BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

3. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB 3 METODE. Hubungan kesepian dan..., Nuzuly tara Sharaswati, FPsi Universitas Indonesia

4. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PE ELITIA. Hubungan Universitas Antara..., Edesia Indonesia Sekarwiri, F.PSI UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

4. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

27 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang


BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 3 METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

4. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di. dibanding dengan desa lain di Kecamatan Sewon.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan membahas mengenai metode pengambilan sampel. Bagian kelima akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil uji coba alat ukur, dan metode pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini. 3.1. Variabel Variabel merupakan suatu hal yang dapat dinilai (Kerlinger, 2000). Pengertian lain mengatakan bahwa variabel merupakan wujud operasionalisasi dari konsep sehingga dapat diberi nilai dan diukur (Kumar, 1999). Gaya Resolusi Konflik yaitu gaya penghindaran, gaya dominasi, gaya akomodasi, gaya integrasi, dan gaya kompromi dan variabel kepuasan pernikahan. Gaya resolusi konflik yaitu perilaku yang dimunculkan individu dalam menyelesaikan suatu konflik. Gaya resolusi konflik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima gaya yaitu: 1. Gaya penghindaran yaitu individu memunculkan perilaku menghindari situasi konflik, menolak membicarakan konflik, dan menyangkal terlibat dalam suatu konflik. 2. Gaya dominasi yaitu individu memunculkan kehendaknya, memaksakan pasangannya untuk menerima dan mengikuti apa yang diinginkan, tidak mau menerima pendapat orang lain, agresi, koersi, memanipulasi, mengintimidasi, dan senang berdebat. 3. Gaya akomodasi yaitu individu tidak mementingkan kebutuhan sendiri tetapi mementingkan kebutuhan pasangannya, mengikuti apa yang menjadi keputusan pasangan, menerima segala pendapat dan keinginan pasangan. 4. Gaya Integrasi yaitu individu memiliki kesadaran terhadap kebutuhan diri sendiri dan pasangan serta kesediaan untuk berusaha berdamai merupakan kesempatan yang paling baik dalam resolusi konflik. Hubungan antara resolusi, Shintya Desmayanti, FPsi 22 UI, 2009

23 5. Gaya Kompromi, dimana pasangan membuat kesepakatan yang mengarah pada persetujuan. Variabel kedua dalam penelitian ini adalah kepuasan pernikahan. Kepuasan pernikahan merupakan perasaan senang, bahagia dengan hubungan pernikahan. 3.2. Permasalahan Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah resolusi konflik pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 2. Bagaimanakah kepuasan pernikahan pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 3. Apakah ada hubungan antara gaya resolusi konflik penghindaran dengan kepuasan pernikahan pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 4. Apakah ada hubungan antara gaya resolusi konflik dominasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 5. Apakah ada hubungan antara gaya resolusi konflik akomodasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 6. Apakah ada hubungan antara gaya resolusi konflik integrasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 7. Apakah ada hubungan antara gaya resolusi konflik kompromi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan menikah yang keduanya bekerja? 3.3. Hipotesis 3.3.1. Hipotesis Alternatif Ha 1 : Ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik penghindaran dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. Ha 2 : Ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik dominasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. Ha 3 : Ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik akomodasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja.

24 Ha 4 : Ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik integrasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. Ha 5 : Ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik kompromi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. 3.3.2.Hipotesis Null H 01 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik penghindaran dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. H 02 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik dominasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. H 03 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik akomodasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. H 04 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik integrasi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. H 05 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya resolusi konflik kompromi dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang keduanya bekerja. 3.4. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik (Shaugnessy, Zechmeister & Zechmeister, 2000). Dengan metode penelitian kuantitatif peneliti dapat melihat hubungan antara beberapa variabel penelitian kemudian melakukan generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan (Neuman, 2003).

25 3.5. Metode pengumpulan data 3.5.1. Sampling Sampel penelitian ini adalah 25 pasang suami istri (N= 50) yang keduanya bekerja dan berada pada masa awal pernikahan. Jumlah keseluruhan subjek minimal 50 orang responden. Jumlah responden tersebut sudah memenuhi syarat minimum dalam penghitungan statistik yaitu 30 orang (Guilford & Fruchter, 1978). Karakteristik subjek untuk menjadi responden penelitian ini antara lain: 1. Pasangan suami istri pada masa awal pernikahan. Menurut Kurdeck dan Scmitt pada 2-3 tahun pertama pernikahan, mulai banyak konflik yang terjadi dalam rumah tangga (Kurdeck dan Schmitt, 1986). 2. Rentang usia pada masa dewasa awal yaitu 20-40 tahun. Menurut Lingren (2002) pada masa ini individu mulai memilih dan mempersiapkan karir, membangun hubungan dekat seperti persahabatan, pernikahan dan memiliki keluarga sendiri. ( dalam Atwater & Duffy, 2005). 3. Tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas (SMA). 4. Suami ataupun istri memiliki pekerjaan yang tetap. 5. Berdomisili di Jabodetabek. Kriteria ini untuk memudahkan peneliti dalam menjangkau subjek. 3.5.2. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling yang digunakan adalah non probability yaitu teknik pengambilan sampel tidak secara acak (non-random sampling), sebab jumlah secara pasti dari populasi yang akan diukur tidak diketahui oleh peneliti (Kumar, 1999). Teknik pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling, yaitu pengambilan subyek sesuai dengan ketersediaan subyek yang ada. 3.6. Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu alat ukur untuk mengukur variabel gaya resolusi konflik dan alat ukur untuk mengukur variabel kepuasan pernikahan. Bentuk alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang bentuknya self report. Kuesioner yaitu suatu dokumen yang berisikan

26 pertanyaan-pertanyaan dan tipe item lainnya yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk analisis ( Neuman, 2003). Ada beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan kuesioner, yaitu: 1. Menghemat biaya yang dikeluarkan dan dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang relatif singkat. 2. Mengurangi tekanan terhadap subyek untuk segera menjawab. Hal ini penting dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, dimana subyek membutuhkan waktu untuk memperlihatkan pertanyaan dengan seksama sebelum memberikan jawaban. 3. Memberikan rasa anonimitas pada responden, sehingga dapat memberikan jawaban yang terbuka terhadap pertanyaan yang bersifat sensitif. 4. Data yang diperoleh sudah terstandardisasi sehingga memudahkan pengolahan data. Selain ada keuntungan dalam menggunakan kuesioner, ada beberapa kelemahan pula jika menggunakan kuesioner yaitu: 1. Data yang dihasilkan sifatnya kurang mendalam. 2. Kurang dapat mengontrol ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan responden. 3. Responden dapat bertanya kepada orang lain sehingga dapat terjadi bias terhadap jawaban. 4. Pertanyaan atau instruksi yang kompleks dapat menyebabkan kesalahan dalam menangkap pertanyaaan atau instruksi sebenarnya. 3.6.1. Resolusi Konflik Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur resolusi konflik adalah alat ukur Rahim Organizational Conflict Inventory-II ( ROCI-II) yang diadaptasikan oleh peneliti untuk penelitian ini. Rahim Organizational Conflict Inventory- II (ROCI-II) mengukur 5 gaya dalam menangani konflik yaitu: gaya kompromi, dominasi, akomodasi, penghindaran, dan integrasi atau problem solving (Rahim, 1983; Rahim & Magner, 1994). Awalnya, alat ukur ini digunakan untuk mengukur gaya resolusi konflik pada organisasi, namun alat ukur sudah

27 dipakai untuk mengukur resolusi konflik pada pasangan pernikahan dan hasilnya signifikan dapat mengukur resolusi konflik pada hubungan pernikahan. Alat ukur ini terdiri dari 35 pernyataan dengan skala Likert dengan rentang 7 poin yaitu dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju). Skor tertinggi merefleksikan responden menggunakan gaya resolusi konflik yang paling baik. ROCI-II memiliki nilai internal consistency dalam rentang.73 sampai.92 dalam mengukur gaya resolusi konflik pada hubungan dekat interpersonal. Construct validity ROCI-II adalah.40. Tabel 3.1: Penyebaran item ROCI-II Gaya Resolusi Konflik Nomer Item Gaya Penghindaran 3, 7, 22, 23, 32, 33, 34 Gaya Dominasi 8, 10, 11, 18, 24, 27, 31 Gaya Akomodasi 2, 12, 13, 16, 17, 25, 30 Gaya Integrasi 1, 4, 6, 15, 28, 29, 35 Gaya Kompromi 5, 9, 14, 19, 20, 21, 26 1. Adaptasi alat ukur Alat ukur Rahim Organizational Conflict Inventory-II (ROCI-II) aslinya berbahasa Inggris. Peneliti kemudian megadapatasikan alat ukur ini dengan menterjemahkan item-item kedalam Bahasa Indonesia. Dalam bentuk aslinya skala yang digunakan adalah skala dengan rentang 1 sampai 7. Namun, peneliti mengubah skala 7 menjadi skala 6 dengan pertimbangan agar tidak ada kecenderungan jawaban pada skala ditengah-tengah. 2. Skoring dan interpretasi alat ukur Tabel 3.2: Skoring dan interpretasi alat ukur ROCI-II Skala Interpretasi skor Skala Interpretasi skor Asli Adaptasi setelah diadaptasi 1 Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 2 Tidak setuju 2 Tidak setuju 3 Agak tidak setuju 3 Agak tidak setuju

28 4 Antara setuju dan tidak 4 Agak setuju setuju 5 Agak setuju 5 Setuju 6 Setuju 6 Sangat setuju 7 Sangat setuju Tidak semua item dalam alat ukur ini diinterpretasikan sesuai dengan yang diatas. Ada beberapa item yang interpretasinya harus dibalik (reverse), karena merupakan item yang unfavorable. Interpretasinya menjadi 1 Sangat setuju, 2 Setuju, 3 Agak setuju, 4 Agak tidak setuju, 5 Tidak setuju, dan 6 Sangat tidak setuju. 3.6.2. Kepuasan Pernikahan 1. Adaptasi Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kepuasan pernikahan pada penelitian ini adalah alat ukur CMSS (Comprehensive Marital Satisfaction Scale) yang dibuat oleh Albert Mehrabian dan Jeffry S. Blum pada tahun 1999. Instrumen tersebut juga sudah digunakan pada penelitian kepuasan pernikahan sebelumnya. Skala kepuasan pernikahan CMSS ini terdiri dari 35 item yang terdiri dari tiga faktor yaitu homogenitas, kepuasan umum dan interaksi interpersonal (Blum & Mehrabian, 2009). Ketiga faktor tersebut menjadi faktor tunggal yang tidak dapat terpisah dimana didalamnya dapat ditemukan item-item yang sejalan dengan teori mengenai komponen pembentuk kepuasan pernikahan menurut Stinnet, Walter, dan Kaye (1984). Semula alat ukur ini menggunakan rentang skala 1 sampai 9, kemudian oleh peneliti diubah menjadi skala 6 karena dari hasil face validity dari beberapa orang, merasa tidak nyaman dengan rentang jawaban yang terlalu panjang. Alat ukur CMSS memiliki korelasi setiap item terhadap item-total antara.38 sampai.72. Nilai reliabilitasnya.83. Internal consistency CMSS adalah.94. CMSS juga menunjukkan adanya construct validity dan content validity karena benar-benar mengukur kepuasan pernikahan.

29 2. Skoring dan Interpretasi Tabel 3.3 : Transformasi Skala CMSS Skala CMSS sebelumnya Interpretasi Skala adaptasi Interpretasi 1 Sangat amat tidak 1 Sangat tidak setuju setuju 2 Sangat tidak setuju 2 Tidak setuju 3 Tidak setuju 3 Agak tidak setuju 4 Agak tidak setuju 4 Agak setuju 5 Antara setuju dan 5 Setuju tidak setuju 6 Agak setuju 6 Sangat setuju 7 Setuju 8 Sangat setuju 9 Amat sangat setuju 3.7. Prosedur pelaksanaan penelitian Setelah menentukan alat ukur yang dipakai dan mengadaptasikannya untuk penelitian ini, peneliti melakukan uji coba kedua alat ukur yaitu ROCI-II dan CMSS kepada subjek yang benar-benar memenuhi kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti. Peneliti menyebarkan 50 kuesioner kepada 50 orang atau 25 pasang suami istri. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner adalah 2 minggu. Setelah kuesioner yang disebarkan terkumpul kembali, selanjutnya peneliti melakukan uji coba alat ukur dengan menghitung reliabilitas dan validitas alat ukur. Uji reliabilitas dan validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua yaitu ROCI-II dan CMSS yang diadaptasikan oleh peneliti dapat digunakan untuk penelitian ini. 3.8. Hasil Uji Coba Alat Ukur Uji coba yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mendapatkan reliabilitas dan validitas dari suatu alat ukur. Dalam hal ini, peneliti ingin

30 mengetahui apakah alat ukur yang diadaptasikan reliabel dan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Menurut Anastasi dan Urbina (1997) reliabilitas adalah seberapa jauh alat ukur yang dibuat dapat memberikan hasil yang relatif tetap bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan teknik penghitungan coefficient alpha (α). Penghitungan reliabilitas dengan teknik ini digunakan untuk melihat konsistensi respon subjek pada semua item tes. Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (Anastasi dan Urbina, 1997). Tipe validitas yang digunakan dalam menguji alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk menguji sejauh mana suatu alat dapat dikatakan mengukur suatu konstruk teoritis. Validitas konstruk diukur dengan cara melihat internal consistency dari suatu alat ukur. Metode ini menggunakan skor total dari alat tersebut sebagai kriteria yang digunakan untuk menguji validitas dari alat ukur tersebut (Anastasi dan Urbina, 1997). Item yang baik adalah item yang memiliki korelasi koefisien yang signifikan. 3.8.1. Hasil Uji Coba Rahim Organizational Conflict Inventory-II Data yang terkumpul dari 50 responden kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 15. Dari data yang telah terkumpul, peneliti menghitung nilai reliabilitas dan validitasnya. Pada alat ukur ROCI-II didapatkan nilai reliabilitas koefisien alpha yang berbeda-beda tiap gaya resolusi konflik. Nilai reliabilitas dari tiap gaya resolusi konflik dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4: Reliabilitas ROCI-II Gaya resolusi konflik Nilai reliabilitas (α) Gaya Penghindaran.706 Gaya Dominasi.825 Gaya Akomodasi.646 Gaya Integrasi.682 Gaya Kompromi.610

31 Jika dilihat dari nilai reliabilitas koefisien alpha, masing-masing dimensi gaya resolusi konflik sudah reliabel. Alat ukur ini dapat dikatakan reliabel karena keofisien alpha (α) lebih dari.60 yang merupakan batas minimum suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau konsisten dalam mengukur suatu konstruk ( Davidshofer & Murphy, 2001). Selain menghitung nilai reliabilitas, peneliti juga menghitung nilai validitas dengan melihat internal consistency tiap-tiap item sehingga diketahui apakah tiap-tiap item dapat mengukur dimensi tiap gaya resolusi konflik. Dari hasil uji coba didapat nilai validitasnya bervariasi tiap-tiap dimensi gaya. Validitas pada gaya penghindaran dalam range.329 sampai.585 berarti item-item pada dimensi ini sudah mengukur konstruk gaya penghindaran. Validitas gaya dominasi berada pada range.565 sampai.636, artinya item-item sudah mengukur konstruk dalam dimensi gaya dominasi. Pada gaya akomodasi, nilai internal consistency yang didapat yaitu.119 sampai.597. Pada dimensi gaya akomodasi ada satu item yang memiliki nilai internal consistency yaitu.119, artinya item ini tidak dapat mengukur dimensi gaya akomodasi, sehingga peneliti memutuskan mengeliminasi item tersebut yaitu item nomer 13 Saya memberikan apa yang diinginkan pasangan. Setelah item tersebut dieliminasi, reliabilitas dimensi gaya akomodasi meningkat menjadi.724. Pada dimensi gaya integrasi, item-itemnya memiliki nilai internal consistency dalam range.089 sampai.649. Item yang memiliki nilai internal consistency.089 yaitu item 1 ( Saya akan mencoba untuk menyelidiki masalah dengan pasangan saya untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama. ) tidak valid artinya tidak dapat mengukur konstruk pada dimensi gaya integrasi. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk mengeliminasi atau menghilangkan item tersebut dan nilai reliabilitas meningkat menjadi.795. Pada dimensi gaya kompromi range internal consistency berada pada.001 sampai.505. Dimensi gaya kompromi memiliki satu item dengan internal conistensy terendah (.001) yaitu item 14 ( Saya memenangkan sesuatu, tetapi saya juga kehilangan sesuatu). Peneliti memutuskan mengeliminasi item tersebut karena berdasarkan nilai internal konsistensi, item tersebut tidak dapat mengukur konstruk dalam dimensi gaya kompromi dan setelah dieliminasi nilai reliabilitas meningkat menjadi.659.

32 Dari perhitungan reliabilitas dan validitasnya, alat ukur ROCI-II yang semula terdiri dari 35 item menjadi 32 item yang digunakan untuk penelitian ini. Secara singkat nilai internal consistency tiap-tiap item ROCI-II adalah pada tabel berikut ini (Tabel 3.5): Tabel 3.5 : Validitas ROCI-II Dimensi Item Internal consistency Gaya Penghindaran Item 3.336 Item 7.329 Item 22.350 Item 23.585 Item 32.442 Item 33.504 Item 34.451 Gaya Dominasi Item 8.565 Item 11.607 Item 18.636 Item 24.594 Item 27.606 Item 31.569 Gaya Akomodasi Item 2.344 Item 12.597 Item 13.119 Item 16.329 Item 17.328 Item 25.587 Item 30.407 Gaya Integrasi Item 1.089 Item 4.524 Item 6.649 Item 15.545

33 Item 28.387 Item 29.620 Item 35.355 Gaya kompromi Item 5.322 Item 9.338 Item 14.001 Item 19.505 Item 20.338 Item 21.505 Item 26.322 3.8.2. Hasil Uji Coba alat ukur Kepuasan Pernikahan (CMSS) Pada uji reliabilitas dengan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach, nilai koefisien alpha yang diperoleh adalah α =.865, artinya item-item pada alat ukur ini konsisten dalam mengukur konstruk kepuasan pernikahan dan terdapat konsistensi subjek dalam menjawab tiap-tiap item tes. Validitas yang diperoleh dari tiap-tiap item tes bervariasi, yaitu internal consistency antara -.588 sampai.730. Terdapat dua item yang memiliki nilai internal consistency rendah.144 untuk item 4( Saya menyesal menikahi pasangan saya ) dan -.588 untuk item 31 ( Pasangan dan saya berbeda pendapat dalam hal seksual ). Maka peneliti memutuskan untuk mengeliminasi dua item tersebut karena tidak dapat mengukur dimensi pada konstruk kepuasan pernikahan. Setelah dua item tersebut dieliminasi, nilai reliabilitas meningkat menjadi.884. Akhirnya, item yang semula berjumlah 35 item, hanya 33 item untuk digunakan pada penelitian ini. Dari hasil uji coba alat ukur Rahim Organizational Conflict Resolution- II (ROCI-II) dan Comprehensive Marital Satisfaction Scale (CMSS) tersebut, didapatkan hasil yang baik, maksudnya kedua alat ukur tersebut dapat mengukur dan konsisten dalam mengukur konstruk gaya resolusi konflik dan kepuasan pernikahan dengan subjek 50 orang tersebut. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk memakai subjek yang sama dengan subjek pada uji coba untuk data yang dipakai untuk pengolahan data hasil penelitian. Hal ini juga dikarenakan sulitnya peneliti mendapatkan subjek.

34 3.9. Metode Pengolahan Data Ada beberapa metode yang digunakan peneliti untuk pengolahan data. Metode yang digunakan disesuaikan dengan hasil yang ingin didapat, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian. Metode-metode yang digunakan yaitu sebagai berikut: 3.9.1. Distribusi Frekuensi Untuk mengolah data kontrol dan mengolah skor total dari masing-masing kuesioner digunakan teknik statistik deskriptif, yaitu perhitungan presentase. 3.9.2. Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation) Untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang berskala interval, digunakan korelasi Pearson. Besarnya korelasi adalah 0 s/d 1. Korelasi dapat positif, artinya korelasi searah, berarti semakin tinggi skor variabel pertama semakin tinggi pula skor variabel kedua. Jika korelasi negatif, hal ini berarti berlawanan arah, maka dapat dikatakan bahwa jika skor variabel pertama tinggi, maka variabel kedua semakin mengecil. 3.9.3. Z-Score dan Standard Deviasi Untuk menentukan norma scoring di dalam kelompok, digunakan Z-score dan Standard Deviasi. Z-score adalah skor standard berupa jarak skor seseorang dari mean kelompoknya dalam satuan Standard Deviasi. Z-score memiliki banyak sekali kegunaan, misalnya membandingkan posisi seseorang dengan orang lain. 3.9.4. Independent Sample T-Test Untuk melihat perbedaan di antara dua kelompok yang berbeda, seperti kelompok jenis kelamin pria atau wanita, digunakan independent sample t-test. Independent sample t-test digunakan untuk membandingkan dua kelompok mean dari dua sampel yang berbeda (independent). Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan membandingkan dua mean sampelnya.

35 3.9.5. Anova Analysis of Variance atau ANOVA dapat digunakan untuk mengevaluasi penelitian yang melibatkan lebih dari satu faktor. Untuk penelitian ini Anova yang digunakan adalah one way Anova untuk mencari pengaruh dari beberapa variabel terhadap satu variabel.