Efektivitas Peranan Camat dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan e-ktp di Kecamatan Wanea. Oleh : Jons. F. Langi

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN E-KTP (Suatu studi dikecamatan Malalayang Kota Manado )

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN E-KTP. (Suatu Studi Kecamatan Malalayang Kota Manado) OLEH ;

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan

BAB I PENDAHULUAN. untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

EFEKTIFITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN SARANA FISIK DI KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. 1996, Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Bina Aksara

BAB I PENDAHULUAN. tugas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka melayani

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

I. PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH di BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN. Oleh : Elvis Laoh ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah memiliki perangkat masing-masing baik di tingkat provinsi maupu di

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

KINERJA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG KARTU KELUARGA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO) Oleh : Jaqlin A.

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah. dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA. Frian Gar. Andea

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Michael S. Mantiri 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

EFEKTIVITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO (StudiTentangPelayananRekam Data e-ktp)

TINJAUAN PUSTAKA. langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

I. PENDAHULUAN. daerah yang dibagi atas perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota. Perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program kerja Kementerian Dalam Negeri adalah memperbaharui

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

I. PENDAHULUAN. pesat. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

Jurnal Administratie

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tanggapan dan respon secara aktif terhadap kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Oleh : LIDYA CHRISTINE MONTUNG NIM ABSTRAKSI. sebut pemenuhan kebutuhan akan sebuah layanan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah

EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

Yusup Hermawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Garut Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman, 2000, Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21,

IMPLEMENTASI FUNGSI KOORDINASI PEMERINTAHAN PADA KANTOR DISTRIK ALAMA KABUPATEN MIMIKA. Oleh : Eneas Mulugol 1 Arpi.R.Rondonuwu 2 Ventje Kasenda 3

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan khususnya penyelenggaraan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini

Transkripsi:

Efektivitas Peranan Camat dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan e-ktp di Kecamatan Wanea Oleh : Jons. F. Langi Abstrak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 126 ayat 1 dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintahan. Hal ini menegaskan bahwa Camat adalah pimpinan di tingkat Kecamatan. Adapun dalam menjalankan perannya, Camat juga melaksanakan berbagai urusan administrasi kependudukan dan perizinan atau dalam pembuatan e-ktp. Peran Camat dalam meningkatkan pelayanan pembuatan e-ktp baik secara horisontal maupun secara vertikal telah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun faktor pendukung adalah adanya loyalitas dan kerjasama semua komponen dan sumber daya manusia yang terlibat didalam proses pelayanan e-ktp, juga adanya perhatian dan pendampingan yang diberikan oleh pemerintah kota Manado dan instansi yang terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan faktor penghambatnya adalah dari segi sarana dan prasarana pendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas seorang Camat dalam meningkatkan kualitas pelayanan e-ktp di kecamatan Wanea Kota Manado. Peran kepemimpinan camat dapat dilihat dari kepemimpinan, efektivitas. dan kemampuan menyesuaikan diri. Kata kunci: Camat, Efektivitas, Pelayanan, e-ktp Latar Belakang Dalam pelaksanaan pemerintahan kecamatan, peranan camat selaku aparatur pemerintah kecamatan dalam manajemen pemerintahan yang bersih di wilayah kecamatan sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu bagi camat selaku pemerintah sangat dituntut kemampuan yang optimal dalam arti harus mampu memenej pemerintahan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. 1

Camat sebagai seorang pemimpin yang melaksanakan fungsi manajemen pemerintahan harus mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan yang bersih untuk pelayanan publik. Dengan adanya tuntutan permintaan pelayanan masyarakat dilaksanakan secara lebih baik, maka tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah kecamatan harus perlu terus dilaksanakan secara efektif. Untuk itu perlu terus dilakukan pembinaan aparatur pemerintah kecamatan dalam meningkatkan motivasi kerja, sehingga efektivitas pelaksanaan-pelaksanaan pemerintahan dapat terlaksana secara maksimal. Era pemikiran mengenai Efektivitas pada akhir-akhir ini lebih memusatkan pada aspek sosio manusiawi dalam sistem produksi. Penjabaran dari pemikiran ini dapat dilakukan melalui pendekatan pengawasan di dalam membentuk kultur kerja produktif. Fungsi pengawasan juga sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan pendayagunaan aparatur pemerintah dalam memasuki proses pelaksanaan pembangunan di era globalisasi. Dalam suatu organisasi pemerintahan, pengawasan diperlukan agar organisasi pemerintahan itu dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan maupun pembangunan. Dalam hal ini peran aktif dari figur seorang Camat sangat diharapkan terutama dalam pengawasan karena pengawasan merupakan salah satu unsur penting dalam rangka meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan terutama dalam pelayan kepada publik demi menuju terwujudnya 2

pemerintahan yang bersih dan berwibawa, karena melalui pelaksanaan fungsi ini semua bentuk penyimpangan dan penyelewengan dapat dihindari. Konsep Peran Camat Ada beberapa para ahli yang mengutarakan tentang pengertian peran yang dimana salah satunya menurut Rivai peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi, jika dikaitkan dengan peranan sebuah instansi atau kantor maka dapat diartikan sebagai perangkat perilaku yang diharapkan dan dilakukan oleh instansi, sesuai dengan posisi dan kemampuan instansi atau kantor tersebut. Sedangkan menurut Katz dalam Mifta Thoha merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang, dengan pengertian lain peranan dapat diartikan sebagai perilaku seseorang dalam menjalankan semua aturan dan wewenang sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Selanjutnya peranan melekat pada individu-individu dalam masyarakat penting bagi hal-hal sebagai berikut : Peranan harus dilaksanakan jika ingin mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat. Peranan melekat individu-individu yang mampu melaksanakannya. Belum tentu semua orang dapat melaksanakan perannya. Baik karena terbentur dengan kepentingan-kepentingan pribadi dan kepentingan orang lain. 3

Konsep Efektivitas Kerja Konsep efesiensi dan efektifitas mempunyai pengertian yang berbeda. Efesiensi lebih menitik beratkan dalam pencapaian hasil yang besar dengan pengorbanan yang sekecil mungkin, sedangkan pengertian efektif lebih terarah pada tujuan yang dicapai, tanpa mementingkan pengerbonan yang dikeluarkan. Kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Kata efektif berarti berhasil, tepat, manjur. Jadi efektivitas adalah sesuatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan perbuatan dengan maksud tertentu atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki, maka orang tersebut dikatakan efektif. Efektif dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Handoko berpendapat efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Konsep Pelayanan Publik Pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga. Dasar teoritis pelayanan publik yang ideal menurut paradigma new publik service yaitu pelayanan publik harus meresponsif terhadap berbagai kepentingan dan nilai-nilai publik. Tugas pemerintah melakukan negosiasi dan mengelaborasi berbagai kepentingan warga Negara dan kelompok komunitas. Dengan demikian karakteristik dan nilai yang terkandung di dalam pelayanan publik tersebut harus berisi nilai-nilai yang ada dalam 4

masyarakat. Karena Masyarakat bersifat dinamis, maka karakter pelayanan publik juga harus selalu berubah mengikuti perkembangan masyarakat. Pelayanan publik model baru harus bersifat non-diskriminatif sebagaimana yang dimaksud oleh dasar teoritis yang digunakan, yaitu teori demokrasi yang menjamin adanya persamaan warga tanpa membedakan asal usul, suku, ras, etnik, agama, dan latar belakang kepartaian. Artinya setiap warga negara diperlakukan secara sama ketika berhadapan dengan birokrasi publik dalam menerima layanan sepanjang syarat yang ditentukan terpenuhi. Konsep Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-ktp) Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006, Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat e-ktp adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksanaan yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu menurut Peraturan Daerah Kabupaten Paser No. 13 Tahun 2010 dijelaskan bahwa Kartu Tanda Penduduk dapat dikatakan sebagai dokumen security yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara Indonesia (WNI) ataupun warga Negara asing (WNA) yang tinggal dan menetap di Indonesia sebagai tanda bukti diri atau legitimasi, sehingga pengelolaanya perlu diatur secara terpadu. Jadi yang dimaksud dengan e-ktp ialah Kartu Tanda Penduduk yang dibuat secara elektronik yang berfungsi secara komputerisasi dan memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional yang dilindungi dengan system 5

pengamanan khusus sebagai identitas resmi penduduk yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Hasil dan Pembahasan Pada dasarnya setiap aparatur pemerintah dituntut mempunyai profesionalisme sesuai dengan tugas dan jabatannya. Melaksanakan setiap bidang kerja sesuai dengan tugas dan fungsi secara struktural organisasi yang kredibel menjadi salah satu tugas dan kewajiban jabatan yang harus dilaksanakan dengan amanah dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Peningkatan kinerja aparatur merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia aparatur. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam sesuatu organisasi. Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memilki keterkaitan yang sangat erat untuk tercapainya tujuan organisasi, sumber daya yang di gerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya pencapaian tujuan organisasi tersebut. Dalam bagian ini, akan dianalisis semua data yang telah diperoleh dari hasil penelitian seperti yang sudah disajikan pada bagian terdahulu. Adapun analisis yang dilakukan adalah analisis data yang bersifat induktif/kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil innterpertasi data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara dengan warga masyarakat maupun catatan-catatan penulis sewaktu melakukan penelitian dilapangan, selama dua minggu maka dapat diberikan 6

analisis tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Kecamatan Dalam Pelayanan E-KTP. Menurut peneliti Kinerja Aparat Pemerintah dalam pelayanan kepada masyarakat mengenai proses E-KTP merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena menyangkut dengan kegiatan mengukur dan menilai dengan sistematis pelaksanaan pelayanan secara kuantitatif dan kualitatif. Menilai dan mengukur kinerja Aparat Pemerintah Kecamatan Wanea dalam pelayanan E-KTP ada banyak indikator pendukung menyangkut hal ini, dan peneliti mengunakan lima (5) indikator menurut Dwiyanto (2008:50), yaitu: 1. Produktivitas Yaitu tidak hanya mengukur efisiensi, tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan.produktivitas pada umumnya dipahami sebagai ratio antsara input dan output. Kantor Camat merupakan salah satu lembaga pemerintah yang mempuyai fungsi tersendiri dalam melaksanakan fungsi tersebut selayaknya memiliki insaneinsan yang inovatif dan kreatif dalam rangka mewujudkan lembaga pemerintah yang produktif. 2. Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan cenderung menjadi penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan public. Banyak pandangan negative yang terbentuk mengenai organisasi public karena ketidakpuasan publik terhadap kualitas. Salah satu hal penting dalam menciptakan produk peraturan aparat pemerintah adalah kualitas pelayanan. Dalam hal ini adalah kinerja pemerintah kecamatan yang bermutu dan dapat dipahami oleh masyarakat Kecamatan Wanea. 7

3. Responsivitas Yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat. Resposivitas dimaksud sebagai salah satu indicator kinerja, karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan birokrasi public dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang renda ditunjukan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan birokrasi publik. 4. Responsibilitas Yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi public itu dilakukan dengan prinsip-prinsipadministrasi yang benar dengan kebijakan birokrasi. Baik yang eksplisit maupun implicit (Lenvine:1990) Berd asarka informasi dari 9 informan menyatakan bahwa Aparat Pemerintah Kecamatan Wanea sudah bekerja secara baik dan maksimal meskipun masih ada kekurangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini pelayanan mengenai e-ktp tidak mendapat masalah yang berarti masyarakat menyambut baik akan adanya program pemerintah ini. Mereka dapat memahami jika di temukan adanya kesalahan atau kekliruan dalam pelayanan yang mereka berikan. 5. Akuntabilitas 8

Menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi public tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Berdasarkan informasi dari 9 informan yang ada, menyatakan bahwa adanya hambatan yang menjadi kendala dalam pembuatan e-ktp yaitu (1) Prosedur Pelayanan, seperti pernyataan informan 1 dan 3 berpendapat : Sebenarnya antusias masyarakat untuk melakukan pembuatan e- KTP sangat baik, tapi karena adanya keterbatasan dalam jadwal pembuatan (per-link) membuat minat masyarakat berkurang. (2) Sosialisasi, seperti pernyataan informan 5 dan 6 berpendapat bahwa : Sosialisasi sangat berpengaruh dalam menunjang program pemerintah ini (e -KTP), tapi sayangnya beberapa aparat pemerintah masih mengabaikan akan hal ini. Sehingga tidak heran jika masyarakat belum memahami bahkan tidak mengetahui, waktu dan fungsi dari e-ktp itu sendiri. (3) Sarana dan Prasarana Pembuatan, seperti pernyataan informan 9 berpendapat bahwa : Meskipun pembuatan e-ktp sudah menggunakan alat modern tapi masi sering di jumpai beberapa hambatan seperti, kerusakan pada mesin perekaman, apalagi jika mesin yang digunakan hanya dalam jumlah yang terbatas. Berdasarkan beberapa hambatan diatas terlihat bahwa pemaksimalan program pemerintah khususnya dalam masa pembuatan e- KTP belum berjalan dengan baik, masih didapati adanya kekurangan. Atau dengan kata lain harapan dari masyarakat belum sepenuhnya terpenuhi. 9

Kesimpulan dan Saran 1. Cukup baiknya efektivitas kerja di Kantor Kecamatan Wanea; menyebabkan pelayanan masyarakat dapat meningkat. Hal ini dapat dimungkinkan karena adanya pelaksanaan fungsi pengawasan dalam manajemen pemerintahan yang bersih sehingga tercipta efektivitas kerja yang baik di Kantor Kecamatan Wanea. 2. Baiknya pelaksanaan pengawasan melekat dalam pelaksanaan pekerjaan di Kantor Kecamatan Wanea menyebabkan efektivitas kerja pegawai dapat meningkat dengan baik sehingga akan tercipta pelaksanaan pekerjaan di Kantor Kecamatan Wanea berjalan dengan baik. Saran Perlu adanya peningkatan pelayanan agar kinerja pelayanan publik (e -KTP) pemerintahan menjadi lebih baik, peningkatan pelayanan publik diprioritaskan pada faktor factor yang mempengaruhi pelayanan publik tersebut yakni : 1. Adanya peralatan yang baik dalam menunjang program pemerintah dalam menjawab kemudahan masyarakat selama proses pembuatan e-ktp. 2. Adanya kepastian waktu penyelesaiaan urusan sesuai waktu yang telahdijanjikan. Adanya kejelasan dalam hal persyaratan teknis dan administratif yang diberikan oleh pegawai sehingga masyarakat pengguna menjadi jelas dan mengerti. Pegawai sebaiknya berkomitmen dan berkompeten dalam menyelesaikan urusan sesuai dengan yang dikehendaki pengguna pelayanan. DAFTAR PUSTAKA 10

Gibson, dkk, 1989, Organisasi (terjemahan), Wahid Djobram, Erlangga, Jakarta. Handayaningrat S, (1983), Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Gunung Agung. Jakarta. Hasibuan, H.M.S.P, 2001, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Efektivitas, Jakarta, Bumi Aksara. Imawan, Riswanda, 2002, Desentralisasi, demokratisasi, dan Pembentukan Good governance, Makalah, Jakarta. Indrawijaya Ibrahim Adam, 1983. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru. Kaho, Riwu Josef, 1988. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, Rajawali. Jakarta. Komite Anti Korupsi (KoAK), 2002, Panduan Rakyat Memberantas Korupsi, Cetakan Pertama, Penerbit Komite Anti Korupsi (KoAk), Bandar Lampung. Malayu, H. (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi Revisi), Burnt Aksara, Jakarta. Moelyono, M. 1993, Penerapan Efektivitas dalam Organisasi, Jakarta, Bumu Aksara. Moleong, L, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Nawawi, H, 2001, Metode Penelitian di Bidang Sosial, Gadjah Mada University, Yogyakarta. Pamudji S., 1987. Perbandingan Pemerintahan, Bina Aksara, Jakarta. Saparin Sumber, 1986. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa, Ghalia Indonesia, Jakarta. Siagian Sondang P. 1994, Filsafat Administrasi, Jakarta. Haji Mas Agung. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia, LAN, Jakarta. Suharsimi Arikunto, 1985. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta. Winardi, 1990. Asas-asas Manajemen, Mandar Maju, Bandung. Sumber-sumber Lain : - Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. - Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989, tentang Pengawasan Melekat. Keputusan Menpan No. 93 Tahun 1989, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat. 11