II. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

IV METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

A. Kerangka Pemikiran

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

VII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

IV. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

Transkripsi:

II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Selain itu merupakan acuan untuk menjawab permasalahan. 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Beberapa ahli mendefinisikan proyek sebagai suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan (input) lain, yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu pengembalian jangka panjang proyek yang dihasilkan dari manfaat-manfaat yang dihasilkan dari proyek tersebut seperti meningkatkan produksi, perbaikan kualitas, perubahan dalam waktu penjualan, perubahan dalam lokasi penjualan, perubahan bentuk produksi, pengurang biaya melalui mekanisasi, menghindari kerugian dan lain-lain. Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang bisa tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Muhammad, 2000). Studi kelayakan proyek biasanya berupa laporan tertulis yang berisi berbagai informasi tentang tingkat kelayakan suatu proyek untuk direalisasikan. Dan juga sebagai bahan pertimbangan stakeholder untuk melakukan pengambilan keputusan. Informasi yang terkandung dalam laporan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak tertentu, misalnya pihak investor, kreditor, manajemen perusahaan serta bagi pihak pemerintah dan masyarakat (Umar, 2007). Analisis proyek bertujuan untuk memperbaiki pilihan investasi karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga harus dipilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi. Gittinger 1986, mengemukakan bahwa dalam menganalisis suatu proyek yang efektif harus mempertimbangkan aspek-aspek yang saling berkaitan secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya.

3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan dipelajari. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek keuangan, aspek manajemen dan aspek hukum. Menurut Kadariah et al.1999 menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasikan dari enam aspek, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomi. 3.1.3. Aspek Pasar Menurut Husnan dan Muhammad (2000) peranan analisa aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P yaitu produk (Product), harga (price), distribusi (distributon), dan promosi (promotion) (Kotler 1997). 3.1.4. Aspek Teknis Husnan dan Muhammad (2000) mengatakan bahwa aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Analisis secara teknis berhubungan dengan proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting, dan kerangka kerja proyek harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti (Gittinger 1986).

3.1.5. Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam proyek dan manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan proyek adalah proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya (Husnan dan Muhammad 2000). Rita Nurmalina et. al, (2009), menyatakan bahwa aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Disamping hal tersebut aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan pihak lain. 3.1.6. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Analisis sosial mempertimbangkan pola dan kebiasaan dari pihak yang berkepentingan dengan proyek, karena pertimbangan ini berhubungan langsung dengan kelangsungan suatu proyek. Selain itu, suatu proyek juga harus tanggap (responsif) terhadap keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja, distribusi pendapatan dan lain-lain. Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, akan tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi penting dilakukan unutuk proyek-proyek yang berskala besar, yang menimbulkan perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti (Husnan dan Muhammad 2000). 3.1.7. Aspek Finansial 1. Teori Biaya dan Manfaat Analisis finansial diawali dengan biaya dan manfaat dari suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning proyek. Apakah proyek itu terjamin dengan

dana yang diperlukan. Apakah proyek akan mampu membayar kembali dan tersebut dan apakah proyek akan berkembang sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah et al, 1999). Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya proyek. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung. Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek. Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis proyek adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung. 2. Laba Rugi Laba merupakan sejumlah nilai yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran-pengeluaran yang timbul didalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, laba adalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Menurut Gittinger (1986) laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Komponen lain dalam laporan rugi laba adalah adanya biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan merupakan pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta tetap ke tiap periode operasi yang menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak. Komponen selanjutnya dalam laporan rugi laba adalah komponen pendapatan atau beban di luar operasi seperti bunga yang diterima, bunga yang dibayar, subsidi dan cukai.

Penambahan pendapatan diluar operasi dan pengurangan beban diluar operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak. Pengurangan pajak penghasilan terhadap pendapatan sebelum pajak akan menghasilkan laba bersih (net benefit). Hal inilah yang merupakan pengembaliam kepada pemilik usaha yang tersedia baik untuk dibagikan ataupun untuk diinvestasikan kembali. 3. Analisis Kriteria Investasi Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap kriteria investasi menggunakan Present Value (pv) yang telah di-discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al 1999). Penilaian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan memperbandingkan antara semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan. Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang ada (Kadariah et al 1999). Beberapa metode pengukuran dalam kriteria investasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : (1) Net Present Value (manfaat sekarang netto) adalah nilai kini dari keuntungan bersih yang ada diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih kini dari benefit dengan nilai kini dari biaya. (2) Net Benefit-Cost Ratio (rasio manfaat dan biaya) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. (3) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (Bt) dan cost (Ct) yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek.

(4) Payback Period (PP) digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk melunasi investasi yang ditanamkan. Metode Payback Period merupakan metode yang menghitung seberapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali, karena itu hasil perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan (Husnan dan Muhammad 2000). 4. Analisis Switching Value Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value (nilai pengganti) adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruhpengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger 1986). Pada bidang pertanian, proyek-proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan volume produksi. Parameter harga jual produk dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya. Namun dalam keadaan nyata kedua parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Analisis switching value perlu dilakukan untuk melihat sampai seberapa besar perubahan yang terjadi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan investasi dari layak menjadi tidak layak. Batas batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh menunjukan bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi. Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam menjalankan proyek atau usaha umumnya dikarenakan oleh : a. Harga b. Keterlambatan pelaksanaan (contoh ; mundurnya waktu implementasi) c. Kenaikan dalam biaya (Cost Over Run) d. Hasil produksi

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Peluang pasar untuk peternakan kelinci masih sangat besar, karena masih banyak masyarakat yang berfikiran bahwa ternak kelinci tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Potensi yang dimiliki peternakan kelinci untuk pemenuhan kebutuhan daging mencapai lebih dari 5000 ekor per tahun. Kelinci memiliki manfaat yang lebih dibandingkan dengan daging ternak lain seperti memiliki kadar lemak jenuh yang rendah serta kandungan protein yang tinggi membuat daging kelinci baik untuk menjaga ketahanan tubuh agar menjadi sehat. Jaji s Farm merupakan peternakan kelinci yang mengutamakan kelinci pedaging sebagai produk utamanya, akan tetapi peternakan ini belum mampu memenuhi permintaan konsumen kelinci yang disebabkan oleh keterbatasan modal untuk melakukan pengembangan usaha peternakan. Berdasarkan potensi tersebut, Jaji s Farm ingin melakukan pengembangan usahanya dengan menambah luas lahan, sehingga Jaji s Farm bisa membangun kandang yang baru dengan menambah populasi ternak kelinci di peternakan. Dari pengembangan tersebut Jaji s Farm diharapkan bisa memaksimalkan penjualan produk peternakan kelinci untuk memenuhi permintaan pasar yang selama ini dijalani. Adanya analisis kelayakan pengembangan ini sangat diperlukan oleh Jaji s Farm karena selama menjalankan usahanya tidak pernah melakukan analisis kelayakan terhadap usahanya. Analisis finansial (keuangan) dilakukan untuk memperhitungkan biaya yang akan digunakan dalam melakukan usaha sehingga dalam memaksimalkan usahanya Jaji s Farm bisa melakukan penyesuaian dana sesuai dengan yang dibutuhkan. Analisis non finansial merupakan kegiatan analisis yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Untuk melihat tingkat kelayakan usaha pada peternakan ini dilakukan beberapa strategi yang dilihat dari sumber modal yang digunakan. Dalam melakukan analisis ini dilakukan beberapa strategi yaitu analisis dilakukan pada kondisi sebelum adanya pengembangan usaha (kondisi aktual) dan kondisi setelah adanya pengembangan (kondisi Pengembangan) usaha pada

peternakan kelinci ini. Kondisi tersebut memberikan kemudahan dalam melakukan analisis finansial dengan menggunakan kriteria kelayakan yaitu NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period. Dalam melakukan analisis kelayakan non finansial ada beberapa aspek yang digunakan yaitu aspek pasar dimana produk yang ditawarkan mempunyai peluang pasar dan memiliki kualitas dengan harga bersaing. Kriteria kelayakan pada aspek teknis ditunjukan dengan adanya peningkatan produksi dan pemeliharaan yang intensif seperti ketersediaan pakan dalam proses budidaya dan perawatan media budidaya, sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan mengurangi resiko kerugian atas mortalitas. Aspek manajemen dan hukum menggunakan kriteria kelayakan supaya pengelolaan dan pemeliharaan manajemen dan pengakuan hukum yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan peternakan sedangkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dilihat dari respon positif dan negatif masyarakat sekitar dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peternakan. Analisis sensitivitas dengan metode Switching Value digunakan dalam penelitian ini untuk melihat dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap kelayakan investasi hasil. Dari analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang rencana penjualan yang akan dilakukan. Apabila dari hasil evaluasi analisis kelayakan usaha menunjukan bahwa usaha peternakan ini layak untuk dijalankan, maka peternakan dapat menggunakan proporsi penjualan tersebut untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Jika dari hasil evaluasi analisis kelayakan yang dilakukan menunjukan bahwa usaha peternakan ini tidak layak untuk dilaksanakan, maka peternakan tersebut sebaiknya mengadakan perbaikan-perbaikan dan meninjau kembali kepada beberapa aspek yang dianggap berpengaruh terhadap kemajuan peternakan. Secara sederhana, penjelasan di atas digambarkan dalam bentuk diagram kerangka pemikiran operasional seperti pada gambar 1.

Prospek Usaha Jaji s Farm Peningkatan Konsumsi Daging Kelinci Pengembangan Usaha Peternakan Jaji s Farm Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Jaji s Farm Aspek Non Finansial : - Aspek Pasar - Aspek Teknis - Aspek Manajemen dan Hukum - Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Kondisi (aktual) Kondisi Setelah Pengembangan Sumber Modal : sendiri dan Pinjaman Aspek Finansial: - Analisis NPV - Analisis IRR - Analisis Net B/C - Analisis Payback Period - Analisis Switching Value Usaha Peternakan Kelinci Layak / Tidak Layak Rekomendasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Kelinci