NEGERI PRAYOGI. Sudah dua hari aku libur semester ganjil. Tidak sampai enam bulan lagi aku akan menempuh

dokumen-dokumen yang mirip
[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

AKU AKAN MATI HARI INI

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah?

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Belajar Memahami Drama

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

Bab 1. Awal Perjuangan

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

ONE. Nggak, gue gak mau ikut. Sergah Tamara. Kenapa? Siapa tau lo disana nemuin jodoh. Iya bener, gue gak mau tau alasan lo

jawaban yang jujur dan sesuai dengan kenyataan dan kondisi kelas kami. Bangunan tempat kami belajar mungkin kurang layak untuk disebut sekolah.

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

TILL DEATH DO US PART

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Kau Tetap Indonesiaku

Sample Upload. Perjalanan 60 hari

Bodoh Sekali. Oleh: Ga Hyun

Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

DATA PERCAKAPAN. pada saat anak sedang mengerjakan tugas di dalam kelas)

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

Tuyul Pak Dodi. AlIn 1 Galang The Scout

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Saat itu aku sedang berdua di rumah dengan Fadhil, Kak Dityo sedang berada di kampus, dan Kak Darma baru saja pulang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab 1. Rose Ann yang Tomboi

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

ASEP DI JAKARTA. Sebuah novel karya Nday

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

Aduh! Sakit tau.. kata Al sambil memegang kaki setelah di injak Dias dengan raut wajah jengkel.

vioooooo, udah jam 6 lewat, kamu mau sekolah apa gak sih jerit mama dari dapur ketika mendapati sarapan yang disiapkannya masih rapi di meja makan.

Tetapi bagaimanapun dia adalah anak tiri dari pamanku. Pertama kali aku bertemu dengannya aku tidak tahu kalau kami keluarga. Dia seperti makhluk

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

Janji Nenek/Grandmother s Promise. M. Arif Budiman

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak (Tamat)

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

Sang Pangeran. Kinanti 1

DIMENSI CERMIN. Laudya. Suara Mama terdengar dari bawah. Laudya masih asyik meneka n-nekan tombol keyboard.

Tekadku Karena Mimpiku

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

23 April 2013 Introduction

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

SENA LINGGABHUMI SERINDAI DANYANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

Rina Shu. KIMI WO SHINJITERU Believe In You. Penerbit WordBox

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

This is the beginning of everything

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang..

Di Pantai Pasir Putih

Mmm, baiklah kalau gitu aku... aku pergi dulu ya. Sekali lagi terimakasih jaketnya... Sampai ketemu lagi kalau begitu. katanya sambil tersenyum.

Terdengar suara ayam berkokok yang menandakan hari sudah mulai pagi, aku pun bangun untuk siap-siap berangkat sekolah. Nama ku Dinda aryani aku masih

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Butterfly in the Winter

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

Dillatiffa. Unfortunate

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

Setelah bunyi bel pulang berbunyi, anak SMA 70 Jakarta berhamburan keluar kelas (ya iyalah, namanya juga bel pulang). Marsha dan Gina langsung keluar

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

gak tau nih Men. Gua juga bingung Haris yang ditanya pun tidak punya jawaban.

Kegiatan Sehari-hari

Untuk Speakers, Okky Avianty, Januari-02. dan keponakan paling kepo sedunia. -Deniz Rausan Fikri.

Kita akan pergi untuk madu. Ayo, Beruang Kecil! Kita akan pergi untuk madu dan aku tahu ke mana.

ZAIM YANG PENYAIR KE ISTANA

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

LESTARI KARYA TITIS ALYCIA MILDA

CERITA, INGATAN, DAN KENANGAN. By MID A.K.A ICHISAN A.K.A NEKOVA LIGHT NOVEL SERIES BAB I UNTUK SEMUA YANG MENDUKUNGKU AKU UCAPKAN TERIMAKASIH

SELEMBAR SURAT CINTA UNTUK ZAHRA. Malam yang Indah * * *

Perjodohan... Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku.

KIKI KRISTIKA X I A T. (3 rd Book of Animal In The Night) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Transkripsi:

NEGERI PRAYOGI Namaku Tita. Aku siswa kelas duabelas di salah satu SMA di Yogyakarta. Aku senang menggambar. Entahlah, aku merasa lebih mudah berbicara lewat gambar daripada bicara langsung. Setidaknya, melalui gambar aku tidak perlu susahsudah merangkai kata agar dimengerti orang lain. Sebenarnya aku sudah lama sekali punya niat ingin membuat komik. Tapi, niat tanpa dibarengi kerja, ya tidak akan ada hasilnya. Aku selalu merasa bosan di tengah pekerjaanku, lalu meninggalkannya begitu saja. Di samping bosan, aku juga kurang memiliki waktu luang. Tugas-tugas dari sekolah begitu banyak. Belum lagi bimbel dan les ini-itu menjelang Ujian Nasional. Semua itu hampir membuatku mati berdiri. Sudah dua hari aku libur semester ganjil. Tidak sampai enam bulan lagi aku akan menempuh

Ujian Nasional. Ayah dan Ibu tidak menjadwalkan pergi liburan kemanapun dengan alasan aku harus belajar. Itu tandanya selama liburan ini aku hanya di rumah saja. Aihh, membosankan sekali. Tapi, aku punya ide cemerlang untuk menghilangkan kejenuhanku. Aku membuka laci meja belajarku. Mengambil buku kecil berwarna pink, lalu membukanya. "Negeri Prayogi" gumamku membaca tulisan yang ada di lembar pertama buku itu. Aku ingat, dulu waktu kelas sebelas, aku berniat ingin membuat komik tentang dunia lain. Namun karena bosan, aku berhenti mengerjakannya di halaman ketiga. Halaman pertama berisi judul, halaman kedua ada gambar sebuah pulau, yang tidak akan ditemukan di peta manapun. Aku membuatnya sembarang saja. Halaman ketiga adalah gambar sebuah rumah. Aku jadi berniat untuk melanjutkan komik ini. Aku mengambil pensil dan penghapus, lalu mulai mencoret sana-sini. Entahlah, apa yang aku gambar. 2

Tanganku hanya bergerak sesuka hati. Hanya mengikuti kemana pikiran ini akan membawanya. Setengah jam kemudian, terciptalah sosok anak lakilaki. "Hmmm, ganteng juga." gumamku. Aku memutar-mutar pensil di tanganku. Berpikir bagaimana alur cerita komik ini. Lama aku terdiam di depan buku itu, dan tak juga kutemukan ide. Aku jadi haus. Tanpa menutup buku itu, aku beranjak dari tempat dudukku, dan berjalan menuju dapur. Aku rasa otakku juga butuh minum agar bisa lancar berpikir. Hehe. Setelah mengambil sebotol air mineral di kulkas, aku kembali ke kamarku. Kulihat bukuku sudah tertutup. Aku ingat sekali tadi tidak menutupnya. Aku segera memeriksa buku itu. Membuka lembar dimana terakhir aku menggambar. Ya, Tuhan! Gambarku hilang. "Halo." kata seseorang mengagetkanku. Aku menoleh ke sumber suara. Di kasurku, kulihat seorang laki-laki sedang duduk memeluk guling. 3

"Aaaaaaaaaaaaaaaa!" aku berteriak kaget. Sosok itu berlari kearahku, mencoba membekap mulutku. Aku berontak. "Siapa kau?" tanyaku. "Lho, kok malah nanya? Justru aku mau nanya kekamu, nama aku siapa?" tanyanya. "Jangan bercanda, aku bisa teriak!" "Aku ini buatanmu!" "Apaan sih?" aku merasa dipermainkan. "Ib..." belum sempat aku memanggil Ibu, laki-laki itu membungkam mulutku dengan tangannya. "Kamu benar-benar ga ngenalin aku? Aku yang barusan kamu gambar."katanya. Dheg! Aku tersadar sesuatu, dia begitu mirip dengan tokoh komik yang kugambar tadi. Apa... "Tidak mungkin!" kataku setelah berontak dan berhasil melepaskan diri darinya. "Kau lihat gambar di bukumu sudah tidak ada, 'kan? Ya jelas, orang aku di sini." katanya. 4

"Aku datang untuk tahu siapa namaku. Kau belum memberiku nama." katanya kemudian. Aku menelan ludah. Apakah ini nyata? Aku mendekatinya. Sambil takut-takut, aku mencoba untuk menyentuh tangannya. Terasa hangat. Ia tersentuh olehku. "Siapa kamu?"tanyaku. "Lha, malah nanya lagi." "Maksudku, kamu itu siapa? Orang mana?" "Sini duduk dulu." katanya sambil menepuknepuk kasurku. Aku melotot. Aku menarik kursi belajarku dan duduk di sana. "Aku tidak tahu siapa namaku. Seperti yang kukatakan tadi, kau belum memberinya tapi kau malah keluar kamar. Aku ini tokoh komikmu." "Tidak mungkin." sanggahku. "Ya sudah kalau tidak percaya." katanya sambil merebahkan tubuhnya di kasurku. Dianggapnya kamar ini kamarnya sendiri. Arggghh, 5

aku mencoba mengabaikannya. Sambil terus waspada, aku membuka bukuku dan mencoba menggambar. "Hidup di duniamu susah, ya." kata laki-laki itu. Aku menoleh ke arahnya, "Susah bagaimana?" tanyaku. "Ya susah. Kalau mau ngomong bingung karena satu kata bisa banyak arti, tergantung gaya pengucapannya." katanya. "Misalnya nih, kamu ngomong oh ya. Kalau ngomongnya sambil teriak, itu artinya kamu marah. Kalau ngomongnya sambil mengangkat telunjuk, artinya kamu setuju. Kalau ngomong oh ya sambil menepuk jidat, tandanya kamu baru mengingat sesuatu." "Oh, ya?" tanyaku. "Nah, kalau bicara sepertimu, artinya kau tidak percaya. Sungguh susah hidup di duniamu." 6

"Memangnya kalau di duniamu bagaimana?" tanyaku cuek sambil melanjutkan menggambar. Aku mulai terbiasa dengan kehadirannya. "Kalau di negeriku, kami tidak bicara. Cukup lewat pikiran, semua akan mengerti. Cukup aku melihat matamu, aku akan mengerti apa yang kau inginkan. Jadi, tidak akan ada salah paham." jelasnya. "Memangnya di negeri mana kamu tinggal?" "Negeri Prayogi." "Negeri Prayogi?" kataku sambil mengingat sesuatu. Sepertinya aku familiar dengan kata itu. "Iya, negeri yang kaubuat." katanya. Ya, Tuhan. Aku melihat ke lembar pertama buku ini, "Negeri Prayogi," aku membacanya. Arggghh, aku bisa gila. Apa-apaan ini? "Itu apa?" tanyanya. Aku menoleh dan melihat apa yang ditunjuknya. "Buku-buku pelajaran. Aku sebentar lagi akan ujian." kataku. 7

"Sebanyak itu? Semuanya kamu pelajari?" "Ya." "Di negeriku, setiap anak tidak diwajibkan mengikuti semua mata pelajaran. Mereka di perkenankan memilih pelajaran yang sesuai dengan passion mereka." "Aku harus tahu banyak hal biar jadi pintar." kataku. Ia mengangguk. "Lalu ini apa?" "Buku tulis." "Buat apa?" tanyanya. Sumpah, apa benar aku telah menciptakan makhluk bodoh seperti dia? "Ya buat nulislah. Buat nyatet pelajaran." "Di negeriku, kami tidak pakai buku tulis, karena kami hanya perlu mendengar dan otak akan merekam. Hanya perlu memikirkan kata kunci saja, ingatan akan muncul." "Enak sekali." kataku. 8

"Iyalah. Tidak perlu capek nulis." katanya. Aku menelan ludah. Konsentrasiku benarbenar kacau. Sejak tadi, belum ada gambar yang berhasil kubuat. Aku beranjak dari meja belajar dan menghidupkan televisi. "Kamu nonton aja. Ini remote-nya." kataku. Laki-laki itu antusias. Aku kembali ke meja belajar dan mengumpulkan semangatku. "Ini siapa?" "Itu penyanyi dangdut yang digosipkan selingkuh dengan pembawa acara yang terkenal itu." jelasku. "Di negeriku, artis-artis tidak ada yang digosipkan begini-begitu, karena warga kami tidak suka bergosip." "Berarti kau tidak tahu bagaimana asyiknya bergosip." kataku. "Memang tidak tahu, dan tidak mau tahu." katanya cuek sambil mengganti channel televisi. 9