LAMPIRAN. Jenis cemaran mikroba dan batas maksimum

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor HK TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA MIKROBIOLOGI DALAM PANGAN OLAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

BERITA NEGARA. BPOM. Pangan Campuran. Bahan Tambahan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN CAMPURAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah


II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

KODE JENIS PANGAN YANG DIIZINKAN UNTUK MEMPEROLEH SPP-IRT

Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. Jenis pengujian atau. sifat-sifat yang diukur

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

Siomay ikan SNI 7756:2013

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sosis ikan SNI 7755:2013

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

KAJIAN TEKNIS STANDAR NASIONAL INDONESIA BISKUIT SNI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris, adapun sistematika tanaman kakao secara botani adalah:

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

PENGOLAHAN PANGAN Edisi 2 Maret 2001

Masa berlaku: Alamat : Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 15 Agustus 2006 Telp. (031) , pswt 150 Faks. (031) ,

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang meluas. Buah kakao tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah kakao

7.1. Foto Proses Pembuatan Susu Bubuk Koro Pedang Putih

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

ANALISIS KUALITAS TEPUNG AMPAS TAHU

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN

Thousand Island Maestro. Asam cuka, asam Asam cuka, asam Asam asetat Asam asetat sitrat Air. Fruktosa sirup, Glukosa Kuning Telur

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

LAMPIRAN B1 E2 A3 E3 B3

GAPLEK KETELA POHON (Manihot utillisima pohl) DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan rempah untuk penambah aroma. Penampilan saus dari bahan baku umumnya

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

JURNAL ISSN TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 4 No. 1; Juni 2017

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspek CPOTB/CPKB Pengawasan Mutu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung terigu

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

Bakso ikan SNI 7266:2014

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa adalah tanaman yang termasuk dalam famili palmae. Keluarga

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

Lampiran 1 Atribut Mutu Pelayanan Pendidikan pada Departemen Pendidkan Nasional

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Tuna dalam kemasan kaleng

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman labu kuning merupakan suatu jenis tanaman sayuran menjalar dari

TOKSIN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

Minuman sari buah SNI

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya adalah umbiumbian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 481/Kpts/OT.210/5/98. Tentang PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMODITAS HASIL PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. fermentasi sehingga menghasilkan bentuk pipih bila dipatahkan dan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP SEKUESTRAN. 1. Kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat (Calcium disodium ethylene diamine tetra acetate) INS.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Lampiran 1. Syarat Mutu Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

STANDAR MUTU MINUMAN BERALKOHOL. Kategori Pangan Definisi Standar Mutu

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

BABI PENDAHULUAN. Rawon merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang mudah

: 1,4 kkal/g atau setara dengan 5,85 kj/g : 0,34 mg/kg berat badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan kesehatan. Gaya hidup yang kembali ke alam (Back to nature)

Transkripsi:

216 LAMPIRAN Peraturan Kepala Badan Pengawas obat dan Makanan Nomor Hk.00.06.1.52.40.11 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan Khusus Produk Hortikultura adalah sebagai berikut:. No Buah dan sayuran 1. Buah kering (kismis, sale, mangga,dll) Jenis cemaran mikroba dan batas maksimum ALT (30 ºC,72 Jam) batas maksimum 1x 10 APM Koliform batas maksimum <3/g kapang/khamir batas maksimum 5x10¹ 2. Manisan buah basah ALT (30 ºC,72 Jam) batas maksimum 1x 10 APM Koliform batas maksimum 10/g kapang/khamir batas maksimum 5x10² 3. Manisan buah kering ALT (30 ºC,72 Jam) batas maksimum 1x 10 APM Koliform batas maksimum 10/g kapang batas maksimum 5x10¹ 4. Buah dalam Kaleng ALT (30 ºC,72 Jam) batas maksimum 1x 10² Koliform batas maksimum < 3APM/g Staphylococcus aureus negatif/g Clostridium perfringens negatif/g 5. Jem, jeli buah dan marmalad Kapang dan khamir 1x10² ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1 x 10 APM Koliform batas maksimum < 3/g Staphylococcus aureus batas maksimum 1 x 10² Clostridium sp batas maksimum < 1x10¹ 6. Jeli agar ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1 x 10 APM Koliform batas maksimum < 3/g Staphylococcus aureus batas maksimum 1 x 10²

217 7. Santan cair, pasta kelapa, krim Kelapa kapang/khamir batas maksimum 1x10² ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1 x 10 APM Koliform batas maksimum < 3/g Salmonella sp. negatif/25 g Staphylococcus aureus batas maksimum 1x10² 8. Kelapa parut kering ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10 APM Koliform batas maksimum 100/g APM Escherichia coli batas maksimum < 3/g Salmonella sp. negatif/25 g Kapang dan khamir 1 x 10² 9. Nata dalam kemasan ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10 APM Koliform batas maksimum <3 /g Kapang dan khamir 1 x 10² 10. Keripik berbasis buah ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10 Staphylococcus aureus 1x10² Kapang batas maksimum 5x10¹ 11- Sayuran beku ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10 Koliform batas maksimum 5x10² APM Escherichia batas maksimum coli <3/g Salmonella sp. Negatif/25 g Kapang batas maksimum 1 x 10² 12. Sayuran kering ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10 Koliform batas maksimum 5x10² APM Escherichia batas maksimum coli <3/g Salmonella sp. Negatif/25 g Kapang batas maksimum 1 x 10² 13. Sayuran dalam kaleng ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10² APM Koliform batas maksimum <3/g Staphylococcus aureus negatif/g Clostridium perfringens negatif/g 14. Keripik berbasis sayur, ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10

218 umbiumbian dan kacang-kacangan (gadung, singkong, talas, kentang, ubi jalar, jamur) 15. Kakao bubuk, kakao massa 16. Produk kakao dan cokelat 17 Tepung tapioka, tepung hunkwee, tepung kacang hijau, tepung singkong, tepung sagu, tepung garut, tepung jagung, tepung gandum, tepung beras, tepung siap pakai untuk kue, tepung aren APM Escherichia coli batas maksimum coli <3/g Staphylococcus aureus batas maksimum 1x10² Kapang batas maksimum 1 x 10¹ ALT (30 C, 72 jam) 3x10 APM Escherichia coli batas maksimum < 3/g Salmonella sp. negatif/25 g Kapang dan khamir batas maksimum 1 x 10² ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x10 APM Escherichia coli batas maksimum <3 /g Salmonella sp. batas maksimum negatif/25 g Kapang dan khamir batas maksimum 1x10 ² ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1 x 106 APM Escherichia coli batas maksimum 10/ g Bacilllus cereus batas maksimum < 1 x 104 Kapang batas maksimum 1 x 104 18. Tepung Pisang ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x104 APM Escherichia coli batas maksimum 10 /g Salmonella sp negatif/25 g Staphylococcus aureus negatif/ g Bacillus cereus batas maksimum 1x10 Kapang dan khamir batas maksimum 2x10 19 Produk olahan tempe APM Koliform batas maksimum 10/g Salmonella sp. batas maksimum negatif/25g 20 Sari kedelai ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 5x10 APM Koliform batas maksimum 20/ml APM Escherichia coli batas maksimum <3 /ml Salmonella sp batas maksimum negatif/25 ml Staphylococcus aureus batas maksimum 1x10 Bacillus cereus batas maksimum 1x103

219 21. Herba dan rempahrempah 22. Kopi bubuk dalam kemasan Kapang 5x10² ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1x106 Koliform batas maksimum 1x10² Salmonella sp negatif/25 g Bacillus cereus batas maksimum 1x10 Clostridium perfringens batas maksimum 1x10³ Kapang dan khamir batas maksimum 2 x 10 ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1 x 10 Kapang batas maksimum 1 x 10 23. Kopi campur ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 5 x 10 APM Koliform batas maksimum 20/g Salmonella sp negatif/25 g Staphylococcus aureus batas maksimum 1x10² koloni/25 g Kapang dan khamir 1 x 10² 24. Kopi celup dan kopi instan ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 1 x 10² Kapang batas maksimum 1 x 10¹ 25. Anggur, anggur buah ALT (30 C, 72 jam) batas maksimum 2x10² APM Koliform 20 /ml APM Escherichia coli batas maksimum <3 /ml Salmonella sp. negatif/25 ml Staphylococcus aureus negatif/ml Kapang dan khamir batas maksimum 1 x 10² B. JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM MAKANAN 1. Arsen (ppm atau mg/kg) 1. Tomat olahan 1,0

220 2. Acar buah 1,0 3. Acar sayuran 1,0 4. Rempah/bumbu 0,1 5. Sari buah 0,1 6. Sari buah konsentrat 0,5 2. Kadmium (Cd) (ppm atau mg/kg) 1. Buah olahan dan sayur olahan 0,2 2. Coklat dan produk kakao 0,5 0,5 3. Sari buah 0,03 0,03 4. Sari buah konsentrat 0,03 (dihitung terhadap produk siap konsumsi) 5. Kopi Bubuk 0,03 3. Merkuri (Hg) No. Jenis makanan 1. Sari Buah 0,03 2. Sari buah konsentrat 0,03 (dihitung terhadap produk siap konsumsi) 3. Kopi bubuk 0,03 4. Timah (Sn) 1. Pangan olahan yang diolah dengan proses panas 250,0 dan dikemas dalam kaleng. 2. Pangan olahan yang tidak dikemas dalam kaleng. 40,0 5. Timbal (Pb) 1. Buah olahan dan sayur olahan 0,5 2. Pasta tomat 1,0

221 3. Rempah/Bumbu 7,0 4. Sari buah dan nektar buah 0,2 5. Kopi bubuk 2,0 6. Sari buah konsentrat 1,0 C. JENIS DAN BATAS MAKSIMUM KANDUNGAN MIKOTOKSIN DALAM MAKANAN 1. Aflatoksin 1. Produk olahan kacang-kacangan B 1 15 Total 20 2. Produk olahan Jagung B 1 15 Total 20 3. Rempah-rempah B 1 15 Total 20 2. Deoksinivalenol 1. Produk olahan jagung sebagai bahan baku 1000 2. Produk olahan gandum sebagai bahan baku 1000 3. Fumonisin B1+B2 1. Produk olahan jagung sebagai bahan baku 2000 2. Produk olahan jagung siap konsumsi 1000