Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah adalah akhir-akhir ini orang tua banyak disibukkan sekali dengan pekerjaan, sehingga perhatian terhadap belajar anak sangat berkurang. Padahal salah satu faktor eksternal yang berperan dalam belajar anak adalah pemberian motivasi dari orangtua. Akibatnya, prestasi belajar siswa menjadi menurun karena siswa kurang termotivasi dalam belajarnya. Masalah yang dirumuskan adalah; Bagaimanakah pemberian motivasi oleh orangtua terhadap peserta didik kelas IV SD N Baran 01?Bagaimanakah prestasi belajar IPS peserta didik kelas IV SD N Baran 01? Adakah hubungan pemberian motivasi belajar dari orangtua dengan prestasi belajar IPS/ sejarah bagi peserta didik kelas IV SD Negeri Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011?. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan angka-angka statistik dalam pembahasannya. Lokasi penelitian ini di SD N Barang 01 Ambarawa. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas IV sebanyak 24 orang anak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan tes. Try out dilaksanakan pada 20 siswa kelas IV SD N Baran 02 yang berdekatan dengan SD N Baran 01. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini diketahui bahwa r hitung sebesar 0,554 yang jika dibandingkan dengan r tabel 5% yang bernilai 0,404 dan r tabel 1% yang bernilai 0,515 memiliki nilai yang lebih besar. Oleh karena itu maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Ada hubungan pemberian motivasi dari orangtua terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang terbukti dan diterima kebenarannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pemberian motivasi dari orangtua terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, yang ditunjukkan oleh nilai r hitung sebesar 0,554 yang lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 1% maupun 5%. Saran yang dapat disampaikan adalah perlu adanya bimbingan kepada guru agar lebih terampil dalam menerapkan peran guru memberi motivasi dalam rangka menciptakan efektifitas pembelajaran, dalam proses pembelajaran guru hendaknya memilih pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan siswa dan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk materi pokok tertentu, dan bagi guru di lingkungan Sekolah Dasar hendaknya dapat menggunakan serta menerapkan bimbingan dan memotivasi siswa sehingga dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Kata Kunci : Pemberian, Motivasi, Prestasi, Belajar, Sejarah PENDAHULUAN Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang mendapat prioritas utama dari pemerintah, karena pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan berupa penyempurnaanpenyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh berbagai pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Usaha pembangunan pendidikan yang Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 81
berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga pendidikan lainnya. Guru sebagai pengajar sebaiknya tidak mendominasi kegiatan pembelajaran tetapi membantu menciptakan kondisi yang mendukung serta memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa agar dapat mengembangkan potensi dan kreatifitasnya melalui kegiatan belajar. Fenomena di lapangan selama ini, proses pembelajaran masih banyak timbul permasalahan di dalamnya. Salah satu permasalahan dalam pengajaran yang dihadapi oleh kalangan pendidik adalah bagaimana membuat siswa tidak hanya menghafal konsep tetapi juga mampu memahami konsep yang diajarkan. Rendahnya pemahaman konsep suatu materi oleh siswa akan berakibat pada rendahnya kualitas pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh keadaan siswa itu sendiri, juga oleh lingkungannya termasuk lingkungan keluarga, dimana keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan anak tempat dia belajar dan tumbuh. Ketepatan seorang guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan pengajarannya. Selama ini motivasi siswa kelas IV SD N Baran 01 dalam belajar di sekolah masih cukup rendah, terlihat dari sikap siswa yang ramai sendiri saat guru menerangkan, kehadiran siswa ada yang terlambat, kurangnya konsentrasi dalam belajar serta mengganggu teman saat sedang belajar. Hal tersebut berdampak pada prestasi belajar yang kurang baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul penelitian Hubungan antara Pemberian Motivasi Belajar dari Orangtua dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah bagi Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Motivasi Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian di atas mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. Prestasi Belajar Belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang relatif menetap. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 82
Belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak factor yaitu : 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri individu. Faktor internal meliputi dua faktor yaitu: (a) faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsifungsi jasmani tertentu terutama panca indera. Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dan letih dapat menurunkan konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran sebagai materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan di kelas; dan (b) faktor psikologis, yang meliputi tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Jadi faktor internal yang mempengaruhi belajar adalah faktor fisiologi dan faktor psikologi. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yaitu: (a) faktor sosial yang meliputi lingkungan sekolah, teman, masyarakat, dan keluarga. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Lingkungan sekolah terdiri dari siswa, guru, para staf administrasi. Lingkungan masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga; an (b) faktor non-sosial. Faktor non-sosial adalah faktor lingkungan yang bukan sosial, seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Waktu yang lama bukanlah jaminan prestasi belajar yang dihasilkan akan maksimal, sebab bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa. Jadi faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah faktor sosial dan non-sosial. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang untuk mempermudah mendapatkan data karena peneliti mengajar di sekolah tersebut. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sekumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, sedangkan sampel dapat diartikan "sebagai sebagian dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya". Populasi Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 83
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sebanyak 24 orang siswa. 2. Sampel Sampel merupakan sebagian dari anggota populasi yang dijadikan obyek penelitian. "Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, atau dapat dikatakan sebagai penelitian populasi". Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sebanyak 24 orang siswa. Variabel Penelitian Setiap masalah penelitian harus mengandung variabel yang jelas yang didukung oleh data dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, demikian pula dengan penelitian ini. Variabel-variabel yang dimaksud yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas adalah variabel yang tidak terikat dengan variabel lainnya, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah peran orangtua dalam memberi motivasi (X). indikatornya adalah tujuan perhatian terhadap anak, pemenuhan kebutuhan belajar, pengawasan, pemberian bimbingan, dan pemberian penghargaan atas prestasinya. 2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa (Y). indikatornya adalah tes formatif dengan kompetensi dasar menghargai berbagai lokasi peninggalan sejarah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan variable bebas dalam hal ini pemberian motivasi dari orangtua dengan hasil belajar IPS, maka digunakan criteria sebagai berikut: Apabila r hitung < r table 5% maupun 1% maka hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternative (Ha) ditolak Apabila r hitung > r table 5% maupun 1% maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternative (Ha) diterima Berdasarkan hasil jawab responden kemudian dibuat table persiapan perhitungan korelasi sebagai berikut: Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 84
No Resp Tabel 1. Tabel Persiapan Korelasi X Y X 2 Y 2 XY 1 71 17 5041 289 1207 2 88 15 7744 225 1320 3 82 14 6724 196 1148 4 88 16 7744 256 1408 5 82 15 6724 225 1230 6 75 12 5625 144 900 7 95 14 9025 196 1330 8 90 17 8100 289 1530 9 94 18 8836 324 1692 10 94 18 8836 324 1692 11 74 12 5476 144 888 12 86 15 7396 225 1290 13 83 18 6889 324 1494 14 87 15 7569 225 1305 15 80 18 6400 324 1440 16 73 11 5329 121 803 17 88 14 7744 196 1232 18 88 16 7744 256 1408 19 88 16 7744 256 1408 20 94 17 8836 289 1598 21 69 12 4761 144 828 22 88 15 7744 225 1320 23 82 14 6724 196 1148 24 86 15 7396 225 1290 Jml 2025 364 172151 5618 30909 berikut: Dari tabel di atas dapat diuraikan untuk mempermudah mencari koefisien korelasi sebagai Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 85
N 24 X 2025 Y 364 X 2 172151 Y 2 5618 XY 30909 Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: 172151 X Y XY r N xy 2 2 2 X 2 Y X Y N N 2025x364 30909 24 2 2025 364 24 5618 24 2 30909 30712.5 172151170859.3755618 5520.67 196.5 1291.625x97.33 196.5 125713.86 196.5 354.56 0,554 Nilai r hitung sebesar 0,554 jika dibandingkan dengan r tabel 5% (0,404) dan r tabel 1% (0,515) memiliki nilai yang lebih besar, sehingga Ho dinyatakan ditolak dan Ha diterima. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini diketahui bahwa r hitung sebesar 0,554 yang jika dibandingkan dengan r tabel 5% yang bernilai 0,404 dan r tabel 1% yang bernilai 0,515 memiliki nilai yang lebih besar. Oleh karena itu maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Ada hubungan pemberian motivasi dari orangtua terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang terbukti dan diterima kebenarannya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 86
Hipotesis nol (Ho) yang berbunyi: Tidak Ada hubungan pemberian motivasi dari orangtua terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tidak terbukti dan ditolak. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Nilai r hitung sebesar 0,554 jika dibandingkan dengan 4 tabel 5% (0,404) dan r tabel 1% (0,515) memiliki nilai yang lebih besar, sehingga dapat dinyatakan Ada hubungan pemberian motivasi dari orangtua terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Kemandirian akan muncul bila seseorang belajar dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak mau belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Jadi seorang anak dikatakan mandiri apabila anak itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) dapat menemukan identitas dirinya, (2) memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya, (3) membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya, (4) bertanggung jawab atas tindakannya, dan (5) dapat mencukupi kebutuhankebutuhanya sendiri. Hasil pembelajaran siswa dapat dengan bebas mengidentifikasi dan memilih masalahnya sendiri, merencanakan aktivitas dan mengajukan hasil pada akhir kegiatan. Dengan demikian, kompetensi yang menjadi tujuan dan hal yang pokok yang dapat menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar ditentukan sendiri oleh siswa. Siswa yang mencari dan memilih sendiri kompetensi yang diinginkan. Siswa dapat berlatih untuk meraih kompetensi yang diinginkan tersebut berlangsung setiap saat, karena semua kegiatan yang dilakukan tidak lagi tergantung pada seorang tutor atau guru. Bertitik tolak dari penelitian di atas, hasil pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang terjadi pada diri seseorang, dan dalam usahanya untuk mencapai tujuan belajar orang tersebut dituntut untuk aktif secara individu atau tidak tergantung kepada orang lain, termasuk tidak tergantung kepada gurunya. Dalam hal ini guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, yaitu guru hanya sebagai pembimbing, misalnya membantu siswa untuk memecahkan sesuatu masalah bila siswa tersebut menemui kesulitan dalam belajar, oleh karenanya perjanjian antara guru dan siswa sangat diperlukan. Poin-poin yang perlu disetujui antara orangtua dan siswa ketika mengadakan bimbingan adalah sebagai berikut : (1) apakah yang akan dipelajari, (2) bagaimana siswa dapat atau akan menunjukkan prestasi, (3) langkah-langkah atau tugas-tugas agar dijelaskan, (4) sekecil apapun perkembangan dinilai dengan sebaik-baiknya, (5) time table disusun dengan jelas, dan (6) dikerjakannya aktivitas baru. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 87
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa 1. Pemberian motivasi dari orangtua mendapatkan tanggapan yang positif, terlihat dari jawaban responden yang menyatakan selalu dengan rata-rata sebesar 41% dan sering sebesar 54%. 2. Hasil pembelajaran IPS mengalami peningkatan, yaitu hasil jawaban tes responden persentase jawaban benarnya lebih besar dari persentase jawaban salah, yaitu rata-rata persentase jawaban benar mencapai 83% sedangkan jawaban salah hanya berkisar 17%. 3. Ada hubungan pemberian motivasi dari orangtua terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV SD N Baran 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, yang ditunjukkan oleh nilai r hitung sebesar 0,554 yang lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 1% (0,515) maupun 5% (0,404). DAFTAR PUSTAKA Arifin, HM. 1990. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Budimansyah, Dasim. 2009. PAKEM. Bandung: Genesindo Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, Enco. 2004. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algesindo Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Suparno, A. Suhaenah. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto. 2003. Proses Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara. Soemanto. 1990. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.. 2006. Belajar dan Pembalajaran. Jakarta: Sinar Baru Algesindo Suryabrata, Sumadi. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulina. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Yamin, Martinis. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Graha Ilmu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 88