f j I I ', I, I " i. "i ~ - I j '-,;., PARTISIFASI PETANI TEH RAKYAT TERH~OAe:p.EIVIBINAAN." J,/ _f _ i-oj, OPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT ~ < "f, - - -, (Studi Kasus Perkebuuau Papaudayau PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupateu Garut, Jawa Barat ) oleh SAKTI HUTABARAT JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R 19 S 6
RINGKASAN SAKTI HUTABARAT. Partisipasi Petani Teh Rakyat Terhadap Pembinaan Operasi Pengabdian Pengembangan Perkebunan Tsh Rakyat, Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Oi bawah bimbingan M. TAMSUR MARSE). Tujuan Praktek Lapang ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembinaan meiaiui Operasi Pengabdian telah dilaksanakan dan sejauh mana perubahan-perubahan perilaku yang terjadi serta melihat bagaimana partisipasi masyarakat, khususnya petani teh rakyat terhadap program pembinaan tersebut. Penelitian ini'terutama mengamati masalah partisipasi dan permasal'h~n lain yang mungkin timbul sehubungan dengan pola pembinaannya serta kendala sasarannya, kemudian mencoba memecahkan permasalahan yang ditemui dengan menggunakan teori-teori yang telah dipero Ieh di bangku kuliah. Praktek Lapang ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Unit Kebun Papandayan PT. Perkebunan XIII di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Metoda penelitian adalah studi kasus. Operasi Pengabdi&n merupakan suatu usaha pembinaan dan pengembangan perkebunan rakyat yang berlokasi di sekitar areal perkebunan besar. Bertujuan membina perkebunan rakyat dengan sasaran petani-petani keeil dan buruh tani.
Pembinaan yang dilakukan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola usahataninya dan usaha merubah sikap petani agar dapat menentukan alternatif yang lebih baik. Melalui Operasi Pengabdian diharapkan juga terjadinya alih teknologi dari perkebunan besar ke perkebunan rakyat. Praktek Lapang ini memilih dan mengambil petani contoh sebanyak 20 responden, terdiri dari 10 orang petani teh rakyat dari desa Pakenjeng dan 10 orang petani teh rakyat dari desa Pananjung. Oari hasil pengamatan terhadap petani contoh diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan mereka sebagian besar (60.0 persen) rendah atau tidak tamat SO dan kebanyakan (65.0 persen) telah berumur lanjut (di atas 55 tahun) serta kurang produktif lagi. Di samping itu cara-cara kehidupan dan kegiatan petani masih tradisional dengan pola kebudayaan yang telah mendarah daging pada diri mereka seperti adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat. Oengan luas lahan yang sempit (rata-rata kurang dari 1.0 hektar) dan faktor-faktor di atas, diduga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani terhadap program pembinaan Operasi Pengabdian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya agak lamban dalam menerima pengetahuan baru karena tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Pengetahuan mengenai tanaman teh umumnya diperoleh berdasarkan pengalaman mereka yang secara turun menurun mengelola kebun tehnya. Adanya pengaruh kehidupan kota menyebabkan banyak dari mereka terutama kaum muda kurang/tidak tertarik lagi akan pekerjaan sebagai petani teh. 8anyak di antaranya yang bermigrasi ke kota-kota baik untuk melanjutkan sekolah maupun hanya mencoba mencari pekerjaan lain. Akibatnya tidak sedikit kebun-kebun teh menjadi terlantar karena tidak digarap sebagaimana mestinya, karena yang tinggal hanya petani-petani tua yang tenaganya sudah berkurang (tidak produktif lagi). Keadaaan ini menjadikan petanipetani itu tidak begitu tertarik lagi terhadap pembinaan yang diberikan. Ditinjau dari segi status sosial, ternyata hanya mereka yang berstatus sosial tinggi (umumnya pemuka/tnkoh masyarakat baik formal maupun informal) yang sering berhubungan dengan petugas lapangan, dan golongan ini hanya beberapa orang saja. Ada kecenderungan meraka yang status sosialnya rendah enggan untuk berhubungan dangan petugas lapangan, bahkan juga dengan tokoh masyarakat. Akibatnya partisipasi mereka tidak begitu nyata dan banyak di antara mereka yang belum/tidak tersentuh pembinaan. Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa lahan yang sempit sering dijadikan alasan untuk tidak berpartisipasi
dalam pembinaan. Ternyata tanaman teh mereka kebanyakan sudah berumur tua terutama tanaman sebelum perang. Untuk merehabilitasi atau meremajakan tanaman teh seperti yang dianjurkan petugas diperlukan investasi yang tidak sedikit, dan ini berarti pula penghasilan mereka dari tanaman teh akan terhenti untuk waktu yang cukup lama, sementara keterampilan mereka untuk memberikan penghasilan di bidang lain tidak ada. Dari pihak pembina sendiri masalah keterbatasan tenaga lapangan ternyata cukup sulit diatasi. Operasi Pengabdian merupakan salah satu pengabdian perkebunan besar terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama perkebunan teh rakyat, sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat bahwa di samping keterbatasan tenaga lapangan, beberapa unsur-unsur sistem sosial sebagai ciri-ciri petani sasaran seperti tingkat pendidikan, tingkat umur, luas pemilikan lahan dan status sosial, ternyata cukup berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani peserta. Sehubungan dengan unsur-unsur sistem sosial tersebut penulis menyarankan agar pembinaan tidak nanya memperhatikan aspek tekntk budidaya teh semata-mata, tetapi memper hatikan juga aspek sosia1 ekonomi petani peserta.
PARTISIPASI PETANI TEH RAKYAT TERHAOAP PEMBINAAN OPERASI PENGABOIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT (Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh SAKTI HUTABARAT A 19 0102 Laporan Praktek Lapang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R 1 986
Judul Praktek Lapang: PARTISIPASI PETAN! TEH RAKYAT TERHADAP PEMBINAAN OPERASI PE NGABDIAN PENGEMBANGAN PERKEBUN AN TEH RAKYAT (Studi Kasus di Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Baret) Nama Mahasiswa Nomor Pokok Jurusan : SAKTI HUTABARAT. A 19 0102 Sosial Ekonomi Pertanian Diset.. Dosen ng \) Ir Tamsu Marse NIP. 130 937 431 Mengetahui 130 168 635 Tenggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 28 April 1964 di Dumai, Propinsi Riau. Ibu bernama Dameria Marpaung dan ayah Sahala Viktor Hutabarat. Pada tahun 1975 penulis lulus dari SO Negeri 39 Pekanbaru. Lulus dari SMP Negeri IV Pekanbaru tahun 1979 dan SMA Negeri I Pekanbaru tahun 1982. Penulis diterima di Institut Pertanian 8ogor tahun 1982 melalui Proyek Perintis II dan selanjutnya memilih Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, fakultas Pertanian pada tahun 1983.
KATA PENGANTAR Perkebunan Rakyat mempunyai potensi yang cukup besar dan bernilai strategis untuk dikembangkan. Berbagai usaha dilakukan oleh Pemerintah guna membina dan mengembangkan Perkebunan Rakyat. Keberhasilan pembinaan sangat erat hubungannya dengan tingkat partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan. Masalah partisipasi petani peserta yang rendah masih merupakan masalah utama yang perlu dicarikan upaya pemecahannya. Serangkaian studi dilakukan guna mengamati dan mempelajari partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan melalui Operasi Pengabdian, dan hasilnya dituangkan dalam laporan Praktek Lapang ini~ Laporan yang mengambil kasus di Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII ini, merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogar. Penulis mengharapkan tulisan yang telah mengalami beberapa perubahan karena saran, kritik, dan bimbingan dari dosen pembimbing serta dari hasil seminar, akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Bogor, Desember 1986 Penulis