BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Al-Munawaroh yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdiri atas 18 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan anak didik di dalam kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu penelitian yang

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Orientasi teori dan kajian lapangan. Perencanaan 1. Tes siklus I. Perencanaan 2. Tes siklus II.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak yang terjadi di lapangan (RA),

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODE PENELITIAN

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2010:135) mengemukakkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas. peningkatan proses dan praksis mengajar.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendapat Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1998, hlm. 13)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

Gambar 3.1 Denah Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : SULIYAH NPM :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang sebelas topik utama, jenis penelitian, tempat dan waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cahaya Indonesia yang terletak di Kavling IPTN, Jalan Nusantara VII No. I Cihanjuang Cimahi. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik yang ada di kelompok B yang berjumlah 10 orang. Terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki. B. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini memalui pembelajaran tari nusantara. Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral, yang dalam pelaksanaannya merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Desain tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui pembelajaran tari yamko rambe di PAUD Cahaya Indonesia Cihanjuang Kota Cimahi. Didalamnya berisi bukti yang akan dijadikan rencana dan indikator keberhasilan pemecahan masalah, tindakan-tindakan untuk memperbaiki teknik, metode, dan media yang digunakan, serta rencana dan teknik pengolahan data. Pelaksanaan tindakan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui pembelajaran tari yamko rambe.

38 Observasi merupakan kegiatan mengamati proses dan hasil dari pelaksanaan pembelajaran tari nusantara (Yamko Rambe) pada peserta didik yang berada di kelompok B PAUD Cahaya Indonesia Cihanjuang Kota Cimahi. Pelaksanaan observasi waktunya bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan yang intinya diajukan untuk mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari proses dan hasil pelaksanaan tindakan maupun efek sampingnya. Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi selama tindakan dan pembelajaran tari yamko rambe di PAUD Cahaya Indonesia. Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan model spiral Kemmis dan Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang, berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. S. Saud (1988:226) Model Kemmis & Mc Tanggart (1988)

39 Teori dan praktek pembelajaran tari yamko rambe, meliputi bentuk gerakan, pola lantai, latihan, dan menampilkan di depan kelas sebagai hasil akhir setelah melaksanakan latihan. Langkah langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan a. Mengurus perizinan dari lembaga terkait dan Kepala Sekolah b. Observasi dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kemampuan motoric kasar di PAUD Cahaya Indonesia. c. Menyusun rencana penelitian yaitu dengan membuat siklus siklus penelitian dengan prosedur, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan, dan bertujuan untuk memperbaiki penyampaian materi pembelajaran motorik kasar anak dengan modifikasi kegiatan pembelajarannya. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan I adalah sebagai berikut : a) Membuat skenario pembelajaran b) Penentuan metode mengajar c) Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik d) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan mengembangkan modifikasi permainan. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan, peneliti berperan sebagai observer dan pelatih tari. Guru sebagai pelatih tari dalam pelaksanaan tindakan bertugas melaksanakan rencana tindakan kelas dalam pembelajaran motorik kasar melalui pembelajaran tari yamko rambe.

40 3. Tahap Pengamatan (Observasi) Pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk mendapatkan informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran dengan tari yamko rambe. Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang telah disediakan. Informasi hasil pengamatan yang terkumpul adalah data mengenai pelaksanaan tindakan dan hal-hal yang perlu dioptimalkan berdasarkan data atau informasi tersebut. 4. Tahap Refleksi Langkah ini merupakan analisis-sintesis, interpestasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, setiap informasi yang didapatkan akan dikaji dan difahami bersama oleh praktisi dan peneliti. Informasi yang terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan kategori yang relevan, melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang tajam untuk menentukan tindakan berikutnya atau siklus kedua, kegiatan refleksi dibawah ini meliputi hal-hal yang tercantum di bawah ini. 1. Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh 2. Mengecek dari data yang telah terkumpul dari pengamatan hasil observasi yang berdasarkan format hasil kinerja guru dan kemampuan siswa. 3. Penyusunan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis tindakan sebelumnya. Siklus penelitian akan dihentikan apabila kriteria keberhasilan penelitian 70% telah memenuhi skor baik. C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sesuai dengan pendapat Wardhani (2009:34) adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Secara prosedur penelitian tindakan kelas ditentukan oeh suatu kajian reflektif diri secara inovatif, partisipasi diri, kolaboratif terhadap latar alamiah dan implikasi dalam suatu tindakan. Dengan

41 demikian classroom action research (PTK) adalah upaya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi guru serta dapat dipecahkan secara kolaboratif dengan teman sejawat untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran yang dihadapinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007 : 3) mendefinisikan bahwa, Metodologi kualitatif prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif, berdasarkan pendapat Moleong (2007 : 5), yaitu sebagai berikut : Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda : kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dengan responden, dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Penelitian Kualitatif mempunyai sejumlah ciri yang dapat membedakan dari pendekatan lainnya dalam mengolah data sesuai dengan karakteristik pendekatan kualitatif tersebut. Menurut pendapat Moleong (2007 : 4-8) karakteristik pendekatan kualitatif adalah : Latar ilmiah, manusia sebagai instrumen, metode kualitatif, analisis secara induktif, teori dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, ada batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan kata, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Pendekatan kualitatif menurut Mc Milan dan Schumacher (Wardhani 2009 : 44) mengatakan bahwa Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Dengan penelitian kualitatif ini peneliti akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya. D. Penjelasan Istilah Dalam menghindari penafsiran yang salah mengenai pembelajaran dengan tari yamko rambe, penulis paparkan definisi dari istilah-istilah yang dipergunakan :

42 1. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam melakukan gerakangerakan seperti : anak dapat berjalan dengan seimbang, anak dapat berjalan maju pada garis lurus, anak dapat berlari seimbang tanpa jatuh, anak dapat melakukan melompat ke depan, dan ke samping,anak dapat berlari dan melompat, anak dapat mengkoordinasikan gerakan anggota tubuh lainnya misalnya dalam gerakan tangan mengangkat dan menurunkan tombak. 2. Tari yamko rambe adalah : merupakan tarian yang berasal dari papua, tarian ini cukup atraktif dan dinamis, mengisahkan tentang orang-orang pedalaman atau suku primitive papua yang sedang berburu binatang di dalam hutan.seperti telah diketahui bersama bahwa mata pencaharian sebagian suku primitive adalah berburu. Berburu juga merupakan kegiatan sehari-hari bagi para pria maupun wanita di papua. Dari mulai pagi hari para lelaki dan wanita suku primitive papua pergi ke hutan untuk berburu. Mereka bergotong royong menangkap dan mengolah binatang hasil buruan. Perburuan diawali dengan mempersiapkan peralatan seperti tombak, yang akan digunakan berburu. Kekeluargaan di kalangan suku primitive papua membuat mereka selalu hidup dengan damai, semua mereka jalani dengan senang, bahkan saat perburuan mereka berhasil mereka berteriak gembira. Binatang dari hasil buruan kemudian di bawa pulang dan diolah untuk dimakan bersama dengan seluruh keluarga yang berada di lingkungan pedalaman tersebut. Pemilihan kegiatan pembelajaran motorik kasar berupa tari yamko rambe disebabkan anak dimotivasi untuk melakukan gerakan dengan lincah, dinamis, dan bersemanga Hal lain yang memperkuat peneliti untuk menjadikan tarian dari daerah Papua menjadi obyek penelitian dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak adalah kedinamisan dari musik maupun gerakangerakannya yang seluruhnya dapat memenuhi kriteria sesuai dengan indikator dan tahapan pencapaian perkembangan anak dalam meningkatkan kemampuan motorik kasarnya. Menari merupakan pilihan kegiatan yang tepat dan sesuai untuk Anak Usia Dini, sesuai dengan ungkapan yang terdapat pada jurnal yang ditulis oleh I Gusti Komang Aryaprastya (2010 : 476) bahwa : Melalui kegiatan menari siswa dapat menuangkan ekspresi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangan usia serta emosi, dengan demikian pembelajaran menjadi lebih menarik dan menggairahkan para siswa. Peranan

43 pendidikan seni tari dalam pendidikan dapat menumbuhkembangkan daya apresiasi seni, kreatifitas, kognitif serta kepekaan inderawi, dan emosi serta memelihara keseimbangan mental peserta didik. Lebih jauh diharapkan peserta didik yang memiliki minat dan bakat di bidang seni tari dapat mengembangkan bakatnya dan meningkatkan kecerdasan kinestetiknya. Ketetapan gerak tari juga merangsang pertumbuhan motorik anak dalam menyelaraskan daya pikir yang sesuai dengan tingkat perkembangan motorik anak usia dini. Seperti yang diungkapkan oleh Howard Gardner bahwa: menari termasuk dalam Multiple Intellegence yaitu Body Smart (kecerdasan fisik/kinestetik). Pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan menari. Menari bersama bisa mengasah kecerdasan fisik anak. Menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot. Tidak hanya tangan dan kaki saja tetapi tubuhpun ikut bergerak. Dengan menari anak dapat mengekspresikan perasaannya, dan keluwesannya dalam bergerak. Selain itu peneliti mengambil tari yamko rambe karena gerakan-gerakannya cukup mudah dilakukan anak dan sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang lincah, bergerak atraktif dan cukup dinamis. Untuk mengakomodir, menunjang serta mengasah dan menstimulasi kecerdasan kinestetik atau kemampuan motorik kasar anak tersebut maka sangat tepat bila tari yamko rambe merupakan tarian nusantara yang dipilih dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini.t. Diharapkan setelah melakukan gerakan yang ada pada tarian ini anak akan lebih berkembang motorik kasarnya dengan optimal. Adapun tahap pemberian materi gerakan tari yamko melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru mempersiapkan peralatan penunjang pembelajaran tari yamko rambe, seperti : cd, laptop, speaker. b. Guru mengkondisikan anak-anak dan membentuk kelompok-kelompok kecil, hal ini dimaksudkan supaya lebih mudah mengarahkan anak dalam melakukan gerakan tarian. c. Anak-anak yang sudah terbentuk kelompok kecil mulai di panggil setiap kelompok sementara yang lain berada di area bermain. d. Gerakan tarian diberikana secara bertahap dan belum mengikuti pola lantai. e. Memberikan gerakan demi gerakan dengan hitungan atau ketukan, belum menggunakan musik.

44 f. Setelah agak lancer baru menggunakan musik dan melakukan gerakan tarian dengan mengikuti pola lantai. g. Gerakan diberikan dengan didahului peserta didik melihat video suku pedalaman irian berburu h. Gerakan yang ada pada video itu diaplikasikan dalam gerakan tarian yamko rambe, sehingga secara tidak langsung peserta didik juga tergali kemampuan imajinasi dan kreativitasnya. i. Guru mengarahkan dan memberi penguatan dalam memotivasi peserta didik supaya lebih semangat. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data diantaranya : Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini 1. Observasi Observasi dalam penelitian ini merupakan cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran tari yamko rambe dan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan motorik kasarnya. Agar observasi yang dilakukan oleh guru sesuai dan mengacu pada indikator yang telah diterapkan. Teknik observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran melalui pembelajaran tari yamko rambe untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terlihat pada peserta didik. 2. Catatan Lapangan Catatan lapangan dibuat oleh peneliti yang melakukan penelitian atau observasi, berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa, mungkin juga hubungan orang tua siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, demikian pula kegiatan lain dari

45 penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan, diskusi, dan refleksi, semuanya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini (Rochiati, W. 2008 : 125). Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar, dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Catatan lapangan sama halnya dengan pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan tuntutan tujuan yang hendak dicapai yaitu kinerja guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran tari yamko rambe. Catatan lapangan ini juga dapat merefleksikan tindakan yang telah dilakukan peneliti, apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya. (Tampak pada lampiran-lampiran). 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran tari yamko rambe dan kemampuan motorik kasar. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kemampuan motorik kasar anak sebelum pembelajaran tari yamko rambe (Pra Siklus), pada saat pelaksanaan dan penerapan tari yamko rambe yaitu pada siklus I, dan siklus II. Foto-foto kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui Tari Yamko Rambe dari mulai pra siklus, pelaksanaan siklus I dan hingga pelaksanaan siklus II yang menggambarkan setiap gerakan yang dilakukan oleh anakanak, sehingga dapat jelas terlihat kondisi kemampuan anak pada pra siklus, kemampuan anak saat penerapan pembelajaran motorik kasar melalui tari yamko rambe pada siklus I dan siklus II, dan perubahan yang terjadi pada setiap tahapan penelitian tersebut. (Tampak pada lampiran-lampiran)

46 4. Kisi-Kisi Pemgembangan Instrumen Berikut adalah pemaparan dalam tabel 3.5 yang merupakan kisi-kisi pengembangan instrumen pada pembelajaran tari yamko rambe untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar peserta didik di PAUD Cahaya Indonesia (Tampak pada Lampiran I)