BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tegalrejo Kabupaten Magelang. Penelitian ini termasuk praexperiment, dengan metode eksperimen dengan sampel tidak terpisah, karena tidak dapat mengontrol semua variabel yang mempengaruhi hasil eksperimen (Suharsimi Arikunto, 1998: 398). Metode eksperimen dengan sampel tidak terpisah maksudnya peneliti hanya memiliki satu kelompok (sampel) saja, yang diukur dua kali, pengukuran pertama dilakukan sebelum subjek diberi perlakuan (pretest), kemudian perlakuan (treatment), yang akhirnya ditutup dengan pengukuran kedua (posttest). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah the one group pretest posttest design atau tidak adanya grup kontrol (Sukardi, 2003: 18), adapun rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Y1 X Y2 Keterangan: Y 1 : Pengukuran Awal (Pretest) X : Perlakuan (Sirkuit Delapan Pos) Y 2 : Pengukuran Akhir (Posttest) 32
B. Definisi Operasional Variabel Menurut Sumadi Suryabrata (1983: 76) definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Setiap penelitian mempunyai objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Objek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejalagejala yang menunjukan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel Dependen Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kreteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, sugiyono (2008:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani adalah kemampuan siswa kelas IV dan V SDN Purwodadi Kecamatan Tegalrejo melakukan tugas sehari hari dengan tanpa merasa kelelahan yang berlebihan, serta mempunyai tenaga yang diukur dengan tes kesegaran jasmani ( TKJI) usia 10 12 tahun. Tes ini terdiri dari 5 (lima) jenis tes, yaitu: (1) lari 40 meter, (2) tes gantung siku tekuk, (3) baring duduk 30 detik, (4) loncat tegak, (5) lari 600 meter. 33
2. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat). ( Sugiyono, 2008:39) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan sirkuit 8 pos, latihan sirkuit 8 pos adalah suatu aktivitas fisik yang disusun secara sistimatis, gerakannya melibatkan otot otot besar tubuh, yang dilakukan secara rutin selama 25 menit. Latihan sirkuit 8 pos meliputi loncat-loncat di tempat, mengayun kedua lengan, lari zig-zag, jalan kepiting, loncat tali, naik turun bangku, push-up, squat- jump dan diselingi beberapa pos yang berfungsi untuk tandatangan siswa sebagai bukti bahwa siswa sudah melaksanakan tugas di tiap-tiap pos, dan juga berfungsi untuk istirahat. Latihan sirkuit ini dilaksanakan sebanyak 12 kali. C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tahun Pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 25 siswa. D. Instrumen dan teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kebugaran jasmani dari pusat kesegaran jasmani dan rekreasi tahun 2010 untuk anak umur 10-12 tahun. Tes kesegaran jasmani Indonesia yang dikeluarkan oleh 34
Depdiknas ini telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu instrumen yang berlaku di seluruh Indonesia. a. Validitas Instrumen ini dapat dikatakan tepat apabila terlebih dahulu teruji validitasnya. Menurut Sutrisno Hadi (1991) suatu intrumen dikatakan sahih apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang hendak diukur. Rangkaian tes untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai validitas untuk putra sebesar 0.884 dan untuk putri 0,897. b. Reliabilitas Reliabilitas instrumen mengacu pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 1998: 170). Rangkaian tes untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai reliabilitas untuk putra sebesar 0.911 dan untuk putri 0,942. 2. Teknik Pengumpulan data Penelitian ini menggunakan rangkaian tes TKJI yang terdiri atas lima tes, dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Lari 40 meter, tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Menggunakan satuan ukuran waktu, alat yang dibutuhkan adalah stop watch 4, bendera start 1, lintasan 4, petugas 5 orang. b. Tes gantung siku tekuk, tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. Menggunakan satuan waktu 35
, alat yang dibutuhkan adalah palang gantung 4, stop watch 4, petugas 8 orang. c. Baring duduk 30 detik, tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Menggunakan penghitungan gerakan, alat yang dibutuhkan stop watch 1, petugas 4 orang. d. Loncat tegak, tes ini bertujuan untuk daya ledak otot dan tenaga eksplosif. Menggunakan satuan ukuran tinggi, alat yang dibutuhkan papan berskala 4, petugas 4 orang. e. Lari 600 meter, tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan. Menggunakan satuan ukuran waktu, alat yang dibutuhkan stop watch 4, lintasan lari, bendera start 1, petugas 9 orang. Data yang terkumpul dikonversikan ke dalam tabel nilai pada setiap kategori Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun, untuk menilai prestasi dan masing-masing butir tes kemudian dianalisis dengan menggunakan tabel norma deskriptif persentase guna menentukan klasifikasi tingkat kesegaran jasmaninya (Depdiknas, 2010: 24). Tabel nilai dan tabel norma yang digunakan adalah tabel nilai dan tabel norma tes kesegaran jasmani Indonesia. Adapun tabelnya adalah sebagai berikut: 36
Tabel 1. Tabel Nilai Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10-12 Tahun Putra Nilai Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 Loncat tegak Lari 600 meter Nila i detik 5 s.d-6.3 51 ke atas 23 ke atas 46 ke atas S.d-2`09 5 4 6.4-6.9 31-50 18-22 38-45 2 20-2 30 4 3 7.0-7.7 15-30 12-17 31-37 2 31-2 45 3 2 7.8-8.8 5-14 4-11 24-30 2 46-3.44 2 1 8.9 -dst 4 dst 0-3 23 dst 3.45 dst 1 Tabel 2. Tabel Nilai Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10-12 Tahun Putri Nilai Lari 40 Gantung Baring Loncat Lari 600 Nilai meter siku tekuk duduk 30 detik tegak meter 5 s.d-6.7 40 ke atas 20 ke atas 42 ke atas S.d-2`32 5 4 6.8-7.5 20-39 14-19 34-41 2 33-2 54 4 3 7.5-8.3 8-19 7-13 28-33 2 55-3 28 3 2 8.4-9.6 2-7 2-6 21-27 3 29-4.22 2 1 9.7 -dst 0-1 0-1 20 dst 4.23 dst 1 (Depdiknas, 2010: 24) 37
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani siswa yang telah mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia dipergunakan norma seperti tertera pada tabel 3, yang berlaku untuk putra dan putri. Tabel 3. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia No Jumlah nilai Klasifikasi 1 22 25 Baik sekali (BS) 2 18 21 Baik (B) 3 14 17 Sedang (S) 4 10 13 Kurang (K) 5 5 9 Kurang sekali (KS) (Depdiknas, 2010: 25) Penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan kategori tingkat kesegaran jasmani siswa dengan menggunakan tabel norma tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Jakarta 2010. Dan selanjutnya dianalisis dengan uji-t. E. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis Uji-t (t-test). Berdasarkan data yang diperoleh, teknik pengolahan data menggunakan uji-t, yaitu dengan membandingkan nilai rerata dari hasil pretest posttest (sebelum dan sesudah perlakuan) dengan sampel yang sama dimaksud untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. 38
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 16, yaitu dengan membandingkan mean antara kelompok 1 (pretest) dan kelompok 2 (posttest). Apabila nilai p hitung lebih kecil dari p tabel, maka Ha ditolak, jika p hitung lebih besar dibanding p tabel maka Ha diterima. Adapun rumus yang digunakan yaitu : ( Sutrisno Hadi, 1990:45 ) Keterangan: MD = Mean dari deviasi (d) antara pretest dan posttest Σd 2 = Jumlah defiasi kuadrat dari pasangan N = Jumlah pasangan subjek Σ = Sigma / jumlah 39