BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker ovarium berada pada urutan keempat dari seluruh kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

B A B I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sepsis masih merupakan masalah utama kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tahun didiagnosa sekitar kasus kanker payudara baru dan

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rinosinusitis kronis merupakan inflamasi kronis. pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000 meninggal karena penyakit ini. Kanker ovarium merupakan penyebab utama kematian wanita karena kanker dan merupakan penyebab kelima kematian karena kanker di Amerika Serikat (AS). Satu diantara 78 wanita di AS (1.3%) diperkirakan akan mengalami kanker ovarium selama hidupnya. Delapan puluh persen dari 14.000 kasus kanker ovarium di Amerika Serikat yang terdiagnosis pertahunnya berasal dari sel epitel (Gubbels, 2010). Menurut Indonesian Society of Gynecologic Oncology 2012, kanker ovarium menduduki urutan kedua terbanyak setelah kanker serviks. Pada tahun 2012, kejadian kanker ovarium di Indonesia sekitar 354 kasus. Angka kematian akibat kanker ovarium di Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1989-1992 sebesar 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi. Penderita biasanya datang sudah dalam stadium II-IV (42,5%) sehingga keberhasilan pengobatan sangat rendah. Parameter tingkat keberhasilan pengobatan kanker adalah AKH 5 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah data penderita

kanker ovarium yang dapat dianalisis sebanyak 218 orang dan diperoleh rata-rata AKH 5 tahun sebesar 41,25%. Dari hasil analisis juga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi Angka Kemungkinan Hidup (AKH) 5 tahun kanker ovarium di RSCM Jakarta adalah stadium klinik dan jenis pengobatan (Sihombing, 2007). Angka kejadian kanker ovarium di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil Padang mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebanyak 103 kasus meningkat menjadi 156 kasus pada tahun 2012. Terjadi peningkatan kasus sebanyak 50% dari tahun 2011 ke tahun 2012. Pada tahun 2011 terjadi kematian akibat kanker ovarium sebanyak 7 kasus (14%) dan pada tahun 2012 sebanyak 11 kasus (14%). Kanker ovarium biasanya mempunyai sedikit gejala tertentu, lebih dari 70% pasien didiagnosis dengan stadium lanjut, di mana AKH 5 tahun kurang dari 30%. Sebaliknya, 25% dari pasien yang didiagnosis dengan penyakit stadium I memiliki AKH 5 tahun hingga 90%, dan pasien dengan penyakit stadium II memiliki AKH 5 tahun hingga 70%. Oleh karena itu, deteksi dini kanker ovarium memiliki janji besar untuk meningkatkan hasil klinis (Zoya Yurkovetsky, et al., 2010). Angka kematian kanker ovarium masih tinggi meski ditemukan obat kemoterapi baru, yang telah secara signifikan meningkatkan AKH 5 tahun. Alasan utamanya adalah keberhasilan yang rendah dalam mendiagnosis kanker ovarium pada tahap awal, karena

sebagian besar pasien meninggal dengan stadium lanjut, sebaliknya jika kanker ovarium terdeteksi dini sekitar 90% dari mereka dengan keganasan ovarium yang well-differentited dapat bertahan hidup lebih baik. Kurangnya tumor marker yang dapat dipercaya untuk memprediksi gambaran klinis dan respon terhadap pengobatan juga menjadi faktor utama (Daniel W. Chan, et al, 2009). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar ke rongga peritoneum, atau organ visera lainnya. Penyakit telah mencapai stadium lanjut pada tingkat ini sehingga tindakan pembedahan dan terapi adjuvan seringkali tidak menolong. Upaya pengenalan dini kanker ovarium stadium awal berdasarkan pemeriksaan fisik saja tidak cukup sehingga perlu dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang seperti serum tumor marker, Ultrasonografi (USG), atau computerised tomography scanning (CT-scan). Salah satu tumor marker untuk memprediksi adanya keganasan pada ovarium adalah pemeriksaan kadar serum Cancer Antigen 125 (CA125) (Rarung, 2008). Selama hampir 3 dekade CA125 telah digunakan sebagai tumor marker untuk memantau jalannya kanker ovarium. CA125 adalah suatu musin enzimatik yang dihasilkan dari permukaan sel-sel kanker ovarium. Hanya beberapa jaringan normal menghasilkan CA125 dengan kadar rendah seperti endometrium, epitel tuba fallopi, parenkim paru, dan kornea. Kadar CA125 yang signifikan ditemukan dalam deposit endometriosis dan dalam beberapa tumor ovarium

jinak. Kondisi yang mengiritasi peritoneum, perikardium, atau pleura juga dapat meningkatkan kadar CA125, akibatnya tingkat CA125 dapat meningkat pada penyakit radang panggul, sirosis dengan ascites, dan gagal jantung kongestif dengan efusi pleura. Peningkatan positif palsu dari CA125 menjadi masalah khusus pada wanita premenopause di antaranya dengan endometriosis yang lebih aktif dan CA125 juga dapat sedikit meningkat dengan menstruasi yang normal (Moore RG, et al, 2012). Kadar CA125 meningkat lebih dari 80% pada kanker ovarium tipe epitel stadium lanjut dan meningkat hanya 50% pada kanker ovarium stadium awal. Tetapi peningkatan kadar CA125 juga diakibatkan oleh keadaan-keadaan inflamasi seperti endometriosis, penyakit radang panggul atau kehamilan dan pada kanker-kanker non ginekologi seperti kanker payudara, kanker paru, dan kanker gastrointestinal. Nilai diagnostik kadar CA125 serum untuk memprediksi keganasan ovarium mempunyai sensitifitas berkisar antara 56-100% dan spesifisitas 60-92% (Budiana, et al, 2013). Kadar CA125 dalam serum memiliki sensitivitas tinggi untuk kanker ovarium, tetapi kadar CA125 juga sering meningkat pada wanita dengan penyakit ginekologi jinak, sehingga mengurangi spesifisitasnya, terutama pada wanita premenopause. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk marker tambahan yang dapat melengkapi CA125 dalam mendeteksi tingkat malignansi suatu tumor ovarium.

Pengaturan sistem imun sangat berperan dalam mengontrol pertumbuhan tumor ovarium. Infiltrasi dari sel T pada sel tumor sangat berkaitan erat dengan angka ketahanan hidup 5 tahun pasien dengan kanker ovarium. Sel kanker primer mengekspresikan suatu molekul yang merupakan ligan yang mampu mengaktivasi reseptor sel Natural Killer (NK). Pengenalan terhadap ligan ini menyebabkan sel kanker di lisis oleh native Sel NK yang terdapat dalam sirkulasi sistemik (Gubbels, 2010). Sel NK merupakan efektor sel limfosit dari sistem imun bawaan yang mampu mengontrol sel tumor dan infeksi mikroba dengan mencegah penyebaran dan kerusakan jaringan lebih lanjut. Berbagai penelitian terkini tentang Sel NK mengemukakan bahwa ternyata Sel NK juga berperan sebagai sel pengatur yang berinteraksi dengan sel dendritik, makrofag, sel T dan sel endotel, karenanya Sel NK bisa membatasi atau membangkitkan respon imun. Manipulasi Sel NK tampaknya menjanjikan dalam usaha untuk meningkatkan hematopoesis, transplantasi organ, meningkatkan imunoterapi antitumor, mengontrol inflamasi dan kelainan autoimun (Vivier, 2008). Secara biologi sel NK sangat menarik bagi para peneliti dikarenakan dua alasan. Pertama, sel NK menampilkan paradoks dalam bidang biologi dimana sangat kompeten dalam membunuh sel targetnya tetapi sangat toleran dengan yang bukan. Karenanya sel NK dikatakan bersenjata lengkap, tetapi tidak berbahaya. Kedua, adanya harapan bahwa sel NK bisa dimanfaatkan secara klinis

sebagai alat terapi. Berkaitan dengan fakta bahwa beberapa sel tumor merupakan target dari sel NK dan bisa melisisnya dengan segera memberi harapan sel NK mempunyai peran penting dalam bidang onkologi (Di Santo, 2008). Namun di lain hal kanker ovarium telah mengembangkan suatu mekanisme untuk melawan pengenalan dan serangan dari sistem imunitas. Faktor yang diproduksi oleh sel kanker mampu mengubah ekspresi aktifasi molekul-molekul yang penting dalam sistem imun. Pada suatu studi, suatu molekul protein yang di produksi oleh sel tumor menunjukkan penurunan dari regulasi molekul sinyal kunci CD3. Penurunan ekspresi CD3 menyebabkan kegagalan respon imun. Pada Sel NK, molekul ini menurunkan traskripsi dan ekspresi aktifasi reseptor Sel NK, sehingga menghambat Sel NK untuk mengenali dan melisis sel tumor ovarium (Gubbels, 2010). Suatu studi epidemiologi menemukan kaitan kadar sel NK yang rendah pada darah tepi meningkatkan resiko terkena kanker. Infiltrasi sel NK pada sel tumor dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik pada berbagai kasus kanker. Observasi pada penderita kanker yang mendapat kemoterapi menunjukkan bahwa sel NK meningkatkan efek antitumor, tidak hanya melalui aktifitas sitolitik direk, tetapi juga melalui kemampuannya dalam memproduksi berbagai sitokin seperti interferon-ɣ (Vivier, et al, 2012). Memprediksi keganasan pada tumor ovarium penggunaan serum tumor marker tunggal belum memuaskan dalam menentukan

keganasan pada kanker ovarium. Namun bila dikaitkan dengan respon imunitas terhadap adanya suatu neoplasma dan malignansi pada seorang penderita, terutama sel NK sebagai salah satu respon utama imunitas dalam melawan kanker, serta adanya mekanisme kanker untuk mengelak terhadap sistem imun sehingga menurunkan ekspresi sel NK dalam darah perifer. Maka penulis tertarik untuk meneliti prediksi keganasan tumor ovarium berdasarkan jumlah sel NK dan kadar CA125 pada darah perifer penderita sebagai tumor marker dengan hasil biopsi histopatologi sebagai baku emas keganasan sel tumor. B. Rumusan Masalah Berapakah sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif dari jumlah sel NK perifer dan CA125 sebagai prediktor keganasan tumor ovarium. C. Tujuan Penelitan 1. Tujuan Umum Mengetahui prediksi keganasan tumor ovarium berdasarkan jumlah sel natural killer darah perifer dan kadar CA125 serum. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui sensitivitas dan spesifitas dari jumlah sel NK darah perifer sebagai prediktor keganasan tumor ovarium

b. Mengetahui sensisivitas dan spesifitas dari kadar CA125 serum sebagai prediktor keganasan tumor ovarium c. Mengetahui sensisivitas dan spesifitas kombinasi dari jumlah sel NK perifer dan kadar CA125 serum sebagai prediktor keganasan tumor ovarium. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Keilmuan Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai sel NK dan CA125 sebagai bagian penting dalam prediksi keganasan tumor ovarium. 2. Untuk Pelayanan Meningkatkan pelayanan ginekologi onkologi dengan adanya pemeriksaan sel NK dan CA125 sebagai bagian penting dalam prediksi keganasan tumor ovarium untuk tatalaksana yang lebih tepat dan cepat pada pasien dengan tumor ovarium. 3. Untuk Penelitian Menggugah minat para peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai sel NK sebagai prediktor kegananan suatu tumor dari ovarium.