PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIO- EMOSIONAL ANAK ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DENGAN POSITIF BELIEF DAN KETERLIBATAN ORANGTUA DENGAN NEGATIF BELIEF DI PAUD BAITURRAHMAH Anindhita Prameswari Jl. Kuta V Blok D6 no.21 Kompleks Graha Cinere, Depok 085885885336 anindhita.prameswari@gmail.com Efi Afifah ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk melihat perbedaan perkembangan sosio-emosional anak antara keterlibatan orangtua dengan positif belief dan keterlibatan orangtua dengan negatif belief di PAUD Baiturrahmah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan komparatif. Untuk menguji perbedaan terkait kedua variabel, peneliti menggunakan One sample t-test dan mengolah data dengan menggunakan SPSS 21,0. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan sosio-emosional anak-anak dengan keterlibatan orangtua positif belief dan anak-anak dengan keterlibatan orangtua negatif belief di PAUD Baiturrahmah. Kesimpulannya adalah anak-anak dengan keterlibatan orangtua positif belief memiliki rata-rata perkembangan sosio-emosional yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan keterlibatan orangtua negatif belief. Kata Kunci : Keterlibatan Orangtua, Perkembangan Sosio-emosional, PAUD Baiturrahmah PENDAHULUAN Fenomena di PAUD Baiturrahmah, terdapat orangtua yang ikut serta dalam memberikan arahan dan membantu kegiatan belajar anak di dalam kelas, seperti ketika anak sedang menggambar, menulis, dan kegiatan belajar lainnya. Namun dalam
keterlibatan tersebut tidak jarang menyebabkan anak menangis dikarenakan pengarahan yang terkesan memaksakan bahkan disertai dengan amarah dan cemooh. Tetapi disamping itu ada juga orangtua yang berada di dalam sekolah yang memberi anak kebebasan dan kesempatan untuk mempelajari dan mengikuti kegiatan belajar. Terdapat dua bentuk keterlibatan orangtua yaitu, keterlibatan yang dikarakterisasikan oleh positif belief dan negatif belief. Keterlibatan orangtua yang positif adalah mendukung kemandirian, fokus pada proses, dikarakterisasikan oleh perlakuan yang positif dan diikuti oleh keyakinan yang positif terhadap anak. Sementara keterlibatan orangtua yang negatif adalah terlalu mengatur, fokus pada pribadi, dikarakterisasikan oleh perlakuan negatif dan diikuti oleh keyakinan yang negatif. Anak usia prasekolah yaitu 3-5 tahun menurut Erikson berada pada tahap Inisiative vs guilt dimana anak akan mengembangkan rasa inisiatif atau rasa bersalah bergantung pada bagaimana orangtua merespon inisiatif aktifitas anak. Konsekuensi dari tujuan yang tidak tercapai ini menjadi rasa bersalah. Konflik antara inisiatif dan rasa bersalah menjadi krisis psikososial yang dominan di usia bermain. Jika rasa bersalah menjadi elemen dominan, anak menjadi moralistik yang kompulsif atau terlalu banyak merasa dilarang. Pelarangan/hambatan (inhibition), merupakan antipati tujuan, melandasi patologi inti pada usia bermain. Anak usia dini juga berada dalam periode golden age, dimana rangsangan belajar pada usia dini memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk perkembangan berikutnya. METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif. Peneliti ingin melihat dalam bentuk angka perbandingan perkembangan sosio-emosional anak antara keterlibatan orangtua
dengan positif belief dan keterlibatan orangtua dengan negatif belief di PAUD Baiturrahmah. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif untuk membandingkan perkembangan sosio-emosional anak antara keterlibatan orangtua dengan positif belief dan keterlibatan orangtua dengan negatif belief di PAUD Baiturrahmah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Karakteristik subyek yang dipilih adalah siswa yang berusia 3-4 tahun, bukan merupakan siswa berkebutuhan khusus, serta siswa yang terhitung aktif/terdaftar dalam PAUD Baiturrahmah. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Keterlibatanpositif 7 6.7143 1.11270.42056 Keterlibatannegatif 43 2.9070 1.35952.20732 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat adanya perbedaan skor antara perkembangan sosio emosional antara keterlibatan positif dan keterlibatan negatif dimana keterlibatan positif mendapat skor yang lebih tinggi (M = 6.7143, SD = 1.11270) sementara keterlibatan negatif (M = 2.9070, SD = 1.35952). Maka keterlibatan positif menghasilkan rata-rata perkembangan sosio emosional yang lebih tinggi dibandingkan keterlibatan negatif.
Tabel 4. 1 Tabel One-Sample Test Test Value = 0 T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Keterlibatanpositif 15.965 6.000 6.71429 5.6852 7.7434 Keterlibatannegatif 14.021 42.000 2.90698 2.4886 3.3254 Uji hipotesis dapat ditentukan melalui skor signifikansi 2 arah atau (2-tailed) pada tabel one sample t test. Skor signifikan 2-tailed yang peneliti peroleh sebesar 0.000, artinya skor signifikansi 2-tailed < 0.05. Kesimpulan dari uji hipotesis pada penelitian ini adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan perkembangan sosioemosional anak antara keterlibatan orangtua dengan positif belief dan keterlibatan orangtua dengan negatif belief di PAUD Baiturrahmah. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dengan menggunakan alat ukur behaviour checklist perkembangan sosio emosional anak dan kuesioner keterlibatan orangtua serta pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 21.0, membuktikan bahwa perbedaan perkembangan sosio-emosional anak antara keterlibatan orangtua dengan positif belief dan keterlibatan orangtua dengan negatif belief di PAUD Baiturrahmah. Anak-anak dengan adanya keterlibatan orangtua yang negatif memiliki rata-rata perkembangan sosio-emosional yang lebih rendah dibandingkan rata-rata perkembangan sosio-emosional anak dengan keterlibatan orangtua yang positif.
RFERENSI Berk, L.E. (2004). Child Development. (8th edition). USA : Pearson. Feist, G.J., & Feist, J. (2005). Theories of personality. (6 th edition). Portland : The McGraw- Hill Companies. Fathiyah (2009). Bagaimana Mengoptimalkan Perkembangan Sosial Emosi Anak Prasekolah. dari http://www.carijurnal.info Kurniawan. (2008). Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak. Parenting, diakses 18 September 2008 dari http://www.carijurnal.info Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Rosdakarya. Oyserman, D., Brickman, D., & Rhodes, M. (2007). School Success, Possible Selves, and Parent School Involvement. Family relation. 479-489. Pomerantz, E. M. & Mooreman E. A (2007). The how, who, and whom and why of parents involvementin children s academic lives : more is not always better. Review of educational reseach. 77 (3): 373-410. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. (11th edition). Jakarta : Erlangga. Santrock, J.W. (2007). Child development. (11th edition). New York : The McGraw-Hill Companies. Santrock, J.W. (2007). Children. (9th edition). New York : The McGraw-Hill Companies. Santrock, J.W. (2008). Life Span Development. (11th edition). New York : The McGraw-Hill Companies.
Seniati, L., Yulianto, A. Setiadi, B.N. (2007). Psikologi Eksperimen. Jakarta : PT Indeks. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alphabeta. Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks.