JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA Bagi mereka yang pernah belajar oseanografi fisika, tentu pernah membaca tentang tokoh Matthew Fontaine Maury (1806-1871). Ia mulanya seorang letnan Angkatan Laut Amerika Serikat. Karena suatu kecelakaan, ia menderita cacat fisik yang menghambatnya untuk melaksanakan tugas-tugas di laut, dan sebab itu ia terpaksa diturunkan untuk tugas-tugas di darat. Ia ditempatkan di depot peta-peta laut dan instrumen. Ternyata ia dapatat mengambil hikmah dari musibah yang menimpa dirinya, di tempat penugasannya yang baru itu. Disitu ia mendapatakan akses terhadap begitu banyak log book kapal-kapal angkatan laut yang mencatat secara rutin pengamatan harian tentang angin dan arus di samudra. Data yang sangat banyak ini lalu diolahnya dan hasilnya dituangkan dalam bentuk peta-peta. Dari sini ia menemukan bahwa rata-rata pola arus laut itu sangat terkait dengan arah dan kekuatan angin, dan pola arus laut di samudra raya di Samudraa Atlantik merupai gerakan pusaran besar (eddy) yang intensitasnya berubah-ubah bergantung musim. Temuan ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi pelayaran kapal-kapal lintas samudra, yang saat itu masih berupa kapal-kapal layar yang lambat. Dengan memanfaatkan informasi angin dan arus Gambar 1. Johannes Paulus van der Stok, 1851-1934. yang dipetakan oleh Maury kapal-kapal dapat mempersingkat lama pelayarannya untuk sampai ke tujuan. Pengetahuan tentang keterkaitan angin dan arus di laut ditulisnya dalam bukunya yang terkenal The Physical Geography of the Seas (1855), yang meletakkan fondasi yang kokoh bagi pengembangan oseanografi di kemudian hari. Karena karyanya telah banyak 1
membantu pelayaran, maka ia kemudian dijuluki sebagai pemandu jalan di laut (Pathfinder of the Seas). Gambar 2. Peta menunjukkan arah dan kekuatan arus rata-rata di permukaan dalam musim yang berbeda di perairan Nusantara. Atas: pada periode April- September (musim timur). Bawah: pada periode Oktober-Maret (musim barat) (van der Stok, 1897) Ternyata pendekatan yang mirip kemudian dilakukan juga di Nusantara. Adalah seorang bernama Johannes Paulus van der Stok, yang ketika itu menjadi direktur Royal Magnetic and Meteorological Observatory di Batavia (Jakart a), yang mengambil inisiatif untuk kajian meteorologi maritim ini. Lembaga ini merupakan cikal bakal Badan Meteorologi Klimatologi 2
dan Geofisika sekarang ini (BMKG). Van der Stok memahami benar bahwa di perairan Hindia Belanda (Nusantara), data -data meteorologi maritim dikumpulkan secara rutin oleh semua kapal-kapal Angkatan Laut Belanda yang dituangkan dalam log book kapal-kapal yang mengarungi laut ke seantero perairan Nusantara sejak tahun 1814. Ia kemudian mengadakan pendekatan dan berhasil meyakinkan pihak Angkatan Laut Belanda akan pentingnya makna log book itu untuk analisis cuaca dan arus serta kontribusinya dalam pengetahuan geografi fisika di Nusantara. Pendekatannya berhasil dan akhirnya log book dari semua kapal-kapal Angakatan Laut Belanda yang beroperasi di Nusantara dalam kurun tahun 1814 hingga 1890 yang dideposit sebagai arsip di Holland, dapat diboyong seluruhnya ke Batavia (Jakarta) untuk menjadi bahan kajian. Hasil kajian ini akhirnya dituangkan dalam publikasi dan atlas yang berjudul: Wind, Weather, Currents. Tides and Tidal Streams in the East Indian Archipelago (van der Stok, 1897). Dalam kajian itu, van der Stok menghitung kekuatan arus berdasarkan hanyutan kapal (ship drift) dan menyarikannya untuk 36 wilayah di perairan Nusantara dalam dua musim yang berbeda, yakni untuk bulan April hingga September (Musim Timur) dan untuk bulan Oktober hingga Maret (Musm Barat). Dari data -data yang dikajinya dapat disimpulkan bahwa di Selat Makassar arus rata-rata mengalir dari utara ke selatan sepanjang tahun, sedangkan untuk wilayah lainnya arus berbalik arah sesuai pergantian musim. Di Laut Jawa misalnya pada Musim Barat, arah arus laut dominan menuju ke timur, sebaliknya pada Musim Timur arah arus laut dominan menuju ke Barat (Gambar 2). Selain itu, van der Stok juga melaporkan hasil kajiannya tentang analisis harmonis (harmonic analysis) terhadap pasang-surut vertikal dan arus pasang-surut (tidal current) untuk 80 lokasi di Nusantara, yang berguna untuk ramalan pasang-surut dan arus pasang-surut setempat. Kajiannya mengenai pasang surut ini dilakukannya sekitar tahun 1890-1895. Tahun 1923 ia menerbitkan bukunya tentang laut Nusantara, De Zeeen van Nederlandsch Oost Indie. Van der Stok lahir di Zuilen, Utrecht, Belanda, pada tanggal 14 Januari 1851 dan wafat tanggal 29 Maret 1934. Ia menempuh pendidikan tingginya di University of Utrecht dan meraih gelar doktor dalam matematika dan fisika tahun 1874. Ia bertugas sebagai direktur observatorium meteorologi di Batavia (Jakarta) dari tahun 1882 hingga 1899. Observatorium meteorologi Batavia itu, yang kini telah berkembang menjadi BMKG (Badan Meteorologi, Kimatologi dan Geofisika), memang telah banyak memberikan perhatian dalam masalah meteorologi maritim. Braak (1921 ) misalnya telah menulis mengenai iklim di Nusantara, dan berikutnya arus musim (monsoon current) di Laut Jawa dilaporkan oleh Berlage (1927). Di lain pihak Wyrtki (1961) dari Lembaga Penelitian Laut, Jakarta, melakukan berbagai kajian interaksi antara udara dan laut. 3
PUSTAKA Berlage, H.P. 1927. Monsoon currents in the Java Sea and its entrances. Verhandelingen Magnetisch en Meteorologisch Observatorium Batavia, 19. Braak, G. 1921. Het klimaat van Nederlandsch Indie. Verhandelingen Magnetisch en Meteorologisch Observatorium Batavia, 8. Nontji, A. 2009. Penjelajahan dan Penelitian Laut Nusantara dari Masa ke Masa. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 433 hlm. van Aken, H. 2005. Dutch oceanographic research in colonial times. Oceanography 18 (4): 30-41. van der Stok, J. P. 1897. Wind and weather, currents, tides and tidal streams in the East Indian archipelago. Government Printing Office, Batavia: 209 pp. van der Stok, J. P. 1921. De zeeen van der Nederlandsch Oost Indie. E. J. Brill, Leiden, the Netherlands. Wyrtki, K. 1961. Physical oceanography of the Southeast Asian waters. NAGA Report vol. 2. The University of California, Scripps Institution of Oceanography, La Jolla, Clifornia: 195 pp. ----- Anugerah Nontji 09/04/2017 4
5