INTISARI PROFIL PENGGALIAN INFORMASI PASIEN DAN REKOMENDASI OBAT TERHADAP KASUS BATUK BERDAHAK OLEH TENAGA KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA BANJARMASIN Ahmad Rajidin 1 ; Riza Alfian 2 ; Erna Prihandiwati 3 Batuk merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada penyakit saluran pernapasan dan merupakan salah satu penyakit ringan yang dapat diatasi dengan swamedikasi (pengobatan sendiri). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan profil penggalian informasi pasien dan rekomendasi pada kasus batuk berdahak oleh tenaga kefarmasian di apotek wilayah Kota Banjarmasin terhadap pasien yang melakukan swamedikasi batuk. Penelitian ini menggunakan desain observasi dengan menggunakan metode pasien simulasi. Skenario pasien simulasi menggunakan symptom based. Pengumpulan data dilakukan pada 89 tenaga kefarmasian yang terdapat pada 89 apotek di wilayah Kota Banjarmasin. Data yang diperoleh di gambarkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa 89 apotek yang diteliti hanya 19 apotek yang melakukan penggalian informasi kepada pasien mengenai identitas sebanyak (21,34%), lama gejala hanya 2 (2,24%) dan 8 apotek yang melakukan penggalian informasi mengenai gejala yang dialami sebanyak (8,98%), untuk penyebab gejala, obat yang sedang digunakan, dan tindakan yang sudah dilakukan tidak satupun ditanyakan dan digali oleh tenaga kefarmasian disetiap apotek wilayah Kota Banjarmasin. Obat yang paling banyak direkomendasikan adalah OBH Combi sebanyak 29 item. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat 19 apotek penggalian informasi mengenai identitas sebanyak (21,34%), lama gejala hanya 2 (2,24%), dan 8 apotek menanggali informasi mengenai gejala yang dialami sebanyak (8,98%), dan rekomendasi obat yang paling banyak yaitu OBH Combi sebanyak 29 item yang diberikan oleh tenaga kefarmasian. Kata kunci: Swamedikasi, Penggalian Informasi Dan Rekomendasi Obat, Serta Kinerja Tenaga Kefarmasian. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2 ABSTRACT PROFILE EXCAVATION DRUG INFORMATION AND RECOMMENDATIONS CASE AGAINST COUGH BY THE POWER OF PHARMACEUTICAL PHARMACIES IN REGION CITY BANJARMASIN Ahmad Rajidin 1 ; Riza Alfian 2 ; Erna Prihandiwati 3 Cough is the most common symptom found in respiratory ailments and is one of the minor ailments that can be treated with swamedikasi (self-medication). The purpose of this study was to describe the profile extracting patient information and recommendations on cases of cough with phlegm by pharmacy personnel in the pharmacy area of Banjarmasin on patients who do swamedikasi cough. The design of this study was the observation by using simulated patients. The scenario simulated patients using symptom-based. Data was collected on 89 power pharmacy located at 89 pharmacies in the city of Banjarmasin. The data obtained were depicted in the form of a percentage. The results showed that 89 pharmacies studied only 19 pharmacies excavation patients information about identity as much (21.34%), duration of symptoms was only 2 (2.24%) and 8 pharmacies that unearthed information about the symptoms experienced by many ( 8,98%), for the cause of the symptoms, the drug is being used, and the action taken none asked and explored by each pharmacy pharmacy personnel the city of Banjarmasin. The drug most widely recommended is OBH Combi as many as 29 items The conclusion of this research that there are 19 pharmacies extracting as much information on the identity (21.34%), duration of symptoms was only 2 (2.24%), and 8 pharmacies date the information on the symptoms experienced as much (8.98%), and recommendations the drug most widely OBH Combi ie a total of 29 items given by the pharmacy personnel. Keywords :Swamedikasi, extracting information and medication recommendations, as well as the performance of pharmacy personnel 1 Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik kefarmasian yaitu meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2014). Tenaga kefarmasian harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat (drug related problems), masalah farmakoekonomi, farmasi sosial (socio-pharmacoeconomy) serta swamedikasi. Untuk menghindari hal tersebut, tenaga kefarmasian harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan kefarmasian. Tenaga kefarmasian juga harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut, tenaga kefarmasian juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya. Untuk melaksanakan semua kegiatan itu, diperlukan standar pelayanan kefarmasian (Kemenkes RI, 2014). Swamedikasi (pengobatan sendiri) merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengobatan tanpa adanya resep dari dokter. Swamedikasi dilakukan berdasarkan dari pengalaman pasien atau dari rekomendasi orang lain. Pengobatan sendiri dilakukan untuk mengatasi penyakit ringan (Merianti dkk., 2013). 1
4 Salah satu penyakit ringan yang dapat diatasi dengan pengobatan sendiri adalah penyakit batuk. Mekanisme batuk merupakan suatu respon badan terhadap iritan yang telah mengganggu jalannya saluran pernafasan berupa refleks untuk mengeluarkan iritan atau benda asing tersebut. Secara umum batuk dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu batuk kering yang merupakan batuk yang disebabkan oleh alergi, makanan, udara, dan obat-obatan. Batuk kering dapat dikenali dari suaranya yang nyaring, sedangkan yang kedua adalah batuk berdahak yang disebabkan oleh adanya infeksi mikroorganisme atau virus dahak dan bisa juga disebabkan oleh makanan (Djunarko & Hendrawati, 2011). Batuk berdahak terjadi ketika paru-paru mengalami infeksi sehingga menghasilkan dahak lebih dari kadar normal. Akibatnya terdapat dahak pada tenggorokan yang keluar saat batuk. Batuk adalah cara alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari dahak agar dapat bernapas dengan lebih lega (Widodo, 2009). Penyakit yang memiliki gejala berupa batuk berdahak seperti Pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) eksaserbasi akut, bronkitis akut, asma bronkial dan bronkiektasis (Ringel, 2009). Berdasarkan laporan WHO bahwa setiap tahun 4 dari 13 juta kematian di Negara berkembang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan (WHO, 2007). Tenaga kefarmasian harus memiliki pengetahuan mengenai segala sesuatu tentang batuk untuk dapat melaksanakan swamedikasi, pengetahuan yang dimaksud diantaranya adalah pemilihan obat yang rasional sesuai batuk yang dialami oleh pasien (Djunarko & Hendrawati, 2011). Dalam pelaksanaan swamedikasi, tenaga kefarmasian juga dituntut agar dapat menggali informasi tentang pasien sehingga dapat memberikan rekomendasi obat yang tepat untuk pasien sehingga tujuan terapi yang diharapkan dapat tercapai. Informasi yang harus digali oleh tenaga kefarmasian ketika melaksanakan swamedikasi diantaranya adalah identitas pasien, gejala yang dialami lama gejala, penyebab gejala, obat yang sudah digunakan,,dan tindakan yang sudah dilakukan..
5 Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang profil penggalian informasi dan rekomendasi obat terhadap kasus batuk berdahak oleh tenaga kefarmasian di apotek wilayah kota Banjarmasin.