BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

2014 SAJARAH CIJULANG

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

Etimologi Istilah Filologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

MANFAAT STUDI FILOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra, sebagai bagian dari proses zaman, dapat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

METODE EDISI: STEMMA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) DAN BAHAN FILOLOGI NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah lama dalam sastra Indonesia dan sastra daerah sebagian besar ditulis dengan huruf Arab atau huruf daerah. Dalam rangka penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf Arab atau huruf daerah itu perlu terlebih dahulu teks itu ditransliterasikan ke huruf lain. Transliterasi adalah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Misalnya, pengalihan huruf dari huruf Arab- Melayu ke huruf Latin atau dari huruf Jawa ke huruf Latin atau sebaliknya (Djamaris 2002:19). Transliterasi didefinisikan sebagai pemindahan dari satu tulisan ke tulisan lain; transliterasi lebih disukai daripada transkripsi yang hanya menyalin dari satu tempat ke tempat lain (Robson 1994:24). Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001) Ketiga pengertian transliterasi diatas memiliki makna yang sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa transliterasi adalah pengalihan huruf dari satu huruf ke huruf yang lain. Ada dua tugas pokok peneliti filologi dalam transliterasi ini, yaitu tugas pokok pertama ialah menjaga kemurnian bahasa 22

lama dalam naskah khususnya penulisan kata. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam bahasa lama dipertahankan bentuk aslinya, tidak disesuaikan penulisannya dengan penulisan kata menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), supaya data mengenai bahasa lama dalam naskah itu tidak hilang. Tugas pokok kedua ialah menjanjikan teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi naskah. 1.1.2 Naskah Yang dimaksud dengan naskah disini adalah semua bahan tulisan tangan peninggalan nenek moyang yang ditulis pada kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan. Tulisan tangan pada kertas itu biasanya dipakai pada naskah-naskah yang berbahasa Melayu dan yang berbahasa Jawa. Lontar banyak dipakai pada naskah-naskah berbahasa Jawa dan Bali, kulit kayu, bambu dan tulang biasa digunakan pada naskah-naskah berbahasa Batak. Dalam bahasa Latin, naskah ini disebut codex, dalam bahasa Inggris disebut manuscript, dan dalam bahasa Belanda disebut handscrift. Naskah merupakan perbendaharaan pikiran dan cita-cita para nenek moyang kita. Dengan mempelajari naskah-naskah itu kita bisa mendekati dan menghayati pikiran serta cita-cita yang dulu menjadi pedoman kehidupan mereka (Robson 1994:3) 23

Baried (1977:20) mengatakan bahwa naskah merupakan tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Naskah mengandung isi bermacam-macam, diantaranya naskah mengandung unsur peristiwa penting dalam sejarah, sikap dan pikiran serta perasaan masyarakat, ide kepahlawanan, sikap bawahan terhadap atasan dan sebaliknya. Ada pula naskah yang menguraikan sistem pemerintahan, tata hukum, adat istiadat, kehidupan keagamaan, ajaran moral, perihal pertunjukan beserta segenap peralatannya (Darusuprapta 1995:137). Dari ketiga pengertian naskah diatas, dapat disimpulkan bahwa naskah ialah tulisan tangan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, sebagai hasil budaya pada masa lampau. Mengingat bahan naskah seperti tersebut di atas, jelaslah bahwa naskah itu tidak dapat bertahan beratus-ratus tahun tanpa pemeliharaan yang cermat dan perawatan yang khusus sebagaimana dapat kita jumpai diluar negeri. Pemeliharaan naskah agar tidak cepat rusak dapat dilakukan dengan cara mengatur suhu udara tempat naskah itu disimpan,sehingga naskah tidak cepat lapuk, melapisi kertas-kertas yang sudah lapuk dengan kertas yang khusus untuk itu sehingga kertas bisa kuat kembali, dan menyemprot naskah-naskah itu dalam jangka waktu tertentu dengan bahan kimia yang dapat membunuh bubuk-bubuk yang memakan kertas itu. Cara lain yang dilakukan untuk memelihara naskah ini adalah memotret naskah itu halaman demi halaman dalam bentuk makrofilm maupun mikrofilm. 24

Usaha ini cukup banyak dilakukan. Dapatlah dibayangkan bahwa apabila naskah-naskah tidak dirawat dengan cermat akan cepat sekali hancur dan tidak bernilai lagi sebagai warisan budaya nenek moyang. Semua teks di dalam naskah itu dianggap sebagai hasil sastra lama atau sastra tradisional dan isi naskah itu bermacam-macam. Isi naskah itu ada yang tidak dapat digolongkan dalam karya sastra seperti undang-undang, adatistiadat, cara membuat obat, dan cara membuat rumah. Sebagian besar isi naskah dapat digolongkan dalam karya sastra dalam pengertian khusus, seperti ceritacerita dongeng, legenda, mite, pantun, syair, dan gurindam. 2.2 Teori Yang Digunakan 2.2.1 Filologi Filologi berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata philos dan logos. Philos artinya cinta dan logos artinya kata, ilmu. Jadi, secara harafiah filologi berarti cinta kata atau cinta kata-kata. Ada beberapa pendapat ataupun batasan tentang filologi yang dapat dipakai sebagai acuan pada penelitian ini. Baried (1985:2) mengatakan, filologi merupakan sebuah studi yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan masa lampau. August (dalam Friska 2014:11) mengatakan, Filologi berarti ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang. Mario (dalam Friska 2014:11) mengatakan, Filologi merupakan ilmu studi bahasa yang ilmiah seperti yang disandang oleh linguistik pada masa 25

sekarang dan apabila studinya dikhususkan kepada teks, teks tua filologi memperoleh pengertian semacam ilmu linguistik historis. Dari ketiga pengertian filologi di atas, dapat disimpulkan bahwa filologi adalah ilmu pengetahuan yang dikhususkan kepada teks terhadap peninggalan masa lampau. Penelitian filologi secara khusus berfokus pada teks dan naskah. Penelitian filologi yang berfokus pada teks disebut kritik teks atau tekstologi. Penelitian filologi yang berfokus pada naskahnya atau bahan yang digunakan untuk menuliskan teks itu disebut kodekologi. Pengertian filologi ini kemudian berkembang dari pengertian cinta pada kata-kata menjadi cinta pada ilmu. Filologi tidak hanya sibuk dengan kritik teks, serta komentar penjelasannya, tetapi juga ilmu yang menyelidiki kebudayaan suatu bangsa berdasarkan naskah. Objek yang dikaji tetap sama, yaitu naskah. Dari penelitian filologi, kita dapat mengetahui latar belakang agama, adatistiadat, dan pandangan hidup suatu bangsa sesuai dengan isi naskah. Untuk dapat mengetahui isi naskah dengan baik, penulis harus mengetahui dan memahami metode penelitian yang harus digunakan dalam menelaah suatu naskah. Dalam meneliti sebuah naskah, penulis pun harus memperhatikan metode yang tepat yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu teks. Oleh karena itu, tulisan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang metode-metode atau langkah-langkah yang digunakan oleh penulis dalam upaya penelitian suatu naskah. 26

Penulis menggunakan beberapa tahap metode untuk mendapatkan hasil analisis yang baik dalam menelaah naskah. Yaitu, penulis melakukan pengumpulan naskah, kemudian melakukan kritik teks dan merekonstruksi teks. 2.2.2 Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian filologi ada beberapa macam sesuai dengan tahapan/proses penelitian. Tahap pertama ialah pengumpulan data yang berupa inventarisasi naskah. Data penelitian filologi berupa naskah-naskah. Pengumpulan data itu dilakukan dengan metode studi pustaka. Sumber data penelitian ini adalah katalogus naskah yang terdapat di berbagai perpustakaan universitas dan museum. Di samping katalogus, sumber data lain adalah buku atau daftar naskah yang terdapat di perpustakaan, museum, instansi lain yang menaruh perhatian terhadap naskah. Metode pengumpulan data yang kedua adalah metode studi lapangan (field research). Naskah tidak hanya tersimpan di perpustakaan atau museum, tetapi juga terdapat di kalangan masyarakat. Ada segolongan orang yang menganggap naskah sebagai benda yang sangat berharga, benda pusaka sehingga benda itu dikeramatkan. Untuk itu, naskah disimpannya baik-baik dan tidak boleh dibaca oleh sembarang orang. Untuk membaca naskah itu kadangkadang disertai upacara-upacara tertentu. Naskah yang sering dianggap benda keramat atau sangat berharga itu diantaranya naskah yang berisi silsilah 27

keturunan, naskah berisi mantera, naskah berisi cara membuat obat-obatan, dan naskah keagamaan. Ada kalanya naskah tersimpan di tempat-tempat pendidikan, seperti pesantren, serta tempat-tempat acara kesenian. Tokoh masyarakat atau budayawan ada kalanya juga menyimpan naskah-naskah ini. 2.2.3 Metode Kritik Teks Metode kritik teks adalah sebuah metode untuk menafsirkan naskah dengan memperhatikan bagian-bagian suatu teks secara mendalam. Metode kritik teks ini dibagi menjadi metode intuitif, objektif, gabungan, landasan, dan edisi naskah tunggal, namun metode yang digunakan ialah metode edisi naskah tunggal sehingga yang dijelaskan penulis adalah metode edisi naskah tunggal. Metode Edisi Naskah Tunggal Apabila hanya ada naskah tunggal dari suatu tradisi sehingga perbandingan tidak mungkin dilakukan, dapat ditempuh dua jalan, yaitu : a. Edisi Diplomatik, yaitu menerbitkan satu naskah seteliti-telitinya tanpa mengadakan perubahan. Edisi diplomatik yang baik adalah hasil pembacaan yang teliti oleh seorang pembaca yang ahli dan berpengalaman. Dalam bentuknya yang paling sempurna, edisi diplomatik adalah naskah asli direproduksi fotografis. Hasil reproduksi fotografis itu disebut juga faksimile. Dapat juga penyunting membuat transliterasi setepat-tepatnya tanpa menambahkan sesuatu dari segi 28

teoritis, metode ini paling murni karena tidak ada unsur campur tangan dari pihak editor. Namun, dari segi praktis kurang membantu pembaca. b. Metode Standar, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakjegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Diadakan pembagian kata, pembagian kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi, dan diberikan pula komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks. Pembetulan yang tepat dilakukan atas dasar pemahaman yang sempurna sebagai hasil perbandingan dengan naskah-naskah sejenis dan sezaman. Semua perubahan yang diadakan dicatat ditempat yang khusus agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah sehingga masih memungkinkan penafsiran lain oleh pembaca. Segala usaha perbaikan harus disertai pertanggungjawaban dengan metode rujukan yang tepat. 2.2.4 Rekonstruksi Teks Berdasarkan pengertian bahwa salah satu bacaan salah, maka yang salah ini dibetulkan menurut bacaan yang benar, yang terdapat dalam naskah-naskah lain. Apabila terdapat perbedaan bacaan dalam jumlah naskah yang sama sehingga tidak ada bacaan mayoritas yang dianggap benar, pembetulan dilakukan berdasarkan pengetahuan dari sumber lain sehingga bacaan yang satu dibetulkan dengan mengikuti bacaan yang lain. Bacaan yang terdapat dalam sebuah naskah dipandang sebagai bacaan arketip. Akan tetapi, bacaan boleh dibetulkan berdasarkan pengetahuan dari 29

sumber lain supaya mendekati bacaan asli yang hipotesis. Teks yang sudah direkonstruksikan atau di pugar dipandang paling dekat dengan teks yang ditulis pengarang. 30