BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB VII GERAK RITMIK. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 141

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian pendidikan-menurut-ahli Rini Nurmayanti, 2013

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 1

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

22. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMP/MTs

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Rima Ratna Ningsih, 2013

Aktivitas Ritmik dan Dansa

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNANETRA

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Herbart

PROGRAM EVALUASI. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : I (Satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

I.PENDAHULUAN. perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aziz Fera Isroni, 2013

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut-sebut sebagai Bapak senam. Hidayat (2004 : 1) mengatakan Senam merupakan suatu latihan tubuh

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

PENDAHULUAN. Pencak silat telah kita akui sebagai cabang olahraga tradisional, warisan

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lainnya, karena dalam pendidikan jasmani bermaterikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga dan kesehatan, juga memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan gerak dirinya dalam bidang olahraga khususnya dalam cabang senam. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya melakukan olahraga. Ini terbukti dari banyaknya anggota masyarakat yang melakukan olahraga pada hari-hari libur di lapangan-lapangan atau di tempattempat tertentu yang memungkinkan. Salah satu cabang olahraga yang populer dan digemari oleh masyarakat yaitu olahraga senam. Olahraga senam juga dapat menjadi sebuah media untuk pendidikan dan rekreasi serta untuk peningkatan kebugaran. Olahraga senam ini menurut individu untuk tidak hanya mengandalkan segi fisik dan kekuatan semata, tetapi juga dituntut untuk dapat menggunakan kemampuan dalam mengembangkan koordinasi geraknya. Dan perlu diperhatikan olahraga ini memerlukan keahlian dan daya ingat dari tiap individu yang melakukannya, sehingga gerakan-gerakan dalam senam dapat dilakukan dengan benar. Semua jenis senam memberikan input yang baik bagi individu yang melakukannya dan berpengaruh terhadap kebugaran jasmani bila dilakukan secara teratur. Sampai saat ini belum ada definisi senam yang tepat, artinya yang dapat mencangkup semua jenis senam, karena sekarang begitu banyak macamnya dan tujuannya pun berbeda-beda seperti senam ritmik, senam artistik, dan sebagainya. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga, merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Gymnastics yang berarti olahraga senam, atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan dari bahasa Yunani, gimnos, yang berarti telanjang.

2 Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan di dalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien. Menurut Peter H. Werner dalam Mahendra, A (1994: 9) mengatakan bahwa senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Selanjutnya menurut Iman Hidayat (1995) dalam Mahendra, A (2001: 8) menjelaskan bahwa : Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani. Aktivitas jasmani adalah segala bentuk kegiatan jasmani. Kegiatan yang melibatkan jasmani bergerak. Aktivitas jasmani adalah segala bentuk menggerakan badan, termasuk gerak berjalan kaki, berlari, melempar menangkap, merayap, merangkak, berlompat, berloncat, dan bentuk gerak dasar lainnya. Aktivitas jasmani atau gerak badan yang dikenal selama ini juga terkait dengan istilah human movement, yang dalam bahasa Indonesia dapat dialih-bahasakan menjadi gerak insani atau gerak manusiawi. Tema gerak insani nampaknya sangat akurat untuk menterjemahkan human movement. Dan merupakan inti dari semua bentuk istilah seperti: olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, olahraga tradisional, olahraga

3 kesehatan olahraga rehabilitasi, olahraga adaptif, termasuk pula pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga. Dengan demikian tema gerak insani adalah suatu bentuk istilah sangat luas maknanya, mencakup semua tema yang terkait dengan menggerakan badan. Adapun materinya, khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan tedapat berbagai materi yang harus diajarkan kepada siswa disekolah, salah satunya aktivitas ritmik line dance yang akan menjadi bahasan dalam penelitian ini. Senam line dance merupakan bagian dari senam irama atau senam ritmik. Pada perkembangannya banyak sekali jenis dari senam irama salah satunya adalah Line Dance. Line Dance adalah sebuah tarian koreografi dengan urutan berulang dari langkah-langkah di mana sekelompok orang menari dalam satu baris atau lebih tanpa memperhatikan jenis kelamin individu, semua menghadap ke arah yang sama, dan melakukan langkah-langkah pada saat yang sama. Kemudian pengertian yang diambil dari http://herliessa.blogspot.com/ menerangkan kembali bahwa Line Dance adalah sejenis olahraga dansa yang berupa langkah yang membentuk suatu koregrafi dan digerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu. Rangkaian gerak itu bisa digerakkan menghadap ke 1, 2, 3 atau 4 bilik (wall). Dari pengertian line dance diatas, line dance tersebut merupakan bagian dari aktivitas ritmik. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Aktivitas ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan jasmani di Indonesia, karena sebelumnya kehadirannya diwakili oleh senam irama. Aktivitas ritmik mempunyai karakteristik sebagai gerak kreatif, dimana dalam pembelajarannya menekankan siswa sebagai pembelajar untuk berkreasi dalam bergerak. Di dalam pembelajaran perlu adanya suatu dorongan yang dilakukan oleh seorang guru untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar secara baik, dorongan tersebut adalah motivasi belajar siswa. Guru perlu mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah motivasi siswa. Motivasi belajar selalu berhubungan dengan tujuan pelajaran yang

4 jelas dan penting untuk dilaksanakan karena akan memenuhi harapan, cita-cita dan kebutuhannya. Menurut (Sumadi Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989) dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), Motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan, dan kemauan. Oleh karena itu agar siswa mau belajar tentang apa yang diajarkan, maka perlu menghubungkan bahan pelajaran itu dengan kebutuhan minat siswa yang bersangkutan. Proses terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri sendiri (internal) dan juga berasal dari luar (eksternal). Motivasi internal adalah motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang mempengaruhi. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang muncul karena dorongan dari luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward, hadiah, penghargaan dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti hukuman, paksaan dan lain-lain. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat maka akan bertambah motivasinya untuk belajar dan berlatih. Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa dapat ditempuh dengan berbagai cara pendekatan, antara lain dengan menggunakan angka, hadiah, sering memberi ulangan, pujian dan lainnya. Para siswa di sekolah merupakan suatu kelompok manusia yang mempunyai minat dan kebutuhan yang kompleks dan beragam. Untuk menghadapi kondisi itu, seorang guru perlu mengenal karakteristik para siswanya, sehingga seorang guru dapat mengembangkan suatu cara untuk membangkitkan motivasi siswa belajar, sesuai dengan kemampuannya dan kondisi kelasnya. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, Guru perlu mempertimbangkan faktor psikologis siswa, salah satunya adalah motivasi siswa. Memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif dalam pelajaran, tetapi juga mengarahkan dan menjadikan siswa terdorong untuk belajar secara terus menerus didalam sekolah maupun diluar sekolah. Dan banyak guru yang kurang tepat menerapkan metode pembelajaran. Sedangkan penerapan metode yang tepat merupakan salah-satu faktor penunjang terhadap penguasaan gerak

5 siswa dalam proses pembelajaran. Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20). Mengungkapkan cara meningkatkan motivasi belajar, yaitu:...i. Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi, metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa... http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/ Ada beberapa metode yang digunakan, salah satunya adalah metode progresif. Menurut Mahendra, A (2007: 278) menjelaskan bahwa metode progresif atau progressive method adalah suatu cara mengajar dimana bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian. Berdasarkan penjelasan di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Progresif. Penggunaan metode progresif merupakan salah satu alternatif yang dapat kita tempuh untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat terwujud apa yang kita harapkan yakni dengan pembelajaran pendidikan jasmani. Dari latar belakang di atas maka penulis dalam peneliti mengambil judul Pengaruh metode pembelajaran progresif terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada pembelajaran aktivitas ritmik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Oleh karena itu perumusan masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian. Secara umum metode pembelajaran progresif sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran aktivitas ritmik. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis menjelaskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah metode pembelajaran progresif berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada pembelajaran aktivitas ritmik.?

6 C. Pembatasan Penelitian Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah tentang pembatasan masalah ini, berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aktivitas ritmik yang menggunakan metode progresif (variabel x) sebagai variabel bebas, sedangkan sebagai variabel terikat motivasi belajar (variabel y) di SMK Negeri 3 Cimahi. 2. Populasi dan sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3, sebanyak 34 siswa yang dipilih, karena penulis mendapatkan kelas yang benar-benar belum mempelajari pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan aktivitas ritmik, dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3 adalah homogen tidak pernah mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler aktivitas ritmik. 3. Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan sikap badan dengan diiringi irama atau musik 4. senam line dance merupakan bagian dari aktivitas ritmik 5. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMK Negeri 3 Cimahi D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian ini selesai. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran progresif berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan 3 pada pembelajaran aktivitas ritmik.

7 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang terbaik bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran aktivitas ritmik line dance pada siswa-siswi di SMK Negeri 3 Cimahi. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi pembelajaran senam ritmik line dance sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih baik. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 849). Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 2. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. (Dimiyanti dan Mujiono, 1999 : yang dikutip oleh Sagala 2007). Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang paling utama, ini merupakan suatu tujuan dari pendidikan nasional yang bergantung pada begaimana proses pembelajaran yang efektif yang diberikan oleh guru yang disusun sedemikian rupa materinya untuk diberikan kepada peserta didik. 3. Berdasarkan pengertian metode progresif menurut Mahendra, (2007: 278). Saya dapat menyimpulkan bahwa Pengertian metode progresif ialah suatu metode yang proses pembelajarannya atau keterampilannya dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, setelah bagian/keterampilan 1 selesai, kemudian dialnjutkan ke keterampilan 2, lalu keterampilan 1 dan 2 digabungkan

8 menjadi 1 gerakan yang selaras, kemudian dilanjutkan dengan keterampilan ke 3, dan seperti itu selanjutnya. 4. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. (Sardiman, 2011: 73). Motivasi adalah suatu bentuk dorongan atau semangat untuk melakukan suatu bentuk aktivitas agar lebih efektif dalam menjalankannya. 5. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang sifatnya nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. (Sardiman, 2011: 75). Motivasi belajar adalah suatu bentuk dorongan agar bersemangat dalam melakukan belajar. 6. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. 7. Ritmik/ritme atau disebut juga irama, yaitu gerakan nada yang teratur mengalir karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan irama akan lebih terasa karena adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan bunyi.