TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN PAKAN TERNAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU EMPING JAGUNG MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS UKM JAYA BAROKAH SENTOSA, MALANG)

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

TUGAS AKHIR. Pengendalian Stock Cutting Tool Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Workshop United Can Company

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK KACA DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk SKRIPSI.

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB 3 Metode Penelitian

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

ANALISIS SISTEM PERSEDIAAN PART UNTUK ORDER EKSPOR SERVICE PART YANG DIAKIBATKAN OLEH ABNORMAL DEMAND DARI IMPORTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

PERENCANAAN PRODUKSI

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

ORDER QUAANTITY (EOQ).

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Membuat keputusan yang baik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN PAHAT BUBUT ISO 6 BERDASARKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN PUSLATEK PT.

OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KARET MENTAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING DI PT. RICRY

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB 2 LANDASAN TEORI

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada PT.Panca Putra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

Transkripsi:

TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Tugas Akhir ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: DITA HARRY MURTY E12.2011.00507 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ii

iii

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah dengan rahmat dan hidayah- Nya telah memberikan kekuatan pikiran dan kesehatan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU di PT. BROMINDO MEKAR MITRA ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas akhir ini, Penulis banyak mendapat pengarahan, bimbingan dan saran yang bermanfaat dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Allah SWT, atas segala petunjuk-nya sehingga Penulis dapat melaksanakan Tugas Akhir dengan baik dan lancar. 2. Bapak Dr. Eng Yuliman Purwanto, M. Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro. 3. Bapak Dr. Rudi Tjahyono, M.M. selaku ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro. 4. Bapak Jazuli, S. T, M.Eng dan Ibu Tita Talitha, MT selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dalam proses pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini. iv

5. Orang Tua, yang tak pernah lelah memberikan dukungan moril dan pengawasan kepada Penulis dalam setiap proses yang dijalani oleh Penulis. 6. Terima kasih untuk karyawan dan staff PT. Bromindo Mekar Mitra telah bersedia memberikan masukan dan informasi mengenai penelitian. 7. Teman-teman Teknik Industri, saudara, kerabat dan sahabat yang selalu memberikan suasana menjadi menyenangkan dalam penyusunan laporan serta memberikan banyak informasi, semangat dan doa untuk Penulis. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca sekalian. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang persediaan bahan baku pada umumnya dan menjadi referensi bagi adik-adik kelas. Terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Semarang, 14 April 2015 Penulis v

HALAMAN PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini saya persembahkan, Untuk Kedua Orang Tuaku (Ahmad Muzamil dan Supriatun), sebagai sumber semangatku untuk terus melangkah dan pantang menyerah dalam meraih cita-cita dan mimpi-mimpi besarku, Kedua Adikku (Intan Dwi Julia Rahma dan Devi Tri Haningtyas), sebagai saudara yang selalu ada untuk memotivasi dan menghiburku, Pak Jazuli dan Bu Tita Talitha, sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, PT. Bromindo Mekar Mitra, sebagai sumber inspirasi dan mitra yang telah memberikan banyak informasi mengenai Tugas Akhir ini, Alma Palupi, yang tidak lelah untuk menghibur, memberi semangat, pelajaran hidup dan keyakinan dalam melakukan segala sesuatu. Thanks for your love. Sahabat-sahabat lainnya, teman-teman, adik tingkat dan orang-orang yang tidak bisa disebutkan disini, thanks for the memory. Untuk Universitas Dian Nuswantoro, thanks for all. Never Lose An Opportunity Of Seeing Anything Beautiful, For Beauty Is God s Handwriting. -Ralph Waldo Emerson- vi

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Manfaat Penelitian... 3 1.5 Pembatasan Masalah... 3 1.6 Penelitian Terdahulu... 4 vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1 Model... 7 2.2 Optimasi... 7 2.3 Pengendalian... 7 2.4 Persediaan... 8 2.5 Bahan Baku... 8 2.6 Peramalan... 9 2.6.1 Definisi Peramalan... 9 2.6.2 Langkah-langkah Peramalan... 9 2.6.3 Tujuan Peramalan... 10 2.6.4 Jenis-jenis Pola Data... 10 2.7 Verifikasi Hasil Peramalan... 11 2.8 Persediaan Pengaman (Safety Stock)... 12 2.9 Model Economic Order Quantity (EOQ)... 13 2.10 Model Period Order Quantity (POQ)... 15 2.11 Pemesanan Kembali (Reorder Point)... 16 2.12 Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)... 17 viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 17 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian... 17 3.2 Jenis dan Sumber Data... 17 3.2.1 Jenis Data... 17 3.2.2 Sumber Data... 17 3.3 Langkah-langkah Penelitian... 18 3.4 Metode Pengumpulan Data... 20 3.4.1 Observasi... 20 3.4.2 Wawancara... 20 3.4.3 Studi Pustaka... 20 3.5 Flow Chart Penelitian... 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 21 4.1 Pengumpulan Data... 21 4.1.1 Data Permintaan... 21 4.1.2 Plot Data... 23 4.2 Pengolahan Data... 25 4.2.1 Perhitungan Metode Peramalan... 25 4.2.2 Peramalan Permintaan Alarm dan Sprinkler 12 Periode... 33 4.2.3 Perhitungan Persediaan Pengaman (Safety Stock)... 34 ix

4.2.4 Perhitungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan dengan EOQ... 36 4.2.5 Perhitungan Biaya Persediaan dengan EOQ... 37 4.2.6 Perhitungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan dengan POQ... 37 4.2.7 Perhitungan Biaya Persediaan dengan POQ... 38 4.2.8 Perhitungan Waktu Pemesanan Kembali (Reorder Point)... 39 4.2.9 Perhitungan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)... 40 4.3 Analisis dan Pembahasan... 41 4.3.1 Pengendalian Persediaan PT. Bromindo Mekar Mitra... 41 4.3.2 Pengendalian persediaan Metode EOQ... 41 4.3.3 Perbandingan Biaya Total dengan Metode EOQ... 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 45 5.1 Kesimpulan... 45 5.2 Saran... 46 DAFTAR PUSTAKA... 47 LAMPIRAN... 49 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian... 20 Gambar 4.1. Grafik Data Permintaan Alarm Tahun 2013-2014... 24 Gambar 4.2. Grafik Data Permintaan Sprinkler Tahun 2013-2014... 25 Gambar 4.3. Grafik Moving Range Fire Alarm System... 31 Gambar 4.4. Grafik Moving Range Sprinkler Fire System... 33 xi

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu... 4 Tabel 4.1. Data Permintaan dan Pemenuhan Order Tahun 2013... 22 Tabel 4.2. Data Permintaan dan Pemenuhan Order Tahun 2014... 23 Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Peramalan Permintaan Fire Alarm System... 27 Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Peramalan Permintaan Sprinkler Fire System... 28 Tabel 4.6. Rekapitulasi Nilai Error Fire Alarm System... 29 Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Error Sprinkler Fire System... 29 Tabel 4.8. Perhitungan Nilai Moving Range Fire Alarm System... 30 Tabel 4.9. Perhitungan Nilai Moving Range Sprinkler Fire System... 32 Tabel 4.10. Hasil Peramalan Permintaan Fire Alarm System... 34 Tabel 4.11. Hasil Peramalan Permintaan Sprinkler Fire System... 34 xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Total Order Produk Fire Alarm System dan Sprinkler Fire System Tahun 2014 Lampiran 2. Data Permintaan Alarm dan Sprinkler Tahun 2013-2014 Lampiran 3. Data Pemenuhan Order Alarm dan Sprinkler Tahun 2013-2014 Lampiran 4. Tabel Kurva Normal Lampiran 5. Surat Keterangan Perusahaan xiii

INTISARI PT. Bromindo Mekar Mitra merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penjualan Fire Safety Security, pengendalian persediaan bahan baku yang ada pada PT. Bromindo Mekar Mitra yang dilakukan belum maksimal, dimana proses persediaan bahan baku di perusahaan berkurang karena stock yang ada di gudang berkurang maka perusahaan tidak bisa produksi, sehingga banyak terlambatnya pengiriman barang ke konsumen. Pemakaian terbanyak adalah produk fire alarm system dan sprinkler fire system. Pada penelitian ini akan menentukan ukuran pemesanan, frekuensi pemesanan dan biaya total persediaan dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan POQ (Period Order Quantity), menentukan persediaan pengaman (Safety Stock), menentukan persediaan maksimum (Maximum Inventory). Hasil dari penelitian ini untuk produk fire alarm system ukuran pemesanan sebesar 231 unit, frekuensi pemesanan sebanyak 98 kali dengan biaya total Rp. 1.089.616.214,-, persediaan pengaman sebesar 266 unit dan persediaan maksimum sebesar 497 unit. untuk produk sprinkler fire system ukuran pemesanan sebesar 216 unit, frekuensi pemesanan sebanyak 92 kali dengan biaya total Rp. 1.018.861.686,-, persediaan pengaman sebesar 135 unit dan persediaan maksimum sebesar 351 unit. Kata Kunci: Persediaan Pengaman (Safety Stock), Persediaan Maksimum (Maximum Inventory), EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Period Order Quantity) xiv

ABSTRACT PT. Bromindo Mekar Mitra is a company engaged in the sale of Fire Safety Security, inventory control of raw materials that exist on the PT. Bromindo Mekar Mitra who do not maximum, where the supply of raw materials in the company is reduced because of stock in the warehouse is reduced then the company could not production, so many delays in the delivery of goods to the consumer. Use of most goods, fire alarm system and a fire sprinkler system. This research will determine the size of the order, order frequency and total inventory cost by using EOQ (Economic Order Quantity) and POQ (Period Order Quantity), determines the safety stock (Safety Stock), determines the maximum inventory (Maximum Inventory). Results from this study for the fire alarm system products reserve size of 231 units, frequency ordering 98 times with a total cost of Rp.108.961.6214, -, safety stock inventory of 266 units and a maximum of 497 units. for a fire sprinkler system products reserve size of 216 units, frequency of booking as many as 92 times with a total cost of Rp.1.018.861.686, -, safety stock inventory of 135 units and a maximum of 351 units. Keywords: Safety Stock, Maximum Inventory, EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Period Order Quantity) xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan bahan baku merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan pengaruhnya sangat besar bagi perusahaan karena dengan adanya perencanaan dan pengaruh persediaan yang baik maka perusahaan tidak perlu merasa khawatir mengenai persediaan untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen. Besar kecilnya jumlah persediaan bahan baku juga mempengaruhi besar kecilnya laba atau keuntungan yang diperoleh oleh perusahaaan tersebut, oleh karena itu perusahaan diharuskan untuk mengetahui dengan baik kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap produk tersebut dengan pendistribusian produk dan penyediaan produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk itu perusahaan perlu untuk melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang baik dan optimal. Pengendalian persediaan bahan baku dapat mengakibatkan suatu jenis bahan baku dapat dihemat di dalam penggunaannya sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. PT. Bromindo Mekar Mitra merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penjualan Fire Safety Security, pada observasi awal yang penulis lakukan, pengendalian persediaan bahan baku yang ada pada PT. Bromindo Mekar Mitra yang dilakukan belum maksimal, dimana proses persediaan bahan baku di perusahaan berkurang karena stock yang ada di gudang berkurang maka perusahaan tidak bisa produksi, sehingga banyak terlambatnya pengiriman barang ke konsumen. Berdasarkan permasalahan tersebut maka PT. Bromindo Mekar Mitra perlu melakukan perencanaan dan pengendalian persediaaan bahan baku yang baik dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan 1

2 konsumen terhadap produk, baik dari segi kualitas, harga, kuantitas serta ketersediaan produk. Oleh karena itu harus ada perbandingan penggunaan metode untuk melihat metode yang tepat bagi perusahaan. Beberapa metode yang digunakan diantaranya metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode Period Order Quantity (POQ). EOQ membahas mengenai untuk jumlah pembelian bahan baku yang dapat mencapai biaya persediaan yang paling minimal. POQ adalah pengendalian persediaan bahan baku yang bertujuan menghemat total biaya persediaan (Total Inventory Cost) dengan menekankan pada efektifitas frekuensi pemesanan bahan baku agar terpola. Metode POQ merupakan salah satu pengembangan dari metode EOQ, yaitu dengan mentransformasi kuantitas pemesanan menjadi frekuensi pemesanan yang optimal. Diharapkan dengan menggunakan metode EOQ dan POQ ini dapat mengatasai permasalahan persediaan bahan baku yang ada di PT. Bromindo Mekar Mitra. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah bagaimana mengoptimalkan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Period Order Quantity (POQ) di PT. Bromindo Mekar Mitra? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang optimal menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Period Order Quantity (POQ) di PT. Bromindo Mekar Mitra.

3 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat diantaranya: 1. Bagi Perusahaan a). Sebagai referensi untuk merencanakan dan pengendalian persediaan bahan baku yang terbaik untuk mengoptimalkan proses produksi di PT. Bromindo Mekar Mitra. b). Mampu mengadakan perbaikan dalam pengendalian persediaan bahan baku yang terbaik bagi PT. Bromindo Mekar Mitra. 2. Bagi Akademik a). Sebagai tambahan koleksi literatur pada perpustakaan. b). Sebagai tolak ukur kemampuan dari para mahasiswa dalam menyusun laporan Tugas Akhir. 3. Bagi Penulis Meningkatkan pemahaman penulis mengenai Economic Order Quantity (EOQ) serta dapat digunakan sebagai sarana untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah. 1.5 Batasan Masalah Pembatasan masalah bertujuan untuk memfokuskan dan memperjelas tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di PT. Bromindo Mekar Mitra pada bulan Juni 2015. 2. Data historis order Fire Alarm System dan Sprinkler Fire System yang digunakan adalah data tahun 2013 dan 2014 3. Penelitian difokuskan pada produk Fire Alarm System dan Sprinkler Fire System.

4 1.6 Penelitian Terdahulu Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Pengarang Tahun Judul Hasil 1 Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari, IGP Wirarama Wedashwara Wirawan Peramalan Permintaan Produk Perak Menggunakan Metode Simple Moving Average Dan Exponential Smoothing Berdasarkan hasil peramalan menggunakan metode moving average nilai permintaan perak sebesar 1330 buah. Sedangkan untuk metode exponential smoothing dengan nilai ɑ: 0,1, ɑ: 0,5 ɑ: 0,9 peramalannnya masingmasing sebesar 1234, 1330 dan 1426. 2 Romy Biri, dkk 3 Ni Luh Putu Hariastuti Penggunaan Metode Smoothing Eksponensial Dalam Meramal Pergerakan Inflasi Kota Palu Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Guna Mencapai Tingkat Persediaan Optimal Data pergerakan inflasi ini berjumlah 160 data bulan pengamatan, dari januari 2000 sampai april 2013. Peramalan pergerakan inflasi di Kota Palu sebesar 0,2683 %, artinya pergerakan inflasi di Kota Palu kembali mengalami penurunan dari periode bulan selanjutnya. Berdasarkan perhitungan dengan metode economic order quantity (EOQ) terhadap total biaya produksi yaitu jumbo roll Rp. 10.601.819.610,- /tahun, core Rp. 247.430.339,- /tahun, lem core Rp. 27.441.263,- /tahun, lem tissue Rp. 8.752.735,- /tahun, plastik Rp. 855.166.300,- /tahun, karton Rp. 538.157.395,- /tahun dan lakban Rp. 16.378.747,- /tahun.

5 4 Rifqi Aulya Rahman, dkk Perencanaan Kebutuhan Baku Emping Jagung Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus UKM Jaya Barokah Sentosa, Malang) 5 Rio Rismanto Analisis Pengendalian Persediaan Spare Part Pada CV. Yamaha Cupak Solok 6 Siti Nurhasanah 2012 Analisis Persediaan Solar Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT Anugerah Bara Kaltim 7 Rosmiati, dkk 2013 Analisis Economic Order Quantity Untuk Menentukan Persediaan Bahan Baku Keripik Sukun (Studi Kasus : Industri Rumah Tangga Citra Lestari Production) Hasil penelitian menggunakan metode economic order quantity (EOQ) diketahui jumlah pemesanan bahan baku emping jagung yang ekonomis pada UKM jaya barokah sentosa ialah 7.875,33 kg. Titik pemesanan kembali sebesar 1.235,35, sedangkan waktu tenggang yang dibutuhkan ialah 0,08 bulan. Hasil penelitian menggunakan analisis persediaan EOQ (economic order quantity) memberikan penghematan senilai 0,07% atau sebesar Rp. 2.042.000. Hasil penelitian menunjukkan persediaan yang paling ekonomis dengan jumlah pembelian sebanyak 23.657 liter, dengan biaya pemesanan sebesar Rp. 130.109.481,- dan biaya penyimpanan sebesar Rp. 130.113.500,- sehingga total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 260.222.981,-. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku per periode waktu sebesar 4.815 buah/tahun, biaya pemesanan Rp. 140.000,- dan biaya penyimpanan per unit per tahun Rp. 20.000,-. Pembelian yang ekonomis sebesar 108 buah setiap kali produksi dan frekuensi pemesanan optimal sebesar 8 kali dengan lead time bahan baku 1 minggu.

6 8 Ahmad Taufiq, dkk 9 Prima Fithri, dkk 10 Dewi Diniaty, Fadhila Elfandi 2014 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada Salsa Bakery Jepara 2014 Pengendalian Persediaan Pozzolan Di PT Semen Padang 2015 Optimalisasi Sistem Persediaan Bahan Baku Karet Mentah Dengan Menggunakan Metode Lot Sizing Di PT. Ricky Hasil penelitian diperoleh jumlah persediaan optimal dengan metode economic order quantity (EOQ) tepung terigu pada triwulan 4 tahun 2012 sebanyak 112 karung,frekuensi pemesanan 7 kali, persediaan pengaman 19 karung, pemesanan kembali 39 karung, total biaya sebesar Rp. 2.308.133. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari peramalan pemakaian pozzola di tahun 2014 akan lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu dengan total pemakaian sebanyak 1.135.355,77 ton dan pengendalian persediaan dengan metode POQ (period order quantity) menghasilkan biaya persediaan yang lebih minimum sebesar Rp. 1.775.179.959,61. Berdasarkan perhitungan menggunkan period order quantity (POQ) diperoleh jumlah persediaan pengaman sebesar 120978,9 kg/bulan, ukuran pemesanan sebesar 554.421 kg dengan total biaya Rp. 33.856.720.000, dan waktu pemesanan kembali yang ada digudang sebesar 555008,15 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya (Simamarta, 1983). 2.2 Optimasi Optimasi adalah suatu proses memperpendek waktu kegiatan dalam jaringan kerja untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesusatu secara optimal (Heizer dan Render, 2005). 2.3 Pengendalian Pengendalian adalah salah satu faktor yang kuat didalam menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Di samping itu pengendalian juga perlu dilaksanakan pada setiap tingkat manajemen. Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi sebagai proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilai dan mengoreksi bila perlu dengan maksud agar supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula (Assauri,1999). 7

8 2.4 Persediaan Seluruh jenis perusahaan selalu mengadakan persediaan, karena tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada suatu resiko bahwa perusahaan diharuskan dapat memenuhi keinginan konsumen yang membutuhkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginannya. Apabila kebutuhan konsumen tidak dipenuhi maka sama saja perusahaan melepaskan konsumen begitu saja dan kehilangan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Jadi persediaan sangatlah penting didalam segala jenis perusahaan. Pengertian perusahaan menurut (Arens, Elder, Beasley, 2006) persediaan adalah sumber daya tertahan yang digunakan untuk proses lebih lanjut. Sumber daya tertahan ini dimaksudkan untuk mengatur kegiatan produksi pada sistem manufaktur. 2.5 Bahan Baku Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar dari sumber-sumber perusahaanperusahaan juga sering dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi perusahaan pabrik. Bahan Baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagai bahan baku diambil langsung dari sumber aslinya. Namun yang yang lebih sering terjadi, bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok. Bahan baku terbagi atas bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung (direct materials) adalah bahan yang secara fisik akan dimasukkan dalam barang yang sedang di produksi, karena bahan ini digunakan secara langsung dalam proses produksi barang. Bahan baku tidak langsung (indirect material) ditunjukan untuk bahan pendukung yaitu bahan baku penting digunakan dalam proses produksi tapi tidak

9 secara langsung dimasukkan dalam produk menurut Richardus Eko Indrajit, Richardus Djokopranoto (2003). 2.6 Peramalan 2.6.1 Definisi Peramalan Peramalan merupakan tingkat permintaan terhadap suatu produk atau beberapa produk dalam suatu periode waktu dimasa yang akan datang. Jika suatu peramalan dianggap sebagai sesuatu yang tidak pasti akan tetapi perlu untuk dibuatkan, hal itu dikarenakan seluruh kebijaksanaan apa saja mengenai masa yang akan datang adalah didasarkan pada semacam peramalan. Bila suatu kebijaksanaan dibuat mengenai masa yang akan datang, maka setidaknya peramalan termasuk yang mendasari kebijaksaaan tersebut. Hal ini dapat ditetapkan dengan kepastian bahwa peramalan yang direncanakan adalah lebih berharga dan lebih teliti dari peramalan yang berdasarkan intuisi (tanpa perencanaan) menurut (Biegel,1999). 2.6.2 Langkah-Langkah Peramalan Dalam melakukan peramalan perlu diikuti langkah-langkah peramalan yang benar untuk mendapatkan hasil yang baik. Langkahlangkah peramalan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Gaspersz, 2002) : 1. Menentukan definisi dan tujuan peramalan. 2. Memilih item independent demand yang akan diramalkan. 3. Menetukan horizon waktu dari peramalan. 4. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan. 5. Membuat plot data yang ada. 6. Memilih metode peramalan yang memenuhi tujuan peramalan. 7. Menghitung kesalahan (error) yang terjadi. 8. Melakukan verifikasi dan pengendalian peramalan.

10 2.6.3 Tujuan Peramalan Tujuan utama dari peramalan dalam manajemen permintaan adalah untuk meramalkan permintaan dari item-item independent demand dimasa yang akan datang. Selanjutnya dengan mengkombinasikannya dengan pelayanan pesanan (order service) yang bersifat pasti, dapat diketahui total permintaan dari suatu item atau produk agar memudahkan manajemen produksi dan inventory (Gaspersz, 2002). 2.6.4 Jenis-Jenis Pola Data Dari data aktual permintaan yang diperoleh kemudian data tersebut di plot dalam suatu diagram, maka akan dapat diketahui jenis pola data. Pada dasarnya pola data dalam serial waktu dapat dikelompokkan dalam pola dasar sebagai berikut (Herjanto, 1999) : 1. Plot data horizontal, yaitu ketika data observasi berubah-ubah di sekitar tingkatan atau rata-rata yang konstan. sebagai contoh penjualan tiap bulan suatu produk tidak meningkat atau menurun secara konsisten pada suatu waktu dapat dipertimbangkan untuk pola horizontal. 2. Trend/Kecenderungan Kecenderungan (trend), yaitu apabila dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan, baik yang arahnya meningkat dari waktu ke waktu maupun menurun. Pola ini disebabkan antara lain oleh bertambahnya populasi, perubahan pendapatan, dan pengaruh budaya. 3. Plot data model Musiman (Seasonal), yaitu apabila pola merupakan gerakan berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode tertentu, misalnya tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan atau mingguan. Pola ini berhubungan dengan faktor iklim/cuaca atau yang dibuat oleh manusia, seperti liburan dan hari besar. 4. Plot data model Siklis (cyclical), yaitu terjadi bila suatu data dipengaruhi oleh adanya fluktuasi ekonomi dalam jangka panjang,

11 seperti daur hidup bisnis. Perbedaan utama antara pola musiman dan siklus adalah pola musiman mempunyai panjang gelombang yang tetap dan terjadi pada jarak waktu tetap, sedangkan pola siklus memiliki durasi yang lebih panjang dan bervariasi dari satu siklus ke siklus yang lain. 2.7 Verifikasi Hasil Peramalan Verifikasi dari hasil peramalan yang telah dilakukan, diperlukan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan peta moving range. Peta moving range digunakan untuk membandingkan nilai pengamatan aktual dengan nilai peramalan dari suatu permintaan (Prima Fithri, 2014). Perhitungan moving range diperoleh dari: MR Rata-rata = MRt (n 1) Dimana: MRt = (y t yt) (y t-1 yt-1) Batas kendali atas dan bawah pada peta moving range adalah: BKA = +2,66 x MR BKB = -2,66 X MR Berdasarkan peta ini, nantinya akan terlihat apakah sebaran data masih dalam batas kontrol atau tidak. jika sebaran berada diluar batas kontrol, maka fungsi atau metode peramalan tersebut tidak sesuai atau tidak representatif.

12 2.8 Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dalam menentukan jumlah persediaan pengaman didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan mempunyai simpanan yang normal dan perusahaan memenuhi permintaan (level of service). tujuan penentuan safety stock dengan level of service tertentu adalah mengurangi resiko kekurangan persediaan. Dengan menggunakan asumsi tingkat keyakinan tidak terjadinya kekurangan persediaan persediaan sebesar 95%, dapat diartikan resiko terjadinya kekurangan persediaan adalah sebesar 5%, Dengan loss sebesar 5% ini dapat diperoleh jumlah table z = 1,65 (Sofjan Assauri, 2004). Perhitungan standart deviasi: SD = (X Xi) N 1 Dimana: X = Permintaan Aktual XI = Rata-rata Permintaan Aktual N = Jumlah Periode Pengendalian persediaan dengan metode EOQ dapat ditentukan persediaan pengaman bahan baku digudang. Persediaan pengaman (safety stock) merupakan suatu persediaan yang dicadangkan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti yang direncanakan. Perhitungan safety stock adalah sebagai berikut:

13 SS = Z x SD x l Dimana: Z SD l = Service Level = Standar Deviasi = Lead Time 2.9 Model Economic Order Quantity (EOQ) Model Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu cara untuk memperoleh sejumlah barang dengan biaya minimum dan adanya pengawasan terhadap biaya pemesanan (Ordering Cost) dan biaya penyimpanan atau (Carrying Cost). Model ini digunakan untuk menghitung minimalisasi total biaya persediaan berdasarkan persamaan tingkat atau titik equlibrium kurva biaya simpan dan biaya pesan (Mannulang,2005). Model EOQ mengasumsikan permintaan secara pasti dengan pemesanan yang dibuat secara konstan serta tidak adanya kekurangan persediaan. Hal ini pun dikemukakan oleh Rangkuti (2007) tentang asumsi yang harus dipenuhi dalam metode EOQ, yaitu: 1. Tingkat permintaan datang secara konstan, berulang-ulang dan diketahui 2. Tidak diperbolehkan terjadinya kehabisan persediaan 3. Bahan yang dipesan dan diproduksi pada satu waktu 4. Biaya pemesanan setiap unit adalah konstan 5. Barang/Produk yang dipesan tunggal Tetapi dalam kenyataannya asumsi-asumsi di atas tidak dapat dipenuhi semuanya, karena kondisi dan keadaan yang terkadang bisa

14 terjadi tiba-tiba. oleh karena itu metode EOQ mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan dari perusahaan itu sendiri. Tapi secara umum metode EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut: EOQ = 2SD H Dimana : S : Ongkos setiap kali pesan D : Demand/permintaan per periode perencanaan H : Ongkos simpan/unit/periode. Economic Order Quantity di gambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Metode Economic Order Quantity

15 Keterangan : R : Reorder Point L : waktu tunggu (lead Time) Q : Jumlah persediaan D : Tingkat Permintaan (demand) perhorizon waktu perencanaan Berdasarkan ukuran pemesanan EOQ (Q) diatas, dapat ditentukan frekuensi pemesanan dalam setahun dengan persamaan: F = D Q Dimana: D = Demand/ permintaan per periode perencanaan Q = Ukuran pemesanan Perhitungan biaya persediaan adalah dengan menggunakan rumus berikut ini: Biaya total persediaan = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q 2 + Safety Stock) x Biaya simpan) 2.10 Model Period Order Quantity (POQ) Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ, dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah setahun.

16 Penggunaan rumus untuk metode ini adalah sebagai berikut (Taryana, 2008): POQ = 2.P.D S Dimana: POQ = Frekuensi pemesanan bahan baku P D S = Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan = Permintaan rata-rata perhorizon waktu perencanaan = Biaya simpan bahan baku Perhitungan Safety Stock untuk metode POQ (Periodic Order Quantity). Sama dengan perhitungan yang digunakan pada metode EOQ (Economic Order Quantity). Perhitungan biaya persediaan adalah dengan menggunakan rumus berikut ini: Biaya total persediaan = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q 2 + Safety Stock) x Biaya simpan) 2.11 Menentukan Pemesanan Kembali (Reorder Point) Reoder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli (Eddy Herjanto, 2003):

17 Perhitungan ROP adalah sebagai berikut: ROP = d x l + SS Dimana: ROP = Titik pemesanan kembali (unit) d = Tingkat kebutuhan per unit l = Lead Time (bulan) SS = Persediaan pengaman (Safety Stock) 2.12 Menentukan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar kuantitas persediaan yang ada digudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan modal kerja yang dihitung dengan rumus (Freddy, Rangkuti. 2009): MI = Safety Stock + EOQ

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bromindo Mekar Mitra Semarang dengan alamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 37E Pudak Payung Semarang Telp.024-70702207; Fax 024-7461137 email: sales@bromindo.com. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2015. 3.2 Jenis dan Sumber Data Dalam suatu penelitian dibutuhkan data yang lengkap dan benar agar kesimpulan dari penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.2.1 Jenis Data a. Data Kuantitatif Data yang dapat dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif, dan data yang akan di analisa diantaranya yaitu: 1. Permintaan fire alarm system di tahun 2013 dan 2014 2. Permintaan sprinkler fire system di tahun 2013 dan 2014 3.2.2 Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data yang diperlukan adalah: 1. Data Company Profile Perusahaan 2. Biaya Pemesanan 17

18 3. Biaya Penyimpanan 4. Lead Time b. Data sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data yang dibutuhkan adalah: 1. Jurnal-jurnal tentang Forecesting, Economic Order Quantity, Period Order Quantity. 3.3 Langkah-langkah Penelitian Dalam penelitian ini langkah-lankah yang ditempuh adalah: 1. Survei Perusahaan Survei perusahaan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih kongkret tentang masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. 2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah ini dimaksudkan untuk mempelajari lebih detail terhadap permasalahan yang akan dijadikan tema/objek dari permasalahan penelitian. 3. Studi Literatur Studi literatur akan dipakai sebagai pedoman dalam menganalisa dan mencari solusi dari perusahaan.

19 4. Pengumpulan Data Mengumpulkan data historis permintaan/order fire alarm system dan sprinkler fire system, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan waktu tenggang (Lead Time). 5. Pengolahan dengan menggunakan Forecesting, Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), perhitungan Safety Stock, perhitungan Reorder Point, perhitungan Maximum Inventory. 6. Analisa dan Pembahasan a. Analisa adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. b. Pembahasan adalah langkah real bagaimana kita menganalisis permasalahan kita berdasarkan pada sumber-sumber yang telah kita miliki di bab tinjauan pustaka 7. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan di BAB sebelumnya. b. Saran adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti.

20 3.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode yang akan dipergunakan menggunakan beberapa cara yaitu : 3.4.1 Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan dan mengamati obyek secara teliti. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan data langsung ke PT. Bromindo Mekar Mitra untuk mengamati masalah-masalah yang ada. 3.4.2 Wawancara Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan wawancara antara pengumpulan data (pencatat) dengan responden. Wawancara dilakukan dengan baik secara langsung maupun dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen penelitian. 3.4.3 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mencari bahan referensi dan mempelajari bahan referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian. Adapun referensi dan buku-buku yang digunakan penulis yang berkaitan dengan pengendalian persedian bahan baku. 3.5 Flow Chart Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat untuk melakukannya. Gambar 3.1 berikut merupakan flow chart dari penelitian ini.

21 Start Studi Lapangan Identifikasi Dan Perumusan Masalah Pengumpulan Data: 1. Data Historis Order fire alarm system dan sprinkler fire system 2. Biaya Pemesanan fire alarm system dan sprinkler fire system 3. Biaya Penyimpanan fire alarm system dan sprinkler fire system 4. Waktu Tenggang (Lead Time) fire alarm system dan sprinkler fire system Peramalan Berdasarkan Plot Data Yang Terbentuk Perhitungan Safety Stock Metode Economic Order Quantity 1. Perhitungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan 2. Perhitungan Biaya Persediaan Dengan EOQ Metode Period Order Quantity 1. Perhitungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan 2. Perhitungan Biaya Persediaan Dengan POQ Perhitungan Reorder Point Perhitungan Maximum Inventory Analisis Hasil Dan Pembahasan Kesimpulan Dan Saran Finish Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Permintaan Data permintaan adalah data yang didapat dari jumlah permintaan konsumen kepada perusahaan. Berikut ini data permintaaan fire alarm system dan sprinkler fire system selama 2 tahun terhitung Tahun 2013 2014. Tabel 4.1 Data Historis Permintaan dan Pemenuhan Order fire alarm system dan sprinkler fire system Tahun 2013. Tahun Bulan Periode (t) Data Permintaan (unit) Data Pemenuhan Order (unit) Alarm Sprinkler Alarm Sprinkler Januari 1 1894 1520 1900 1580 Februari 2 915 875 956 900 Maret 3 649 1051 741 1100 April 4 970 688 992 722 Mei 5 1791 894 1822 904 2013 Juni 6 953 1034 1031 1040 Juli 7 875 2524 878 2550 Agustus 8 1612 1330 1733 1352 September 9 1401 1650 1421 1691 Oktober 10 1082 1779 1120 1782 Nopember 11 1250 1650 1338 1700 Desember 12 1177 1300 1288 1353 Total 14569 16295 15220 16674 (Sumber: PT. Bromindo Mekar Mitra, 2013) Berdasarkan data permintaan dan pemenuhan order fire alarm system dan sprinkler fire system di atas, menghasilkan total permintaan alarm 14.569 unit dan pemenuhan order alarm 15.220 unit, permintaan sprinkler 16.295 unit dan pemenuhan order sprinkler 16.674 unit. Adanya kelebihan pemenuhan order untuk permintaan alarm sebesar 651 unit dan kelebihan pemenuhan order untuk permintaan sprinkler sebesar 379 unit. 21

22 Tabel 4.2 Data Historis Permintaan dan Pemenuhan Order fire alarm system dan sprinkler fire system Tahun 2014. Tahun Bulan Periode (t) Data Permintaan (unit) Data Pemenuhan Order (unit) Alarm Sprinkler Alarm Sprinkler Januari 13 1310 1742 1321 1810 Februari 14 1844 1147 1894 1172 Maret 15 3081 2010 3194 2030 April 16 3543 1393 3603 1465 Mei 17 3627 3127 3750 3223 2014 Juni 18 2126 3723 2200 3745 Juli 19 1527 1327 1550 1422 Agustus 20 1580 1240 1645 1295 September 21 4603 1560 4650 1655 Oktober 22 2168 1879 2187 1900 Nopember 23 1784 1758 1830 1825 Desember 24 1164 1183 1220 1250 Total 28357 22089 29044 22792 (Sumber: PT. Bromindo Mekar Mitra,2014) Berdasarkan data permintaan dan pemenuhan order fire alarm system dan sprinkler fire system di atas, menghasilkan total permintaan alarm 28.357 unit dan pemenuhan order alarm 29.044 unit, permintaan sprinkler 22.089 unit dan pemenuhan order sprinkler 22.792 unit. Adanya kelebihan pemenuhan order untuk permintaan alarm sebesar 687 unit dan kelebihan pemenuhan order untuk permintaan sprinkler sebesar 703 unit. Perusahaan melebihkan pemenuhan order karena untuk mengantisipasi terjadinya kehabisan persediaan produk fire alarm system dan sprinkler fire system di gudang. Semakin besar jumlah safety stock maka tingkat kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan akan semakin kecil. Berikut untuk biaya pemesanan fire alarm system dan sprinkler fire system per unit dan setiap kali pesan sebesar Rp. 2.358.475,- yang terdiri dari biaya persiapan pemesanan, pengiriman barang, pemeriksaan barang. Untuk biaya penyimpanan selama 1 tahun sebesar Rp. 2.000.000 yang terdiri dari biaya sewa gudang dan biaya pemeliharaan barang. Sedangkan Lead Time atau waktu tenggang pemesanan selama 1 minggu = 7 hari.

23 4.1.2 Plot Data Langkah awal dalam melakukan peramalan adalah dengan memplotkan data dalam bentuk grafik. Ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat jenis pola data, apakah data memiliki pola Trend, Musiman (Season), Siklus (Cycle), atau Horizontal (Random). Sehingga dengan mengetahui pola data tersebut kita akan lebih mudah dalam menentukan metode peramalan yang akan digunakan. Pada data permintaan alarm Tahun 2013 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Grafik Data Permintaan alarm Tahun 2013-2014 Berdasarkan hasil dari plot data permintaan alarm di atas, maka permintaan di bulan Januari Tahun 2013 adalah 1.894 unit, tetapi di bulan ke-3 mengalami penurunan permintaan sampai 649 unit dan mengalami kenaikan lagi di bulan ke-5 hingga 1.791 unit tetapi di bulan ke-6 dan 7 permintaan menurun hingga 875 unit, di bulan ke-8 kenaikan hanya 1.612 unit, di bulan ke-9 sampai 12 permintaan pasar mengalami penurunan permintaan sampai 1.082 unit. Pada Tahun 2014 mengalami peningkatan permintaan hingga 4.603 unit permintaan di bulan ke-21, di Tahun 2014 penurunan dialami tidak terlalu banyak tidak seperti permintaan pada Tahun 2013.

24 Pada data permintaan sprinkler Tahun 2013 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Grafik Data Permintaan Sprinkler Tahun 2013-2014 Berdasarkan hasil dari plot data permintaan sprinkler di atas, maka permintaan di bulan Januari tahun 2013 adalah 1.520 unit, tetapi di bulan ke-4 mengalami penurunan permintaan sampai 688 unit dan mengalami kenaikan lagi di bulan ke-7 hingga 2.524 unit, tetapi di bulan ke-8 menurun sampai 1.330 unit, di bulan ke-9 sampai ke-10 mengalami kenaikan hanya 1.779 unit dan di bulan ke-11 permintaan mengalami penurunan sampai 129 unit tetapi di bulan ke-12 meningkat 350 unit. Pada Tahun 2014 mengalami peningkatan permintaan hingga 3.723 unit permintaan di bulan ke-18, di Tahun 2014 penurunan dialami tidak terlalu banyak tidak seperti permintaan pada Tahun 2013. Analisis mengapa terjadi kenaikan dan penurunan pada permintaan fire alarm system dan sprinkler fire system pada Tahun 2013 sampai 2014, dikarenakan permintaan konsumen per bulan atau per tahun berbeda-beda dengan kebutuhan konsumen masing-masing.

25 Setelah melakukan plot data dengan data masa lalu dapat dilihat dari Gambar 4.1 dan 4.2 bahwa plot data yang terbentuk dari data permintaan alarm dan sprinkler selama 24 bulan, di Tahun 2013 dan 2014 tersebut berbentuk plot data variasi horizontal, dimana data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata permintaan yang konstan dan produk alarm dan sprinkler tidak meningkat atau menurun terus menerus. Peramalan dengan pola data horizontal dapat menggunakan metode peramalan Moving Average, Exponential Smoothing, Linear Regression. 4.2 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan adalah melakukan peramalan permintaan untuk 12 periode ke depan fire alarm system dan sprinkler fire system. Berdasarkan hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan 3 metode peramalan yang terdiri dari metode Moving Average, metode Eksponensial Smoothing dengan menggunakan nilai alpha (ɑ) 0,5 serta metode Linier Regresion. Selanjutnya melakukan perhitungan persediaan pengaman (Safety Stock), perhitungan frekuensi pemesanan dan biaya persediaan dengan metode (Economic Order Quantity) dan (Period Order Quantity), waktu pemesanan kembali (Reorder Point), dan persediaan maksimum (Maximum Inventory). Maka hasil perhitungannya sebagai berikut: 4.2.1 Perhitungan Metode Peramalan Berdasarkan analisis data permintaan dengan menggunakan 3 metode peramalan yang terdiri dari metode Moving Average, metode Exponential Smoothing dengan menggunakan nilai alpha (ɑ) 0,5 serta metode Linear Regression. Maka didapat hasil peramalannya sebagai berikut:

26 Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil peramalan permintaan fire alarm system Tahun 2013 2014 Periode Metode Moving Average Exponential Smoothing Linear Regression Januari 1894 1894 1595 Februari 1894 1894 1611 Maret 915 1405 1628 April 649 1027 1645 Mei 970 998 1662 Juni 1791 1395 1679 Juli 953 1174 1696 Agustus 875 1024 1713 September 1612 1318 1730 Oktober 1401 1360 1746 Nopember 1082 1221 1763 Desember 1250 1235 1780 Januari 1177 1206 1797 Februari 1310 1258 1814 Maret 1844 1551 1831 April 3081 2316 1848 Mei 3543 2930 1864 Juni 3627 3278 1881 Juli 2126 2702 1898 Agustus 1527 2115 1915 September 1580 1847 1932 Oktober 4603 3225 1949 Nopember 2168 2697 1966 Desember 1784 2240 1983 Total 43656 43310 42926

27 Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil peramalan permintaan sprinkler fire system Tahun 2013 2014 Periode Metode Moving Average Exponential Smoothing Linear Regression Januari 1520 1520 1502 Februari 1520 1520 1510 Maret 875 1198 1519 April 1051 1124 1527 Mei 688 906 1536 Juni 894 900 1544 Juli 1034 967 1553 Agustus 2524 1746 1561 September 1330 1538 1570 Oktober 1650 1594 1578 Nopember 1779 1686 1587 Desember 1650 1668 1595 Januari 1300 1484 1604 Februari 1742 1613 1612 Maret 1147 1380 1621 April 2010 1695 1629 Mei 1393 1544 1637 Juni 3127 2336 1646 Juli 3723 3029 1654 Agustus 1327 2178 1663 September 1240 1709 1671 Oktober 1560 1635 1680 Nopember 1879 1757 1688 Desember 1758 1757 1697 Total 38721 38484 38384

28 Setelah melakukan tahap peramalan dengan menggunakan 3 metode yaitu metode Moving Average, metode Exponential Smoothing, metode Linear Regression. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji kesalahan peramalan dengan menggunakan pengujian nilai Mean Average Deviation (MAD), Mean Square Error (MSE) dan Standard Error seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi nilai error fire alarm system No Metode MAD MSE Standard Error 1 Moving Average 43512,91 6352821,12 983,79 2 Exponential Smoothing 43166,63 6252437,97 723,26 3 Linear Regression 42782,91 6142138,25 119,27 Tabel 4.7 Rekapitulasi nilai error sprinkler fire system No Metode MAD MSE Standard Error 1 Moving Average 38593,05 4997719,47 695,44 2 Exponential Smoothing 38355,67 4936629,29 459,90 3 Linear Regression 38256,05 4911104,85 59,95 Dari hasil pengujian dapat dilihat perbandingan pada nilai MAD, MSE, dan Standard Error dari ketiga metode tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang terpilih adalah metode Linear Regression dengan nilai kesalahan fire alarm system MAD 42782,91, nilai MSE 6142138,25, nilai Standard Error 119,27 dan sprinkler fire system nilai MAD 38256,05, nilai MSE 4911104,85, nilai Standard Error 59,95. Sehingga metode peramalan terpilih yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Linear Regression. Berdasarkan hasil uji kesalahan peramalan metode Linear Regression memiliki tingkat kesalahan terkecil (Error) dan nilai peramalan yang mendekati nilai permintaan aktual.

29 Metode peramalan yang terpilih harus diverifikasi agar metode tersebut dapat dipercaya keakuratannya. Salah satu cara untuk melakukan verifikasi peramalan adalah dengan menggunakan peta Moving Range. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode peramalan yang terpilih yaitu Linear Regression maka hasil verifikasi metode peramalan dengan Moving Range. Tabel berikut menunjukkan nilai Moving Range fire alarm system: Tabel 4.8 Perhitungan nilai Moving Range fire alarm system Periode Unit Forecast F-A MR 1 1894 1595-299 0 2 915 1611 696-1393 3 649 1628 979-2938 4 970 1645 675-2701 5 1791 1662-129 645 6 953 1679 726-4356 7 875 1696 821-5746 8 1612 1713 101-805 9 1401 1730 329-2957 10 1082 1746 664-6644 11 1250 1763 513-5646 12 1177 1780 603-7238 13 1310 1797 487-6331 14 1844 1814-30 422 15 3081 1831-1250 18754 16 3543 1848-1695 27126 17 3627 1864-1763 29963 18 2126 1881-245 4404 19 1527 1898 371-7053 20 1580 1915 335-6702 21 4603 1932-2671 56092 22 2168 1949-219 4822 23 1784 1966 182-4179 24 1164 1983 819-19645 Total MR Rata-rata BKA BKB 57892 2517 6695-6695

30 MR Rata-rata = MR / (n-1) = 57892 / (24-1) = 2517 BKA = 2,66 x MR Rata-rata = 2,66 x 2517 = 6695 BKB = -2,66 x MR Rata-rata = -2,66 x 2517 = -6695 Gambar 4.3 Grafik Moving Range fire alarm system Berdasarkan perhitungan Moving Range yang telah dilakukan terhadap data peramalan terbaik ternyata tidak terdapat data yang out of control karena rata-rata Moving Range adalah 2517 sedangkan Batas Kontrol Atas (BKA) adalah 6695 dan Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah -6695.

31 Tabel 4.9 Perhitungan nilai Moving Range sprinkler fire system Periode Unit Forecast F-A MR 1 1520 1502-18 0 2 875 1510 635-1271 3 1051 1519 468-1403 4 688 1527 839-3357 5 894 1536 642-3209 6 1034 1544 510-3061 7 2524 1553-971 6799 8 1330 1561 231-1849 9 1650 1570-80 723 10 1779 1578-201 2009 11 1650 1587-63 697 12 1300 1595 295-3541 13 1742 1604-138 1800 14 1147 1612 465-6511 15 2010 1621-389 5842 16 1393 1629 236-3776 17 3127 1637-1490 25322 18 3723 1646-2077 37387 19 1327 1654 327-6221 20 1240 1663 423-8458 21 1560 1671 111-2339 22 1879 1680-199 4381 23 1758 1688-70 1602 24 1183 1697 514-12332 Total MR Rata-rata BKA BKB 29231 1271 3381-3381 MR Rata-rata = MR / (n-1) = 29231 / (24-1) = 1271

32 BKA = 2,66 x MR Rata-rata = 2,66 x 1271 = 3381 BKB = -2,66 x MR Rata-rata = -2,66 x 1271 = -3381 Gambar 4.4 Grafik Moving Range sprinkler fire system Berdasarkan perhitungan Moving Range yang telah dilakukan terhadap data peramalan terbaik ternyata tidak terdapat data yang out of control karena rata-rata Moving Range adalah 1271, sedangkan Batas Kontrol Atas (BKA) adalah 3381 dan Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah -3381. Sehingga metode analisis Linear Regression ini dinyatakan sebagai metode yang terbaik, maka data peramalan metode analisis Linear Regression layak untuk digunakan.

33 4.2.2 Peramalan Permintaan Alarm Dan Sprinkler 12 Periode Ke Depan Berdasarkan hasil perhitungan Moving Range untuk fire alarm system dan sprinkler fire system, dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11. Tabel 4.10 Hasil Peramalan Permintaan fire alarm system untuk 12 periode ke depan Tahun Bulan Periode Permintaan (Unit) Januari 25 1797 Februari 26 1814 Maret 27 1831 April 28 1848 Mei 29 1864 2015 Juni 30 1881 Juli 31 1898 Agustus 32 1915 September 33 1932 Oktober 34 1949 Nopember 35 1966 Desember 36 1983 Total Average 22677 1890 Tabel 4.11 Hasil Peramalan Permintaan sprinkler fire system untuk 12 periode ke depan Tahun Bulan Periode Permintaan (Unit) Januari 25 1604 Februari 26 1612 Maret 27 1621 April 28 1629 Mei 29 1637 2015 Juni 30 1646 Juli 31 1654 Agustus 32 1663 September 33 1671 Oktober 34 1680 Nopember 35 1688 Desember Total Average 36 1697 19802 1650

34 Berdasarkan hasil verifikasi metode peramalan dengan Moving Range untuk 12 periode ke depan, untuk permintaan rata-rata fire alarm system dan sprinkler fire system pada tahun 2014 sebesar 2.363 unit dan 1.841 unit. Berdasarkan hasil peramalan pada tahun 2015 menggunakan metode Moving Range hasil permintaan rata-rata fire alarm system dan sprinkler fire system sebesar 1.890 unit dan 1.650 unit. Permintaan pada tahun 2015 untuk fire alarm system dan sprinkler fire system nilai yang mengalami penurunan permintaan sebesar 473 unit dan 191 unit. hal ini terjadi karena hasil peramalan 12 periode ke depan atau selama Tahun 2015 tersebut hampir terus mengikuti pola peramalan 24 bulan sebelumnya yaitu pola naik dan turun (Linear Regression) karena nilai errornya yang mendekati nilai nol. Jadi pola permintaan fire alarm system dan sprinkler fire system pada PT. Bromindo Mekar Mitra untuk 12 periode ke depan akan mengalami perubahan yang cukup besar dari data historisnya. 4.2.3 Perhitungan persediaan pengaman (Safety Stock) Perhitungan persediaan (Safety Stock) dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kehabisan persediaan sehingga proses produksi tidak terganggu. Dalam menentukan jumlah persediaan pengaman didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan mempunyai simpanan yang normal dan perusahaan memenuhi permintaan. Dengan menggunakan tingkat pelayanan yang diinginkan perusahaan agar memenuhi kepuasan pelanggan adalah sebesar 95%, dapat diartikan resiko terjadinya kekurangan persediaan adalah sebesar 5%, dengan loss sebesar 5%, maka tabel kurva normal di dapatkan z = 1,65. Semakin besar jumlah Safety Stock maka tingkat kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan akan semakin kecil.

35 Perhitungan persediaan pengaman (Safety Stock) untuk periode selanjutnya tahun 2015 sebagai berikut: Lead time = 7 hari 1. Standar Deviasi fire alarm system: = (X Xi) N 1 = 40.684 12 1 = 61 unit 2. Standar Deviasi sprinkler fire system: = (X Xi) N 1 = 10.278 12 1 = 31 unit Setelah diketahui jumlah permintaan fire alarm system dan sprinkler fire system dan standar deviasi dari total permintaan alarm dan sprinkler, maka selanjutnya akan dihitung persediaan pengaman (Safety Stock): 1. Safety Stock fire alarm system: SS = Z x SD x l = 1,65 x 61 x 7 = 266 unit 2. Safety Stock sprinkler fire system: SS = Z x SD x l = 1,65 x 31 x 7 = 135 unit Berdasarkan perhitungan jumlah Safety Stock peramalan satu tahun kedepan yaitu di tahun 2015 diperoleh jumlah Safety Stock fire alarm system sebesar 266 unit dan sprinkler fire system sebesar 135 unit. Jumlah ini merupakan jumlah yang harus selalu ada di gudang untuk menghindari terjadinya kekurangan persediaan.

36 4.2.4 Perhitungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan dengan EOQ Ukuran dan Frekuensi pemesanan yang ekonomis dihitung dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) sebagai berikut: Ukuran Pemesanan untuk sekali pesan produk fire alarm system: EOQ = 2SD H = 2x2.358.475x22.677 2.000.000 = 231 unit Frekuensi pemesanan dalam setahun : ƒ= D Q = 22.677 231 = 98 kali Ukuran pemesanan untuk sekali pesan produk sprinkler fire system: EOQ = 2SD H = 2x2.358.475x19.802 2.000.000 = 216 unit Frekuensi pemesanan dalam setahun : ƒ= D Q = 19.802 216 = 92 kali Berdasarkan hasil perhitungan EOQ didapatkan ukuran untuk sekali pesan dan frekuensi pemesanan dalam setahun produk fire alarm system sebesar 231 unit untuk sekali pesan dan untuk pemesanan dalam setahun 98 kali. Sedangkan untuk produk sprinkler fire system sebesar 216 unit untuk sekali pesan dan untuk pemesanan dalam setahun 92 kali.

37 4.2.5 Perhitungan Biaya Persediaan dengan EOQ Berikut ini perhitungan biaya persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system untuk 1 tahun ke depan: Biaya total persediaan fire alarm system: = Biaya Pesan + Biaya Simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safety Stock) x Biaya simpan) 2 = (231 x Rp. 2.358.475) + ((116 + 266) x Rp.2.000.000) = (544.807.725) + (382) x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.089.616.214,- Biaya total persediaan sprinkler fire system: = Biaya Pesan + Biaya Simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safety Stock) x Biaya simpan) 2 = (216 x Rp. 2.358.475) + ((108 + 135) x Rp. 2.000.000) = (509.430.600) + (243) x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.018.861.686,- Hasil dari perhitungan biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ untuk produk fire alarm system sebesar Rp. 1.089.616.214,- dan produk sprinkler fire system sebesar Rp. 1.018.861.686,- 4.2.6 Perhitungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan dengan POQ POQ (Period Order Quantity) merupakan perkembangan dari EOQ (Economic Order Quantity), dimana menggunakan konsep persediaan dengan jumlah pemesanan yang ekonomis. Berikut ini perhitungan POQ: Ukuran Pemesanan untuk sekali pesan produk fire alarm system: POQ = 2.P.D S = 2x2.358.475x1.890 2.000.000 = 67 unit

38 Frekuensi pemesanan dalam setahun: ƒ= D Q = 1.890 67 = 28 kali Ukuran Pemesanan untuk sekali pesan produk sprinkler fire system: POQ = 2.P.D S = 2x2.358.475x1.650 2.000.000 = 62 unit Frekuensi pemesanan dalam setahun: ƒ= D Q = 1.650 62 = 26 kali Berdasarkan hasil perhitungan POQ didapatkan ukuran untuk sekali pesan dan frekuensi pemesanan dalam setahun produk fire alarm system sebesar 67 unit untuk sekali pesan dan untuk pemesanan dalam setahun 28 kali. Sedangkan untuk produk sprinkler fire system sebesar 62 unit untuk sekali pesan dan untuk pemesanan dalam setahun 26 kali. 4.2.7 Perhitungan Biaya Persediaan dengan POQ Berikut ini perhitungan biaya persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system untuk 1 tahun ke depan: Biaya total persediaan fire alarm system: = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safety Stock) x Biaya simpan) 2 = (28 x Rp. 2.358.475) + (34 + 266) x Rp. 2.000.000 = (66.037.300) + (300) x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.320.752.000,-

39 Biaya total persediaan sprinkler fire system: = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safety Stock) x Biaya simpan) 2 = (26 x Rp. 2.358.475) + (31 + 135) x Rp. 2.000.000 = (61.320.350) + (166) x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.226.410.320,- Hasil dari perhitungan biaya persediaan dengan menggunakan metode POQ untuk produk fire alarm system sebesar Rp. 1.320.752.000,- dan produk sprinkler fire system sebesar Rp. 1.226.410.320,- 4.2.8 Perhitungan Waktu Pemesanan Kembali (Reorder Point) Perhitungan waktu pemesanan kembali atau reorder point dilakukan untuk menentukan pada level berapa pemesanan ulang dilakukan berdasarkan persediaan yang ada. Adapun perhitungan waktu pemesanan kembali untuk produk fire alarm system dan sprinkler fire system adalah berikut ini : ROP fire alarm system: ROP = d x l + SS = 22.677 x 7 + 266 = 60.263 unit ROP sprinkler fire system: ROP = d x l + SS = 19.802 x 7 + 135 = 52.526 unit Jadi, perusahaan harus melakukan pemesanan kembali apabila persediaan yang terdapat di gudang hampir habis dengan produk fire alarm system sebesar 60.263 unit dan sprinkler fire system 52.526 unit.

40 4.2.9 Perhitungan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar jumlah persediaan yang ada di gudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan modal kerja. Adapun perhitungan persediaan maksimum produk fire alarm system dan sprinkler fire system adalah berikut ini: Maximum Inventory fire alarm system: MI = SS + EOQ = 266 + 231 = 497 unit Maximum Inventory sprinkler fire system: MI = SS + EOQ = 135 + 216 = 351 unit Dari hasil perhitungan Maximum Inventory untuk persediaan maksimum yang harus ada di gudang untuk produk fire alarm system sebesar 497 unit dan sprinkler fire system sebesar 351 unit. Berdasarkan dari perhitungan dengan menggunakan metode EOQ dan POQ maka dapat di peroleh total biaya atau total cost sebagai berikut: Metode Total Biaya fire alarm system sprinkler fire system Economic Order Quantity (EOQ) Rp. 1.089.616.214,- Rp. 1.018.861.686,- Period Order Quantity (POQ) Rp. 1.320.752.000,- Rp. 1.226.410.320,- Berdasarkan hasil perhitungan dengan kedua metode analisis diatas maka metode persediaan yang terpilih adalah metode EOQ (Economic Order Quantity) karena metode EOQ (Economic Order Quantity) memiliki total cost yang paling kecil yaitu sebesar Rp. 1.089.616.214,- untuk alarm dan Rp. 1.018.861.686,- untuk sprinkler.

41 4.3 Analisis dan Pembahasan 4.3.1 Pengendalian Persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system PT. Bromindo Mekar Mitra Pengendalian dan pengadaan fire alarm system dan sprinkler fire system PT. Bromindo Mekar Mitra belum terstruktur, hal ini terlihat dari pengadaan fire alarm system dan sprinkler fire system hanya menggunakan metode peramalan sesuai dengan permintaan konsumen. Pengadaan fire alarm system dan sprinkler fire system dilakukan dengan meramalkan target penjualan setiap bulannya. Timbulnya pengadaan fire alarm system dan sprinkler fire system di perusahaan disebabkan oleh adanya perbedaan antara jumlah penjualan tiap bulannya, sehingga persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system yang dilakukan perusahaan bervariasi setiap bulannya, tergantung dari besarnya jumlah permintaan. 4.3.2 Pengendalian Persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system Metode EOQ (Economic Order Quantity) Analisis persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system metode EOQ digunakan untuk mengetahui jumlah kuantitas pengadaan yang optimal dengan biaya persediaan yang minimum. Metode ini merupakan metode dengan kuantitas pengadaan tetap tetapi waktu pemesanannya dapat berbeda tergantung dari batas titik pemesanan kembali (reorder point). Dalam penerapan metode EOQ memerlukan beberapa asumsi yaitu hanya satu item barang yang diperhitungkan, lead time diketahui dan bersifat konstan, pengadaan bahan baku sekaligus, tidak ada quantity discount, kapasitas gudang dan modal mencukupi, biaya variabel hanya terdiri atas biaya pemesanan, dan penyimpanan, stockout harus dihindari dengan menjaga kedatangan barang/bahan yang tepat waktu (Mannulang, 2005).

42 Berdasarkan hasil perhitungan metode EOQ tahun 2015 diperoleh pemesanan fire alarm system 231 unit dengan frekuensi pemesanan 98 kali dan sprinkler fire system 216 unit dengan frekuensi pemesanan 92 kali. Menurut Eddy, Herjanto (2003), reorder point atau titik pemesanan kembali merupakan suatu batas dari jumlah persediaan yang ada saat pemesanan harus diadakan kembali. Perhitungan nilai reorder point ditetapkan berdasarkan lead time dan permintaan rata-rata fire alarm system dan sprinkler fire system per bulannya. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai reorder point fire alarm system sebesar 60.263 unit dan sprinkler fire system sebesar 52.526 unit artinya perusahaan harus pemesanan kembali saat persediaan di gudang fire alarm system 60.263 unit dan sprinkler fire system 52.526 unit. Jika pengadaan dilakukan di bawah nilai reorder point maka terdapat kemungkinan persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system akan habis sebelum produk tersebut diterima digudang. Jika pemesanan dilakukan diatas nilai reorder point maka akan terjadi kelebihan persediaan sehingga kurang ekonomis. Pengendalian persediaan metode EOQ memerlukan pemantauan terusmenerus untuk mengetahui kapan dicapainya nilai reorder point yang digunakan acuan bagi perusahaan untuk pengadaan kembali. Biaya persediaan fire alarm system yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yaitu Rp. 1.089.616.214,- yang terdiri dari biaya pemesanan Rp. 2.358.475,- dan biaya penyimpanan Rp 2.000.000,- sedangkan biaya persediaan sprinkler fire system yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yaitu Rp. 1.018.861.686,- yang terdiri dari biaya pemesanan Rp 2.358.475,- dan biaya penyimpanan Rp 2.000.000,-. Besarnya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan Rp 2.000.000,-. Besarnya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dengan metode EOQ relatif seimbang karena metode ini berusaha meminimumkan biaya persediaan dengan menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

43 Adanya ketidakpastian tingkat permintaan fire alarm system dan sprinkler fire system selama lead time dan kemungkinan keterlambatan pengiriman pesanan harus dipertimbangkan oleh perusahaan jika perusahaan tidak menginginkan kehabisan persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system. Oleh karena itu, diperlukan persediaan pengaman (safety stock) untuk meredam fluktuasi penggunaan fire alarm system dan sprinkler fire system selama lead time. Penentuan persediaan pengaman didasarkan pada tingkat pelayanan (service level) yang diinginkan perusahaan, standar deviasi penggunaan fire alarm system dan sprinkler fire system dan lead time. Pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5% diatas perkiraan dibawah perkiraan dengan nilai 1,65 (Sofjan, Assauri. 2004). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai persediaan pengaman sebesar fire alarm system 266 unit dan sprinkler fire system 135 unit. Dengan adanya kebijakan persediaan pengaman maka nilai reorder point akan lebih besar sesuai dengan rumus berikut: ROP = d x l + SS Dari perhitungan diperoleh nilai ROP fire alarm system sebesar 60.263 unit dan sprinkler fire system sebesar 52.526 unit yang artinya perusahaan harus memesan persediaan fire alarm system dan sprinkler fire system digudang mencapai 497 unit alarm dan 351 unit sprinkler. Adanya persediaan pengaman yang ditetapkan perusahaan akan berimbas pada biaya persediaan. Biaya persediaan akan meningkat karena bertambahnya biaya penyimpanan akan tetapi biaya pemesanannya tetap.

44 4.3.3 Perbandingan Biaya Total Persediaan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Metode EOQ Perbandingan antara perusahaan dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk produk fire alarm system sebelum menggunakan metode sebesar Rp. 5.573.272.965,- dan setelah menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 1.089.616.214,- selisihnya sebesar Rp. 4.483.656.751,-. untuk produk Sprinkler fire system sebelum menggunakan metode sebesar Rp. 4.341.362.856,- dan setelah menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 1.018.861.686,-. selisihnya sebesar Rp. 3.322.501.170,-.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil dari jumlah persediaan pengaman (Safety Stock) untuk periode ke depan yang harus ada di gudang agar tidak terjadi kehabisan persediaan untuk produk fire alarm system sebesar 266 unit dan sprinkler fire system sebesar 135 unit, namun untuk persediaan Maksimum (Maximum Inventory) untuk produk fire alarm system sebesar 497 unit dan sprinkler fire system 351 unit. 2. Berdasarkan hasil pengendalian persediaan dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) menghasilkan ukuran pemesanan yang optimal fire alarm system sebesar 231 unit dengan frekuensi pemesanan sebanyak 98 kali dengan biaya total persediaan Rp. 1.089.616.214,- dan ukuran pemesanan sprinkler fire system sebesar 216 unit dengan frekuensi pemesanan sebanyak 92 kali dengan biaya total persediaan Rp. 1.018.861.686,-, sedangkan selisih biaya total persediaan dengan perusahaan untuk produk fire alarm system sebesar Rp. 4.483.656.751,- dan produk sprinkler fire system sebesar Rp. 3.322.501.170,-. 45

46 5.2 Saran 1. PT. Bromindo Mekar Mitra sebaiknya memperbaiki pengendalian persediaan bahan baku supaya persediaannya terstruktur dengan baik. 2. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya persediaan pengaman (Safety Stock), pemesanan kembali (Reorder Point), dan persediaan maksimum (Maximum Inventory) untuk menghindari resiko kehabisan bahan baku (Stock Out) dan juga kelebihan bahan baku sehingga dapat meminimalisasi biaya bahan baku bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Arens, Elder, Beasley, 2006. Fungsi Bisnis Yang Terkait Dalam Siklus Persediaan Dan Pergudangan, Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Jakarta.: PT Gramedia Pustaka Utama. Assauri,Sofjan. 1999. Sistem Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan Susu Olahan. Biegel, 1999. Analisis Perencanaan Kebutuhan Material sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Produksi Sandal Kulit pria Di PT.Manunggal Jaya. Fithri Prima, Annise Sindikia. 2014. Pengendalian Persediaan Pozzolan Di PT Semen Padang. Padang, Jurnal Optimasi Sistem Industri. Gaspersz, 2002. Analisis Perencanaan Kebutuhan Material sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Produksi Sandal Kulit pria Di PT.Manunggal Jaya. Herjanto, Eddy. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta : Grasindo Herjanto,1999. Analisis Perencanaan Kebutuhan Material sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Produksi Sandal Kulit pria Di PT.Manunggal Jaya.

Mannulang, 2005. Analisis Pengendalian Persediaan Barang Berdasarkan Metode EOQ Di Toko Era Baru Samarinda. Rangkuti, Freddy. 2009. Measuring Custumer Satisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Render dan Heizer, 2005. Optimalisasi Pelaksaaan Proyek Dengan Metode Pert Dan Cpm (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip). Richardus Eko Indrajit, Richardus Djokopranoto. 2003. Peranan Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan baku karet Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Pada PT. Rona Damar Sejahtera. Simamarta, 1983. Operations Research Sebuah Pengantar teknik-teknik Optimasi dari Sistem Operasional, Jakarta : PT Gramedia. Taryana, 2008. Production Planning and Inventory Control. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN Lampiran 1. Total Order Produk Fire Alarm System dan Sprinkler Fire System Tahun 2014 Order Perbulan No Product Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total Order Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit 1 Hydrant Equipment 746 721 710 740 719 742 751 735 741 765 753 778 8.901 2 Fire Alarm System 1.310 1.844 3.081 3.543 3.627 2.126 1.527 1.580 4.603 2.168 1.784 1.164 28.357 3 Clean Agent Fire Suppression System 467 470 463 475 474 469 472 470 480 476 473 482 5.671 4 Water Mist Fire Extinguishing System 580 578 576 581 585 583 587 582 579 584 585 590 6.990 5 Sprinkler Fire System 1.742 1.147 2.010 1.393 3.127 3.723 1.327 1.240 1.560 1.879 1.758 1.183 22.089 6 Kitchen Fire Suppression System 350 348 345 352 354 349 351 353 348 344 447 355 4.296 7 CCTV System 223 220 221 218 227 220 219 225 221 217 226 230 2.667 8 GPS Tracking 34 36 30 32 28 38 36 32 35 30 37 40 408 9 Safety Helmet 117 115 112 110 114 116 115 110 116 118 115 120 1.378 10 Hearing Protection 56 54 59 52 55 51 45 53 48 46 50 54 623 11 Eye Protection 145 143 138 140 147 145 138 140 142 141 146 150 1.715 12 Face Protection 128 130 136 144 138 133 137 142 140 132 143 145 1.648 13 Respiratory Protection 110 128 124 126 113 118 120 118 121 120 122 129 1.449 14 Hand Protection 72 78 75 81 72 79 83 76 73 82 75 85 931 15 Protective Clothing 180 178 184 189 175 165 187 180 179 176 186 190 2.169 16 Foot Protection 86 78 82 85 80 85 88 70 81 77 74 89 975 17 Falling Protection 154 149 150 148 156 152 158 158 154 146 155 160 1.840 18 Traffic Equipment 47 44 45 42 37 41 48 43 39 48 42 49 525 TOTAL 6.547 6.461 8.541 8.451 10.228 9.335 6.389 6.307 9.660 7.549 7.171 5.993 92.632 Sumber: PT. Bromindo Mekar Mitra, Tahun 2014

Lampiran 2. Data Permintaan Alarm dan Sprinkler Tahun 2013-2014 Tahun Bulan Periode Data Permintaan (unit) Alarm Sprinkler Januari 1 1894 1520 Februari 2 915 875 Maret 3 649 1051 April 4 970 688 Mei 5 1791 894 2013 Juni 6 953 1034 Juli 7 875 2524 Agustus 8 1612 1330 September 9 1401 1650 Oktober 10 1082 1779 Nopember 11 1250 1650 Desember 12 1177 1300 Januari 13 1310 1742 Februari 14 1844 1147 Maret 15 3081 2010 April 16 3543 1393 Mei 17 3627 3127 2014 Juni 18 2126 3723 Juli 19 1527 1327 Agustus 20 1580 1240 September 21 4603 1560 Oktober 22 2168 1879 Nopember 23 1784 1758 Desember 24 1164 1183 Sumber: PT. Bromindo Mekar Mitra, Tahun 2013-2014

Lampiran 3. Data Pemenuhan Order Alarm dan Sprinkler Tahun 2013-2014 Tahun Bulan Periode Data Pemenuhan Order (unit) Alarm Sprinkler Januari 1 1900 1580 Februari 2 956 900 Maret 3 741 1100 April 4 992 722 Mei 5 1822 904 2013 Juni 6 1031 1040 Juli 7 878 2550 Agustus 8 1733 1352 September 9 1421 1691 Oktober 10 1120 1782 Nopember 11 1338 1700 Desember 12 1288 1353 Januari 13 1321 1810 Februari 14 1894 1172 Maret 15 3194 2030 April 16 3603 1465 Mei 17 3750 3223 2014 Juni 18 2200 3745 Juli 19 1550 1422 Agustus 20 1645 1295 September 21 4650 1655 Oktober 22 2187 1900 Nopember 23 1830 1825 Desember 24 1220 1250 Sumber: PT. Bromindo Mekar Mitra, Tahun 2013-2014

Lampiran 4. Tabel Kurva Normal