Analisis Isi Media Judul: MCA No55 Illegal Fishing Perairan Natuna Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/03/2016
Sebaran Media Hasil monitoring pada hari Selasa, 22 Maret 2016 mengenai Illegal Fishing Perairan Natuna paling banyak diangkat oleh media online OkezoneCom sebanyak sembilan berita, diikuti oleh DetikCom sebanyak lima berita, Koran Tempo sebanyak tiga berita, VivaCoid dan media cetak Republika sebanyak dua berita Sedangkan AntaraNewsCom, Koran SINDO, Rakyat Merdeka, Indo Pos dan Suara Pembaruan memberitakan Illegal Fishing Perairan Natuna masing-masing satu berita
Sebaran Isu Pemberitaan mengenai Illegal Fishing Perairan Natuna terbagi menjadi dua isu utama, yaitu: Pelanggaran Wilayah laut Indonesia sebanyak 13 berita dan Tindakan Hukum Pemerintah sebanyak 13 berita
Sebaran Media dan Isu Okezonecom, Detikcom, Koran Tempo merupakan media yang memberitakan dua isu utama yaitu Pelanggaran Wilayah Laut Indonesia dan Tindakan Hukum Pemerintah, Vivacoid, republika Koran Sindo dan Rakyat Merdeka memberitakan satu isu utama yaitu Pelanggaran Wilayah Laut Indonesia, AntaraNewscom, Indo Pos dan Suara Pembaruan merupakan media yang memberitakan satu isu utama yaitu Tindakan Hukum Pemerintah
Sebaran Tendensi Pemberitaan media terkait dengan Isu Illegal Fishing Perairan Natuna didominasi tendensi positif sebanyak 16 berita (61,5%) Sedangkan untuk berita yang bertendensi netral sebanyak sembilan berita (346%) Demikian juga berita yang bertendensi negatif sebanyak satu berita (38%)
Sebaran Media dan Tendensi Dari Isu Illegal Fishing Perairan Natuna yang diangkat, okezonecom merupakan media yang paling banyak mengangkat isu ini dengan tendensi positif Diikuti detikcom dan Koran Tempo memberitakan isu ini dengan tendensi positif dan netral Media Republika, AntaranewsCom, Indo Pos dan Suara Pembaruan masing-masing mengangkat isu bertendensi positif Sedangkan Vivacoid, Koran SINDO dan Rakyat Merdeka memberitakan isu Illegal Fishing dengan tendensi netral
Sebaran Narsumber Narasumber yang paling banyak dikutip oleh media dalam pemberitaan Illegal Fishing Perairan Natuna adalah Susi Pudjiastuti (Mentri Kelautan) sebanyak 15 berita, dan Retno M Marsudi (Mentri Luar Negeri)
CONCLUSION Akibat masuknya kapal ikan KM Kway Fei 10078 serta intervensi kapal penjaga pantai CG asal China ke Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menyampaikan Nota protes diplomatik dan membawa kasus tersebut ke Mahkamah Hukum Laut Internasional dan meminta Pemerintah Tiongkok menjelaskan dan mengklarifikasi kejadian tersebut Klaim China yang menyebut Natuna merupakan wilayah perikanan tradisional tidak berdasar Indonesia tidak mengakui klaim wilayah perikanan tradisional karena tidak ada perjanjian apapun antara Indonesia dan China tentang wilayah penangkapan ikan Selain itu klaim soal teritorial maritim China di laut China Selatan yang disebut Nine Dash Line pun tidak diakui Internasional Dari kasus tersebut Kuasa Usaha Kedutaan Besar Tiongkok Sun Wede dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pemanggilan itu terkait dengan coast guard Tiongkok yang menghalangi proses hukum dari penyidik KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dengan menabrak KM Kway Fey 10078
CONCLUSION Hasil monitoring pada hari Selasa, 22 Maret 2016 mengenai Illegal Fishing Perairan Natuna paling banyak diangkat oleh media online OkezoneCom Pemberitaan mengenai Illegal Fishing Perairan Natuna terbagi menjadi dua isu utama, yaitu: Pelanggaran Wilayah laut Indonesia sebanyak 13 berita dan Tindakan Hukum Pemerintah sebanyak 13 berita Pemberitaan media terkait dengan Isu Illegal Fishing Perairan Natuna didominasi tendensi positif sebanyak 16 berita (61,5%) Dari Isu Illegal Fishing Perairan Natuna yang diangkat, okezonecom merupakan media yang paling banyak mengangkat isu ini dengan tendensi positif Narasumber yang paling banyak dikutip oleh media dalam pemberitaan Illegal Fishing Perairan Natuna adalah Susi Pudjiastuti (Mentri Kelautan) sebanyak 15 berita