BlOLOGl TlGA PARASIT PENTING HAMA GANJUR. OflSEOLIA ORYZAE ( WOOD-MASON ) ( DLPTERA : CECIDOMYIIDAE ). SEBAGAl DASAR PENGELOLAAN HAMA TERSEBUT Oleh : ED1 SOENARJO REKSOSOESILO FAKULTAS PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1985
ED1 SOENARJO REKSOSOESILO, Biologi Tiga Parasi t Penting Hama Ganjur, UmeoLih ohyzac (Wood-MasonJC~iptera 1 ~ecidomyiidae). Sebagai Dasar Pengelolaan Hama Tersebut (Dl bawah bimbingan Komisi Penasehat : SOEMARTON0 SOSROMARSONO, sebagai Ketua; SIDARTO WARDOJO, M. SOEHARDJAN dan BARIZI mas'l'ng-masing sebagai Anggota). Ganjur merupakan hama utama tanaman padi di beberapa daerah ter- tentu di Jawa yang sekaligus menjadi daerah endemi. Ganjur mempunyai kompleks parasit yang terdiri dari oryzae Cameron (Hymeno- ptera: Pl atygasteridae), Neanastatus oryzae Ferri ere (Hymenoptera: Eupelmidae) dan Obtusiclava oryzae Subba Rao (Hymenoptera:Pteromalidae). Biologi parasit merupakan pengetahuan yang penting untuk menilai potensi parasit untuk pengendalian hayati secara mandiri atau terpadu dengan cara lain. Aspek biologi yang di tel i ti adatah tingkat perkembangan gan- jur yang sesuai bagi masing-masing jenis parasit; pemencaran dan kapasitas pencarian inang; kemampuan diskriminasi inang dan superparasitisme; keperidian, laju reproduksi, tanggap fungsional dan interferensi mutual ; adaptasi pada lingkungan berbeda; siklus hidup dan sinkronisasi dengan siklus hidup inang dan interaksi dengan parasit jenis lain. Penelitian dilakukan pada kondisi laboratorium, rumah kasa dan sawah buatan d-i laboratorium Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Parasit, ganjur padi dan ganjur alang- alang disediakan dengan cara pembiakan di dalam rumah kasa. Untuk mengetahui adaptasi pada Tingkungan berbeda kehadiran parasit ganjur padi pada ganjur alang-atang dimonitor di beberapa lokasi di Jawa Barat.
Pl atygaster oryzae adal ah parasi t gregaria endofag, menyerang telur dan larva ganjur umur 1 hari, mencari inang dengan antena, menerima dan mendiskriminasi inang dengan ovipositor, Reproduksi parasi.t berlangsung secara monoembri oni k. Pemencaran parasi t dal am habitat inang terjadi secara merata. Parasit cenderung mencari dan menemukan inang di sektor habitat inang yang lebih dekat dengan tempat parasit rnemulai kegiatan memencar. Jarak jel ajah 13.25 m belum mencerminkan kemampuan jelajah sebenarnya. propops3 pupu terpapastt lebth kecl'l pada tanaman lebih tua meskipun jumlah anakan padi berpuru per habitat lebih besar pada tanaman lebih tua. Pertambahan umur tanamnn tidak nyata hubungannya dengan proporsi anakan padi berpuru terparasit per rumpun. Dengan nisbah jumc lah parasit/jumlah rumpun dalam habitat sama dengan satu, jumlah anakan padi berpuru terparasi t meningkat dua kal i pada waktu jumlah anakan padi berpuru meningkat 2.8 kali. Berdasarkan data tersebut di atas dapat di- katakan parasit mempunyai kapasitas pencarian dan penemuan inang cukup ti nggi. Telur ganjur umur 3 dan 4 hari merupakan inang sesuai terpilih di- bandingkan dengan telur umur 1 dan 2 hari serta larva ganjur umur 1 hari, berdasarkan analisis banyaknya telur yang diletakkan per inang dan banyak- nya individu parasit keturunan dari satu inang. Parasit cenderung me- letakkan telur dalam waktu lebi h singkat dan dalam jumlah lebih sedi kit apabila menyerang larva ganjur umur 1 hari yang aktif bergerak. Jumlah individu parasit keturunan per inang juga lebih sedikit. Diskriminasi inang menyebabkan parasit tidak meletakkan telur ulang pada inang terparasit. Hal ini berarti parasit dapat menghemat telur
dan waktu. Selain dari pada i tu diskriminasi i nang menyebabkan parasi t memencar mencari inang baru, Kecenderungan parasit bertelur pada inang tak terparasit pada semua inang ditemukan meningkat dengan lanjutnya perkembangan inang. Sebaliknya kecenderungan mengunjungi dan bertelur pada i nang terparasi t menurun, Jadi superparasi ti sme cenderung terj adi pada inang yang lebih muda tingkat perkembangannya. Meskipun parasit meletakkan telur lebih sedikit pada inang yang lebih muda tingkat perkembangannya, pel etakan tel ur ul ang dal am ha1 tersebut di atas depat dianggap sebagai penghamburan telur. Parasi t mampu meletakkan telur 408-631 butir dalam sehari. Dalam 24 jam kesempatan bertelur, banyaknya inang diteluri meningkat apabila jumlah inang tersedia meningkat. Sebaliknya proporsi inang terparasit atau persentase parasitisme menurun. Hal ini menunjukkan adanya sifat tanggap fungsional. Kurva tanggap fungsional diduga mempunyai efek sta- bilisasi terhadap padat populasi inang apabila padat populasi inang berkisar antara 20 dan 80 butir per parasit per hari. Parasi t bers~ f at persisten karena dapat menyerang inang yang ber- gerak (yaitu larva urnur 1 hari) dan karena tidak tanggap terhadap in- terferensi individu parasit sejenis pada saat pencarian, penetapan dan peletakan telur, Parasit rnampu tumbuh dan berkernbang normal pada inang yang terdapat pada rumput Leersia hexandra, yang berlaku sebagai inang pengganti bagi ganjur. Demikian pula pada ganjur alang-alang (Orseoliella javanica Kieffer). Biologi dan peri laku Ptatygaster sp. yang terdapat se- cara alami pada ganjur alang-alang (GAA) di sekitar habitat ganjur padi menunjukkan bahwa Pl atygaster sp. adal ah kompleks P. oryzae. Dal am kom-
pleks parasit GAA di lapang Platygaster sp. merupakan parasit dominan. Karena itu GAA dapat dipandang sebagai inang pengganti dan keberadaannya di seki tar habitat ganjur padi perlu dilestari kan. Lama waktu pertumbuhan dan perkembangan embrio dan stadium larva parasit sinkron dengan lama waktu pertumbuhan dan perkembangan inang da- ri stadium telur sampai pupa, Stadium pupa parasit berlangsung 6-12 ha- ri yang merupakan sel i si h waktu antara si kl us hidup parasi t dengan si kl us hidup inang. Sinkroni sasi si klus hidup inang-parasit yang tidak sempurna tidak menjadi kendala bagi pertumbuhan dan perkembangan populasi parasit karena pada kondisi lapang stadium inang dalam satu populasi inang tumpang tindih. Parasit dewasa hidup selama 4-7 hart dan dapat hidup sel ama 7-1 4 harf apabil a tersedi a makanan (madu). Kondisi dssiologi inang terparasi t P. oryzae pada saat parasi t mencapai tingkat perkembangan larva instar lanjut atau stadium pupa menyebabkan inang tersebut terhindar dari parasitisme oleh para- sit ektofag N. oryzae dan *. oryzae. Multiparasitisme cenderung ter- jadi saat P. oryzae masih pada tingkat perkembangan larva instar muda yaitu pada saat kondisi fisiologi inang relatif betum berubah. Multi- parasitisme hanya mencapai 9-27 persen. Neanastatus oryzae dan Obtusiclava oryzae masing-masing adalah parasit solitar ektofag, menyerang laeva instar tiga, prapupa dan pupa ganjur, mencari lokasi inang dengan antena, menetapkan, menerima dan men- diskriminasi inang dengan ovipositor, Reproduksi berlangsung secara par- tenogeneti k fakultati $. Pemencaran terjadi secara merata. Proporsi rumpun padi terpa- rasi t dalam sektor habitat menurun dengan meningkatnya jarak sektor dari tempat parasit dilepas dalam habitat inang. Parasit cenderung mencari