1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Gusti Roudati. K 1, Nursyahra 2,R.R.P Megahati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Roudati88@gmail.com ABSTRACT The result of science learning of the seventh grade students of SMPN I Pasaman has not reached the minimum mastery criteria (KKM). One reason is the low level of parental education. The purpose of this study is to determine the relationship of parent education level to the results of science learning grade VII students in SMPN I Pasaman Pasaman West Year Lesson 2016/2017. The type of this research is descriptive, the technique used in sampling is random sampling, the instrument used by distributing questionnaires to respondents. Based on the score questionnaire parent education level on student learning outcomes obtained that the results of t test analysis obtained correlation r count of 4.722 and r table of 1.997 at a significant level of 5%. This shows that r count is larger than r table (4,722> 1,997). So the relationship of parental education level to the learning outcomes has a strong relationship. Keywords: Parents education level, Student learning outcomes. PENDAHULUAN Jalur pendidikan dibedakan menjadi 3 yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah lingkungan dan pendidikan keluarga (Teguh, 2014:120-122). Orang tua merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak sehingga dapat menentukan dalam keberhasilan belajar (Slameto, 2013:61). Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua dalam 1
2 mendidik anak memiliki tingkatantingkatan yang berbeda. Artinya orang tua yang berlatar belakang pendidikan Sekolah Dasar dalam mendidik anaknya memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan jika dibandingkan dengan orang tua yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama. Begitu juga orang tua yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, jika dibandingkan dengan orang tua yang berpendidikan perguruan tinggi memiliki perbedaan ilmu dalam mendidik anak. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Maret 2017 kelas VII di SMPN 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, di dapatkan hasil tentang pendidikan terakhir orang tua mayoritas tamatan SMP dan SMA. Hasil belajar IPA siswa memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan orang tua. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata dan persentase ketuntasan nilai Biologi Semester Satu Tahun Pelajaran 2016/2017 siswa kelas VII SMP N I Pasaman. Berdasarkan jumlah siswa dari seluruh kelas VII 1 sampai VII 8 yang berjumlah 237 orang, siswa yang tuntas hanya 115 orang sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 121 orang. Disini terlihat bahwasannya hasil belajar siswa masih rendah. Hai ini dibuktikan dengan jumlah siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya nilai yang dicapai oleh siswa di duga kerena masih kurangnya peran keluarga dalam membantu siswa dalam proses pembelajaran karena selain pendidikan formal di sekolah, pendidikan lingkungan luar juga merupakan pusat pendidikan yang sangat penting bagi siswa karena pengaruhnya sangat besar terhadap hasil belajarnya. Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VII di SMPN I Pasaman Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah deskriptif. Untuk memperoleh
3 informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian maka penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN I Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dengan proporsi tertentu. Dalam penelitian ini jumlah siswa sampel diambil sebanyak 25% dari total jumlah populasi. Hal ini berdasarkan Arikunto (2002:112) bahwa jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil 10-25% atau lebih. Prosedur dalam penelitian ini adalah melakukan observasi, menemukan masalah penelitian, menyusun proposal penelitian, membuat angket, menvalidasi angket, mempersiapkan surat penelitian, menyebar angket kepada responden, menganalisis data penelitian dan menyusun laporan penelitian. Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner). Angket yang sudah dibuat merupakan jenis angket tertutup dengan mengunakan skala interval yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama yang dinyatakan oleh Riduwan (2010:85). Alternatif jawaban standar skor nilai yang ditransferkan dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E, selanjutnya akan diberi bobot nilai 0, 1, 2,3 dan 4. Arikunto (2016:259). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SMP N I Pasaman kabupaten Pasaman Barat. Data hasil penelitian diperoleh dari angket (kuesioner) yang diberikan kepada siswa kelas VII yang berjumlah 64 responden. Penelitian ini menggunakan angket untuk variabel tingkat pendidikan orang tua (X) yang terdiri dari 6 item pertanyaan. Data hasil belajar siswa (Y) diperoleh dari dokumentasi nilai ujian semester genap SMPN I Pasaman Kabupaten Pasaman Barat tahun pelajaran 2016/2017. Data yang diperoleh selama penelitian dideskripsikan data masing-masing variabel, meliputi Mean (Me), Median (Md), Modus (Mo), dan Sipangan Baku (SB).
4 No Parametar Hasil Perhitungan Dan Regulasi Tabel Kriteria 1. Normalitas X Nilai signifikan Normal (0,10)>0,05 2. Normalitas Y Nilai signifikan Normal (1,08)> 0,05 3. Hubungan variabel X dan variabel Y r =0,51 Cukup 4. Signifikasi t hitung 4,722 > t tabel 1,997 Korelasi Bearti 5. Determinasi koefisien korelasi KP = 26,01% - Tabel 1. Hasil Perhitungan dan Regulasi Penelitian didapatkan Berdasarkan penelitian bahwa normalitas X memiliki hasil signifikan 0,10>0,50 dengan kriteria normal, normalitas Y memiliki hasil signifikan 1,08>0,50 dengan kriteria normal, besarnya koefisien korelasi antara nilai X dan Y adalah 0,51 dengan kriteria korelasi cukup. Kemudian untuk melihat persentase sejauh mana pengaruh variabel X (tingkat pendidikan orang tua) terhadap variabel Y (hasil belajar) digunakan rumus koefisien determinan (KP), sehingga didapatkan nilai 26,01%. Selanjutnya pengujian lanjutan yaitu uji signifikan untuk mencari hubungan variabel X dan Y agar mengetahui korelasi bearti atau tidak, dimana hasil korelasi Product moment tersebut diuji dengan uji signifikan dengan nilai t hitung 4,722 > dan nilai t tabel sebesar 1,997 pada taraf kepercayaan 5% karena nilai t hitung 4,722>t tabel 1,997. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMPN I Pasaman Kabupaten Pasaman Barat diterima kebenarannya. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Bagi orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka dia mempunyai peluang untuk mendapatkan hidup yang layak. Pendidikan sering kali berhubungan dengan hasil belajar. Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti
5 syarat-syarat tertentu secara ketat. Pendidikan ini berlangsung di sekolah. Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat (Ahmadi dan Nur, 2007 : 97-162). Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan persekolahan. Komponen yang diperlukan harus disesuaikan dengan keadaan anak/peserta didik agar memperolah hasil yang memuaskan (Ahmadi dan Nur, 2007:164). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa di SMPN I Pasaman. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,51 dan r tabel dengan N= 64 pada taraf signifikan 5% sebesar 1,997. Hal ini menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel (4,722>1,997). Hal ini dapat dilihat dari penyebaran angket perindikator kepada siswa yaitu indikator mengenai pendidikan formal orang tua di dapatkan 61% dengan kriteria cukup sedangkan indikator pendidikan non formal orang tua didapatkan 20% dengan kriteria sangat kurang. Maka semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Sesuai dengan teori Munandar (2009:84) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin baik pula motivasi belajar siswa. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang berstruktur dan berjenjang dengan periode tertentu serta memiliki program dan tujuan yang disesuaikan dengan jenjang yang diikuti dalam mendidik. Hal ini sependapat dengan Ahmadi (1997:289) orang tua yang berpendidikan tinggi akan memberikan perhatian yang lebih
6 pada anak terutama dalam bidang pendidikan dengan harapan di masa mendatang kualitas kehidupannya lebih baik dari sebelumnya. Semakin tinggi pendidikan orang tua akan memberi dampak positif kepada siswa (anak) karena setiap orang tua pasti berusaha untuk menjadikan anaknya lebih baik dari berbagai segi yang positif terutama dalam pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nini Subini (2002:95) Anak cenderung melihat pada keluarga, jika ayah dan ibu memiliki pendidikan tinggi seorang anak akan mengikuti paling tidak menjadikan patokan bahwa harus lebih banyak belajar. Hasil analisis juga sejalan dengan penelitian Esti Setya Rini dan B. Trimarjoko. Penelitian Esti Setya Rini menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan koefisien korelasi r hitung >r tabel (0,388>0,195) dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan penelitian B. Trimarjiko menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan r hitung >r tabel (0,037 > 0,05). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di SMP N 1 Pasaman. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Munandar. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbaka. Jakarta: Rene cipta. Nana sudjana dan Ibrahim.2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Riduwan. 2010. Belajar mudah penelitian untuk gurukaryawan dan peneliti pemula. Bandung : Alfabeta.
7 Rini, Esti S. 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri I Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: UNY. Subini, Nini. 2012. Psikologi Pembelajaran.Yogyakarta:M entari Pustaka. Trimarjoko, B. 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Di SMK YPPM Boja Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi: UNS. Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara.