BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa. 1. Bentuk partisipasi anggota dan kader organisasi Gerakan Pemuda Ansor

dokumen-dokumen yang mirip
PARTISIPASI ANGGOTA DAN KADER DALAM MEMBANGUN MODAL SOSIAL ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Pageruyung Kabupaten

Negara dengan penduduk yang sangat majemuk. masyarakatnya, sebagai contohnya di Indonesia terdapat organisasi-organisasi

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 03/KONBES-XVIII/VI/2012

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sering didefinisikan bahwa manusia sebagai makhluk sosial mempunyai

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

Dr. Ali munhanif, MA.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak

BIAYA PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK MEMBENGKAK.

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, desa merupakan salah satu

BAB IV PERAN NAHDLATUL ULAMA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 08/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Anggaran Rumah Tangga Tunas Indonesia Raya (TIDAR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. 1. Model Pengelolaan Wakaf Produktif dengan kerangka kerja yang professional merupakan

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 15/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 01/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang temuan-temuan hasil

KADERISASI PARTAI POLITIK DALAM PEMENUHAN KUOTA PEREMPUAN DALAM LEGISLATIF KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya harus diakui oleh konstitusi. Pengakuan tersebut harus harus tetap

MODEL PENGEMBANGAN KADER PKK SEBAGAI MOTOR PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Anggaran Rumah Tangga PARTAI KERJA RAKYAT INDONESIA Halaman 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab V, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA SYARIKAT ISLAM BANJARNEGARA DALAM PILKADA KABUPATEN BANJARNEGARA 2017

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB V KESIMPULAN. Pada akhir abad XVII hampir seluruh Pulau Jawa secara. resmi beragama Islam, tetapi dengan intensitas yang berdeda.

BAB IV ELIT POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BANTUL. IV. 1. Partai Persatuan Pembangunan

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB IV ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN PERENCANAAN PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN MARGOYOSO PATI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS SANTRI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pola Asuh Orang Tua Anak Usia Dini Di Kampung Adat Benda Kerep

Minggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya.

KADERISASI PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEREMPUAN DI KABUPATEN PONOROGO

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

Ketua Umum mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan Partai di tingkat Wilayah.

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

BAB IV PELUANG DAN TANTANGAN NU SIDOARJO DALAM USAHA PEMBERDAYAAN CIVIL SOCIETY

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pemilihan umum dan implikasinya terhadap ketahanan politik wilyah pondok

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB V PENUTUP. Banyak aspek yang dapat mempengaruhi keberlanjutan kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor :16/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 09/KONBES-XVIII/VI/2012

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa 1. Bentuk partisipasi anggota dan kader organisasi Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Pageruyungadalah sebagai beriut: a. Jika dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi menurut Basrowi (Siti Irene, 2011: 58) adalah, bentuk partisipasi fisik GP Ansor Pageruyung berupa partisipasi para anggota dan kader dalam menjalankan dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh organisasi. Kegiatan tersebut berupa kaderisasi, sosialisasi, pengajian-pengajian, kegiatan dwiwulan, serta berpartisipasi dalam ikut menjaga keamanan masyarakat umum yang dilaksanakan oleh Banser. Semenatara bentuk partisipasi secara nonfisik berupa bentuk ikut serta dalam penentuan arah kebijakan dan berbagai keputusan untuk kemajuan organisasi. Kegiatan ini berupa partisipasi kader dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang sifatnya local di Kecamatan Pageruyung. Untuk program yang sifatnya umum kebijakan berasal dari cabang atau di tingkat kabupaten. Ikut serta dalam memberikan pandanganpandangan terhadap tingkat kepengurusan yang lebih tinggi. b. Bentuk partisipasi anggota dan kader GP Ansor di wilayah Kecamatan Pageruyung yang selanjutnya menurut Santoro Sastropoetroadalah bentuk 114

115 partisipasi yang berupa: Partisipasi dalam bentuk uang, yang berupa kegiatan iuran yang dilaksanakan dalam waktu dua bulan sekali. Selanjutnya partisipasi tenaga untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, kegiatan ini berupa kegiatan kaderisasi, sosialisai di masyarakat, serta kegiatan kegiatan yang lain yang menjadi agenda kegiatan GP Ansor Pageruyung. Selanjutnya partisipasi 2. Faktor pendorong dan penghambat partsipasi anggota dan kader dalam organisasi GP Ansor Pageruyung Ada beberapa faktor pendorong yang mendorong para kader GP Ansor Pageruyung untuk berpartisipasi dalam organisasi, beberapa faktor tersebut jika ditinjau dari segi motivasinya diantara adalah: a. Kesadaran, para kader secara sadar bahwa ikut berpartisipasi aktif dalam organisasi GP Ansor adalah bentuk perjuangan yang didasarkan pada keikhlasan yang didedikasikan untuk organisasi NU yang merupakan organisasi yang telah diikutinya sejak sejak dulu. b. Terpaksa, sebagaian para kader berpartisipasi tidak karena dorongan secara kesadaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan organisasi. Adanya unsure keterpaksaan dalam ikut serta dan berpartsispasi dalam kegiatan keorganisasian. Beberapa alasan yang melatar belakangi hal tersebut, yaitu adanya rasa malu, tidak enak pada atasan bagi mereka yang bekerja di institusi yang dikelola oleh NU.

116 Selain beberapa alasan di atas, ada beberapa alasan lain yang mendorong kader-kader untuk berpartisipasi dalam organisasi GP Ansor. Beberapa alasan tersebut adalah alasan yang sangat berkaitan dengan karakteristik orang NU. Diantara alasan-alasannya adalah bahwa Organisasi NU sangat dekat dengan ulama-ulama sehingga menarik kader untuk berpartisipasi dalam organisasi dengan harapan bisa mendekat kepada para ulama, selain itu bagi kaum santri yang berpendidikan di pesantren sangat sendiko dawuh dengan para Kyainya, sehingga ketika Kiyai adalah warga NU maka santripun ikut menjadi warga NU. Selanjutnya alasan lain yang mendorong kader untuk berpartisipasi adalah dengan ikut dalam organisasi maka akan menganal kader-kader yang lain yang sama-sama berpartisipasi dalam organisasi. Selanjutnya adanya rasa simpati terhadap kebijakankebijakan NU yang berkaitan dengan amalan ibadah orang-orang tradisional. Adanya pengaruh dari sosialisasi di lingkungan pendidikan yang kebanyakan bersekolah di sekolah yang dikelola lembaga NU. Selain beberapa hal yang mendorong kader untuk berpartisipasi dalam organisasi yang telah disebutkan, ada beberpa faktor yang menghambat para kader untuk berpartispasi dalam organisasi GP Ansor Pageruyung. Beberapa faktor tersebut adalah faktor ekonomi para kader yang sering menghalangi kader untuk berperan aktif dalam organisasi. Kemudian situasi politik internal NU khusunya juga GP Ansor yang merupakan sebagai akibat perbedaan pandangan politik pada jaman pemilu 1999 yang terpecah atas partai PKB dan

117 PPP. Kemudian turunnya kepercayaan para kaum Nahdhiyyin pada organisasi yang disebabkan karena organisasi tidak bisa memberikan jaminan atau harapan di bidang ekonomi, tindakan oknum tokoh-tokoh yang kadangkadang tidak sesuai dengan harapan sehingga akan mempengaruhi kader untuk bersimpati. Faktor penghambat yang selanjutnya adalah kegiatankegiatan yang dilakukan bersifat monoton dan tidak variatif sehingga menimbulkan kejenuhan para kader. Selanjutnya faktor pemnghambat yang lain adalah keunikan-keunikan yang dulu dimiliki dan merupakan ciri khas yang melakat pada NU khusunya GP Ansor sekarang sudah mulai hilang. 3. Peranan partisipasi anggota dan kader dalam membangun modal sosial organisasi GP Ansor Pageruyung. Peran partispasi dalam membangun modal sosial sangat penting, hal ini tercermin pada efek yang muncul dengan adanya partisipasi dalam organisasi GP Ansor. a. Peran partisiapsi dalam membangun kepercayaan (trust). Peran partisipasi anggota dan kader GP Ansor dalam organisasi dalam membangun trust adalah bahwa dengan ikut berpartsispasi akan memunculkan sikap saling percaya diantara para kader biasa dan kader yang menjabat sebagai pengurus oraganisasi, hal ini di sebabkan intensitas interaksi diantara mereka sehingga memunculkan pengetahuan tentang

118 karakater dan keadaan masing-masing kader sehingga rasa percaya meraka akan tumbuh b. Peran partisiapsi dalam membangun norma (norm). Peran partisipasi anggota dan kader GP Ansor dalam organisasi dalam membangun norma adalah bahwa partsipasi kader akan membentuk aturan-aturan sesuai dengan pikiran-pikiran yang menjadi kesepakan bersama dan merupakan motor penggerak berlangsungnya palaksanaan aturan-atuiran yang disepakati bersama tersebut. Selain itu partsispasi merupakan alat dan media untuk sosialisasi dalam mengenalkan kebiasaan-kebisaaan dan aturan-aturan bersama. Mislanya dengan ikut berpartsipasi kader baru akan mengenal apa yang menjadi kebiasaankebiasaan di organisasi GP Ansor. c. Peran partisiapsi dalam membangun jaringan (network). Peran partisipasi anggota dan kader GP Ansor dalam organisasi dalam membangun jaringan adalah bahwa dengan semua anggota dan kader berpartsispasi dengan baik maka akan semakin mempertegas gambaran tipologi hubungan-hubungan sosial dalam jaringan. Selain itu partispasi kader dapat menciptakan hubungan-hubungan sosial baru dengan muatanmuatan dan tipologi tertentu.

119 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian menegenai peran partsispasi dalam membangun modal sosial organisasi Gerakan Pemuda Ansor Pageruyung penulis memberikan saran, atara lain sebagai berikut: 1. GP Ansor Pageruyung hendaknya terus menggali, memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor penudukung atau pendorong timbulnya partisipasi dalam organisasi GP Ansor Pageruyung. 2. GP Ansor hendaknya meminimalisir dan mengatasi berbagai hal yang dapat mencegah atau menghambat timbulnya partisipasi dalam organisasi GP Ansor Pageruyung 3. Modal sosial yang dimiliki GP Ansor Pageruyung merupakan asset yang hendaknya selalu dijaga keberadaannya dan selalu dikembangkan demi eksistensi organisasi.