAN, DAN TANDA BACALatihan Soal 9.5 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING KATA/ISTILAH, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, EJAAN, DAN TANDA BACALatihan Soal 9.5 1. Perhatikanlah kalimat berikut! Ridho. Pergilah ke Toko Abadi untuk membeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2 SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2 1. (1).Aku sudah selesai belajar. (2).Besok aku siap pulang (3).Karena ingin mendapat nilai yang baik,aku lebih Lama belajar dan lebih

Lebih terperinci

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN 1. Tulisan merupakan karya orisinal penulis (bukan plagiasi) dan belum pernah dipublikasikan atau sedang dalam proses publikasi pada media lain yang

Lebih terperinci

Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis

Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis Bahasa Indonesia Semester 3 Pertemuan 8 TKJ Provider Unijoyo Pengertian Umum Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa

Lebih terperinci

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan EYD pada surat pribadi untuk saat ini belum ada. Namun, penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR

BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR Analisis terhadap data kalimat kompleks karangan siswa kelas VII SMP Dwijendra Denpasar ditemukan

Lebih terperinci

REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS. Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor

REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS. Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor 45 REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS Lampiran 1 No Nama Siswa Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor Nilai Ket. 1 Siswa 1 1 1 2 4 33 Belum tuntas 2 Siswa 2

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG Mutoharoh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami

Lebih terperinci

Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan. 1 Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan. Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai pelaku. 2. Predikatnya berawalan me- atau ber-. 3. Predikatnya tergolong kata kerja

Lebih terperinci

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION INDONESIAN 2 UNIT Z LISTENING SKILLS TRANSCRIPT

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION INDONESIAN 2 UNIT Z LISTENING SKILLS TRANSCRIPT HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION 1999 INDONESIAN 2 UNIT Z LISTENING SKILLS TRANSCRIPT 2 ITEM 1 Ayo lekas bangun. Hari ini kamu harus naik bus sekolah. Mobil bapak mogok. Ayo bangun! Bus sekolah berangkat

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam I. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam bahasa untuk menyampaikan maksud serta kesan tertentu dalam keadan yang sesuai. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini. Dalam masyarakat moderen, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua

BAB II LANDASAN TEORI. Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Penelitian yang berjudul Pola Hubungan Peran Semantik dalam Kalimat Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KONSTRUKSI SINTAKSIS PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMK YPKK 2 SLEMAN SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN KONSTRUKSI SINTAKSIS PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMK YPKK 2 SLEMAN SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN KONSTRUKSI SINTAKSIS PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMK YPKK 2 SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat

Lebih terperinci

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari 6 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu struktur, kalimat tanya, infleksi, frasa infleksi, komplemen, spesifier,

Lebih terperinci

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran Kegemaran 15 Bab 2 Kegemaran Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat kipas dari kain sisa berdasarkan penjelasan guru; 2) menanggapi cerita pengalaman dengan kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kata Berikut ini adalah pendapat dari para ahli bahasa mengenai konsep kata. 1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan. materi pelajaran dan tingkat perkembangan siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan. materi pelajaran dan tingkat perkembangan siswa. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alat peraga 1. Pengertian Alat Peraga Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling inti. Hal ini mempunyai arti bahwa kegiatan

Lebih terperinci

KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP Indikator/ Materi Soal

KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP Indikator/ Materi Soal KISI-KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER SDN BALEWANGI 01 TP. 2013-2014 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Bentuk Bobot STI Kelas / Semester : V / I Pilhan Ganda 15 1 15 Isian 10 2 20 soal/ waktu : 30/90 menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wirjosoedarmono dalam Husain Junus dan Arifin Banasuru, 1996: 14).

BAB I PENDAHULUAN. (Wirjosoedarmono dalam Husain Junus dan Arifin Banasuru, 1996: 14). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Wirjosoedarmono dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana penting bagi aspek kehidupan bermasyarakat. Sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi manusia, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1 pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1 menulis kapital bertanya melengkapi cerita memperkenalkan

Lebih terperinci

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu 1. Frasa Nominal a. Pengertian frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata benda atau nomina. contoh : mahasiswa baru sepeda ini anak itu gedung sekolah b. Struktur Frasa Nomina Secara kategorial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN

RINGKASAN PENELITIAN RINGKASAN PENELITIAN KONSTRUKSI KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIAMIS OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Penelitian yang berjudul Konstruksi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS PEMHSN SOL SINTKSIS 1. Perbedaan Frase dengan Kata Majemuk Frasa adalah frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek,

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci