A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.
|
|
- Ari Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan menggunakan metode maximum likelihood dengan asumsi perbandingan jantan dan betina adalah 1:1 dengan cara: ( a1 + a ) + ( a1 + a a ) qo ( 5a 1 + a + a ) qo + ( a1 + a + a ) qo = 0 SE = q ( 1 + q )( 1 q )( q )/ n o o o o Karakter ekor yang diduga bersifat poligen, frekuensi alel ekor normal dan ekor pendek dalam suatu populasi dihitung dengan q M = D/n, dan q m = 1- q M, dengan standar eror : SE = ( q. q ) n M m / (Nozawa et al. 004) Nilai heterozigositas (h) dan heterozigositas rataan (Ĥ) yang diperlukan untuk mengetahui keragaman suatu alel dalam suatu populasi dihitung dengan cara: h = n 1 x n 1 H ˆ h i / n ( )( ) = h dimana h i = nilai heterozigositas lokus i, x i = frekuensi alel dari lokus i dan n h = jumlah lokus yang diamati. Nilai standar eror untuk nilai h dan Ĥ sebagai berikut: SE hi [ ( n ) ( x ( x ) ) ( ( ) )] + x x = n( n 1) 0.5 (Nei 1987) lebih rendah dibandingkan dengan alel a (tipe mutan), yaitu sebesar 40.% dan 59.7% (Tabel ). Heterozigositas pada lokus A~a sangat tinggi yaitu sebesar 48.1%. Tabel Frekuensi alel dan heterozigositas setiap lokus pada populasi kucing yang berada di 10 kecamatan di Jakarta Timur Lokus Alel Frekuensi Alel heterozigositas (q) (h) A~a n = 166 A a 0.40± ± ±0.00 B~b~b 1 n = 084 C~c b ~c s ~c a ~c n = 084 D~d n = 058 i~i n= 059 L~l n = 084 o~o n = 084 S~s n = 059 T~T a ~t b n = 199 w~w n= 084 B b b 1 C c b c s c a c D d i I L l o O S s T T a t b w W 0.644± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.001 m~m * ±0.011 n = ±0.011 *(-) ekor panjang; (+) ekor pendek 0.509± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.00 HASIL Jumlah sampel kucing yang diperoleh dari 10 kecamatan Jakarta Timur adalah 084 individu. Data sampel yang diperoleh, kemudian dianalisis menjadi frekuensi (q) alel dan heterozigositas (h) yang ditunjukkan pada Tabel, dan heterozigositas rataan (Ĥ) pada Tabel. Frekuensi alel dan Heterozigositas Lokus A~a Alel A (tipe liar) pada lokus A~a yang mengekspresikan pola Agouti pada dasar rambut kucing (Gambar 1). Di wilayah Jakarta Timur lokus ini memiliki nilai frekuensi yang Gambar 1 Kucing dengan pola Agouti (tanda panah), genotipe A-B-C- D-ii T-.
2 4 Lokus B~b~b 1 Besar nilai frekuensi alel B yang mengekspresikan warna hitam, alel b yang mengekpresikan warna cokelat, dan alel b 1 yang mengekspresikan warna cinnamon pada lokus B~b~b 1 (Gambar ) secara berturutturut di wilayah Jakarta Timur sebesar 64.4%, 5.4% dan 10.1% (Tabel ). Kucing yang memiliki alel b 1 sangat jarang ditemukan, bahkan di Kecamatan Duren Sawit dan Makasar tidak ditemukan alel b 1. Heterozigositas lokus B~b~b 1 di wilayah Jakarta Timur paling tinggi dibandingkan dengan lokus yang lain, yaitu sebesar 50.9% (Tabel ). Gambar Kucing dengan ekspresi lokus C~c b ~c s -c a ~c. Seal tabby point dengan genotipe A-B-c s c s ii; Blue Burmese dengan genotipe aab-c b c b dd I- ll; Albino blue eyes dengan genotipe W-;c a c a ii; (d) Albino dengan genotipe W-; cc ii. Gambar Kucing dengan ekspresi dari lokus B~b~b 1. Solid black dengan genotipe aa B-C-D-ii; Chocolate classic tabby dengan genotipe A-bb C-D-ii t b t b ; Cinnamon mackerel tabby dengan genotipe A-b 1 b 1 C-D-ii T-. Lokus C~c b ~c s ~c a ~c Alel C yang mengekspresikan pigmentasi penuh memiliki nilai frekuensi alel sebesar 86.%. Alel c b, c s dan c a yang mengekspresikan warna burmese, siamese dan albino dengan iris biru sangat jarang ditemukan. Kucing yang memiliki alel c b, c s, c a dan c ditunjukkan pada Gambar dan 4. Alel c s hanya ditemukan di kecamatan Pulogadung, Kramat Jati, dan Makasar dengan frekuensi sebesar %, 1.6% dan 9.4% (Lampiran 4). Besar nilai frekuensi alel c b, c s, c a dan c di wilayah Jakarta Timur secara berturut-turut sebesar 1.1%, 1.%,.6% dan 8.8% (Tabel ).. Nilai heterozigositas lokus ini secara keseluruhan memiliki persentasi yang kecil, yaitu sebesar 4.6%. Gambar 4 Ekspresi c a c yang bersifat kodominan. Solid white (albino), odd eye kinky tail (W-; c a c Mm); ekspresi alel c a terlihat pada mata sebelah kiri (biru) dan alel c terlihat pada mata sebelah kanan (kuning). Lokus D~d Di wilayah Jakarta Timur, Alel D yang mengekspresikan warna pekat memiliki nilai frekuensi sebesar 8.7%. Alel d yang mengekspresikan warna pudar memiliki nilai frekuensi sebesar 16.%. Nilai heterozigositas (h) dari lokus ini sebesar 7.%. Alel d akan berinteraksi dengan alel B menjadi warna blue, interaksi dengan alel b menjadi warna lilac, dan interaksi dengan alel b 1 menjadi warna light lilac, serta interaksi dengan alel O pada lokus o~o akan menjadi warna krem (Gambar 5).
3 5 Cakung (Lampiran 4) tidak ditemukan. Nilai heterozigositas lokus L~l yaitu sebesar 18.8%. (d) Gambar 5 Kucing dengan ekspresi lokus D~d. blue tabby mackerel dengan genotipe A-B-C-dd ii T-. Lilac (platinum) Burmese dengan genotipe aabbc-dd ii. Light lilac tabby spotted dengan genotipe A-b 1 b 1 C-dd ii T-. Cream mackerel tabby dengan genotipe C-dd ii OO T-. Lokus i~i Gen inhibitor (I) pada lokus i~i mengekspresikan warna perak, sedangkan alel i mengekspresikan warna selain perak (pigmentasi normal) (Gambar 6). Kucing yang memiliki alel I sangat jarang ditemukan dengan nilai frekuensi alel sebesar.0%, sedangkan alel i sangat banyak ditemukan, dengan frekuensi alel sebesar 98%. Nilai heterozigositas lokus ini yaitu sebesar 16.8% menunjukkan bahwa lokus ini bersifat relatif seragam. Gambar 7 Chocolate, white longhair dan long tail (aabbc-d-ii ll mm). Lokus o~o Lokus o~o yang terpaut kromosom X bersifat kodominan dalam keadaan heterozigot. Ekspresi dari lokus ini menghasilkan tiga fenotipe yaitu oranye (OO), non oranye (oo) dan tortoiseshell (Oo) (Gambar 8). Alel o memiliki nilai frekuensi alel sebesar 68.5% sedangkan alel O memiliki nilai frekuensi alel sebesar 1.5%. Nilai heterozigositas (h) lokus ini cukup tinggi yaitu sebesar 4.% (Tabel ). Gambar 6 Kucing dengan ekspresi lokus i~i. Silver classic tabby dengan genotipe A-B-C-D-I-t b t b. Lokus L~l Alel L mengekspresikan rambut pendek, sedangkan alel l mengekspresikan rambut panjang pada kucing (Gambar 7). Alel L memiliki nilai frekuensi alel sebesar 89.5%, sedangkan alel l memiliki nilai frekuensi alel sebesar 10.5%. kucing yang memiliki alel l sangat jarang ditemukan di Jakarta Timur, bahkan di dua kecamatan yaitu Jatinegara dan Gambar 8 Red mackerel tabby (C-D-ii OO T-). Brown abyssinian tabby (A-B-C-D-ii oo T a -). Tortoiseshell and white (Calico) (aab-c-d-ii Oo S-). Lokus S~s Spot putih pada kucing disandikan oleh alel S yang memiliki sifat dominan terhadap alel s yang menyandikan warna normal (tanpa daerah putih) pada kucing. Nilai frekuensi alel S lebih tinggi dibandingkan dengan alel s, dengan persentasi sebesar 5.8% dan 47.% (Tabel ). Nilai heterozigositas lokus S~s cukup tinggi yaitu sebesar 4.%. Morfologi kucing yang memiliki alel S ditunjukkan oleh Gambar 9.
4 6 sebesar 99.4% (Tabel ). Lokus ini juga memiliki heterozigositas yang sangat kecil yaitu sebesar 1.% (Tabel ). Kecamatan Pasar Rebo memiliki nilai heterozigositas tertinggi dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya dengan nilai sebesar.9% (Lampiran 4). Gambar 9 Kucing dengan daerah putih (tanda panah) dengan genotipe A-B-C-D-ii T- S-. Lokus T~T a ~t b Alel T yang mengekspresikan pola tabby mackerel bersifat dominan terhadap alel T a yang mengekspresikan pola tabby Abyssinian, dan t b yang mengekspresikan tabby classic. Kucing yang memiliki alel T di Jakarta Timur lebih mendominasi dibandingkan dengan alel T a dan t b (Gambar 7). Hal tersebut dapat dilihat dari besar frekuensi alel T yaitu 6.9%, sedangkan frekuensi alel T a dan t b secara berturut-turut sebesar 16.% dan 19.8% (Tabel ). Nilai heterozigositas lokus ini sebesar 4.%. Gambar 11 Solid White dengan genotipe W- c a c a mm. Lokus m~m Panjang ekor dikendalikan oleh gen Manx. Genotipe Mm mengekspresikan ekor pendek, sedangkan genotipe mm mengekspresikan ekor panjang. Besar nilai frekuensi kucing ekor pendek lebih kecil dibandingkan dengan kucing ekor panjang yaitu secara berturut-turut sebesar 4.8% dan 57.% (Tabel ). Nilai heterozigositas (h) lokus ini yaitu sebesar 49%. Ekspresi lokus ini dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 10 Ekspresi lokus T a ~T~t b pada kucing. Brown abyssinian tabby dengan genotipe A-B-C-D-ii T a -. Red classic tabby dengan genotipe C-D-ii O- t b t b. Red mackerel tabby dengan genotipe C-D-ii O-T-. Lokus w~w Rambut putih polos pada kucing disandikan oleh alel W (Gambar 1). Kucing yang berambut putih polos sangat jarang dijumpai di wilayah Jakarta Timur dengan nilai frekuensi alel sebesar 0.6% (Tabel ), bahkan di tiga kecamatan yaitu Jatinegara, Pasar Rebo, dan Cakung tidak ditemukan kucing yang memiliki alel W tersebut (Lampiran 4). Presentase frekuensi alel w sangat tinggi di Wilayah Jakarta Timur yaitu Gambar 1 Karakter ekor panjang (C-ddii ll OO mm). karakter ekor pendek (C-D-ii L- Mm OO).
5 7 Heterozigositas Rataan (Ĥ) Nilai heterozigositas rataan (Ĥ) digunakan untuk melihat keragaman genetika dari multi lokus pada suatu populasi (Avise 1994). Nilai Heterozigositas rataan (Ĥ) pada 11 lokus secara keseluruhan di Jakarta Timur sebesar 1.8% (Tabel ). Tabel Nilai heterozigositas rataan (Ĥ) pada 11 lokus di Jakarta Timur dibandingkan dengan Indonesia dan Asia Kecamatan Ĥ Ĥ* Ĥ** Matraman Cipayung Jatinegara Ciracas Cakung Pasar rebo Duren sawit Pulogadung Kramat jati Makasar Rata-rata * tanpa lokus B~b dan L~l sebagai pembanding terhadap populasi di Indonesia (Nozawa et al. 198) ** tanpa lokus B~b dan i~i sebagai pembanding terhadap populasi di Asia (Kawamoto et al. 00) PEMBAHASAN Frekuensi alel pada 11 lokus Nilai frekuensi alel tipe mutan pada lokus A~a dan S~s memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan tipe liarnya (Tabel ). Hasil tersebut menandakan bahwa penyebaran kucing dengan alel mutan tersebut cukup luas di wilayah Jakarta Timur. Nozawa et al. (198) menyatakan bahwa kucing yang memiliki alel S banyak dijumpai pada negaranegara di seluruh dunia. Pada populasi kucing di Jakarta Timur ditemukan lokus baru yaitu lokus B~b~b 1 dan L~l. Di wilayah Jakarta, Nozawa et al. (198) tidak menemukan kedua lokus tersebut. Besarnya nilai frekuensi alel B, b, dan b 1 berturut-turut sebesar 64.4%, 5.4%, dan 10.1% (Tabel ). Frekuensi B yang besar dibandingkan dengan dua alel yang lainnya disebabkan alel B bersifat dominan, sedangkan dua alel yang lainnya bersifat resesif (Vella et al.1999). Lokus C~c b ~c s ~c a ~c merupakan lokus yang memiliki banyak alel dibandingkan dengan lokus lainnya yang terdapat pada F. domesticus. Beberapa alel pada lokus ini merupakan alel yang menjadi ciri khas pada kucing di beberapa negara. Kucing yang memiliki alel c b dan c s sangat banyak ditemukan di Thailand, sedangkan alel c a dan c banyak ditemukan di Amerika dan beberapa negara di Eropa (Vella et al. 1999; Nozawa et al. 004). Kucing yang memiliki alel c b, c s, c a, dan c juga ditemukan di Jakarta Timur dengan nilai frekuensi alel secara berturutturut sebesar 1.1%, 1.%,.6%, dan 8.8% (Tabel ). Nozawa et al. (198) tidak menemukan alel c b, c s, c a, dan c pada populasi kucing di Jakarta. Hal tersebut menandakan bahwa pada populasi kucing di Jakarta Timur telah ditemukan alel baru. Kemunculan alelalel tersebut disebabkan oleh kucing-kucing non lokal yang dipelihara oleh manusia di wilayah Jakarta Timur. Penyebaran alel-alel tersebut diduga disebabkan oleh perkawinan acak yang terjadi antara kucing lokal dengan non lokal. Alel O di Jakarta Timur memiliki nilai frekuensi alel sebesar 1.5% (Tabel ). Garcia et al. (005) menyatakan bahwa alel O merupakan alel dari karakter kucing Asia. Nilai frekuensi alel O di Asia (Pakistan, Arab, Hongkong, dan Singapura) lebih tinggi dibandingkan Amerika Latin. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Nozawa et al.(004) yang menyatakan bahwa Asia Tenggara dan Timur memiliki nilai frekuensi alel O lebih tinggi, yaitu 0% hingga 50%, dibandingkan Eropa dan Amerika Utara. Jadi dapat dikatakan bahwa frekuensi alel O yang merupakan karakter kucing Asia, cukup tinggi di Jakarta Timur. Alel w pada lokus w~w memiliki nilai frekuensi alel tertinggi (99.4%), sedangkan alel W memiliki nilai frekuensi alel terendah (0.6%) dibandingkan dengan alel lainnya pada lokus yang berbeda (Tabel ). Nilai frekuensi alel w yang tinggi disebabkan oleh dominasi tipe liar (Robinson 1991). Kucing yang memiliki alel W sangat jarang ditemukan di Jakarta Timur, bahkan di beberapa kecamatan yaitu Jatinegara, Cakung dan Duren Sawit, kucing tersebut tidak ditemukan (Lampiran ). Hal tersebut terjadi karena alel W merupakan karakter dari kucing Eropa, sehingga alel ini jarang ditemukan di Indonesia. Kemunculan kucing yang memiliki alel W diduga karena terjadi perkawinan silang antara kucing lokal dengan non lokal yang berasal dari Eropa (Nozawa et al. 004). Vella et al. (1999)
ABSTRAK. KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON
ABSTRAK KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON Nirmala Fitria Firdhausi, Dosen Prodi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, E-mail: nirmala_firdhausi@yahoo.com
Lebih terperinciMORFOGENETIK KUCING (Felis domesticus) DI JAKARTA TIMUR
i MORFOGENETIK KUCING (Felis domesticus) DI JAKARTA TIMUR TIRTA LESMANA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii ABSTRAK TIRTA LESMANA. Morfogenetik
Lebih terperinciKolokium Rina Rodiana G
Kolokium Rina Rodiana G34080063 Rina Rodiana, Dyah Perwitasari, dan Achmad Farajallah. 2011. Morfogenetik Kucing di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kolokium disampaikan tanggal
Lebih terperinciKeragaman Kucing Domestik(felis domesticus) berdasarkan Morfogenetik
Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 212 Keragaman Kucing Domestik(felis domesticus) berdasarkan Morfogenetik Harini Nurcahya Mariandayani Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. VI No. 2 Desember 2008
MORFOGENETIKA KUCING RUMAH (Felis domesticus) DI DESA JAGOBAYO KECAMATAN LAIS BENGKULU UTARA BENGKULU Abdul Rahman Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB Abstrak Dari analisa pola warna
Lebih terperinciManajemen Pet Animal. Manajemen Kucing 1 (Sejarah, Ras dan Warna kucing, Pemilihan Kucing)
Manajemen Pet Animal Manajemen Kucing 1 (Sejarah, Ras dan Warna kucing, Pemilihan Kucing) Sejarah Kucing 1. Kemungkinan berkembang biak dengan kucing di eropa yang sudah didomestikasi 2. Kemungkinan nenek
Lebih terperinciKARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA
35 KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA Pendahuluan Populasi kuda lokal di Sulawesi Utara memiliki karakteristik baik morfologi maupun pola warna tubuh
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder dan dilakukan selama satu bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorim Komputasi Bagian Pemuliaan dan Genetika, Departemen Ilmu
Lebih terperinciGENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen
GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen Oleh Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP 08 385 065 359 e-mail dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen
Lebih terperinciSuhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID
Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat
Lebih terperinciLuisa Diana Handoyo, M.Si.
Luisa Diana Handoyo, M.Si. Cabang ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Populasi adalah suatu kelompok individu
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciAlel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP
Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Alel Merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus ( tempat ) tertentu Alel ganda ( multiple alleles ) adalah bila dalam satu lokus terdapat lebih
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ayam Klasifikasi bangsa ayam menurut Myers (2001) yaitu kingdom Animalia (hewan); filum Chordata (hewan bertulang belakang); kelas Aves (burung); ordo Galliformes; famili Phasianidae;
Lebih terperinciGambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan penelitian meliputi empat lokasi, yaitu Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Penentuan lokasi pengamatan penelitian dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Ciamis merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki luasan sekitar 244.479 Ha. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak
Lebih terperinciDefinisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel
Definisi Genetika GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari
Lebih terperinciXII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan
Lebih terperinciIII. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb
III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit Amplifikasi DNA mikrosatelit pada sapi Katingan dianalisis menggunakan tiga primer yaitu ILSTS073, ILSTS030 dan HEL013. Ketiga primer tersebut dapat mengamplifikasi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2 1. Kacang Ercis biji bulat dominan terhadap biji lonjong maka genotip untuk kacang ercis biji bulat adalah... B BB dan Bb
Lebih terperinciPersilangan Monohibrid Dan Dihibrd
Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd 1. Contoh Persilangan Monohibrid dengan Satu Sifat Beda Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur
Lebih terperinciALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH
ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Alel Protein Darah Hasil penelitian terhadap protein plasma darah didapatkan hasil elektroforesis pita protein muncul ada lima lokus, yaitu Albumin (Alb), Post albumin (Pa),
Lebih terperinciKOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL
KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL Fransisca Cahyono (13509011) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciGENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs
GENETIKA Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN BAGAIMANA DENGAN GOLONGAN TUMBUHAN? Indikator : 1. Mesdeskripsikan materi genetis yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat 2. Membedakan
Lebih terperinciPewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Bab 5 Sumber: chromosome6.com Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Hasil yang harus kamu capai: memahami kelangsungan hidup makhluk hidup. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan konsep
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur
Lebih terperinciDasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi
Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian
Lebih terperinciAplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel
Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda telah didomestikasi lebih daripada 6.000 tahun yang lalu di daerah stepa yang sekarang dikenal dengan daerah Rusia Selatan dan Ukraina. Sejak itu kuda mempunyai banyak manfaat
Lebih terperinciALEL OLEH : GIRI WIARTO
ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang
Lebih terperinci- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen
- - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.
Lebih terperinciPELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD
PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2016 berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Samosir, Karodan Tapanuli Utara,
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Kegiatan seleksi famili yang dilakukan telah menghasilkan dua generasi yang merupakan kombinasi pasangan induk dari sepuluh strain ikan nila, yaitu TG6, GIFT F2 dan
Lebih terperinciEPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.
EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. Selain mengalami berbagai modifikasi fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
Lebih terperinciInteraksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda
6. INTERAKSI GEN Interaksi Gen Interaksi INTRA-ALELIK : Interaksi alel-alel pada lokus yang sama. Alel dominan menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian atau penuh Interaksi INTER-ALELIK : Interaksi
Lebih terperinciPENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.
PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENDAHULUAN Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
Lebih terperinciTopik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel
Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen
Lebih terperinciMODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH
MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya, sehingga dapat menyusun bahan ajar modul
Lebih terperinciMENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.
MENDELISME Luisa Diana Handoyo, M.Si. MENDEL Bapak GENETIKA Pastor Austria yang melakukan percobaan perkawinan silang pertama kali pd tahun 1857 Percobaan pada tanaman ercis/kapri (Pisum sativum), dengan
Lebih terperinciSimbol untuk suatu gen
P F Fenotip Genotip Istilah Simbol untuk suatu gen Homozigot Heterozigot Pengertian Singkatan dari kata Parental, yang artinya induk Singkatan dari kata Filial, yang artinya keturunan Karakter atau sifat
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik
Lebih terperinciSIMBOL SILSILAH KELUARGA
SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika
Lebih terperinciPENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim
PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Gen GH exon 3 pada kambing PE, Saanen, dan PESA (Persilangan PE dan Saanen) berhasil diamplifikasi menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Panjang fragmen
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciGenetika Mendel. (Lanjutan)
1 Genetika Mendel (Lanjutan) 2 Hukum Pemisahan bebas (Law of Independent Assortment) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (Makmur,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia,
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Penyebaran Kuda Kuda merupakan salah satu hewan liar yang didomestifikasi. Secara zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia, subclass
Lebih terperinciSTUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU (The Study of Native Chicken Qualitative Frequency in Menaming Village Rambah Subdistrict
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Exon 4 Amplifikasi gen GH exon 4 pada kambing Peranakan Etawah (PE), Saanen dan PESA (Persilangan PE-Saanen) diperoleh panjang fragmen 200 bp (Gambar 8). M 1 2 3
Lebih terperinciUntuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi
Bab 5 Pewarisan Sifat Banyak sifat yang dimiliki makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji kerja daya sisip dari citra terhadap pesan menggunakan kecocokan nilai warna terhadap pesan berbahasa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di
Lebih terperinciALEL GANDA (GOLONGAN DARAH ABO)
TUGAS GENETIKA ALEL GANDA (GOLONGAN DARAH ABO) Oleh : Fildzah Aulia 1114040197 Biologi Icp B 2011 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013/2014 ALEL GANDA Sebagian
Lebih terperinciGENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B
GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B Nanda Nelfitriza (1510422034), Nurtina Sakaliou (1510422036), Shelvia Jhonisra (1510422030), Zil Fadhilah Rahmah (1510422014) ABSTRAK Praktikum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, sekitar 80-90% dari seluruh sapi perah yang berada di sana.
Lebih terperinciBAB II DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL
BAB II DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL Hukum Segregasi Hukum Pemilihan Bebas Formulasi Matematika Silang Balik dan Silang Uji Modifikasi Nisbah Mendel Teori Peluang Uji X 2 Alel Ganda 12 BAB II. DASAR-DASAR
Lebih terperinciDIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA
DIKTAT 6 GENETIKA volume 4 PENYIMPANGAN HUKUM MENDELL A. Pendahuluan Kadang kala kita melihat bahwa hasil persilangan yang terjadi tidak lah seperti yang kita harapkan atau tidak seperti apa yang diperkirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil protein dan lemak nabati yang cukup penting untuk memenuhi nutrisi tubuh manusia. Bagi industri
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pertumbuhan Turunan Hibrid Huna Pertumbuhan bobot tubuh turunan hibrid antara huna capitmerah dengan huna biru sampai umur 4 bulan relatif sama, pada umur 5 bulan mulai tumbuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab Berbagai alasan muncul berkaitan dengan asal-usul penamaan ayam Arab. Beberapa sumber mengatakan bahwa asal mula disebut ayam Arab karena awalnya dibawa dari kepulangan ibadah
Lebih terperinciGENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono
GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP
Lebih terperinciJURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL A. DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL Seorang biarawan dari Austria, bernama Gregor Johann Mendel, menjelang akhir abad ke-19 melakukan serangkaian percobaan persilangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen FSHR Alu-1 Amplifikasi fragmen gen FSHR Alu-1 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan dengan kondisi annealing 60 C selama 45 detik dan diperoleh produk
Lebih terperinciProblems of Hardy-Weinberg Principle
Problems of Hardy-Weinberg Principle Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo staff.unila.ac.id/priyambodo Soal 1 Populasi di Kelurahan Gedung Meneng terdiri atas 2000 penduduk, yang terdiri atas
Lebih terperinciPenerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia
Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia hmad Fauzul Yogiandra / 13513059 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciKeragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu
Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu Qualitative henotype Diversity of Burgo Chicken in Bengkulu Province T. Rafian 1, Jakaria 2, dan N. Ulupi 2 1 Mahasiswa Program Magister
Lebih terperinciSIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1
SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1 - Mempelajari penggabungan acak gamet jantan dan betina dari F1 pada saat pembuahan Pendahuluan Teori
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA III PERSILANGAN MONOHIBRID Semester : Ganjil 2015 Oleh : Sungging Birawata A1L114097 / Rombongan 14 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis adalah tanaman herba monokotil dan tanaman semusim iklim panas. Tanaman ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel)
Lebih terperinci( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan
PEMBAHASAN UMUM Penggabungan karakter resisten terhadap penyakit bulai dan karakter yang mengendalikan peningkatan lisin dan triptofan pada jagung merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian tersebar ke daerah Mancuria, Korea, Jepang, Rusia,
Lebih terperinciPenerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika
Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika Imam Prabowo Karno Hartomo NIM : 13507123 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H Yulia (F05109031) Kelompok : Brown PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA OLEH: KELOMPOK I 1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001 2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002 3. OKAFANI SARI MULIAWATI
Lebih terperinciInteraksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika
Interaksi Antar Gen-Gen Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi
Lebih terperinciTanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN
Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN Dasar Genetik Tanaman Penyerbuk Silang Heterosigot dan heterogenous Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda Keragaman
Lebih terperinciTEKNIK PENGHITUNGAN KOEFISIEN REKOMBINASI DENGAN CONTOH KASUS LOKUS MDH, ESTERASE DAN WARNA HIPOKOTIL PADA Setaria italica" Muhammad Jusuf2) ABSTRACT
Forum Pascasarjana (1989) 12: 1-15. TEKNIK PENGHITUNGAN KOEFISIEN REKOMBINASI DENGAN CONTOH KASUS LOKUS MDH, ESTERASE DAN WARNA HIPOKOTIL PADA Setaria italica" (Computation Technique to Estimate Recombination
Lebih terperinciPenerapan Prinsip Peluang Diskrit, Graf, dan Pohon dalam Bidang Pembiakan
Penerapan Prinsip Peluang Diskrit, Graf, dan Pohon dalam Bidang Pembiakan Georgius Rinaldo Winata / NIM: 13509030 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciLAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di
Lebih terperinciPenerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik
Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik Freddi Yonathan NIM : 13509012 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciGambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis
2. PEWARISAN SIFAT A. SEJARAH PEWARISAN SIFAT Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia adalah orang yang pertama kali melakukan mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Di Indonesia, kedelai banyak
Lebih terperinciDASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP
DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT Suhardi, S.Pt.,MP Gene-tika Genetika: cabang biologi yg berurusan dgn hereditas dan vareasi. Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PENELITIAN
33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode
Lebih terperinciINTERAKSI GEN SUATU PROSES INTERAKSI DARI KERJA GENA YANG
INTERAKSI GEN Phenotype adalah produk dari gen yang dalam ekspresinya memerlukan faktor lingkungan. Lingkungan selain yang eksternal seperti temperatur dan cahaya, ada juga internalnya berupa enzym. SUATU
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keragaman Protein Plasma Darah
HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Protein Plasma Darah Hasil analisis plasma darah dari lokus Alb, PAlb, Tf, PTf-1, dan PTf-2 yang dilakukan pada itik lokal petelur Pegagan, Alabio, dan Mojosari divisualisasikan
Lebih terperinci