. BAHAN DAN METODE.1 Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data oseanografi perairan aja Ampat yang diperoleh dari program terpadu PO- LIPI dengan tema penelitian dinamika ALINDO dan pengaruhnya terhadap biomassa di perairan aja Ampat dan sekitarnya. Pengambilan data di perairan aja Ampat dilakukan dengan menggunakan kapal riset BAUNA JAYA VIII. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Peta lokasi penelitian di perairan aja Ampat (Admin Bakosurtanal, PO-LIPI, 007) Pengambilan data dilakukan tanggal 1 - bulan November tahun 007. Posisi stasiun dipilih yang sejajar antara P.Waigeo dan Papua yaitu pada posisi 0 o 5,86 hingga 0 o,176 lintang selatan dan 11 o 16,006 sampai 1 o 6,06 bujur timur, yang merupakan jalan masuk massa air dari Samudera Pasifik.
. Metode pengambilan Data Untuk pengambilan data suhu, salinitas dan tekanan dilakukan menggunakan instrumen CTD (Conductivity, Temperature and Depth ) model SBE 911 plus dimana probe CTD dihubungkan dengan kabel ke sebuah control unit untuk direkam di komputer sedangkan untuk data arus didapat dari hasil pengukuran menggunakan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) yang dipasang pada kapal BAUNA JAYA VIII, spesifikasi alat dapat dilihat pada Lampiran 1.. Metode Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan program MATLAB 7.01, ODV dan Microsoft Excel 00. Program MATLAB 7.01 digunakan untuk memperoleh nilai koefisien ekspansi termal, koefisien kontraksi salinitas, frekuensi apung dan bahang spesifik air laut. Kemudian program Excel 00 digunakan untuk menghitung nilai alih bahang, rasio densitas dan sudut turner. Untuk menyajikan hasil perhitungan dalam bentuk gambar dan grafik digunakan program ODV dan Microsoft Excel 00.. Analisis Data Proses analisis data berupa perhitungan data sehingga didapat estimasi nilai pencampuran vertikal, perpindahan bahang baik melalui proses mixing maupun difusi ganda, serta nilai sudut Turner dan pelapisan massa airnya. Pelapisan masa air ditentukan berdasarkan sebaran suhu dan salinitasnya, contoh pembagian lapisan massa air dilampirkan pada Lampiran. Berikut ini merupakan diagram alir dari pengolahan data (Gambar ).
CTD (suhu, salinitas, kedalaman, densitas ADCP Difusi Ganda Mixing Data vektor (u,v) Koef.kontraksi salinitas (β) dan ekspansi thermal (α) Frekuensi Apung (N) Shear vertikal arus asio densitas ρ & ρ Bilangan ichardson (i) Sudut Turner (Tu) Flux suhu dan salinitas (F t & F s ) Alih bahang vertikal (F H ) Koef.difusivitas eddy (K v ) Alih bahang vertikal (Q z ) Gambar. Diagram alir pengolahan data..1 Frekuensi Apung (Buoyancy Frequency) Perhitungan frekuensi apung menggunakan persamaan Brunt-Vaisala sebagai berikut (Pond dan Pickard, 198): N 1 g z...() Dimana N = frekuensi apung (1/s) g = percepatan gravitasi ( 9,8 m /s) ρ = densitas rata-rata selang kedalaman Δz Δz = beda kedalaman (m) σ θ = sigma-theta, densitas air laut (σ θ = ρ -1000 kg/m )
.. Bilangan ichardson Bilangan ichardson adalah perbandingan antara frekuensi apung dengan shear vertikal dari kecepatan horizontal, didapat dengan menggunakan rumus (Pease dan Sundermeyer, 005) : N i... () S u v S...(5) z z Dimana i = bilangan ichardson N = frekuensi apung S = shear vertikal arus u = kecepatan arus komponen timur-barat (m/s) v = kecepatan arus komponen utara-selatan (m/s).. Koefisien Difusivitas Eddy Vertikal (Kv) Diasumsikan bahwa Kv merupakan fungsi dari bilangan ichardson (Pacanowski dan Philander, 1981) sehingga untuk mengestimasi nilainya digunakan rumus : v Kv 1 i K b...(6) v v 0 1 i n v b...(7) Dimana Kv = koefisien difusivitas eddy vertikal i = Bilangan ichardson v 0 = 5x10 - m /s n = v b = 1x10 - m /s β = 5 K b = 1x10-5 m /s
n, β, v 0, v b dan K b merupakan konstanta empiris dari pencampuran vertikal yang sering digunakan dalam model sirkulasi umum secara numerik di laut tropis. (Philander, 1990 in Hayes et al., 1991)... Alih Bahang Vertikal (Qz) Alih bahang turbulen dapat diestimasi menggunakan parameter proses pencampuran. Diasumsikan bahwa alih bahang turbulen berbanding lurus dengan gradien suhu dan juga direpresentasikan oleh koefisien difusivitas eddy vertikal (Kv). (Hayes et al.,(1991); Muench et al., (000)) : T Qz C pk v...(8) z Keterangan : Q z = Alih bahang vertikal (W/m ) ρ = densitas air laut (kg/m ) C p = kapasitas bahang (J/Kg o C) K v = Koefisien difusivitas eddy vertikal (m /s) z = kedalaman (m) Untuk nilai kapasitas bahang dihitung berdasarkan kedalaman menggunakan program Sea Water pada perangkat lunak Matlab (Lampiran )...5 Sudut Turner dan asio Densitas Sudut turner (Tu) digunakan sebagai indikator dari aktivitas difusi ganda pada suatu perairan yang didefinisikan sebagai berikut (obertson et al., 1995; Bianchi et al., 001) : 1 Tu tan 1 1 atau ' 1 1 Tu tan..(9) ' 1
Dimana ρ dan ρ adalah rasio densitas yang dinyatakan sebagai berikut : S z atau T z ' T z S z (10) Dimana β = koefisien kontraksi salinitas (psu -1 ) α = koefisen ekspansi thermal ( o C -1 ) Nilai α dan β didapat dengan menggunakan program Sea Water (sw_alpha dan sw_beta) pada perangkat lunak MATLAB (Lampiran dan 5). Berdasarkan sudut Turnernya aktivitas difusi ganda dapat dibedakan menjadi seperti dibawah ini : 67,5 o < Tu < 90 o terjadi salt fingering kuat 5 o < Tu < 67,5 o terjadi salt fingering lemah -5 o < Tu < 5 o tidak terjadi difusi ganda (stabil) -67,5 o < Tu < -5 o terjadi diffusive layering lemah -90 o < Tu < -67,5 o terjadi diffusive layering kuat..6 Alih Bahang Vertikal (F H ) Untuk menduga besarnya alih bahang secara vertikal melalui proses salt fingering dapat diketahui melalui rumus yang dikemukakan oleh Kunze pada tahun 1987 pada persamaan thin interfaces, (Bianchi et al. (001) in Kurnadi (007)) yaitu : gf t gbf s (11) 1 1 g Fs Kt gs..(1) 8 1 ' 1 ' 1 ' 1..(1)
Dimana β = koefisien kontraksi salinitas (psu -1 ) α = koefisien ekspansi thermal ( o C -1 ) g = percepatan gravitasi (ms - ) K t = difusivitas molekuler bahang (m s -1 ) ρ = rasio densitas F t = flux suhu F s = flux salinitas Untuk memperoleh nilai alih bahang secara vertikal (F H ) maka nilai F t harus dikalikan dengan kapasitas bahang air laut (C p ) dan densitasnya. Pendugaan nilai alih bahang secara vertikal (F H ) melalui proses diffusive layering pada penelitian ini menggunakan model yang telah dikembangkan oleh beberapa peneliti. Dimana pendugaan nilai alih bahang tersebut berdasarkan parameter perbedaan suhu secara bertahap dan rasio densitasnya. Model dari setiap peneliti tersebut dinotasikan sebagai berikut (obertson et al.,1995) : Marmorino dan Caldwell Taylor Kelley udels = F H-MC = F H-T = F H-K = F H- Parameterisasi dari model tersebut adalah : F 1,6exp 0, gk v 1 0,00859 0c exp 5 1 H MC p 1 t..(1) 1 gk v 1 1 1 FH T 0,007 0c p t (15) 0,7 1 gk v 1 1 FH K 0,000c p exp, 8 t (16) 1 1 K 1 skt gkt v 5 1 FH 0c p 1 (17)
Dimana α = koefisien ekspansi thermal ( o C -1 ) ρ 0 = densitas rata-rata (kgm - ) C p = kapasitas bahang (JKg -1o C -1 ) g = percepatan gravitasi (ms - ) ρ = rasio densitas K t = difusivitas molekuler bahang (m s -1 ) K s = difusivitas molekuler bahang (m s -1 ) v = viskositas kinematik air laut (m s -1 ) Untuk pemodelan yang dikemukakan oleh udels (F H- ) hanya digunakan pada daerah yang memiliki rasio densitas yang rendah ( = 1,0-1,09). Jika nilai rasio densitasnya lebih besar dari 1,09 maka digunakan persamaan (1), (1), (1) lalu dari nilai yang didapat dari ketiga persamaan tersebut dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai rata-rata alih bahang vertikalnya.