BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Skenario Pertama (Segmen General) 1) Dari tiga alternatif model yang diperoleh pada skenario pertama, alternatif terbaik untuk memprediksi kesuksesan produk mobil penumpang secara general (segmen low-end, mid-end, high-end) adalah alternatif 1 dengan nilai R 2 model sebesar 46,28% dan nilai R 2 validasi sebesar 65,56%. 2) Pada alternatif 1, variabel-variabel yang mempengaruhi kesuksesan produk secara positif adalah X1 (Time to Market), X3 (Performance), X6 (Safety Feature), X7 (Aftersales Service). Berarti, konsumen mobil segmen general tertarik terhadap mobil yang telah lama dikenal, memiliki performa bagus, memiliki fitur keamanan yang memadai, dan memiliki jumlah dealer banyak serta masa garansi yang lama. 3) Pada alternatif 1, variabel yang mempengaruhi kesuksesan produk secara negatif adalah X4 (Economical Consumption). Berarti, konsumen mobil segmen general tidak menginginkan mobil yang irit bahan bakar karena mobil ini biasanya tidak memiliki performa unggul. Hal ini terbukti berlawanan dengan X3 (Performance) yang memiliki hubungan positif dengan kesuksesan produk. 100
101 4) Koefisien regresi tertinggi didapati pada variabel X3 (Performance), yaitu 0,5882. Berarti, konsumen mobil dari segmen general akan lebih mengutamakan performa mesin mobil dibandingkan 8 variabel lainnya. 5) Pada alternatif 1 tersebut, anggota dari kategori must-be adalah X1 (Time to Market), X2 (Price), X5 (Extra Feature), X6 (Safety Feature), X7 (Aftersales Service), X8 (Design), dan X9 (Brand Image). Untuk kategori one-dimensional, anggotanya adalah X4 (Economical Consumption). Untuk kategori attractive, anggotanya adalah X3 (Performance). 6) Tujuh dari sembilan variabel pada alternatif 1 termasuk dalam kategori must-be. Banyaknya variabel yang dinilai wajar oleh konsumen mobil segmen general membuktikan bahwa konsumen di segmen ini memiliki standar yang tinggi dalam membeli mobil. 7) Nilai R 2 model terbaik hanya sebesar 46,28%, sehingga belum representatif dan belum dapat digunakan untuk prediksi kesuksesan produk mobil segmen general di Indonesia. Perlu penelitian lanjutan untuk meningkatkan nilai R 2 atau keakuratan model. 5.1.2. Skenario Kedua (Segmen Low-end) 1) Dari dua alternatif model yang diperoleh pada skenario kedua, alternatif terbaik untuk memprediksi kesuksesan produk mobil penumpang pada segmen low-end (harga di bawah Rp 200 juta)
102 adalah alternatif pertama dengan nilai R 2 model sebesar 88,55% dan nilai R 2 validasi sebesar 95,75%. 2) Pada alternatif 1 tersebut, variabel-variabel yang mempengaruhi kesuksesan produk secara positif adalah X2 (Price), X3 (Performance), X5 (Extra Feature), dan X6 (Safety Feature). Berarti, konsumen mobil segmen low-end tertarik pada mobil yang murah, memiliki perfoma bagus, memiliki banyak fitur ekstra dan fitur keamanan. 3) Pada alternatif 1, variabel-variabel yang mempengaruhi kesuksesan produk secara negatif adalah X1 (Time to Market) dan X8 (Design). Variabel X1 memiliki koefisien negatif berarti konsumen mobil segmen low-end tidak menginginkan mobil yang telah lama dipasarkan. Hasil ini muncul karena sampel pembangun model kesuksesan segmen low-end terdiri atas mobil-mobil LCGC yang sangat laris dan baru rilis tahun 2013, sehingga pada model muncul hasil bahwa waktu pemasaran yang lama akan menurunkan penjualan. Variabel X8 memiliki koefisien negatif berarti konsumen tidak menginginkan mobil yang : memiliki dimensi dan kapasitas tangki besar, kapasitas penumpang banyak, berat, dan memiliki banyak warna. Dimensi dan kapasitas penumpang banyak membutuhkan mesin yang kuat dan biasanya berharga mahal. Jika mesin dipaksakan mengangkut berat yang tidak semestinya, maka akan berdampak pada performa mobil. Kedua hal ini terbukti
103 berlawanan dengan X2 (Price) dan X3 (Performance) yang memiliki hubungan positif terhadap kesuksesan produk. 4) Koefisien regresi tertinggi didapati pada variabel X3 (Performance), yaitu 1,2471. Hal ini berarti bahwa konsumen mobil segmen low-end paling mengutamakan performa yang dimiliki sebuah mobil low-end dibandingkan 8 variabel lainnya. 5) Pada alternatif 1 tersebut, anggota dari kategori must-be adalah X4 (Economical Consumption), X5 (Extra Feature), X7 (Aftersales Service), X9 (Brand Image). Untuk kategori one-dimensional, anggotanya adalah X1 (Time to Market), X2 (Price), X3 (Performance), X6 (Safety Feature), X8 (Design). Kategori attractive tidak memiliki variabel anggota. 6) Kategori attractive pada segmen low-end tidak memiliki anggota. Hal ini berarti bahwa konsumen mobil segmen low-end beranggapan bahwa tidak ada satupun dari 9 variabel tersebut yang membuatnya berpikir bahwa suatu variabel adalah atribut pembeda produk, yang membuat produk menjadi spesial. Konsumen segmen ini berpola pikir ekonomis dan menganggap bahwa setiap variabel adalah harus ada (kategori must-be) dan semakin banyak atau murah semakin baik (kategori one-dimensional). 7) Nilai R 2 model terbaik sebesar 88,55% dan cukup representatif untuk prediksi kesuksesan produk mobil segmen low-end di Indonesia. Namun, model ini disusun dalam kondisi data yang
104 tidak cukup. Penelitian lanjutan diharapkan dapat menambah data sehingga memenuhi standar kecukupan data. 5.2. Saran 1) Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabelvariabel yang lebih mewakili minat konsumen terhadap produk mobil, sehingga dapat diperoleh model yang lebih akurat (memiliki R 2 lebih besar) dalam memprediksi kesuksesan mobil. 2) Penelitian selanjutnya dapat membuat model secara terpisah antara segmen low-end, mid-end, dan high-end agar model lebih spesifik dan akurat dalam memprediksi kesuksesan. Model juga dapat dibuat per tipe mobil (SUV, MPV, sedan, dan sebagainya), atau per jenis bahan bakar. Hal ini dikarenakan setiap mobil memiliki segmentasi pasar yang berbeda-beda, sehingga diharapkan model lebih mewakili sampel yang dipilih.