1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi bangsa Jepang, on merupakan rasa berhutang yang utama dan selalu ada dalam kehidupan manusia. Karena adanya rasa berhutang maka orang Jepang merasa berkewajiban untuk membalas budi kebaikan yang telah diterima. Contohnya ketika orang Jepang menerima pemberian atau pertolongan dari orang lain, maka terdapat perasaan berhutang terhadap orang yang telah membantunya sehingga orang Jepang merasa berkewajiban untuk membayar atau membalas hutang tersebut. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu terbagi dalam tiga jenis, yaitugimu yang ditujukan kepada kaisar (chu), kepada orang tua (ko), dan terhadap pekerjaan (nimmu). Selain kewajiban berupa gimu, ada pula kewajiban untuk mengembalikan atau membalas semua pemberian yang pernah diterima, yang disebut sebagai giri. Hutang-hutang ini wajib dibayar dalam jumlah yang tepat sama dengan kebaikan yang diterima dan ada batas waktu pembayarannya. Giri terbagi dalam dua jenis, yaitugiri untuk dunia dan giri untuk menjaga nama baik. Giri untuk dunia dimaksudkan sebagai pemberian suatu kebaikan atau pertolongan pada orang sekitar yang tidak memiliki hubungan darah atau keluarga sedangkan giri untuk menjaga nama baik dimaksudkan agar setiap orang bisa menjaga nama baik diri sendiri maupun orang lain (Benedict, 1982: 121-125).
2 Dengan demikian, on, gimu, dan giri merupakan nilai budaya yang berlaku timbal balik dan mengharuskan mereka untuk berinteraksi sepantasnya terhadap satu sama lain. Nilai budaya on, gimu, dan giri tidak hanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang namun nilai ini juga tercermin dalam wujud karya sastra. Salah satu karya sastra yang mencerminkan nilai budaya on, gimu, dan giriadalah novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi. Sakae Tsuboi adalah seorang novelis wanita asal Jepang. Novel Nijushi no Hitomi diterbitkan pada tahun 1952 dan seketika menjadi best-seller.selain itu, novel ini telah diadaptasi menjadi film pada tahun 1954. Pada tahun 1979, untuk menghormati karyanya, prefektur Kagawa menetapkan Sakae Tsuboi Prize untuk anak-anak dari prefektur tersebut. Novel Nijushi no Hitomi menceritakan tentang kehidupan seorang guru wanita yang bernama Oishi dengan kedua belas muridnya. Pada tahun 1928 (tahun ke-3 Showa), Oishi ditugaskan mengajar di sebuah sekolah desa yang sederhana dekat dengan laut Seto. Sejak pertama kedatangannya di desa itu, dia sudah menjadi perbincangan penduduk desa karena Oishi pergi ke sekolah dengan naik sepeda. Dia mengenakan pakaian model barat di saat semua orang masih menggunakan kimono (pakaian tradisional Jepang).Selain membawa hal baru dalam berpenampilan, dia juga membawa sesuatu yang baru dalam berperilaku. Di sana dia belajar memahami kehidupan sederhana dan kasih sayang yang ditujukkan murid-murid terhadap orang tua dan guru mereka. Pada tahun 1937 saat Perang Dunia Kedua sedang terjadi hal itu memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan mereka. Perang membuat hidup mereka sengsara dan
3 kehilangantujuan hidupnamun mereka tetap menjalani hidup dengan penuh perjuangan dan semangat nasionalisme yang tinggi. Alasan novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi dipilih sebagai objek penelitian adalah, pertama karena dalam novel ini menampilkan salah satu budaya yang diterapkan dalam masyarakat Jepang, yakni budaya on, gimu, dan giri. Salah satu contohnya adalah tokoh-tokoh dalam novel ini diceritakan sangat menyayangi dan mematuhi semua perintah yang diberikan oleh orang tua serta guru mereka. Inilah dasar dari bakti dan hormat orang Jepang baik kepada orang tua maupun guru mereka dan masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi nilai budaya tersebut. Oleh karena itu, sangat menarik jika nilai budaya on, gimu, dan giri dalam novel ini dikaji lebih dalam dengan menggunakan pendekatan antropologi sastra. Kedua, novel Nijushi no Hitomi juga memuat sejarah di masa Perang Dunia Kedua. Perang yang berakhir dengan kekalahan Jepang, memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Jepang saat itu. Namun dibalik konflik yang berkecamuk, mereka masih memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Masyarakat Jepang menghadapi peperangan itu dengan gagah berani dan meyakini tujuan mulianya, yaitu membaktikan diri sepenuhnya terhadap negara. Sebagai warga yang berutang kepada negara, orang Jepang membuktikan hal itu dengan melaksanakan tanggung jawab yang besar terhadap negara. Demikianlah pertimbangan yang dapat dikemukakan untuk menetapkan novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboisebagai objek penelitian.
4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai budaya on yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi? 2. Bagaimanakah nilai budaya gimu yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi? 3. Bagaimanakah nilai budaya giri yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra, khususnya karya sastra Jepang sehingga karya sastra Jepang semakin dikenal oleh masyarakat. Selain itu, untuk memperkaya khasanah penelitian sastra, khususnya dalam bidang antropologi sastra dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang nilai budaya Jepang yang terdapat dalam suatu novel.
5 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui nilai budaya on yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi. 2. Mengetahui nilai budaya gimu yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi. 3. Mengetahui nilai budaya giri yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi. 1.4 Manfaat Penelitian Suatu penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoretis Manfaat utama dari penelitian ini pada dasarnya adalah untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang serta dapat menambah wawasan masyarakat umum atau akademis mengenai antropologi sastra, khususnya tentang nilai budaya yang terdapat dalam suatu novel. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
6 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dalam memahami isi cerita, terutama yang berhubungan dengan nilai budaya on, gimu,dan giri yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Di dalam sebuah penelitian diperlukan adanya suatu ruang lingkup penelitian. Hal ini bertujuan untuk membatasi jangkauan penelitian agar tidak terlalu luas dan tidak keluar dari pokok pembahasan. Dalam penelitian ini dibatasi dengan menganalisis nilai budaya on, gimu,dan giri yang tercermin dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi berdasarkan pendekatan antropologi sastra. 1.6 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi, diterbitkan pada tahun 1952 oleh Kobunsha Co. Ltd. dengan tebal 282 halaman. Selain itu, untuk membantu pemahaman terhadap novel Nijushi no Hitomidigunakan novelnijushi no Hitomi yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Dua Belas Pasang Mata oleh Tanti Lesmana, diterbitkan pada tahun 2013 oleh Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 248 halaman.
7 1.7 Metode Penelitian Metode merupakan sebuah cara atau langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat. Metode juga berfungsi untuk menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2006: 34). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode secara kualitatif, yaitu metode yang bersifat deskriptif sedangkan metode dan teknik yang digunakan adalah: 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan teknik catat. Metode kepustakaan adalah penelitian yang secara khusus meneliti teks, baik lama maupun modern (Ratna, 2006: 39). Teknik catat dilaksanakan dengan mencatat data-data yang diperlukan dalam tahap analisis data. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Dalam tahap analisis data, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan dan memberikan penjelasan mengenai fakta-fakta yang ada (Ratna, 2006: 49). Data-data yang terdapat dalam novel dianalisis dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah dan menganalisisdata-data mengenai nilai budayaon,gimu,dan giri dalam novel
8 Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboidan selanjutnya dikaji dengan teori antropologi sastra. 1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Pada tahap penyajian hasil analisis data, metode yang digunakan adalah metode informal, yaitu metode yang menyajikan hasil analisis data melalui katakata, bukan dalam bentuk angka, bagan, dan statistik (Ratna, 2006: 50). Selain itu, teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan memaparkan fakta-fakta berupa kutipan-kutipan dari data yang telah dianalisis sebelumnya, yaitu mengenai nilai budaya on, gimu,dan giri yang terdapat dalam novelnijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi.