I. PENDAHULUAN. pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran


BAB 1 PENDAHULUAN. terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu (Kasmir,2004:131). Tidak terkecuali pada persaingan usaha perhotelan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Industri di sektor pariwisata mempunyai potensi yang cukup besar bagi

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang


I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi di Indonesia selama 2004 diwarnai sejumlah agenda

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Philip Kotler jasa adalah suatu aktifitas yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

I. PENDAHULUAN. pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Dengan bertambahnya hotel baru di Jakarta menjadikan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam


BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

I. PENDAHULUAN. Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, pengusaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara tujuan utama pariwisata dunia. adalah usaha jasa perhotelan. Berdasarkan Keputusan dari Menteri

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang komunikasi pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.. Hotel sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan

BAB I PENDAHULUAN. bintang empat dan 9 hotel bintang tiga, 2 hotel bintang dua, 12 hotel bintang 1, serta 138 hotel non

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB II URAIAN TEORITIS. pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari bahwa segala

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Industri Pariwisata merupakan sektor yang harus dikembangkan sebab merupakan salah satu kekuatan pendorong pembangunan nasional. Berbagai fasilitas pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, transportasi, perhubungan, telekomunikasi dan berbagai sarana pendukung sektor pariwisata lainnya. Selain itu pemerintah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan dan deregulasi untuk memberikan segala kemudahan bagi wisatawan agar tertarik dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia. Wisatawan menurut ketentuan IUOTO (Internasional Union of official Travel Organization) atau Persatuan Internasional Organisasi Perjalanan Resmi pada tanggal 1 Juli 2008, ialah meliputi orang yang : 1. Bepergian demi kesenangan, keluarga, kesehatan dan lain-lain. 2. Bepergian untuk menghadiri rapat, atau berstatus sebagai wakil lembaga ilmiah, pemerintahan, diplomasi, agama, organisasi olahraga dan sebagainya. 3. Bepergian untuk urusan bisnis. 4. Datang naik kapal pesiar, meskipun tinggalnya kurang dari 24 jam.

2 Melihat peluang yang besar ini, pihak swastapun tidak mau ketinggalan, berusaha memaanfaatkan peluang ini dan menjadikannya sebagai peluang bisnis yang menarik dan mempunyai prospek yang cerah. Hal ini terlihat dari makin banyaknya investasi di bidang perhotelan, restoran biro perjalanan, pusat hiburan, lokasi wisata dan sebagainya. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, sebanyak 32 % dari pengeluaran wisatawan mancanegara maupun domestik digunakan untuk sektor akomodasi, yang berarti lebih dari sepertiga devisa yang didapat dari sektor pariwisata adalah dari akomodasi atau hotel (Majalah Parpostel, Maret, 2009 : 17). Hotel dapat digolongkan secara umum dalam dua bagian, yaitu : 1. Hotel berbintang, yaitu hotel yang berdasarkan penelitian tim penilai dari Direktorat Jenderal Pariwisata telah memenuhi persyaratan, yaitu : a) Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel, kondisi bangunan apakah permanen dan sebagainya. b) Bentuk pelayanan yang diberikan, apakah sewa kamar saja tanpa makan atau ditambah makan serta fasilitas lainnya. c) Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan, kesejahteraan karyawan dan sebagainya. d) Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti lapangan tenis, kolam renang dan sebagainya. e) Jumlah kamar yang tersedia

3 2. Hotel non bintang (melati), yaitu semua usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian darinya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap tanpa makan (tidak ada restoran). Hotel jenis ini sering disebut Losmen. Hotel mempunyai peran yang cukup strategis bagi perkembangan dunia pariwisata, maupun sebagai sarana bisnis. Bandar Lampung sebagai Ibukota Propinsi yang memiliki misi sebagai kota perdagangan dan jasa kini telah banyak berdiri hotel-hotel baik hotel berbintang maupun hotel dengan klasifikasi non bintang (melati), sebagai elemen penting pendukung kemajuan kota serta turut menunjang dunia kepariwisataan di Bandar Lampung, salah satu hotel berbintang tiga yang ada adalah Hotel Marcopolo dengan tingkat hunian rata-rata mencapai 70-80 % (tidak termasuk week end) dan masih membutuhkan peran pemasaran jasa yang baik dalam hal peningkatan tingkat hunian. Tabel 1. Hotel Berbintang di Bandar Lampung Tahun 2011. No Hotel Klasifikasi Jumlah Kamar 1 2 3 4 5 6 7 Novotel Sheraton Marcopolo Sahid Bandar Lampung Emersia Arinas Hartono Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 3 Bintang 3 Bintang 1 Bintang 1 84 107 104 77 65 42 60 Jumlah 539 Sumber : Deparsenibud, Bandar Lampung 2012 Dalam memasarkan produk berupa jasa perhotelan, Hotel Marcopolo mempunyai saingan yang cukup kompetitif dari hotel- hotel sekelasnya, karena perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan khususnya di Bandar Lampung tidak

4 hanya Hotel Marcopolo saja, tetapi banyak perusahan yang bergerak di bidang usaha yang sejenis, seperti, Hotel Indra Puri yang kini menjadi Hotel Emersia, Hotel Sahid, Sheraton serta jenis hotel lainnya. Untuk meningkatkan atau minimal mempertahankan posisi pasar yang telah diraih Hotel Marcopolo, maka perusahaan melaksanakan kegiatan pemasaran produknya dengan melakukan dan memperhatikan unsur-unsur bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi: Kebijaksanaan Produk Produk adalah salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran yang ditawarkan kepada konsumen baik barang atau jasa yang dapat dimiliki dan dikonsumsi sehingga memberikan kepuasan. Menurut Stanton (2004 : 222) Produk adalah sekumpulan atribut nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise, pabrik dan pelayanan dari pabrik serta pengecer, yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginannya. Produk Hotel Marcopolo merupakan jasa perhotelan, status Hotel Marcopolo saat ini adalah hotel berbintang 3 (tiga). Hotel Marcopolo mempunyai 104 kamar, yang masing-masing kamar karena kelengkapan fasilitasnya dan luas kamarnya dapat dikelompokkan menjadi : Standar A, Standar B, Deluxe, Superior, Suite. Masingmasing kamar didukung fasilitas berupa telepon, penyejuk ruangan (AC ), radio,

5 televisi berwarna, kamar mandi, kulkas dan ruang tamu pribadi, sesuai dengan kelasnya. Fasilitas-fasilitas pendukung lainnya adalah restoran, ruang perjamuan, coffee shop, room service dan bilyar, kolam renang dan Convention hall. Kebijaksanaan Harga Di dalam menentukan harga sebagai pedoman adalah dengan ditentukannya harga kelas terendah dan kelas tertinggi yaitu dengan memperhitungkan biaya untuk perawatan serta pelayanan tiap-tiap kamar dan penyusutan bangunan ditambah dengan keuntungan yang diharapkan. Tarif kamar untuk tiap kamar berbeda satu dengan yang lainnya tergantung lokasi, fasilitas dan luasnya kamar. Tamu yang datang atau menginap bersama keluarga bila membawa anak di bawah 14 tahun tidak dikenakan tarif selama masih satu kamar dengan orang tuanya. serta dua orang anaknya bila menempati kamar lainnya hanya dikenakan tarif single. Bila jumlah anaknya tiga sampai empat orang serta bersama-sama menempati satu kamar, maka dikenakan tarif double. Harga sewa kamar Hotel Marcopolo per malam per kamar dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

6 Tabel 2. Rincian Harga Sewa Kamar Hotel Marcopolo Tahun 2012 Jenis Kamar Standar A Standar B Deluxe Superior Suite Single/kamar (Rp) Rp 223.560,00 Rp 247.580.00 Rp 274.440,00 Rp 326.700,00 Rp 484.680,00 Sumber : Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 2012 Tarif yang ditetapkan Hotel Marcopolo setiap tahun selalu mengalami penyesuaian. Kebijaksanaan Promosi Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang penting karena dengan promosi dapat memberikan informasi kepada seseorang atau organisasi untuk menciptakan pembelian terhadap produk perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan Hotel Marcopolo adalah periklanan, kewiraniagaan, dan promosi penjualan, yang kesemuanya digunakan secara terpadu sebagai bauran promosi. Besarnya biaya promosi yang dikeluarkan oleh Hotel Marcopolo dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya Promosi Hotel Marcopolo Bandar Lampung Tahun 2008-2011 Tahun Biaya Promosi ( Rp ) Perkembangan % 2008 23.314.231-2009 2010 2011 27.476.495 33.507.143 36.213.028 Sumber : Hotel Marcopolo Bandar Lampung, 2012 17,85 21,94 8,06

7 Kebijaksanaan Saluran Distribusi Pemilihan saluran distribusi yang tepat merupakan faktor mutlak untuk meningkatkan dan memperluas arus jasa dari perusahaan kepada konsumen. Didalam memasarkan jasanya Hotel Marcopolo menggunakan saluran distribusi seluas-luasnya (ekstensif), dimana pemasaran jasa hotel dapat dilakukan agen perjalanan luar maupun dalam Bandar Lampung, perusahaan, instansi serta mata rantai hotel lain dalam negeri. Pemasaran hotel merupakan ujung tombak atau sebagai penyalur utama bagi hotel, selain itu juga sebagai perantara hubungan antara mata rantai hotel lain dalam dan luar negeri. Dalam memasarkan produk jasanya Hotel Marcopolo menggunakan sistem saluran distribusi dengan tiga cara, yaitu : 1. Cara langsung, artinya konsumen langsung datang mengunjungi dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan perusahaan. 2. Cara tak langsung, dengan memaanfaatkan jasa agen perjalanan yang dalam hal ini sebagai perantara bagi produk perusahaan. Perantara ini dapat juga perorangan. 3. Dengan memaanfaatkan jasa pedagang besar yang dalam hal ini adalah tour operator yang kemudian menjualnya kepada perantara atau langsung kepada konsumen akhir. Adapun skema/ bagan saluran distribusi Hotel Marcopolo tampak pada Gambar 1 berikut.

8 PERUSAHAAN ( HOTEL ) PEDAGANG BESAR (TOUR OPERATION) PERANTARA (TRAVEL AGENT) Gambar 1. Saluran Distribusi Hotel Marcopolo Bandar Lampung Sumber : Hotel Marcopolo, 2012 KONSUMEN AKHIR Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam hal ini, karyawan berhubungan dengan pemasaran jasa yang berfungsi sebagai service provider yang sangat mempengaruhi kualilas jasa yang diberikan. Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka para karyawan harus dilatih dan diberikan motivasi untuk hasil kerja yang maksimal. Hotel Marcopolo Bandar Lampung, mempunyai karyawan yang bekerja dibidangnya seperti karyawan yang bekerja di kantor sebagai staf adminsitrasi dan yang tidak berhadapan langsung dengan pelanggan. Karyawan tersebut bekerja di bagian administrasi penjualan, keuangan, SDM dan data processing. Sedangkan karyawan yang bekerja secara langsung berhadapan dengan pelanggan. Karyawan tersebut diantaranya pramuniaga, kasir, karyawan tempat penitipan barang dan satpam.

9 Proses Menurut Lupiyoadi, Rambat (2001:63) Proses merupakan gabungan dari semua aktivitas perusahaan yang menghasilkan jasa dan disampaikan kepada konsumen.. Proses pelayanan yang diberikan Hotel Marcopolo Bandar Lampung, yang menghasilkan jasa berupa pelayanan front office yang baik dan sopan terhadap pelanggan, serta kemampuan perusahaan dalam menanggapi keluhan dan saran konsumen. Untuk meningkatan pelayanan terhadap konsumen. Hotel Marcopolo Bandar Lampung, menyediakan Customcr Service yang gunanya untuk menampung keluhan dari konsumen dan saran yang positif dari konsumen untuk memperbaiki pelayanan jasa yang telah ada. Wujud Fisik Wujud fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan pelanggan. Bila dilihat dari lingkungan fisik, Hotel Marcopolo Bandar Lampung, memiliki 3 lantai. Terdapat beberapa tempat bermain, alat-alat musik serta untuk sarana olah raga seperti kolam renang, bilyar. Hotel Marcopolo Bandar Lampung, juga mempunyai arena parkir yang luas, aman dan nyaman. Hotel Marcopolo Bandar Lampung, juga menyediakan untuk tempat penyimpanan atau tempat penitipan barang. Ini dilakukan Hotel Marcopolo Bandar Lampung, supaya barang-barang tersebut tidak mudah rusak dan pelanggan merasa lebih aman terhadap barang-barang yang dianngap berharga.

10 Dasar strategi pemasaran yang dijalankan oleh suatu perusahaan bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan sehingga dapat meningkatkan margin laba yang diperoleh. Peningkatan volume penjualan ditandai dengan keberhasilan merealisasikan target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penginap yang datang ke Hotel Marcopolo, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perkembangan Jumlah Penginap Pada Hotel Marcopolo di Bandar Lampung Agustus 2011 s/d Juli 2012 Bulan Jumlah Penginap (Orang) Perkembangan (%) Agustus 2011 2.850 - September 2.752-3,44 Oktober 2.961 7,59 November 3.073 3,78 Desember 3.373 9,76 Januari 2012 2.839-15,83 Februari 3.165 11,48 Maret 3.277 3,53 April 3.462 5,64 Mei 3.539 2,22 Juni 3.664 3,53 Juli 3.214-12,28 Jumlah 38.169 15,98 Rata rata 3.181 1,33 Sumber: Hotel Marcopolo, 2012 Perkembangan jumlah penginap selama Agutus 2011 Juli 2012 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1,33 % per bulan. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2012 sebesar 9,76 %, sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada bulan berikutnya yaitu Januari sebesar -15,83 %.

11 Dalam pasar persaingan perusahaan harus menyadari bahwa pasar tidaklah statis, tetapi selalu berubah secara dinamis. Setiap perusahaan selalu berkeinginan untuk dapat mencapai posisi tertinggi sehingga untuk dapat mencapai posisi tersebut perusahaan harus menetapkan dan memantapkan posisi pasar dalam bisnisnya, melalui penggunaan strategi pemasaran yang baik dan tepat agar bertahan dalam jangka panjang Umumnya setiap perusahaan yang didirikan untuk mencapai tujuan yaitu mengoptimalkan laba. Untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya dengan meningkatkan volume penjualan barang atau jasa yang diciptakan. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu faktor untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut adalah kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus dan konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Memahami perilaku konsumen dari pasar sasaran merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran berdasarkan dari konsep pemasaran sehingga perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Faktor-faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu kebudayaan khusus, kelas sosial. Kelompok-kelompok sosial dan kelompok referensi serta keluarga. Selain faktorfaktor ekstern faktor-faktor psikologis yang berasal dari proses intern individu seperti, motivasi, persepsi, belajar, sikap dan konsep diri merupakan beberapa

12 faktor dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli sesuatu barang atau jasa. Faktor lainnya yang menentukan perilaku seseorang yaitu ekonomi, sosiologis, dan psikologis. Pasar industri perhotelan terdapat segmen yang penting, masing-masing yaitu komersial (commercial) disebut sebagai Cormecial Hotel dan bersenang-senang (leisure) disebut dengan Resort Hotel. Segmen hotel komersial sendiri dari orangorang yang yang melakukan perjalanan untuk bisnis. Termasuk juga pengunjung yang tergolong pejabat pemerintah, militer yang dalam perjalanan dinas, peserta konferensi, eksibisi dan seminar. Sedangkan hotel hotel resort segmen pasarnya terdiri dari orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan bersenang-senang, rekreasi, olahraga atau tujuan kesehatan ( A. Yoeti, Oka, 2000: 24). Perusahaan yang ingin mencapai target atas penjualannya, maka perlu mengetahui dan memahami bagaimana pelanggan melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk itu perusahaan perlu mengkoordinasikan bauran pemasaran 7 P yang dilakukannya dengan penelitian tentang tindakan pembelian konsumen yang meliputi 6 O sebagai berikut. 1. Siapa yang ada di pasar (Occupants) 2. Kapan pasar membeli (Occusions) 3. Apa yang dibeli oleh konsumen (Objects) 4. Mengapa konsumen membeli (Objectives) 5. Siapa-siapa yang berpartisipasi dalam pembelian (Organizations) 6. Bagaimana konsumen melakukan pembelian (Operations)

13 Perusahaan yang memahami bagaimana pelanggan akan bereaksi terhadap berbagai; produk/jasa, harga, promosi dan distribusi dan sebagainya, maka akan mempunyai banyak keuntungan atas para pesaingnya. Itulah sebabnya, maka suatu penelitian tentang perilaku konsumen untuk mengetahui respon (tanggapan) konsumen atau barang dan jasa yang dihasilkan suatu perusahaan akan banyak memberikan manfaat antara lain berupa peningkatan volume penjualan karena para konsumen merasa puas. Adanya pengetahuan tentang perilaku konsumen, maka pengelola akan mengetahui kekurangan-kekurangan yang menjadi nilai negatif sehingga bisa segera diperbaiki. Selain itu perusahaan juga mengetahui kesempatan-kesempatan yang muncul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan kemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan pola pembelian konsumen menyebabkan volume penjualan juga berubah. Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus dapat memahami perilaku konsumen dan mencari tahu tentang keputusan konsumen membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan Skripsi dengan mengambil judul penelitian: PENGARUH TANGGAPAN KONSUMEN ATAS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL MARCOPOLO BANDAR LAMPUNG

14 2. Permasalahan Dasar keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya ditujukan bagaimana memenuhi kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen pada pasar sasarannya tetapi juga harus ditujukan pada para pesaing perusahaan. Hal tersebut sangat penting karena dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, maka strategi pemasaran perusahaan yang dilakukan harus mampu mengantisipasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pesaingnya. Oleh karena itu analisis perilaku konsumen akan sangat membantu perusahaan untuk mengetahui potensi-potensi pasar dan peluang-peluang baru yang berasal dari kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi. Permasalahan yang dihadapi adalah Apakah tanggapan konsumen atas bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung. 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengaruh tanggapan konsumen atas bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung. 2. Untuk mengetahui variabel yang dominan atas tanggapan konsumen atas bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung.

15 3. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi Hotel Marcopolo di Bandar Lampung dalam menetapkan kebijaksanaan pemasarannya di masa yang akan datang. 1.4 Kerangka Pemikiran Sebuah alasan mengapa orang membeli produk tertentu (product buying motive) atau membeli pada penjual tertentu (patronage) merupakan faktor yang sangat penting bagi penjual atau pemberi jasa dalam menentukan program pemasaran perusahaan. Seorang pemasar harus bisa mengetahui kebiasaan membeli (buying habit) dari konsumen. Kebiasaan membeli menjawab pertanyaaan bagimana, kapan dan dimana orang melakukan pembelian. Kebiasaan membeli selalu berubah karena itu perlu diikuti perkembangannya (Sigit, Suhardi, 2007: 18). Dalam mengenali kebiasaan membeli dari konsumen, seorang pemasar harus mengetahui proses keputusan membeli dari konsumen. Proses keputusan membeli menurut Kotler (2009: 248) terdiri dari lima tahap: 1. Pengenalan masalah. 2. Pencarian informasi. 3. Evaluasi alternatip. 4. Keputusan membeli 5. Perilaku setelah membeli.

16 Proses pembelian tersebut merupakan bagian dari perilaku konsumen. Pengertian perilaku konsumen menurut Swastha DH dan Handoko (2007: 9) adalah sebagai berikut. Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Definisi tersebut pada dasarnya memberikan dua pokok pilihan yang berhubungan dengan perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu produk, yaitu: 1. Proses pengambilan putusan. 2. Kegiatan fisik konsumen berupa menilai, mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen (Consumer oriented). Perusahaan yang bernar-benar ingin memperhatikan konsumen harus mampu menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi, menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan, menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan penelitian pada konsumen dan menentukan strategi yang paling baik. Apabila perilaku konsumen tersebut dihubungkan dengan pola pembeliannya, tentu ada faktor yang mempengaruhi dalam memilih jasa penginapan hotel yang dapat memberikan manfaat atau nilai bagi pembeli tersebut. Untuk itu Hotel Marcopolo di Bandar Lampung harus dapat mengetahui perilaku konsumen dalam

17 memutuskan pembelian, sehingga tingkat hunian hotel dapat ditingkatkan untuk masa yang akan datang. Sesuai dengan judul Skripsi dan perumusan masalah, serta kerangka pemikiran sebelumnya, maka untuk mengetahui pengaruh tanggapan konsumen atas bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung, maka beberapa faktor diasumsikan tetap antara lain: 1. Peraturan Pemerintah 2. Kebudayaan 3. Perekonomian. 4. Teknologi 5. Perusahaan pesaing. 1.5 Hipotesis Jawaban sementara terhadap masalah yang dapat ditarik berdasarkan kerangka pemikiran dan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis pada Skripsi ini adalah: Tanggapan konsumen atas bauran pemasaran berpengaruh positip terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung.