MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA

Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara

ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA

TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia,

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D.

Problems of Hardy-Weinberg Principle

ABSTRAK. KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) LINGKAR DADA TERNAK SAPI PO

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KERAGAMAN DAN JARAK GENETIK KUDA BERDASARKAN ANALISIS ELEKTROFORESIS POLIMORFISME PROTEIN DARAH

ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) PANJANG BADAN TERNAK SAPI PO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

POTENSI GENETIK KUDA LOKAL DI SULAWESI UTARA SEBAGAI SUMBER BIBIT KUDA INDONESIA

GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

BAB III: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keragaman Protein Plasma Darah

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

POPULATION GENETICS: Animal Genetics

GENETIKA DASAR Genetika Populasi

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

Jurnal zootek ( zootek journal ) Vol 34 No 2: (Juli 2014) ISSN

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitan ini menggunakan catatan produksi susu 305 hari dari

Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

ALEL GANDA (GOLONGAN DARAH ABO)

INTERAKSI GEN SUATU PROSES INTERAKSI DARI KERJA GENA YANG

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Management of Farm Animal Genetic Resources. Tujuannya untuk melindungi dan

Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung

APAKAH INI DITURUNKAN?

2011) atau 25,10% ternak sapi di Sulawesi Utara berada di Kabupaten Minahasa, dan diperkirakan jumlah sapi peranakan Ongole (PO) mencapai sekitar 60

GEN TUNGGAL DALAM POPULASI

Interaksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda

TINJAUAN PUSTAKA. Sejarah Perkembangan Kuda

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

Ayundyah Kesumawati. May 31, 2015

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kuda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH

POPULASI TANAMAN ALLOGAM

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK PROTEIN DARAH KUDA LOKAL SULAWESI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN POLYACRYLAMIDE GEL ELECTROPHORESIS (PAGE)

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B


BAB III METODE PENELITIAN

Simbol untuk suatu gen

Pengaruh satu gen Apabila terjadi interaksi antar alel pada gen tertentu, maka genotip dapat digunakan untuk menduga penotipnya. Apabila dapat diketah

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

Part II SPL Homogen Matriks

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder dan dilakukan selama satu bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorim Komputasi Bagian Pemuliaan dan Genetika, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Materi yang diperoleh pada penelitian ini adalah data sekunder berupa gambar dalam bentuk foto kuda delman lokal yang diperoleh dari B.J. Takaendengan. Jumlah data dalam bentuk foto kuda yang digunakan sebanyak 40 ekor dari kota Tomohon, 50 ekor dari kota Manado, 357 ekor dari Kabupaten Minahasa dan sebanyak 30 ekor dari kota Amurang. Kota-kota tersebut terletak di Sulawesi Utara. Software statistik yang digunakan adalah MINITAB Release 13.20 dan MEGA 4. Prosedur Penentuan Fenotipe Bagan gambar atau sketsa setiap foto kuda delman merupakan ciri identitas dari setiap kuda yang diamati. Nomor identitas kuda, jenis kelamin, asal kuda dan ciri genetik eksternal atau fenotipe yang merupakan warna bulu kuda dicantumkan pada skema. Gambar dibuat pada lembar HVS berukuran A4. Gambar 1 menyajikan lembar skema yang diberlakukan untuk setiap data performa warna bulu kuda yang akan diamati. Gambar kuda yang diamati dilampirkan pada setiap skema. Gambar 1 dilengkapi dengan tanda-tanda khusus pola warna bulu berdasarkan pola warna bulu kuda menurut Nozawa et al. (1981). Penentuan fenotipe kuda pengamatan dilakukan berdasarkan Nozawa et al. (1981). Gambar 2-9 menyajikan gambaran fenotipe atau performa kuda yang diilustrasikan dalam bentuk foto. Gambar 2 menyajikan fenotipe pola warna bulu bay atau ka-ge; Gambar 3 black atau ao-ge; Gambar 4 chestnut atau kuri-ge; Gambar 5 spotted atau buchi; Gambar 6 white atau same-ge; Gambar 7 chestnut-cream atau tsuki-ge; Gambar 8 bay-cream atau kawara-ge; dan Gambar 9 roan atau kasu-ge. 10

No/Nama Kuda : Jenis Kelamin : Tampak Kanan Tampak Kiri Tampak Belakang Tampak Depan Tampak Kepala Samping Kanan Tampak Kepala Samping Kiri Gambar 1. Bagan Gambar atau Sketsa Kuda yang Diamati 11

Gambar 2. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Bay (Ka-ge) (sumber: http://www.theequinest.com/breeds/cleveland-bay/) Gambar 3. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Black (Ao-ge) (sumber: http://www.whitehorseproductions.com/tbcolor1.html) 12

Gambar 4. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Chestnut (Kuri-ge) Sumber: http://animals.desktopnexus.com/wallpaper/53856/comments/ Gambar 5. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Spotted (Buchi) Sumber: http://simplyhorse-crazy.blogspot.com/2010/11/is-missy-tobiano.html 13

Gambar 6. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda White (Same-ge) Sumber: http://www.theequinest.com/breeds/camarillo-white/ Gambar 7. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Chestnut-cream (Tsuki-ge) Sumber: http://www.ultimatehorsesite.com/colors/palomino.html 14

Gambar 8. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Bay-cream (kawara-ge) Sumber: http://sabuckskins.webs.com/ Gambar 9. Fenotipe Pola Warna Bulu Kuda Roan (Kasu-ge) Sumber: http://www.brokenlfarm.com/sold.htm 15

Penentuan Genotipe Kuda Delman Tabel 1 menyajikan kemungkinan genotipe yang dimiliki kuda berdasarkan gambaran fenotipe genetik eksternal. Menurut Nozawa et al. (1981), bahwa lokus A dan B ditemukan pada fenotipe pola warna bulu bay (ka-ge), black (ao-ge), chestnut (kuri-ge), bay-cream (kawara-ge) dan chestnut-cream (tsuki-ge). Lokus D ditemukan bersamaan dengan bulu bay (ka-ge), black (ao-ge), chestnut (kuri-ge), bay-cream (kawara-ge) dan chestnut-cream (tsuki-ge) ditambah warna white atau pseudo-albino (same-ge). Lokus R ditemukan pada roan dan non-roan. Lokus S ditemukan pada spotted dan non-spotted. Tabel 1. Lokus Warna Bulu Kuda pada Berbagai Fenotipe (Performa) menurut Nozawa et al. (1981) Bay (Ka-ge) Black (Ao-ge) Fenotipe Pola Warna Bulu Chestnut (Kuri-ge) Bay-cream (Kawara-ge) Chestnut-cream (Tsuki-ge) White atau pseudo-albino (Same-ge) Roan (Kasu-ge) Spotted (Buchi) Genotipe A_B_dd aab_dd, aab_dd bbdd A_B_Dd bbdd DD Rr S_ Penentuan Jumlah Genotipe Kuda Delman berdasarkan Nozawa et al. (1981) Lokus A Genotip A_dan aa berasal dari lokus A. Penentuan jumlah genotip A_ dengan menjumlahkan pola warna bulu bay (ka-ge), chestnut (kuri-ge), bay-cream (kawarage) dan chestnut-cream (tsuki-ge). Penentuan jumlah genotipe aa dengan menjumlahkan pola warna bulu black (ao-ge), chestnut (kuri-ge) dan chestnut-cream (tsuki-ge) (Nozawa et al., 1981). Pola warna bay (ka-ge) diwakili genotipe A_B_dd, chestnut (kuri-ge) diwakili genotipe bbdd, bay-cream (kawara-ge) diwakiliki genotipe A_B_Dd, black (ao-ge) diwakili genotipe aab_dd dan aab_dd dan chestnut-cream (tsuki-ge) diwakili genotipe bbdd. 16

Lokus B Genotip B_dan bb berasal dari lokus B. Penentuan jumlah genotipe B_ dengan menjumlahkan pola warna bulu bay (ka-ge), black (ao-ge) dan bay-cream (kawara-ge). Penentuan jumlah genotip bb dengan menjumlahkan pola warna bulu chestnut (kuri-ge) dan chestnut-cream (tsuki-ge) (Nozawa et al., 1981). Genotipe A_B_dd mewakili pola warna bay (ka-ge), genotipe aab_dd dan aab_dd mewakili pola warna black (ao-ge), genotipe bbdd mewakili pola warna chestnut (kuri-ge), genotipe A_B_Dd mewakili pola warna bay-cream (kawara-ge) dan genotipe bbdd mewakili pola warna chestnut-cream (tsuki-ge). Lokus D Genotipe D_dan dd berasal dari lokus D. Penentuan jumlah genotipe D_ dengan menjumlahkan pola warna bulu black (ao-ge), bay-cream (kawara-ge), chestnut-cream (tsuki-ge) dan white atau pseudo-albino (same-ge). Penentuan jumlah genotipe dd dengan menjumlahkan pola warna bulu bay (ka-ge), black (ao-ge) dan chestnut (kuri-ge) (Nozawa et al., 1981). Genotipe A_B_dd menentukan pola warna bay (ka-ge), genotipee aab_dd dan aab_dd menentukan pola warna black (ao-ge), genotipe bbdd menentukan pola warna chestnut (kuri-ge), genotipe A_B_Dd pola warna bay-cream (kawara-ge), genotipe bbdd menentukan pola warna chestnutcream (tsuki-ge) dan genotipe DD menentukan pola warna white atau pseudo-albino (same-ge). Lokus R Genotipe Rr dan rr berasal dari lokus R. Penentuan jumlah genotipe Rr dengan menjumlahkan pola warna bulu roan (kasu-ge). Penentuan jumlah genotipe rr dengan menjumlahkan pola warna bulu bay (ka-ge), black (ao-ge), chestnut (kurige), bay-cream (kawara-ge), chestnut-cream (tsuki-ge), white atau pseudo-albino (same-ge) dan spotted (buchi) (Nozawa et al., 1981). Pola warna roan (kasu-ge) diwakili genotipe Rr, bay (ka-ge) diwakili genotipe A_B_dd, genotipe aab_dd dan aab_dd menggambarkan pola warna black (ao-ge). Genotipe bbdd mewakili pola warna chestnut (kuri-ge), genotipe A_B_Dd menggambarkan pola warna baycream (kawara-ge), untuk pola warna chestnut-cream (tsuki-ge) diwakilkan genotipe 17

bbdd, white atau pseudo-albino (same-ge) diwakili genotipe DD dan genotipe S_ menggambarkan spotted (buchi). Lokus S Genotipe S_ dan ss berasal dari lokus S. Penentuan jumlah genotipe S_ dengan menjumlahkan pola warna bulu spotted (buchi) diwakili genotipe S_. Penentuan jumlah genotipe ss dengan menjumlahkan pola warna bulu bay (ka-ge), black (ao-ge), chestnut (kuri-ge), bay-cream (kawara-ge), chestnut-cream (tsuki-ge), white atau pseudo-albino (same-ge) dan roan (kasu-ge) (Nozawa et al., 1981). Genotipe S_ mengekspresikan pola warna spotted (buchi), genotipe A_B_dd mengekspresikan pola warna bay (ka-ge), genotipe aab_dd dan aab_dd mengekspresikan pola warna black (ao-ge), genotipee bbdd mengekspresikan pola warna chestnut (kuri-ge), genotipee A_B_Dd mengekspresikan pola warna baycream (kawara-ge), genotipe bbdd mengekspresikan pola warna chestnut-cream (tsuki-ge), genotipe DD mengekspresikan pola warna white atau pseudo-albino (same-ge) dan genotipe Rr mengekspresikan pola warna roan (kasu-ge). Analisis Data Pengamatan Fenotipe Kuda delman yang diamati disajikan dalam bentuk gambar. Setiap kuda memiliki informasi lengkap tentang fenotipe dan genotipe. Setiap ekor gambar kuda diberi nomor identitas. Kuda nomor 1-40 adalah kuda dari Tomohon, kuda nomor 41-90 adalah kuda dari Manado, kuda nomor 91-447 merupakan kuda dari Kabupaten Minahasa dan kuda nomor 448-477 adalah kuda dari Amurang. Macam fenotipe yang ditemukan pada kuda delman penelitian ditabulasikan pada tabel jumlah kuda delman berdasarkan fenotipe pada Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Tabel tersebut dinamakan Tabel A. Frekuensi Fenotipe. Frekuensi fenotipe setiap warna bulu yang diamati pada setiap jenis kuda dihitung menggunakan metode Minkema (1993): Frekuensi fenotipe Uji Khi-kuadrat. Uji khi-kuadrat digunakan untuk mengetahui apakah ditemukan ketergantungan atau tidak antara dua sifat, yaitu fenotipe warna bulu dan lokasi pengamatan; dengan menggunakan metode Gaspersz (1991): 18

Keterangan: E ij = frekuensi harapan dari fenotipe warna bulu ke-i dan lokasi pengamatan ke-j B i = total frekuensi pengamatan pada baris ke-i dalam tabel kontingensi berukuran b x k K j T = total frekuensi pengamatan pada kolom ke-j = total seluruh frekuensi pengamatan Pengamatan Genotipe Pendugaan genotipe setiap kuda dilakukan berdasarkan pengamatan fenotipe individual. Penentuan genotipe yang pasti pada masing-masing kuda tidak dapat dilakukan karena silsilah asal kuda berasal tidak tersedia. Genotipe setiap kuda hanya dapat diduga berdasarkan fenotipe. Setiap kuda memiliki lima lokus sesuai dengan yang disarankan oleh Nozawa et al. (1981). Macam genotipe yang diduga pada kuda delman penelitian ditabulasikan pada suatu tabel. Tabel tersebut berisi data genotipe berdasarkan lokasi pengamatan. Tabel tersebut dinamakan Tabel B. Tabel B dibuat berdasarkan Tabel A. Frekuensi masing-masing genotipe penentu satu sifat warna bulu pada setiap lokasi pengamatan disajikan pada Tabel C. Tabel C berisi jumlah kuda berdasarkan genotipe setiap sifat warna bulu. Berdasarkan Nozawa et al. (1981) yang melakukan pengamatan kuda lokal Indonesia ditemukan lima gen yang mempengaruhi warna kuda tersebut. Gen-gen tersebut adalah gen A, gen B, gen D, gen R dan gen S; yang mengendalikan warna bay (ka-ge), black (ao-ge), chesnut (kuri-ge), bay-cream (kawara-ge), chesnut-cream (tsuki-ge), white or pseudo-albino (same-ge), roan (kasu-ge) dan spotted (buchi). Perhitungan Frekuensi Gen Perhitungan frekuensi gen dilakukan berdasarkan Tabel C yang dilakukan menurut Allendrof dan Luikart (2007). Perhitungan diasumsikan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg: 19

(p+q) 2 =p 2 +2pq+q 2,, Keterangan: p= gen dominan q= gen resesif Jarak Genetik antara Lokasi Pengamatan Jarak genetik kuda delman antara populasi dihitung berdasarkan rumus yang disarankan oleh Nei (1987): Keterangan: D jk = jarak genetik kuda delman antara lokasi pengamatan ke-j dengan lokasi pengamatan ke-k q ij = frekuensi ke-i pada lokasi pengamatan ke-j q ik = frekuensi ke-i pada lokasi pengamatan ke-k 20