Integrasi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenfaces & MySQL

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Pengenalan Wajah Secara Real-Time dengan Adaboost, Eigenface PCA & MySQL

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

SISTEM VERIFIKASI ONLINE MENGGUNAKAN BIOMETRIKA WAJAH

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Face Identification For Presence Applications Using Violajones and Eigenface Algorithm

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones

DETEKSI WAJAH METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN METODE PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA)

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut:

PERANCANGAN dan REALISASI FACETRACKER WEBCAM MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE BERBASIS RASPBERRY PI 2

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 3. ANALISIS dan RANCANGAN. eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

TUGAS AKHIR FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE PADA SISTEM ABSENSI

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE PADA SISTEM ABSENSI

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones

APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

Aplikasi Principle Component Analysis (PCA) Untuk Mempercepat Proses Pendeteksian Obyek Pada Sebuah Image

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. keberadaan wajah secara langsung dari sebuah kamera. Dengan demikian

PENGEMBANGAN SISTEM PENCATAT PEMAKAIAN KOMPUTER LAB DENGAN BIOMETRIKA PENGENAL WAJAH EIGENFACE. Oleh

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

Deteksi Jenis Kendaraan di Jalan Menggunakan OpenCV

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

Pengembangan Program Simulator Frame Kacamata Secara Real-Time 3D Face Tracking dengan Menggunakan Augmented Reality

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Human Face Detection by using eigenface method for various pose of human face

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

1 Integrasi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenfaces & MySQL Dodit Suprianto, S.Kom, MT, Rini Agustina, S.Kom M.Pd Fakultas Teknologi Informasi, program studi Sistem Informasi Universitas Kanjuruhan Malang Jl. S. Supriadi No. 48 Malang 65148, Jawa Timur Indonesia telp. 0341-801488 ext. 331 Abstrak - Sistem pengenalan wajah secara real time dalam dunia nyata dapat diterapkan pada aplikasi sistem pengawasan, identifikasi dan keamanan yang berbasis pada pengenalan wajah. Pengamatan wajah secara langsung oleh manusia mempunyai kelemahan akibat kelelahan dan kejenuhan yaitu ketelitian menurun sehingga dirancang sistem penganalan wajah oleh komputeruntuk melihat objek wajah dan mengidentifikasinya secara real time. Sistem pengenalan wajah pada penelitian ini terdiri dari tiga bagian utama:face detection, feature extraction dan face recognition, kemudian dari hasil ketiga metodetersebut dicocokkan dengan data profile yang terimpan dalam database MySQL. Pada beberapa kondisi berbeda, sistem yang dibangun memiliki tingkat keberhasilan 80%. Kata Kunci Face detection, Face recognition, Adaboost, Eigenfaces PCA, MySQL. P I. PENDAHULUAN Pengenalan wajah adalah teknologi komputer untuk menentukan lokasi wajah, ukuran wajah, deteksi fitur wajahdan pengabaian citra latar; kemudian mengidentifikasi citra wajah. Pengenalan wajah melibatkan banyak variabel,misalnya: citra sumber, citra hasil pengolahan citra, citra hasil ekstraksi dan data profile seseorang; dibutuhkan juga alat pengindera berupa sensor kamera dan metode untuk menentukan apakah citra yang ditangkap oleh webcam tergolong wajah manusia atau bukan, sekaligus menentukan informasi profile yang sesuai dengan citra wajah yang dimaksud. Gambar 1. adalah blok diagram metode pengenalan wajah terdiri dari tiga bagian, yaitu: face detection(metode Adaboost), feature extraction dan face recognition(metode Eigenface PCA). A. Face Detection II. TINJAUAN PUSTAKA Face detection pada penelitian ini menggunakan metode yang dikemukakan oleh Viola & Jones [1], terbagi menjadi 4 komponen utama: Haar Like Feature, Integral Image, Adaptive Boosting dan Cascade of Classifier. Haar Like Feature Gambar 2. Skema kerja Haar Like Feature Gambar 2. adalah Haar Like feature[3],memproses citra dalam wilayah kotak-kotak, berisi beberapa pixel dari bagian citra. Pixel-pixel dalam satu wilayah tersebut dijumlahkan dan dilakukan proses perhitungan (pengurangan rata-rata nilai pixel di bagian kotak yang terang dan gelap) sehingga diperoleh perbedaan nilai unik disetiap wilayah kotak-kotak tersebut. Gambar 3.adalahmodel fitur Haar Like yang dikembangkan oleh Lienhart, Kuranove dan Pisarevskyuntuk mendeteksi objek wajah [2]. Input Citra Face Detection Feature Extraction Face Recognition Gambar 1. Blok diagram pengenalan wajah Dodit Suprianto adalah Mahasiswa Program Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang(email: doditsuprianto@gmail.com) Rini Nur Hasanah adalah Dosen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas BrawijayaMalang (email: rini.hasanah@ub.ac.id) Purnomo Budi P. adalah Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang (email: budi_akademika@yahoo.com) Integral Image Gambar 3. Fitur Haar Like Citra integral adalah citra yang nilai tiap pixel-nya merupakan akumulasi dari nilai pixel atas dan kirinya. Sebagai contoh, pixel(a,b) memiliki nilai akumulatif untuk semua pixel(x,y) dimana x a dan y b. Perhitungannya dicari dengan rumus:

2 ( ) ( ) (1) Dimana ii(x,y) adalah citra integral dan i(x,y) adalah citra asli dengan kondisi: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2) Gambar 4.Adalah nilai citra integral P1 = A, P2 = A + B, P3 = A + C, P4 = A + B + C + D sehingga perhitungan jumlah pixel diantara kotak D dihitung dengan cara D = P1 + P4 - P2 - P3 = A + A + B + C + D A B A C Adaptive Boosting Secara umum boostingadalah menambahkan weak learner ke dalam satu strong learner.setiap perulangan, satu weak learner belajar dari suatu data latih. Kemudian weak learner tersebut ditambahkan ke dalam strong learner.setelah weak learner ditambahkan, datadata kemudian diubah masing-masing bobotnya. Datadata yang mengalami kesalahan klasifikasi akan mengalami penambahan bobot dan data-data yang terklasifikasi dengan benar akan mengalami pengurangan bobot, oleh karena itu weak learner pada perulangan selanjutnya akan lebih terfokus pada datadata yang mengalami kesalahan klasifikasi oleh weak leaner sebelumnya. ( ) ( ) (3) h t (x) = weak atau basic classifier = tingkat pembelajaran (learning rate) H(x)= dilambangkan dengan F(x)strong atau final classifier Algoritma Adaboost: Input:Sebuah algoritma pembelajaran yang lemah (weak learn), sebuah integer t yang menspesifikasikan banyaknya iterasi dan data training sebanyak N{(x 1, y 1 ),, (x N, y N )}. Ouput:Strong classifier F. Insisialisasi vektor weight, untuk i=1,, N. For t 1, 2,, t do Gambar 4. Perhitungan citra integral (4) Panggil WeakLearn, masukkan distribusi pada P t ; akan didapat sebuah pembelajaran weak baru. (5) Hitung kesalahan weight dari h t : o ( ) (6) o. / (7) o. ( ) / fori = 1, 2,, t (8) Output :strong classifier ( ) ( ) { (9) Cascade Of Classifier Dengan mengkombinasikan pengklasifikasian dalam sebuah Cascade of Classifier kecepatan proses pendeteksian dapat meningkat, yaitu dengan cara memusatkan perhatian pada daerah-daerah dalam citra yang berpeluang saja. Hal ini dilakukan untuk menentukan dimana letak objek yang sedang dicari pada suatu citra. Gambar 5. Alur Kerja Klasifikasi Bertingkat Pada klasifikasi tingkat pertama, tiap sub-citra akan diklasifikasi menggunakan satu fitur. Klasfikasi ini kirakira akan menyisakan 50% sub-citra untuk diklasifikasi ditahap kedua. Jumlah sub-citra yang lolos klasifikasi akan berkurang hingga mencapai jumlah sekitar 2%. Struktur cascade berguna untuk menolak sub-window negatif sebanyak mungkin dan secepat mungkin di level yang memungkinkan. Sementara contoh positif akan memicu evaluasi setiap classifier pada cascade. Pengklasifikasian selanjutnyadilatih menggunakan contoh-contoh yang melewati semua tahap sebelumnya. B. Face Recognition Prinsip dasar pengenalan wajah adalah mengutip informasi unik wajah, kemudian di-encode dan dibandingkan dengan hasil decode yang sebelumnya dilakukan. Pada metode eigenface, decoding dilakukan dengan menghitung eigen vector kemudian direpresentasikan dalam sebuah matriks. Eigen vector juga dinyatakan sebagai karakteristik wajah oleh karena itu metode ini disebut dengan eigenface[4]. Setiap wajah direpresentasikan dalam kombinasi linear eigenface.metode eigenface adalah bagaimana cara meguraikan informasi yang relevan dari sebuah citra wajah, kemudian mengubahnya ke dalam satu set kode yang paling efisien dan membandingkan kode wajah tersebut dengan database berisi beragam wajah yang telah dikodekan secara serupa. EigenfacesPCA digunakan untuk mereduksi dimensi sekumpulan atau ruang gambar sehingga basis atau sistem koordinat yang baru dapat menggambarkan model yang khas dari kumpulan tersebut dengan lebih baik.model yang diinginkan merupakan sekumpulan wajah yang dilatihkan. Fitur yang baru tersebut akan dibentuk melalui kombinasi linear. Komponen fitur ruang karakter ini tidak akan saling berkolerasi dan akan memaksimalkan perbedaan yang ada pada variabel aslinya.

3 Langkah-langkah metode PCA adalah sebagai berikut: Cari matriks u Cari matriks covariance : Cari eigen values (ë) dan eigen vector (V) dari matriks C Cari matriks eigenface disimpan dalam database MySQL dan berkas wajah berupa citra wajah berformat JPEG. III. METODOLOGI Alur penelitian yang dilakukan dalam tesis ini menggunakan algoritma face detection, face recognition dan teknologi database sebagai sistem pengembangan aplikasi pegenalan wajah yang terintegrasi. Ketiganya akan digabungkan seperti tampak pada Gambar 6. Gambar 7. Arsitektur Sistem Pengenalan Wajah Sistem Pengenalan Wajah Start Basis Pengetahuan User Interface Database Engine (Planning) Dataset Wajah (Face Template) Halaman Manipulasi Profile Tabel Profile Face Detection Face Recognition Dataset Wajah (Face Dataset) Data Latih Wajah Data Uji Wajah Data Profile Form Input Form Pengamatan Wajah Hasil Tidak Algoritma Face Detection Algoritma Implementasi Coding Fitur Wajah Ditemukan? Ya Analisis (Analysis) Penentuan Metode Penyelesaian Algoritma Face Recognition Algoritma Implementasi Coding Bandingkan Dengan Database Hasil Ya Kesimpulan Database Access Implementasi Coding Gambar 8. Sub sistem model base Pada Gambar 8.menunjukkan sistem pengenalan wajah yang terdiri atas 4 lingkungan, yaitu: basis pengetahuan, user interface, database dan engine. Dalam basis pengetahuan terdapat suatu data wajah template. Sumber pengetahuan berasal dari databaseferet, selanjutnya pada database berisi tabel profile, di dalam engine terbagi menjadi 2 bagian, yaitu algoritma face detection dan algoritma face recognition. Terdapat hubungan antara face detection dan face recognitionyang terintegrasi oleh data input dan output, dimana kedua proses tersebut harus berurutan. Data input dari pengguna diolah di dalam face detection berdasarkan basis pengetahuan untuk mendapatkan citra wajah. Dalam dataset wajah terdapat kuantisasi citra wajah dengan berbagai kemungkinan (pencahayaan, pose, mimik, jenis kulit dan posisi wajah) kemudian diolah oleh face recognition kemudian menghasilkan identifikasi wajah yang sesuai dengan database profile.user Interface dapat berdialog lansung dengan sistem melalui halaman manipulasi profile lewat (form inputdan form pengamatan wajah) sebagai solusi permasalahan. End Gambar 6. Diagram alir metodologi penelitian Pada Gambar 7. terdiri dari dua bagian utama, yaitu antar muka dan server. Antar muka adalah tampilan awal program berupa otoritas hak akses bagi pengguna. Dalam server terdapat dua bagian utama yaitu model dan sumber data, model adalah suatu metode atau algoritma pengenalan wajah, terdiri dari face detection dan face recognition yang berhubungan dengan sumber data berupa dataset wajah FERET(berupa file XML) saat dilakukan pendeteksian wajah, data profile yang Gambar 9.Physical data model database pengenalan wajah

4 Gambar 9.merupakan desain fisis database profile yang sudah ternormalisasi dan berhubungan sebagai bentuk integritas data. Menu Strip Tools Strip Form MDI Status Strip Menu Strip Form MDI Status Strip File Data Profile Kota/Kabupaten Kecamatan Kelurahan/Desa File Pengenalan Wajah Pengenalan Wajah Data Kota/Kabupaten Gambar 10. Form utama untuk user Admin Form Pengenalan Wajah Gambar 11. Form utama untuk user Operator Form Child Form Child Pada Gambar 12. adalah diagram alir pendeteksian wajah (face detection) dilakukan dengan mengklasifikasikan sebuah citra, setelah sebelumnya sebuah pengklasifikasi dibentuk dari data latih. Setelah mendapatkan set, maka akan diperoleh gambar rata-rata (mean image) Ψ. (11) Kemudian diperoleh perbedaan Φ antara citra input dan citra rata-rata. (12) Selanjutnya mencari set M vektor ortonormal, u n, yang paling menggambarkan distribusi data. Vektor K th, u k, dipilih sedemikian rupa. ( ) (13) Adalah maksimal untuk subject { (14) Catatan: u k and λ k adalah eigenvectors dan eigenvalues dari kovarian matriks C. Diperoleh matriks kovarians C dengan cara berikut (15) * + (16) (17) (18) Sehingga diperoleh eigenvector, v l, u l (19) Start Input Image training Start Input Citra setelah pengolahan (grayscale) Haar Like Feature Integral Image Data latih wajah (Dataset Wajah FERET) Image rata-rata (Average Image) Covariance Matriks Matriks Eigen Value dan Eigen Vector Adaptive Boosting Feature PCA Cascade of Classifier Bandingkan citra deteksi dengan dataset wajah FERET End Gambar 13. Algoritma Face Recognition Tidak Wajah ditemukan? End Gambar 13. Adalah algoritma Face Recognition[4]. langkah pertama mendapatkan satu set S dengan M citra wajah. Sebagai contoh: M = 25. Setiap gambar ditransformasi menjadi sebuah vektor berukuran N dan ditempatkan ke dalam set. * + (10) Ya Gambar 12. Algoritma Face Detection Prosedure pengenalan wajah pada Eigenfaces Principal Component Analysis adalah sebagai berikut: Wajah baru diubah menjadi komponen eigenface. Pertama, dibandingkan gambar masukan dengan gambar rata-rata dan mengalikan perbedaan mereka dengan masing-masing vektor eigen dari matriks L. Setiap nilai akan mewakili bobot dan akan disimpan pada vektor Ω. ( ), - (20) Menentukan kelas wajah mana yang memberikan gambaran terbaik untuk citra masukan.hal ini dilakukan dengan meminimalkan jarak Euclidean. (21) Wajah input mempertimbangkan penggolongan kelas.

5 Jika ε k berada di bawah ambang/thresholdθ ε maka citramerupakan wajah yang dikenali.jika terdapat perbedaan berada di atas threshold yang diberikan, tetapi di bawah threshold kedua, maka citra merupakan wajah yang tak dikenali. Jika citramasukan bukan bagian dari kedua threshold di atas maka citra merupakan bukan wajah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pembangunan aplikasi sistem pengenalan wajah disusun atas: Face Detection, Face Recognition dan manipulasi Database. Face Detection Dari citra wajah grayscaleakan dideteksi dengan face detection seperti tampak pada Gambar 14. dari 5 laki-laki dan 5 perempuan.tabel I. adalah hasil dari pengujian yang dilakukan. Jenis Pengujian Pengenalan wajah berdasarkan posisi wajah Pengenalan wajah berdasarkan tingkat pencahayaan Pengenalan wajah berdasarkan mimik muka Pengenalan wajah berdasarkan jarak objek dan sensor webcam Pengenalan wajah berdasarkan atribut berbeda, misalnya: kumis, kacamata, model rambut dan jenggot TABEL I HASIL PENGUJIAN Tingkat Kebenaran Tingkat Kesalahan 73% 27% 90% 10% 73% 27% 83% 17% 80% 20% Nilai rata-rata validitas 80% 20% Dari pengujian di atas dapat disimpulkan sesuai dengan Gambar 17. berikut ini: Gambar 14. Face Detection Adaboost Face Recognition Langkah selanjutnya adalah melakukan cropping citra untuk diidentifikasi menggunakan metode face recognition Eigenface PCA. Citra wajah pada Gambar 15.akan menjadi citra data latih yang disimpan ke dalam database wajah. Gambar 15. Citra diidentifikasi dengan Eigenfaces PCA Antarmuka Antarmuka program berfungsi sebagai jembatan penghubung antara user dan sistem untuk berinteraksi[5]. Gambar 16.Form data profile Gambar 16.adalahform data profile, di dalamnya terdapat beberapa masukkan berupa textbox, option dan combobox untuk diisi sesuai dengan data wajah yang sedang di-capture. Sedangkan pada bagian atas form terdapat toolbar navigasi yang berfungsi untuk menyimpan, mengubah dan menghapus data profile. Pengujian dilakukan atas 10 responden yang terdiri Gambar 17. Grafik validitas sistem pengenalan wajah Dari pengujian sampel-sampel object citra wajah didapatkan hasil pemabahasan antara lain: Jika intensitas cahaya pada objek citra wajah di atas 1700 lux maka objek citra wajah dapat dikenali dengan baik, namun jika intensitas berkisar antara 0 sampai 1700 lux maka citra wajah tidak dikenali sama sekali atau salah dalam mendeteksi wajah karena kurangnya pencahayaan. Bila pencahayaan terhadap objek citra wajah pada kondisi normal (lebih dari 1700 lux) maka penambahan atribut wajah, antara lain: jilbab, cambang, model rambut dan jenggot, objek citra wajah masih dapat dikenali dengan baik. Sedangkan untuk penambahan atribut kacamata dan kumis dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas. Pengenalan wajah ditinjau dari posisi rotasi sangat berpengaruh terhadap akurasi pengenalan wajah. Rotasi posisi wajah terdapat 3 jenis kemungkinan, antara lain: menoleh ke kiri atau kanan, menggeleng ke kiri atau kanan, dan mendongak ke atas atau menunduk ke bawah. Secara ideal wajah yang dapat diidentifikai dengan baik adalah wajah yang menghadap ke sensor kamera secara tegak lurus. Kemiringan yang bisa di tolerir berkisar 10 derajat dari posisi normal. Namun secara normal (tidak cacat fisik) kebanyakan wajah berada posisi tegak lurus dengan sensor kamera web sehingga aplikasi tetap mendeteksi wajah dengan baik. Pengenalan wajah juga dipengaruhi oleh mimik wajah, mimik yang dicoba adalah tersenyum

6 (sudut bibir agak naik ke atas), tertawa (tampak gigi), dan sedih (cemberut dan sudut bibir datar atau turun ke bawah). Dari uji mimik ternyata cukup signifikan mempengaruhi aplikasi dalam mengenali wajah. Ditinjau dari jarak antara objek wajah dan sensor kamera web maka aplikasi secara efektif dapat mengenali wajah pada jarak 0,30 meter sampai 2,5 meter jika menggunakan kamera web standar yang terdapat pada laptop (webcam built-in). Pengenalan wajah dapat dapat dilakukan lebih jauh lagi (kurang lebih 6 meter sampai 10 meter) tergantung dari kualitas resolusi citra sensor webcam dan kemampuan zooming ketika objek wajah berada sangat jauh. Waktu yang dibutuhkan komputer untuk mengidentifikasi wajah (pengenalan sampai identifikasi/pelabelan wajah) secara real time sangat cepat, yaitu kurang dari 1 detik. Sebagai uji coba, aplikasi menggunakan 10 citra wajah sebagai data latih dan setiap objek memiliki 5 posisi citra wajah berbeda dan akurasi kebenaran mengenali wajah mencapai 80%. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perancangan, analisis, implementasi dan pengujian sistem maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Aplikasi sistem pengenalan wajah yang cepat dan akurat secara real time dengan metode Adaptive Boosting dan Eigenfaces Principal Component Analysis menggunakan bahasa pemrograman C# dapat dirancang dan diimplementasikan. Aplikasi sistem pengenalan wajah dan pengintegrasiannya dengan database profile sebagai informasi pendukung bagi sistem pengenalan wajah dapat dibangun. Pengujian prototipe sistem pengenalan wajah yang melibatkan beberapa objek percobaan secara real time dapat dilakukan dengan tingkat kebenaran 80%. DAFTAR PUSTAKA [1] Viola, P and Jones, M. Rapid object detection using a boosted cascade of simple features. In Proceedings of the IEEE Computer Society Conference on Computer Vision and Pattern Recognition, pages 511 518, Kauai, HI, 2001. [2] Lienhart, R & Maydt, J. An extended Set of Haar-like Features for Rapid Object Detection, IEEE ICIP 2002, Vol 1, pp. 900-903, Sep.2002. [3] Freund Y. & Schapire R., A Short Introduction to Boosting, Journal of Japanese Sociaety for Artificial Intelegence, 14(5)- 780, September, 1999. [4] Turk, M. & Pentland, A. Eigenfaces for Recognition. Journal of Cognitive Neuroscience. Vol 3, No. 1. 71-86, 1991. [5] Laganiere, Robert, OpenCV 2 Computer Vision Application Programming Cookbook, Packt Publishing, 2011.