BAB I Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat yang terletak di Jalan Amir Machmud No. 140 Cimahi ini semula sejak sekitar 1943 yang saat itu masih bertempat di kediaman Mr. Rydee dimana pada saat itu masih dalam pendudukan kolonial Jepang. Pada masa ini bernama Klinik KesehatanMasyarakat dan Tahanan Perang Belanda. Lalu pada kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 berganti nama menjadi Klinik Kesehatan Plus Markas BKR dan Markas Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1947. Lalu menjadi Rumah Sakit Pembantu Cibabat dibawah koordinasi Kantor Kesehatan Kab. Bandung pada tahun 1949. Lalu pada tahun 1978 menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas D dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kab. Bandung pada tahun 1985. Kemudian untuk RSU Pemerintah Daerah Kelas C Unit Pelaksana Daerah (UPD) Kab. Bandung di tahun 1987. RSUD Kelas C Unit Swadana Daerah (USD) Kab. Bandung tahun 1996. Pada tahun 2001 menjadi RSUD Kota Cimahi Kelas B Non Pendidikan, dan semenjak tahun 2009 sampai saat ini RSUD Cibabat Cimahi sebagai pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) (http://id.wikipedia.org/wiki/rsu_cibabat). Direktur RSUD Cibabat Cimahi yang sekarang menjabat adalah Dr.H. Erly Suparli, MM. 1.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Visi dari RSUD Cibabat adalah Menjadi RSUD Terdepan dan Kreatif Dalam Pelayanan Kesehatan. Dengan Motto Prioritas pada Kesehatan dan Mutu Pelayanan (Health and Quality Our Priority). Sementara misinya adalah: 1.Meningkatkan sumber daya manusia secara berkesinambungan sesuai kebutuhan pelayanan. 2.Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit. 3.Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasaran sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Adapun tujuan dari RSUD Cibabat diantaranya: 1. Meningkatkan mutu, efisiensi dan akuntabilitas pelayanan kesehatan. 2. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan masyarakat. 3. Meningkatkan profesionalisme pegawai. 4. Mewujudkan kemandirian rumah sakit. 1
1.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Komite Rumah Sakit Direktur Satuan Pengawas Intern Wakil Direktur umum dan keuangan Wakil Direktur Pelayanan Bagian Umum dan Perlengkapan Bagian keuangan dan akuntansi Bidang Pelayanan Bidang Penunjang Pelayanan Sub bagian Umum dan Perlengkapan anggaran Seksi Pelayanan Medis Seksi Penunjang Medis Kepegawaian Mobilisasi Dana Seksi Keperawatan Seksi Rekam Medis Program dan Akuntansi Instalasi Gambar 1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Sumber : Data dari Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat 2
1.2 Latar belakang Penelitian Rumah sakit merupakan suatu unit usaha pelayanan publik dengan ciri khas, memberikan pelayanan medis, dituntut hal yang sama. Rumah sakit merupakan institusi yang padat modal, padat teknologi dan padat tenaga sehingga pengelolaan rumah sakit tidak bisa sebagai unit sosial semata, tetapi menjadi unit sosio ekonomi, tetap mempunyai tanggung jawab sosial tetapi dalam pengelolaan keuangannya menerapkan prinsip-prisip ekonomi. Perubahan paradigma tersebut membuat rumah sakti harus mempertanggung jawabkan kinerjanya secara total, baik kinerja layanan maupun kinerja keuangan dengan memperhatikan standar-standar kerja dan peningkatan mutu yang terus menerus (Fatmanelly, 2010:2) Tidak sedikit keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah. Ini terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit umum daerah dan rumah sakit milik pemerintah, sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang rendah. Hal mengenai kualitas layanan saat ini belum dirasakan pasien di RSUD Cibabat. Pasien di RSUD Cibabat merasakan adanya kualitas pelayanan yang masih rendah pada rumah sakit tersebut. Hal ini ditunjukkan dari artikel pada website (http://www.tataruangindonesia.com/fullpost/rumah-sakit/1340626108/kualitas-pelayanankesehatan-di-nilai-masih-rendah.html) yang menunjukkan bahwa terjadinya penolakan pada pasien yang akan dirawat padahal sudah mendapat rujukan dari dokter UGD untuk dirawat. Rumah sakit sebagai salah satu jenis yang merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Dari hasil wawancara informal penulis dengan narasumber Novianti, bag. Kepegawaian yang bertempat di RSUD Cibabat pada tanggal 17 Oktober 2014 fenomena tersebut terjadi karena di RSUD Cibabat, para karyawan ataupun petugas medis masih jarang mengikuti pelatihan untuk profesinya, kurangnya pelatihan tersebut harus disadari oleh rumah sakit karena akan berdampak baik nantinya bagi kinerja pelayanan karyawan atau pun petugas medis tersebut. Selain itu pemberian insentif bagi karyawan di RSUD Cibabat masih berdasarkan scoring, yaitu dimana pemberian insentif didasarkan pada masa kerja, pangkat, golongan dan resiko kerja. Pemberian insentif tidak didasarkan pada prestasi kerja dari karyawan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak pada kepuasan mereka terhadap perusahaan, motivasi mereka dalam bekerja serta kemampuan mereka dalam melayani pasien. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan menggunakan sistem manajemen yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usaha maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik.perusahaan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif ini dituntut untuk memperoleh keuntungan kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan. Kemampuan 3
perusahaan dalam menciptakan keuntungan kompetitif ini akan memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan bisnis dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. (Aswirah, Handayani, Husaini, 2013:1) Balanced Scorecard menyediakan tujuan-tujuan strategis organisasi kedalam seperangkat tolak ukur kinerja yang saling berhubungan. Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non keuangan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja maka fokus perhatian perusahaan akan ditujukan kepada peningkatan kinerja non keuangan, karena dari situlah keuangan berasal (Rumintjap, M, L. 2013:842). Balanced Scorecard yang dalam penilaian kinerjanya, tidak hanya menilai dari segi keuangan saja, ternyata dapat pula diterapkan pada entitas yang tidak hanya mencari keuntungan atau laba semata. Menurut (Kaplan dan Norton 2000:157), walaupun fokus dan aplikasi awal Balanced Scorecard adalah sektor swasta (perusahaan pencari laba), peluang scorecard untuk dipakai dalam memperbaiki manajemen perusahaan pemerintah dan perusahaan nirlaba mungkinbahkan lebih besar (Sahade, 2013:92).Kondisi tersebut sangat relevan dengan berbagai perubahan-perubahan kondisi masyarakat yang terjadi belakangan ini. Tuntunan agar perusahaan publik menjadi lebih baik dari hari ke hari menjadi tuntutan yang senantiasa disampaikan dalam setiap forum pembicaraan yang terjadi. Perbaikan kinerja perusahaan publik menjadi suatu keharusan yang mau tidak mau haruslah dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut, sangat jelas bahwa pengukuran ini sangatlah dibutuhkan oleh berbagai organisasi publik. Dengan semakin disadarinya berbagai kelemahan yang bisa disebabkan karena ketidakseimbangan dalam penilaian kinerja, maka pihak manejemen dituntut untuk mencari alternatif lain. Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard merupakan alternatif pengukuran kinerja yang cocok untuk rumah sakit, karena mempertimbangkan keseimbangan antara internal dan eksternal melalui empat perspektif yakni : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Fatmanelly, 2010:2). Fokus penelitian untuk RSUD Cibabat adalah dengan menganalisa kinerja karyawan dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dimana perspektif ini merupakan pondasi dari ketiga perspektif diatasnya. Perspektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Pengukuran kinerja 4
menggunakan Balanced Scorecard pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menawarkan solusi pengukuran kinerja yang lebih menyeluruh dan komprehensif dalam suatu organisasi publik di antaranya Rumah Sakit (Sulistyaningrum, Satibi, Andayani, 2013:83). Penilaian kinerja di RSUD Cibabat selama ini dilakukan hanya pada beberapa komponen saja seperti analisa kinerja keuangan, dan kinerja pelayan, penilaian kinerja RSUD Cibabat saat ini diukur dengan menggunakan penilaian prestasi kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011. Pengukuran ini menggunakan dua pengukuran; Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja. Sasaran kerja pegawai merupakan rancangan pelaksanaan tugas dan jabatan sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya sesuai dengan struktur dan tata kerja organisasi dan disusun oleh masing masing pegawai menurut wawancara dengan narasumber Novianti, bag. Kepegawaian tanggal 16 September 2014. Sedangkan penilaian perilaku dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek : orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan, dimana penilaian tersebut menitik beratkan pada evaluasi kegiatan/capaian target pegawai. Dalam rangka memberikan pelayanan bermutu melalui peningkatan kinerja secara berkesinambungan dan peningkatan kualitas SDM, diperlukan analisis kinerja yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas, peningkatan kinerja dapat tercapai jika diketahui pencapaian kinerja yang telah dilakukan, dan data yang didapat dijadikan dasar bagi perbaikan kinerja selanjutnya (Sulistyaningrum, Satibi, Andayani, 2013:84). Melihat fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis ingin melakukan analisa dari permasalahan yang ada menggunakan alternatif pengukuran kinerja karyawan dengan sistem Balanced Scorecard. Balance Scorecard terbukti sebagai konsep terobosan baru yang inovatif dapat membantu rumah sakit untuk dapat unggul dan kreatif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Menyadari akan pentingnya penerapan konsep Balance Scorecard maka dapat disimpulkan bahwa Balance Scorecard adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti dalam menjalankan strategi bisnis. Penulis menggunakan Balance Scorecard yang terfokus pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini dikarenakan rumah sakit merupakan perusahan yang bergerak di bidang jasa yang sangat mementingkan kualitas pelayanan. Salah satu unsur kualitas pelayanan yang baik adalah sumber daya manusianya. Oleh karena itu dilakukan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard yang terfokus pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengukuran Kinerja Dengan PendekatanBalance Scorecardpada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Studi kasus RSUD Cibabat). 5
1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengukuran kinerja yang ada saat ini di RSUD Cibabat? 2.Bagaimana tanggapan kinerja dari para karyawan berdasarkan Balanced Scorecard perspektif pertumbuhan dan pembelajaran? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran kinerja karyawan RSUD Cibabat yang sudah dilakukan. 2.Untuk mengetahui bagaimana tanggapan kinerja karyawan pada RSUD Cibabat berdasarkan Balanced Scorecardperspektif pertumbuhan dan pembelajaran. 1.5 Kegunaan Penelitian a. Aspek Teoritis 1.Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan bahasan yang sama. 2.Penelitian ini dapat dijadikan metode pembelajaran yang efektif untuk peneliti selanjutnya dalam mengembangkan strategi bisnis yang ada pada suatu perusahaan. 3.Penelitan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Strategi dan Bisnis. 2. Aspek Praktis 1.Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diajadikan acuan untuk melakukan pengukuran kinerja RSUD Cibabat untuk meningkatkan kinerja karyawan serta mutu pelayanan pada Rumah Sakit. 2.Memberikan pemahaman tentang system pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard kepada manajemen RSUD Cibabat. 3.Sebagai pengalaman dalam membuat karya ilmiah yang baik dan juga sebagai bekal penulis untuk terjun ke dunia bisnis. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan, penulisan penelitian ini disusun sistematis kedalam lima bab yaitu : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, keguanaan penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : Tinjauan pustaka dan lingkup penelitian 6
BAB III BAB IV BAB V Tinjaun pustaka berisi tentang konsep teoritis sebagai dasar untuk menganalisis permasalahan yang merupakan hasil dari studi pustak, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. : Metode Penelitian bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek, obyek penelitian variabel penelitian, definisi operasional, jenis dansumber data, metode dalam pengumpulan data serta analisis data. : Pembahasan Hasil Penelitian bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek, obyek penelitian variabel penelitian, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode dalam pengumpulan data serta analisis data. : Kesimpulan dan Saran Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan peneltian dan saran yang merupakan implikasi dan berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah. 7