I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya terdiri dari lautan, berpotensi besar dibidang hasil perikanan. Potensi yang besar ini tercermin oleh besarnya potensi lestari sumberdaya perikanan Indonesia yang mencapai sekitar 6.7 juta ton/tahun yang belum dapat dieksploitasi atau dimanfaatkan secara optimal, yaitu baru termanfaatkan sekitar 58.0%-nya saja (Dahun et al, 1996). Dari tingkat produksi perikanan yang telah dicapai atau telah termanfaatkan, ternyata juga belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh pemanfaatan minyak ikan hasil samping proses pengalengan ikan tuna yang masih sangat terbatas, yaitu hanya untuk campuran pakan temak atau untuk campuran minyak cat atau bahkan kadangkala hanya terbuang dengan percuma. Padahal mainyak ikan tersebut berpeluang untuk dijadikan sebagai sumber asam lemak yang bermanfaat bagi tubuh manusia dan potensinya pun juga relatif besar. Potensi ini tercermin oleh terdapatnya 27 perusahaan pengalengan ikan di Indonesia yang telah mampu menyerap bahan baku sekitar 90683 ton ikan segar (Biro Pusat Statist* / BPS. 1997). Adapun tingkat produksi minyak ikan hasil samping mencapai sekitar 0.1-0.5% dari bahan bakunya. Dilain pihak Indonesia juga mempunyai potensi besar dalam menghasilkan rninyak nabati, yaitu minyak sawit dan minyak kelapa, yang produksinya mencapai 2704 ribu ton dan 4302 nbu ton (BPS, 1997).
Namun tingkat konsumsi minyak rata-rata penduduk Indonesia baru mencapai 8.26 kg/kapita/tahun atau 22.63 g/kapita/hari atau sekitar 10 Oh dari kebutuhan kalori rnasyarakat Indonesia (Susenas. 1996), dengan tingkat ketersediaan minyak nabati mencapai 13.00 kg/kapita/ tahun (BPS, 1996). Keadaan ini juga menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan minyak nabati di Indonesia. EeJum optimalnya pemanfaatan rninyak ikan dan minyak nabati tersebut bagi pemenuhan kebutuhan gizi rnasyarakat Indonesia, memerlukan pengkajian dan pengembangan lebih lanjut pada berbagai aspek gizinya, sehingga nilai tambah minyak dapat ditingkatkan. Salah satu aspek gizi minyak pangan yang cukup menarik adalah berh u bungan dengan adanya dugaan bahwa minyak mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan otak dan kemampuan belajar. Hal ini didasukan pada peranan minyak dalam susunan strukturd sel-sel otak (Crawford, 1992; McGarry, 1992) dan adanya kenyataam bahwa otak berserta jaringan syarafnya mengandung sekitar 60% lipid struktural. Kandungan tersebut secara kuantitatif merupakan konsentrasi lipid terbesar kedua setelah jaringan adiposa (Bourre et ai., 1992; Crawfprd, 1992; Jumpsen dan Clandinin, 1995). Sebagai komponen struktural, lipid merupakan bagian rntegral dari struktur sel dan fungsi membran, temtama dalam otak dan jaringan syarafnya. Selanjutnya dilaporkan pula bahwa lipid otak terutarpa tersusun dari kolesterol dan fosfolipid yang kaya akan asam lemak tidak jenuh jamak (ALTJ), terutama asam dokosaheksaenoat (DHA, C22:6n-3) dan asam
arakidonat (AA, C20:4n-6). Diantara kedua asam lemak tersebut yang lebih dominan adalah DHA (Connor ef az., 1992). Karena DHA dan AA merupakan asam lemak yang terlibat langsung dalarn struktur jaringan sel-set otak, maka dapat diduga asam lemak tersebut mempunyai peranan yang penting dalam fungsi drtn integritas otak. Dengan demikian ketersediaan asam-asam lemak tersebut dalam makanan merupzikan faktor penting dalam pembentukan dan pertumbuhan otak, dan akibatnya baa te jadi defisiensi selama masa pembentukan dan pertumbuhan akan dapat mengganggu fungsi-fungsi otak dikemudian hari. termasuk fungsi yang berhubungan dengan kemampuan belajar. Ditinjau dari komposisi asam lemaknya, minyak ikan tuna hasil samping proses pengalengan ikan tuna adalah yang paling berpeluang untuk dijadikan sebagai sumber asam lemak penting bagi pemenuhan pertumbuhan otak. Hal ini karena minyak ikan tuna kaya akan asam lemak ri-3 khususnya DHA (Elizabeth, 1992), scdangkan minyak nabati (sawit dan kelapa) hanya mengandung sejumlah asarn lemak esensial linoleat (LA; C18:2n-6) dan sedikit asam lemak esensial linolenat (LNA; C18:3n-3) (Dagach dan Valenseula, 1992; Poisson, 1990). Menurut Lehnhger (1982), Poisson (1990), dan Sinclair (1993). DHA dan AA ddam tubuh hewan masing-masing dapat disintesis dari LNA dan LA. namun menurut Crawford (1993) dan Nettleton (1993) proses biosintesisnya didalm tubuh begalan lambat, kurang efisien dan berubah menurut usia. Jadi dapat diduga bahwa minyak ikam tuna akan dapat dijadikan sebagai sumber asam lemak n-3 yang lebih baik bagi pertumbuhan otak dibanding
n. minyak nabati (minyak sawit dap mmyak keiapa), karena &yak ikan tuna mengadung asam lemak n-3 DHA yang dapat langswng digunakan untuk pembentukan dan pertumbuhan otak. Penelitian-penelitian untuk mendukung dugaan-dugaan tersebut di atas belum banyak melibatkan jenis-jenis minyak hasil bumi Indonesia, meskipun beberapa penelitian di Iuar negeri memberikan indikasi ke arah dugaan itu. Misalnya, Lamptey dan Walker (1976) mendapatkan bahwa konsumsi minyak sammer (rendah LNA, tinggi LA) dapat menekan kemampuan belajar anak tikus dibandingkan dengan tikus yang mengkonsumsi minyak kedelai (tinggi LNA). Hal yang mirip juga dilaporkan oleh Yamato et al (1987). dengan menggunakan minyak sa&%wer dan minyak perilla (kaya LNA, rendah LA). DiIain pihak Suprijana (1992) melaporkan bahwa konsumsi minyak kedelai dibandingkan dengan minyak &an menhaden (kaya asam eikosapentaenoat / EPA) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kemampuan belajar anak tikus, tetapi secara nyata lebih tin@ daripada yang mengkonsumsi minyak kelapa. Jadi terdapet indikasi bahwa asam lemak n-3 dapat meningkatkan kemampuan belajar tikus. Keadaan tersebut barangkali bisa berbeda bila yang diberikan atau yang dikonsumsi adalah minyak ikan tuna yang kaya dengan Dm. Pertimbangannya adalah bahwa DHA dapat secat-a langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembentukan dan pertumbuhan otak, sedangkan LNA dan EPA untuk dapat dimanfaatkan dalam pembentukan dan pertumbuhan otak masih membutuhkan proses metabolisrne
pernanjangan rantai karbon (elongasi) dan penidakjenuhan ikatan rantai karbon (desaturasi) yang larnbat dan kurang efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang melibatkan minyakminyak-minyak hasil bumi Indonesia seperti minyak ikan tuna, minyak sawit, dan minyak kelapa untuk melihat pengaruhnya bila clikonsumsi. terhadap komposisi asam lemak otak dan kemampuan belajar tikus percobaan. Sehingga, aspek-aspek gizi dari minyak-minyak pangan hasil bumi Indonesia diketahui lehih banyak dan pemanfaatan serta nilai tambahnya dapat ditingkatkan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. B. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis minyak yang dikonsumsi terhadap komposisi asam lemak otak dan kemampuan belajar anak tikus percobaan. Tujuan utama ini diurai dan ditunjang oleh beberapa sub-tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui tingkat penyerapan jenis-jenis minyak yang dikonsumsi oleh tikus percobaan. Hal ini perlu dilakukan karena hanya minyak yang diserap yang dapat dimanfaatkan dan memberikan kontribusi kedalam tubuh untuk berbagai kegunaan. 2. Mengetahui komposisi asam Iemak dalam air susu tikus berdasarkan jenis-jenis minyak yang dikonsumsi. Hal ini juga dilakukan karena air susu tikus merupakan sumber gizi utama tikus selama periode laktasi dan diduga &an memberikan kontribusi hesar pada asam lemak otak an-& tikus dalam pertumbuhannya.
3. Mengetahui pengaruh jenis minyak yang diberikan selama masa gestasi, laktasi, dan pertumbuhan anak tikus terhadap berat badan dan berat otak anak tikus. Hal ini dilakukan untuk memat dampak langsung dari jenis minyak yang dikonsumsi terhadap keadaan fisik anak tikus. 4. Mengetahui komposisi asarn lemak otak anak tikus berdasarkan jenis minyak yang dikonsumsi selama masa gestasi dan laktasi sampai masa pertumbuhan anak tikus setelah disapih. 5. Mengetahui pengaruh jenis minyak yang dikonsumsi selama masa gestasi dan laktasi sampai masa pertumbuhan anak setelah disapih terhadap kemampuan belajar anak tikus. 6. Mengetahui pengaruh jenis minyak yang dikonsumsi selama masa gestasi dan laktasi sampai masa pertumbuhan anak setelah disapih terhadap kadar trigliserida dan kolesterol darah anak tikus. Ini perlu diamati karena plasma darah terlibat langsung dalam metabolisme minyak terutama dalam transportasi asarn lemak ke berbagai bean tubuh, termasuk otak. Jenis minyak yang mengandung asam lemak n-3 DHA yang diberjkan pada tikus sejak masa gestasi, laktasi, dan masa pertumbuhan akan menghasilkan anak tikus yang berkemampuan belajar lebih baik.
D. Kegunaan atau Manfaat Penelitian Dalarn jangka panjang penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalarn pembuatan suatu formula makanan tambahan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan bagi bayi atau anak, agar diperoleh anak yang cerdas atau yang mempunyai kemampuan belajar tinggi. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat : 1. Membuka peluang untuk memperluas pemanfaatan minyak ikan tuna khususnya minyak hasil samping proses pengalengan ikan bagj pemenuhan kebutuhan gizi manusia, dan pada akhimya dapat meningkatkan nilai tambah minyak ikan tersebut 2. Memberikan informasi ilmiah tentang jenis-jenis minyak yang memberikan kontribusi hesar pada pertumbuhan otak dan kemampuan belajar anak, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat Indonesia. 3. Memberikan in50rmasi dasar yang penting untuk pengembangan dan penelitian lebih lanjut pada manusia.