BAB I. Pendahuluan Visi, Misi dan Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Hal itu karena rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

Pelayanan Antidiskriminasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, manajemen. mampu bersaing dan berkembang dengan baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

2016 ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT RUJUKAN BPJS KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. metode balance scorecardpada KJPP Hari Utomo dan Rekan dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. 2. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran;

alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Rivai dan Basri, 2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEBUMEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :194 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena rumah sakit memberikan pelayanan medik dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pemikiran linier, yang bersifat mekanistik, yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akuntansi indonesia. Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki manajemen. yang sekarang ini persaingannya semakin ketat, apalagi di abad

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA PADA RSUD GIRIWONO WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang bias meningkatkan kesejahteraan mereka. berbeda. Artinya terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bias

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan. Dengan adanya persaingan yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu hal penting, apabila pengelolaan penggajian belum baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan di instansi pemerintahan. Paradigma pengelolaan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk.

BAB I PENDAHULUAN. diri dan meningkatkan kinerjanya untuk kelangsungan hidup perusahaan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat yang terletak di Jalan Amir Machmud No. 140 Cimahi ini semula sejak sekitar 1943 yang saat itu masih bertempat di kediaman Mr. Rydee dimana pada saat itu masih dalam pendudukan kolonial Jepang. Pada masa ini bernama Klinik KesehatanMasyarakat dan Tahanan Perang Belanda. Lalu pada kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 berganti nama menjadi Klinik Kesehatan Plus Markas BKR dan Markas Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1947. Lalu menjadi Rumah Sakit Pembantu Cibabat dibawah koordinasi Kantor Kesehatan Kab. Bandung pada tahun 1949. Lalu pada tahun 1978 menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas D dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kab. Bandung pada tahun 1985. Kemudian untuk RSU Pemerintah Daerah Kelas C Unit Pelaksana Daerah (UPD) Kab. Bandung di tahun 1987. RSUD Kelas C Unit Swadana Daerah (USD) Kab. Bandung tahun 1996. Pada tahun 2001 menjadi RSUD Kota Cimahi Kelas B Non Pendidikan, dan semenjak tahun 2009 sampai saat ini RSUD Cibabat Cimahi sebagai pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) (http://id.wikipedia.org/wiki/rsu_cibabat). Direktur RSUD Cibabat Cimahi yang sekarang menjabat adalah Dr.H. Erly Suparli, MM. 1.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Visi dari RSUD Cibabat adalah Menjadi RSUD Terdepan dan Kreatif Dalam Pelayanan Kesehatan. Dengan Motto Prioritas pada Kesehatan dan Mutu Pelayanan (Health and Quality Our Priority). Sementara misinya adalah: 1.Meningkatkan sumber daya manusia secara berkesinambungan sesuai kebutuhan pelayanan. 2.Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit. 3.Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasaran sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Adapun tujuan dari RSUD Cibabat diantaranya: 1. Meningkatkan mutu, efisiensi dan akuntabilitas pelayanan kesehatan. 2. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan masyarakat. 3. Meningkatkan profesionalisme pegawai. 4. Mewujudkan kemandirian rumah sakit. 1

1.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Komite Rumah Sakit Direktur Satuan Pengawas Intern Wakil Direktur umum dan keuangan Wakil Direktur Pelayanan Bagian Umum dan Perlengkapan Bagian keuangan dan akuntansi Bidang Pelayanan Bidang Penunjang Pelayanan Sub bagian Umum dan Perlengkapan anggaran Seksi Pelayanan Medis Seksi Penunjang Medis Kepegawaian Mobilisasi Dana Seksi Keperawatan Seksi Rekam Medis Program dan Akuntansi Instalasi Gambar 1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Sumber : Data dari Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat 2

1.2 Latar belakang Penelitian Rumah sakit merupakan suatu unit usaha pelayanan publik dengan ciri khas, memberikan pelayanan medis, dituntut hal yang sama. Rumah sakit merupakan institusi yang padat modal, padat teknologi dan padat tenaga sehingga pengelolaan rumah sakit tidak bisa sebagai unit sosial semata, tetapi menjadi unit sosio ekonomi, tetap mempunyai tanggung jawab sosial tetapi dalam pengelolaan keuangannya menerapkan prinsip-prisip ekonomi. Perubahan paradigma tersebut membuat rumah sakti harus mempertanggung jawabkan kinerjanya secara total, baik kinerja layanan maupun kinerja keuangan dengan memperhatikan standar-standar kerja dan peningkatan mutu yang terus menerus (Fatmanelly, 2010:2) Tidak sedikit keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah. Ini terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit umum daerah dan rumah sakit milik pemerintah, sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang rendah. Hal mengenai kualitas layanan saat ini belum dirasakan pasien di RSUD Cibabat. Pasien di RSUD Cibabat merasakan adanya kualitas pelayanan yang masih rendah pada rumah sakit tersebut. Hal ini ditunjukkan dari artikel pada website (http://www.tataruangindonesia.com/fullpost/rumah-sakit/1340626108/kualitas-pelayanankesehatan-di-nilai-masih-rendah.html) yang menunjukkan bahwa terjadinya penolakan pada pasien yang akan dirawat padahal sudah mendapat rujukan dari dokter UGD untuk dirawat. Rumah sakit sebagai salah satu jenis yang merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Dari hasil wawancara informal penulis dengan narasumber Novianti, bag. Kepegawaian yang bertempat di RSUD Cibabat pada tanggal 17 Oktober 2014 fenomena tersebut terjadi karena di RSUD Cibabat, para karyawan ataupun petugas medis masih jarang mengikuti pelatihan untuk profesinya, kurangnya pelatihan tersebut harus disadari oleh rumah sakit karena akan berdampak baik nantinya bagi kinerja pelayanan karyawan atau pun petugas medis tersebut. Selain itu pemberian insentif bagi karyawan di RSUD Cibabat masih berdasarkan scoring, yaitu dimana pemberian insentif didasarkan pada masa kerja, pangkat, golongan dan resiko kerja. Pemberian insentif tidak didasarkan pada prestasi kerja dari karyawan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak pada kepuasan mereka terhadap perusahaan, motivasi mereka dalam bekerja serta kemampuan mereka dalam melayani pasien. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan menggunakan sistem manajemen yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usaha maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik.perusahaan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif ini dituntut untuk memperoleh keuntungan kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan. Kemampuan 3

perusahaan dalam menciptakan keuntungan kompetitif ini akan memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan bisnis dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. (Aswirah, Handayani, Husaini, 2013:1) Balanced Scorecard menyediakan tujuan-tujuan strategis organisasi kedalam seperangkat tolak ukur kinerja yang saling berhubungan. Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non keuangan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja maka fokus perhatian perusahaan akan ditujukan kepada peningkatan kinerja non keuangan, karena dari situlah keuangan berasal (Rumintjap, M, L. 2013:842). Balanced Scorecard yang dalam penilaian kinerjanya, tidak hanya menilai dari segi keuangan saja, ternyata dapat pula diterapkan pada entitas yang tidak hanya mencari keuntungan atau laba semata. Menurut (Kaplan dan Norton 2000:157), walaupun fokus dan aplikasi awal Balanced Scorecard adalah sektor swasta (perusahaan pencari laba), peluang scorecard untuk dipakai dalam memperbaiki manajemen perusahaan pemerintah dan perusahaan nirlaba mungkinbahkan lebih besar (Sahade, 2013:92).Kondisi tersebut sangat relevan dengan berbagai perubahan-perubahan kondisi masyarakat yang terjadi belakangan ini. Tuntunan agar perusahaan publik menjadi lebih baik dari hari ke hari menjadi tuntutan yang senantiasa disampaikan dalam setiap forum pembicaraan yang terjadi. Perbaikan kinerja perusahaan publik menjadi suatu keharusan yang mau tidak mau haruslah dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut, sangat jelas bahwa pengukuran ini sangatlah dibutuhkan oleh berbagai organisasi publik. Dengan semakin disadarinya berbagai kelemahan yang bisa disebabkan karena ketidakseimbangan dalam penilaian kinerja, maka pihak manejemen dituntut untuk mencari alternatif lain. Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard merupakan alternatif pengukuran kinerja yang cocok untuk rumah sakit, karena mempertimbangkan keseimbangan antara internal dan eksternal melalui empat perspektif yakni : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Fatmanelly, 2010:2). Fokus penelitian untuk RSUD Cibabat adalah dengan menganalisa kinerja karyawan dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dimana perspektif ini merupakan pondasi dari ketiga perspektif diatasnya. Perspektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Pengukuran kinerja 4

menggunakan Balanced Scorecard pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menawarkan solusi pengukuran kinerja yang lebih menyeluruh dan komprehensif dalam suatu organisasi publik di antaranya Rumah Sakit (Sulistyaningrum, Satibi, Andayani, 2013:83). Penilaian kinerja di RSUD Cibabat selama ini dilakukan hanya pada beberapa komponen saja seperti analisa kinerja keuangan, dan kinerja pelayan, penilaian kinerja RSUD Cibabat saat ini diukur dengan menggunakan penilaian prestasi kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011. Pengukuran ini menggunakan dua pengukuran; Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja. Sasaran kerja pegawai merupakan rancangan pelaksanaan tugas dan jabatan sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya sesuai dengan struktur dan tata kerja organisasi dan disusun oleh masing masing pegawai menurut wawancara dengan narasumber Novianti, bag. Kepegawaian tanggal 16 September 2014. Sedangkan penilaian perilaku dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek : orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan, dimana penilaian tersebut menitik beratkan pada evaluasi kegiatan/capaian target pegawai. Dalam rangka memberikan pelayanan bermutu melalui peningkatan kinerja secara berkesinambungan dan peningkatan kualitas SDM, diperlukan analisis kinerja yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas, peningkatan kinerja dapat tercapai jika diketahui pencapaian kinerja yang telah dilakukan, dan data yang didapat dijadikan dasar bagi perbaikan kinerja selanjutnya (Sulistyaningrum, Satibi, Andayani, 2013:84). Melihat fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis ingin melakukan analisa dari permasalahan yang ada menggunakan alternatif pengukuran kinerja karyawan dengan sistem Balanced Scorecard. Balance Scorecard terbukti sebagai konsep terobosan baru yang inovatif dapat membantu rumah sakit untuk dapat unggul dan kreatif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Menyadari akan pentingnya penerapan konsep Balance Scorecard maka dapat disimpulkan bahwa Balance Scorecard adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti dalam menjalankan strategi bisnis. Penulis menggunakan Balance Scorecard yang terfokus pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini dikarenakan rumah sakit merupakan perusahan yang bergerak di bidang jasa yang sangat mementingkan kualitas pelayanan. Salah satu unsur kualitas pelayanan yang baik adalah sumber daya manusianya. Oleh karena itu dilakukan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard yang terfokus pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengukuran Kinerja Dengan PendekatanBalance Scorecardpada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Studi kasus RSUD Cibabat). 5

1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengukuran kinerja yang ada saat ini di RSUD Cibabat? 2.Bagaimana tanggapan kinerja dari para karyawan berdasarkan Balanced Scorecard perspektif pertumbuhan dan pembelajaran? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran kinerja karyawan RSUD Cibabat yang sudah dilakukan. 2.Untuk mengetahui bagaimana tanggapan kinerja karyawan pada RSUD Cibabat berdasarkan Balanced Scorecardperspektif pertumbuhan dan pembelajaran. 1.5 Kegunaan Penelitian a. Aspek Teoritis 1.Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan bahasan yang sama. 2.Penelitian ini dapat dijadikan metode pembelajaran yang efektif untuk peneliti selanjutnya dalam mengembangkan strategi bisnis yang ada pada suatu perusahaan. 3.Penelitan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Strategi dan Bisnis. 2. Aspek Praktis 1.Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diajadikan acuan untuk melakukan pengukuran kinerja RSUD Cibabat untuk meningkatkan kinerja karyawan serta mutu pelayanan pada Rumah Sakit. 2.Memberikan pemahaman tentang system pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard kepada manajemen RSUD Cibabat. 3.Sebagai pengalaman dalam membuat karya ilmiah yang baik dan juga sebagai bekal penulis untuk terjun ke dunia bisnis. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan, penulisan penelitian ini disusun sistematis kedalam lima bab yaitu : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, keguanaan penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : Tinjauan pustaka dan lingkup penelitian 6

BAB III BAB IV BAB V Tinjaun pustaka berisi tentang konsep teoritis sebagai dasar untuk menganalisis permasalahan yang merupakan hasil dari studi pustak, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. : Metode Penelitian bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek, obyek penelitian variabel penelitian, definisi operasional, jenis dansumber data, metode dalam pengumpulan data serta analisis data. : Pembahasan Hasil Penelitian bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek, obyek penelitian variabel penelitian, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode dalam pengumpulan data serta analisis data. : Kesimpulan dan Saran Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan peneltian dan saran yang merupakan implikasi dan berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah. 7